BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor belakangan ini telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus pencekalan auditor yang ditetapkan tersangka kasus korupsi penyalahgunaan Dana Abadi Umat (DAU) di Indonesia membuat kredibilitas auditor semakin dipertanyakan. Hal tersebut tentu saja terkait dengan dengan kompetensi dan independensi seorang auditor dalam menjalankan tugasnya. Hal lainnya yang cukup menyita perhatian adalah ditutupnya Kantor Akuntan Publik (KAP) terdaftar yang dapat dilihat dari catatan Departemen Keuangan. Sehingga dengan munculnya berbagai kasus tersebut kompetensi dan indepensi seorang auditor mulai dipertanyakan. Di sisi lain pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan Akuntan Publik (AP) dalam mengaudit laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa yang diberikan AP akhirnya mengharuskan AP memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Pertanyaan tentang kualitas audit yang dilakukan AP oleh masyarakat bertambah besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan AP baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Winarto (2002), mengungkapkan skandal di dalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 KAP yang melakukan pelanggaran, menyusul keberatan pemerintah atas sanksi 1
berupa peringatan yang telah diberikan. Sepuluh KAP tersebut diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank - bank yang dilikuidasi pada tahun 1998 (h.5). Kasus lainnya yang terjadi baru baru ini adalah Menteri Keuangan membekukan izin 2 KAP dan 3 AP pada tanggal 10 Desember 2008. Kedua KAP itu antara lain KAP Freddy Pam Situmorang yang dikenakan sanksi 6 bulan sejak 24 November 2008. Kedua adalah KAP Nikmat Siahaan yang dikenakan sanksi pembekuan izin selama 24 bulan. Sedangkan untuk AP antara lain Tentriarto Wahyudi, MAFIS dan rekan KAP Charles Pangabean dan rekan telah melanggar Standar Auditing (SA), Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam audit laporan keuangan Yayasan Kesejahteraan Pegawai Pertamina UP III Plaju. Hal ini dikatakan oleh kepala Biro Humas Departemen Keuangan Samsuar Said. Kemudian yang terakhir AP I Made Oka dibekukan karena masalah yang sama yaitu pelanggaran SA dan SPAP untuk audit laporan keuangan PT Mega Esa Farma tahun 2006. Selain itu para AP yang izinnya dibekukan dilarang menjadi pemimpin atau pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP dan wajib mengikuti profesi berkelanjutan (PPL). Dari berbagai kasus diatas inilah kita dapat mempertanyakan sejauh mana pendidikan akademik mempengaruhi kualitas audit, sejauh mana pengalaman mempengaruhi kualitas audit, sejauh mana pelatihan mempengaruhi kualitas audit, sejauh mana independensi mempengaruhi kualitas audit dan sejauh mana unsur unsur pendidikan, pengalaman, pelatihan dan independensi secara bersama sama berpengaruh terhadap kualitas audit. Baron yang diterjemahkan oleh Haryoto (2003), kesuksesan atau kegagalan organisasi ditentukan oleh anggotanya: Human resources are key to organizations success or failure. (p.3). Manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam organisasi, 2
sehingga sumber daya manusia yang merupakan unsur terpenting dalam organisasi karena memiliki kemampuan tersembunyi (personal mistery) sebagai kekuatan yang dahsyat apabila dieksplorasi dan dieksploitasi dengan benar. Sebagai subjek, manusia mempunyai peranan penentu akan organisasi, di pihak lain manusia menjadi objek perlu terus dikembangkan untuk pencapaian tujuan organisasi. Komponen inti manusia yang penting dikembangkan adalah pengetahuan, keterampilan, kompetensi, dan tingkah laku atau etika. Pengetahuan dan keterampilan perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam mengatasi masalah pada kondisi apapun, artinya dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi. Pengembangan kompetensi sumber daya manusia diperlukan guna meningkatkan motivasi, kepuasan, dan produktivitas kerja. Sedangkan pengembangan tingkah laku diperlukan sebagai penunjang karir yang utama atau dapat juga dikatakan sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan, dengan tingkah laku dan kepribadian yang baik sikap profesionalisme dapat terbentuk dengan sendirinya. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh banyak instansi atau organisasi baik dari sektor swasta maupun sektor pemerintah, karena di era globalisasi ini persaingan semakin ketat dan semakin sulit untuk bertahan di dunia bisnis karena semua sektor terus meningkatkan kualitas dan kinerjanya untuk menjadi yang terbaik. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, kualitas dan kinerja karyawan akan terus meningkat mengikuti perkembangan zaman. Faktor kompetensi menjadi hal yang terpenting untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pada saat ini, segala jenis organisasi umumnya akan menerima sumber daya manusia atau tenaga kerja yang memiliki kemampuan atau kompetensi yang memadai dan disertai dengan sikap profesionalisme. Kemampuan merupakan salah satu unsur kompetensi yang 3
penting, karena pekerjaan akan mudah diselesaikan bila kemampuan yang memadai dimiliki dan digunakan dengan semestinya. Kemampuan dapat diperoleh dari pendidikan formal, didukung dengan pengalaman dan dikembangkan dengan pelatihan guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Kedisiplinan merupakan salah satu karakteristik dari profesionalisme, sifat kedisiplinan ini diterapkan secara umum terhadap semua bagian dari tanggung jawab. Mulai dari ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan hingga pencapaian tujuan yang diharapkan. Adanya pengakuan terhadap keberadaan AP dapat menimbulkan tuntutan dan harapan masyarakat terhadap profesi tersebut. Profesi sebagai auditor atau AP ini dapat berkembang jika tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi ini semakin tinggi. Kepercayaan masyarakat pada dasarnya ditentukan oleh perilaku auditor dalam menjalankan profesinya dan kemampuan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab karena dengan begitu akan membuahkan hasil yang baik, sehingga semua hal tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemberian dan penggunaan jasa AP. Mengingat betapa pentingnya tingkat kualitas audit bagi dunia bisnis dan kalangan masyarakat, begitu juga di kalangan profesi auditor, maka penulis tertarik memilih judul : PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN, PELATIHAN DAN INDEPENDENSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG KUALITAS AUDIT OLEH AUDITOR YANG BEKERJA PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAKARTA BARAT. 4
I.2. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian skrisi ini penelitian dibatasi pada: 1. Penelitian ditujukan kepada auditor independen yang merupakan bagian dari KAP lokal atau domestik yang berdomisili di daerah Jakarta Barat. Sehingga auditor yang menjadi objek penelitian ini bekerja di KAP yang berada di Jakarta Barat. 2. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu: Pendidikan, Pengalaman, Pelatihan dan Independensi 3. Data yang di ambil berupa kuesioner I.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bukti empiris mengenai pengaruh unsur - unsur kompetensi dan independensi, seperti : pendidikan, pengalaman, pelatihan dan independensi terhadap kualitas audit. 2. Untuk memperoleh gambaran lebih lanjut mengenai pengaruh pendidikan, pelatihan, pengalaman dan independensi terhadap kualitas audit dan memperoleh informasi unsur kompetensi apa yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap kualitas audit. 3. Untuk mengatahui secara deskriptif unsur kompetensi manakah yang menurut auditor paling penting terhadap kualitas audit. 5
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas diri sebagai sumber daya manusia dan sebagai sarana guna mengembangkan wawasan, pengetahuan dan kemampuan penulis dalam dunia ilmu pengetahuan. 2. Bagi Dunia Akademis Hasil dari penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai pembuktian empiris mengenai seberapa besar pengaruh pendidikan, pelatihan, pengalaman dan independensi terhadap kualitas audit. 3. Bagi Auditor Bagi auditor yang menjadi responden, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengukur kompetensi diri agar menjadi sumber daya manusia yang lebih baik lagi dan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan dalam melakukan pekerjaannya. 4. Bagi Kantor Akuntan Publik Bagi KAP yang bersangkutan, hasil penelitian skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai tingkat kompetensi dan independensi auditor agar auditor yang tergabung dalam KAP tersebut dapat bekerja secara profesional dan menghasilkan kualitas audit yang memadai. 6
5. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna untuk menambah wawasan, sehingga rekan pembaca dapat mengetahui beberapa hal yang terkait dengan pengaruh pendidikan, pelatihan, pengalaman dan independensi terhadap kualitas audit dan menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang. I.4. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Penelitian literatur (literature research) Dalam penelitian ini, penulis mencari bahan-bahan atau informasi yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini dan berhubungan dengan topik bahasan skripsi. Bahan - bahan atau informasi tersebut antara lain berupa buku - buku, majalah, catatan kuliah di Universitas Bina Nusantara dan sumber - sumber lain yang berhubungan dengan topik bahasan skripsi ini. 2. Penelitian Lapangan (field research) Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data - data berupa kuesioner penelitian dengan cara menyebar kuesioner langsung ke KAP yang berada di Jakarta Barat. 7
3. Observasi Non Partisipan Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan, mencatat dan menganalisis secara langsung pada KAP, tetapi tidak terlibat langsung dengan proses kerja yang diteliti. Seperti melakukan pengamatan mengenai lingkungan dan suasana kerja KAP berpraktik. 4. Kuesioner Penulis menggunakan kuesioner yang merupakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan yang ditujukan untuk para auditor yang merupakan objek dan populasi penelitian dalam skripsi ini. I.5. Sistematika Pembahasan yaitu: Untuk mempermudah pembahasan, penulis membagi skripsi ini dalam 5 bab, BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pembukaan dari skripsi yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini menguraikan teori teori yang berhubungan dengan topik ini yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai pengertian Auditing, KAP, Unsur unsur 8
kompetensi yang terdiri dari pendidikan, pelatihan, pengalaman dan independensi serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai objek penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian serta teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tersebut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan inti dari penulisan skripsi yang berisi seluruh pembahasan mengenai topik skripsi ini. Dalam bab ini akan dilakukan analisis mengenai unsur - unsur apa saja yang mempengaruhi kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit yang dilihat dari gambaran umum responden dan data yang diambil dari para auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta Barat. BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENULIS Bab kelima merupakan bab penutup dari keseluruhan penulisan skripsi ini, yang berisikan simpulan dari pembahasan dalam bab sebelumnya yaitu bab IV dan saran - saran yang dapat memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan pembaca, masyarakat umum, para auditor dan KAP di masa ang akan datang dalam meningkatkan kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit berkaitan dengan penelitian penulis. 9
Serta peneliti juga memberikan penjelasan selama melakukan penelitian, dengan harapan peneliti dapat mengoreksi kembali kekurangan dari penelitian yang sudah dilakukan. Selain itu juga sebagai bahan pembelajaran dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 10