HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SDN II TENGGONG REJOTANGAN TULUNGAGUNG. Muhamad Maki Amirudin

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Makanan Yang Bergizi Dengan Status Gizi Pada Siswa Kelas Atas

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN JANTUNG DAN PARU-PARU DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TARIK TAHUN AJARAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI SISWA (Studi Pada Siswa SDN Prajurit Kulon 1 Kota Mojokerto)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI PLANDAAN JOMBANG. M. Miftahul Laili Ramadhana. Junaidi Budi Prihanto

PERBANDINGAN TINGKAT STATUS GIZI BERDASARKAN LETAK GEOGRAFIS SISWA SD KELAS BAWAH DI KABUPATEN NGANJUK. Hasbi Maulvi Rozy

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kemampuan Motorik Dalam Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat,

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA DI SDN KALIASIN III SURABAYA (Studi Pada Siswa Kelas III Semester Genap Tahun 2014/2015)

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN TENAGA KESEHATAN DALAM MEMPERBAIKI INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) REMAJA MELALUI PROGRAM SCHOOL HEALTH REPORT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang bermutu. Menurut data United Nations Development Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kemampuan Gerak Umum Siswa Putra Kelas XI Sekolah Menengah Atas

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia di masa depan yang

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

PERBANDINGAN TINGKAT STATUS GIZI BERDASARKAN IMT/U ANTARA SISWA KELAS 1 SDN MLATEN 1 DAN SDN MLATEN 2 KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO

PENGARUH PENGUASAAN TEKNIK MEMEGANG RAKET TERHADAP MINAT BELAJAR BULU TANGKIS PADA SISWA KELAS VI SDN MENTAOS GUDO JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Konsentrasi Siswa (Studi Pada Siswa SMA Negeri 1 Widang Kelas XI) M. Nur Setiawan

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 11,2 % anak usia 5-12 tahun

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

KONTRIBUSI KEBIASAAN BEROLAHRAGA DENGAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Pada SD Negeri Pucang I Sidoarjo)

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMPN 1 SAMBENG DENGAN SISWA MTs 45 ASSA ADAH KANDANGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVICE BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMK MUHAMMADIYAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 07 No 3 edisi Maret 2017 hal 74-80

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

Perbandingan Antropometri Gizi Berdasarkan BB/U, TB/U, DAN IMT/U Siswa SD Kelas Bawah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat (Hanani, 2012).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DAN KEAKTIFAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 53 BATAM

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

Oleh: RIRI ANJARNINGTIYAS A

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH KELAS I DI SD N KALIGONDANG BANTUL YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Almatsier (2002), zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SDN II TENGGONG REJOTANGAN TULUNGAGUNG Muhamad Maki Amirudin Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya, m.makiamirudin@yahoo.com Faridha Nurhayati Dosen S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya Abstrak Keragaman latar belakang ekonomi orang tua berpengaruh pada kemampuan membiayai anak-anaknya sehingga keadaan ekonomi orang tua salah satu faktor yang menentukan gizi anak. Hal ini dikarenakan dalam pemenuhan status gizi anak tidak terlepas dari dukungan makanan yang dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung dan seberapa besar sumbangan pendapatan orang tua dengan status gizi pada siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen melalui pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung yang berjumlah 99 siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah data dari sekolah untuk pendapatan orang tua dan IMT/U untuk status gizi. Analisis data yang digunakan adalah koefisien kontingensi. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa siswa yang mempunyai status gizi kurang berjumlah 4 anak (1 anak mempunyai orang tua dengan pendapatan orang tua sedang, 3 anak tinggi), sedangkan siswa yang mempunyai status gizi normal berjumlah 80 anak (23 anak mempunyai orang tua dengan pendapatan orang tua kurang, 38 anak sedang, 19 anak tinggi), status gizi gemuk berjumlah 12 anak (5 anak kategori kurang, 6 anak sedang, 1 anak tinggi). Kemudian untuk anak dengan status gizi obesitas berjumlah 3 anak (1 anak ategori kurang, 1 anak sedang, 1 anak tinggi). Hasil perhitungan data menggunakan SPSS 20.0 menunjukkan hasil value sebesar 0.273 dan sig 0.238. hal ini menunjukkan bahwa sig (0.238) > alpha 0.005, yang berarti H 0 diterima dan H 1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. Kata Kunci : Pendapatan Orang Tua, Status Gizi Abstract The variety of economic background could influence the ability to support their children s. So the economic parents is one of the factors which can effect their nutrients status of the children s. This because we need money to fulfil every needs in nutrient status of the children s not only from supported of the food which consumted. The aim of this research is to know correlations of economic parents and nutrient status to students of SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. This is a non-experiment research with quantitative approach and correlational design. Population in this research is all student of SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung that amounted of 99 students. Instrument in this research is data from school for economic parents and IMT/U for nutrient status. Data analysis applied is contingency coefficient. Based on data analysis result it can be unknown that student who have poor nutrient status are amounted of 4 student ( 1 student have parents with average economic parents, 3 students have high), meanwhile student who have normal nutrient status are amounted of 80 students ( 23 students have parents with poor economic parents, 38 students have average, 19 students high), fat nutrient status are amounted of 12 students ( 5 students poor, 6 students average, 1 student high), then for student who have over weight nutrient status are amounted of 3 students ( 1 student poor, 1 student average, 1 student high). Data calculation result using SPSS 20.0 show value result as big as 0.273 and sig 0.238. It show that sig (0.238) > alpha 0.005, that mean H 0 is accepted and H 1 is rejected. Thus, it can be conclude that there is not significant correlation between economic of parents with nutrient status to students of SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. Keywords : Economic Parents, Nutrient Status PENDAHULUAN Kesehatan, pendidikan, dan ekonomi merupakan tiga pilar utama penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Laporan United Nations Development Programme (UNDP) menunjukkan bahwa pada tahun 2004, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 564

Hubungan Antara Pendapatan Orang Tua Dengan Status Gizi Pada Siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung Indonesia menduduki peringkat 111 dari 177 negara, lebih rendah dibandingkan dengan peringkat IPM Negara - negara di Asia Tenggara. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk (Dinkes, 2009). Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Asupan gizi atau kebutuhan nutrisi pada setiap orang berbeda-beda berdasarkan unsur metabolik dan genetikanya masing-masing (Supariasa, 2002). Keseimbangan zat gizi yang tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama dapat membuat seseorang mempunyai status gizi yang buruk (severe malnutrition). Status gizi merupakan indikator baik tidaknya kecukupan zat gizi harian. Anak dengan kecukupan gizi yang baik tentunya akan memiliki status gizi yang baik. Kecukupan gizi merupakan jumlah konsumsi makanan harian yang disarankan untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi orang sehat. Kecukupan gizi harian yang baik diperlukan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Sediaoetama (2000), anak sekolah atau masa kanak-kanak pertengahan merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap ketidakcukupan gizi, sehingga anak sekolah harus dipantau agar ketidak cukupan gizi bisa dihindari. Anak sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun, mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Meskipun demikian, masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah yang tidak memuaskan, misalnya: berat badan yang kurang, anemia defisiensi Fe, defisiensi vitamin C, dan di daerah-daerah tertentu juga dijumpai defisiensi iodium (Sediaoetama, 2000). Tiga faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk secara langsung, yaitu: anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita penyakit infeksi (Dinkes, 2009). Sehingga besar kecilnya asupan nutrisi atau gizi tergantung pada apa yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Dan pemenuhan gizi keluarga tersebut tidak telepas dari pendapatan orang tua sebagai sumber dana yang utama. Karena pendapatan keluarga merupakan penghasilan dalam jumlah uang yang akan dibelanjakan oleh keluarga dalam bentuk makanan. (Suhardjo, 1996). Sedangkan menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Sehingga pendapatan menitik beratkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. (Standar akuntansi keuangan nomor 23). Umumnya, jika pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung ikut membaik juga. Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli dengan adanya tambahan uang. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut dipergunakan untuk membeli buah, sayur mayur dan berbagai jenis bahan pangan lainnya. Jadi penghasilan merupakan faktor penting bagi kuantitas dan kualitas. Antara penghasilan dan gizi, jelas ada hubungan yang menguntungkan. Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang berlawanan hampir universal (Sediaoetama, 2003 ). Sementara itu, orang tua di Sekolah Dasar Negeri II Tenggong Rejotangan Tulungagung sebagian besar berkerja sebagai seorang buruh tani, petani dan hanya sebagian kecil yang berwirausaha. Sehingga, pekerjaan orang tua yang sebagian besar sebagai buruh tani dan petani juga berdampak pada pengetahuan tentang gizi. Akibatnya, masyarakat tidak membelanjakan hartanya sesuai ilmu gizi. Kurangnya pengetahuan tentang gizi berakibat pada rendahnya anggaran untuk belanja pangan dan mutu serta keanekaragaman makanan yang kurang. Keluarga lebih banyak membeli barang karena pengaruh kebiasaan, iklan, dan lingkungan. Sehingga banyak orang tua siswa yang kurang mengetahui tentang betapa pentingnya gizi anak. Para orang tua siswa cenderung apa adanya dalam penyajian makanan untuk keluarga. Jadi, anak-anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin paling rawan terhadap kurang gizi. Diantara seluruh anggota keluarga, anak yang paling kecil biasanya paling terpengaruh oleh kekurangan pangan. Sebab seandainya besar keluarga bertambah maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan pangan relatif lebih banyak dari pada anak-anak yang lebih tua. Dengan demikian anak-anak yang muda mungkin tidak diberi cukup makan. Sehingga, konsumsi pangan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas yang tepat kepada setiap anggota keluarga sangat penting untuk mencapai gizi yang baik. Pangan harus dibagikan untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap orang dalam keluarga. Anak harus memperoleh sebagian besar pangan yang kaya akan energi, protein dan zat-zat gizi lain yang cukup setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan tubuh METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian non eksperimen melalui pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian non eksperimen adalah suatu penelitian dimana peneliti sama sekali tidak http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 565

memiliki kesempatan untuk memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap variabel yang mungkin berperan terhadap munculnya suatu gejala (Maksum, 2006:11). Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah desain korelasional. Dalam desain korelasional tujuannya adalah menghubungkan dua variabel atau lebih (Maksum, 2006:51). Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu pendapatan orang tua (X) dan status gizi siswa (Y). X Y (Maksum, 2006:51) Dan dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto,2006:134). Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti mengambil sampel sebanyak siswa di SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung karena subyeknya kurang dari 100. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah 1. Pengukuran status gizi : menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)/U. Alat : Mikrotoa (alat ukur tinggi badan) dan timbangan berat badan. 2. Pengukuran umur menggunakan biodata siswa dari sekolah 3. Pengukuran pendapatan orang tua :biodata siswa dari sekolah. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan rumus : a. Persentase 100 % Keterangan : n :Jumlah sampel N :Jumlah total populasi (Maksum, 2007: 9) b. Koefisien kontingensi C= Keterangan : X 2 = Chi-kuadrat, n = jumlah anggota sampel Untuk mencari X 2 digunakan rumus : X 2 = Keterangan : O = Frekuensi Observasi (fo) E = Frekuensi Ekspektasi (fh) (Sujarweni, 2011:75) c. Koefesien determinasi K = r². 100% Keterangan : K = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi (Maksum, 2009:39) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tabel 1 Pendapatan Orang Tua Siswa SDN II Tenggong Rejotangan Kategori Jumlah % Pendapatan Orang Kurang Sekali 0 0.00 Kurang 28 28.28 Sedang 47 47.47 Tinggi 24 24.24 Sangat Tinggi 0 0.00 Dari tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa dari sampel berjumlah 99 pendapatan menurut kategori yang mempunyai nilai prosentase tertinggi adalah kategori sedang yang berjumlah 47 (47,47 %) dan diikuti dengan kategori kurang yang berjumlah 28 (28,28 %), kemudian kategori tinggi 24 (24,24 %), kategori kurang sekali dan sangat tinggi berjumlah 0 (0%). Tabel 2 Data Status Gizi Siswa SDN II Tenggong Rejotangan Status Gizi Jumlah % Sangat Kurus 0 0.00 Kurus 4 4.04 Normal 80 80.81 Gemuk 12 12.12 Obesitas 3 3.03 Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa dari sampel berjumlah 99 anak yang mempunyai nilai prosentase tertinggi adalah kategori normal berjumlah 80 (80,81 %) dan diikuti dengan kategori gemuk berjumlah 12 (12,12 %), kemudian kategori kurus berjumlah 4 (4,04 %), kategori obesitas berjumlah 3 (3,03%) dan kategori sangat kurus berjumlah 0 (0%). Tabel 3 Tabulasi Silang antara pendapatan orang tua dan status gizi Variabel Pendapatan Orang Tua Total Kuran Sedang Tinggi g Status Gizi Kurus 0 1 3 4 Normal 23 38 19 80 Gemuk 5 6 1 12 Obesitas 1 1 1 3 Total 29 46 24 99 566

Hubungan Antara Pendapatan Orang Tua Dengan Status Gizi Pada Siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai status gizi dengan kategori kurus berjumlah 4 anak dengan keterangan pendapatan orang tua dengan kategori kurang berjumlah 0 anak, kategori sedang berjumlah 1 anak, kategori tinggi 3 anak. Sedangkan anak dengan status gizi normal berjumlah 80 anak dengan keterangan pendapatan orang tua kategori kurang berjumlah 23 anak, kategori sedang berjumlah 38 anak, kategori tinggi 19 anak. Status gizi gemuk berjumlah 12 anak dengan keterangan pendapatan orang tua kategori kurang berjumlah 5 anak, kategori sedang 6 anak, kategori tinggi 1 anak. Kemudian untuk anak dengan status gizi obesitas berjumlah 3 anak dengan keterangan pendapatan orang tua kategori kurang 1 anak, kategori sedang 1 anak dan kategori tinggi 1 anak. Tabel 4 Data Hasil Korelasi Koefisien Kontingensi Pendapatan Orang Tua dengan Status Gizi pada Siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung Variabel Value Aprrox. Sign Hubungan antara pendapatan ornag tua dengan status gizi 0,273 0,238 Dengan menggunakan perhitungan melalui program SPSS 20.0 menunjukkan hasil value sebesar 0,273 dan sig 0,238. Hal ini menunjukkan bahwa sig (0,238) > alpha 0,005, yang berarti H 0 diterima dan H 1 ditolak. Jadi tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan status gizi. Berdasarkan pada hasil perhitungan value 0,273, maka koefisien determinasinya sebesar 0,273 2 = 0,074529 yang berarti kontribusi pendapatan orang tua terhadap status gizi siswa-siswi SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung sebesar 7,45 %. Sedangkan sisanya sebesar 92,55 % dipengaruhi oeh faktor lain. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengggunakan analisis coefisien contingensi, hal ini membuktikan bahwa pendapatan orang tua tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi pada siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung sebesar 7,45 % dan sisanya 92,55 % dipengaruhi oleh faktor lainnya. Status gizi umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar, faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor langsung dan faktor tidak langsung. Adapun faktor status gizi secara langsung ada dua yaitu : 1. Konsumsi makanan Faktor makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap keadaan gizi seseorang karena konsumsi makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, baik kualitas maupun kuantitas dapat menimbulkan masalah gizi. (Irianto, 2006) 2. Infeksi Timbulnya kurang energi protein (KEP) tidak hanya karena makanan yang kurang, tetapi juga karena penyakit. Anak mendapatkan makanan cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang makanya tidak cukup baik, daya tahan tubuh dapat melemah. Dalam keadaan demikian mudah diserang infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terserang KEP. (Soekirman, 2000). Sedangkan untuk faktor status gizi secara tidak langsung ada tiga yaitu : 1. Tingkat Pendapatan Pendapatan keluarga merupakan penghasilan dalam jumlah uang yang akan dibelanjakan oleh keluarga dalam bentuk makanan. (Suhardjo, 1996). 3. Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi ibu merupakan proses untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan akan kesehatan dan gizi keluarganya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas zat gizi yang dikonsumsi oleh anggota keluarga. (Soekirman,2000) 4. Sanitasi Lingkungan Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, cacingan dan infeksi saluran pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi akan mudah terserang penyakit dan pertumbuhan akan terganggu. (Supariasa dkk, 2002) Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain konsumsi makanan, infeksi tingkat pendapatan, pengetahuan gizi serta sanitasi lingkungan yang baik. Faktor status gizi pada masa sekarang tidak bisa dibuat patokan untuk mengetahui status gizi siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. Karena disini peneliti hanya menilai status gizi dari IMT/U, tidak sampai pada asupan gizi yang ada pada makanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah pendapatan orang tua hanya merupakan salah satu faktor penentu status gizi dalam menunjang aktivitas kegiatan sehari-hari baik disekolah maupun di luar sekolah.. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 567

PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian yang diuraikan dalam bab sebelumnya, maka pada akhir penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung. 2. Kontribusi pendapatan orang tua terhadap status gizi siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung adalah sebesar 7,45 %. Sehingga pendapatan orang tua tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap status gizi siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung Saran Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran-saran dari peneliti adalah: 1. Dilihat dari hasil penelitian, bahwa pendapatan orang tua tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi pada siswa SDN II Tenggong Rejotangan Tulungagung,tetap diharapkan adanya kesadaran bagi setiap individu baik orang tua, guru dan pihak sekolah agar lebih memperhatikan staus gizi anak karena hal ini akan membantu proses tumbuh kembang anak dan melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan maksimal. Sehingga diharapkan akan berdampak pada perkembangan selanjutnya. 2. Adanya penambahan wawasan tentang pentingnya status gizi anak oleh guru penjasorkes di sekolah. Sehingga semua lapisan individu baik orang tua, guru dan murid mengerti apa itu status gizi dan kegunaa- Nya. Kemudian diharapkan bisa diterapkan oleh masing-masing individu. Soekirman, 2002. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jendral PendidikanTinggi Departemen Pendidikan Nasional. Suhardjo. 1996. Peranan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Sujarweni, V. Wiratna; Endrayanto, Poly. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supariasa Dkk. 2002.Penilaian Status Gizi. Jakarta: BukuKedokteran EGC.,2009. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23. http://standarakuntansi.blogspot.com/keuangan/ 23/pendapatan.html diakses pada 14 November 2013 08:25 DAFTAR PUSTAKA DinKes 2009. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Berdasar Status Gizi.http://www.litbagdinkes.co.iddiakses pada tanggal 7 Januari 2013. Irianto, Kus. 2006. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya Maksum, Ali. 2006. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Pers Maksum, Ali 2007. Statistik Dalam Olahraga. Universitas Negeri Surabaya. Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Unesa. Sediaoetama, 2003. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Soekirman. 2000. Gizi, Status Gizi dan Pola Hidup Sehat.Jakarta: Erlangga. 568