TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS LEMBAGA ZAKAT DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI KINERJA BAZNAS BOGOR DAN SUKABUMI: PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

KOMPARASI KINERJA KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

Sasmita Claudia Pontoh Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas Ma Chung Malang

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012

EFISIENSI KINERJA KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA): PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH TINGKAT EFISIENSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP ANGKA PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) PARU DI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

ANALISIS EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PROGRAM STUDI S 1 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB I PENGANTAR. perkembangan industri perbankan. Perkembangan dan pertumbuhan industri

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Dea Anisa Miranti 1 Kartika Sari 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

EFISIENSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

PENGUKURAN EFISIENSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

ANALISIS EFISIENSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Y u s t i n a N g a t i l a h Teknik Industri FTI-UPNV Jatim

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

Mengukur Efisiensi Relatif Pialang Bursa Berjangka Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. oleh Bangsa Indonesia. Pada satu sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran tingkat kesehatan bank dikenal dengan metode CAMEL (Capital

Efficiency of Small- and Medium-sized Tofu Enterprises (SME) in Salatiga using Data Envelopment Analysis (DEA)

PENGGUNAAN ZAKAT DISBURSEMENT EFFICIENCY DALAM MENCEGAH PENYELEWENGAN DANA ZAKAT

ANALISIS EFISIENSI LEMBAGA ZAKAT DALAM PENGELOLAAN ZAKAT (PENDEKATAN DEA) PERIODE

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

ANALISA EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS MESIN HEAT TREATMENT DI PT. XYZ ABSTRAK

CLASTERING PROGRAM STUDI TEKNIK DENGAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

ANALISIS KINERJA EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DAN INDEKS MALMQUIST

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Pada waktu itu bank- bank sentral

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

BAB V PENUTUP. Indonesia(BRI)Syariah, Bank Panin Syariah dan Bank Bukopin Syariah) periode

Islamic Economics Journal DAFTAR ISI

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu sebagai perantara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, prospek Asuransi Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEI LINA QURUTA AYUN B / I

PENGUKURAN EFISIENSI BANK BUMN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

ANALISIS EISIENSI LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

ANALISIS EFISIENSI LEMBAGA ZAKAT NASIONAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN DATA EMPLOYMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan operasionalnya pasti tidak akan terlepas dari risiko.

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI BIAYA PADA BANK UMUM PENYALUR KUR DAN BANK UMUM NON PENYALUR KUR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EFISIENSI PENGELOLAAN EKONOMI DAERAH DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI DAERAH. Disusun Oleh: Ivantia S. Mokoginta Miryam L.

PENGUKURAN EFISIENSI PERUSAHAAN DENGAN METODE DEA ( DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ) (Studi Kasus Di : PT.Trakindo Utama Surabaya Branch East Area) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan

Pengukuran Kinerja Efisiensi dan Produktivitas Pabrik Minyak Sawit (PMS) PT. Perkebunan Nusantara XIII dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

EVALUASI DUA TAHAP EFISIENSI CABANG BANK MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

STUDI KOMPARASI TINGKAT EFISIENSI ANTARA BANK ASING DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Riska Laila Maulidah Noor Paidi Hidayat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

Alumnus Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Institut Pertanian Bogor, 2

Benarda *)1, Ujang Sumarwan **), dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen ***)

A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN 5 PERUSAHAAN PERBANKAN TERBESAR PERIODE MENGGUNAKAN DUPONT SYSTEM

Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan

PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA GORONTALO. Imran Danial Akuntansi/S1 Akuntansi

ANALISIS EFISIENSI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT NASIONAL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS PERIODE 2013

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill

APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK PENGUKURAN EFISIENSI AKTIVITAS PRODUKSI.

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. (Machmud dan Rukmana, 2010). Undang undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal

PERAN STRATEGIS ORGANISASI ZAKAT DALAM MENGUATKAN ZAKAT DI DUNIA 1. Didin Hafidhuddin. Sekretaris Jenderal World Zakat Forum (WZF) Ketua Umum BAZNAS

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 7 (1), April 2017 P-ISSN: 2087-2038; E-ISSN: 2461-1182 Halaman 63-72 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS LEMBAGA ZAKAT DI INDONESIA Salman Al Parisi SMART Consulting salman.al.farisi.tazkia@gmail.com Abstract This study aimed to measure the efficiency and productivity of five zakah institutions. Calculation of efficiency level in this study are relative, not absolute. This Study consists of two methods: Data Envelopment Analysis (DEA), and Malmquist Productivity Index (MPI). There are 5 research objects, namely DD, BAZNAS, PKPU, YBM BRI and RZI with annual data 2005 to 2014. Furthermore, the lowest relative efficiencies level is DD (2010) amounted to 9.63%. In addition, approximately 80% of five OPZs increased the productivity. In the general, the main factor of inefficient of five zakat institutions from 2005 to 2014 was caused by distribution of zakah to ashnaf which still not optimal, then it cannot solve the poverty rate. Furthermore, it needs to increase collection and distribution of zakah fund amounted to 31.53% and 47.87%. Besides that it needs to decrease cost of socialization and operational cost amounted to 11.81% and 8.79%. Keywords: zakah institution, data envelopment analysis, malmquist productivity index Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi dan produktivitas serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi 5 Lembaga Zakat Indonesia. Penghitungan tingkat efisiensi dalam penelitian ini bersifat relatif, bukan absolut. Terdiri dari 2 metode yaitu: Data Envelopment Analysis (DEA) dan Malmquist Productivity Index (MPI). Terdapat 5 objek penelitian yaitu DD, BAZNAS, PKPU, YBM BRI dan Rumah Zakat Indonesia dengan data tahunan 2005 sampai 2014. OPZ yang paling rendah tingkat efisiensi relatifnya adalah DD (2010) sebesar 9.63%. Selain itu sekitar 80% dari total 5 OPZ mengalami peningkatan produktivitas. Secara umum, faktor utama inefisiensi Organisasi Pengelola Zakat (dalam pengamatan) dari tahun 2005 hingga 2014 disebabkan oleh penyaluran dana zakat terhadap ashnaf yang masih kurang optimal, sehingga belum mampu menyelesaikan problematika kemiskinan. Dengan rincian dana penyaluran perlu ditingkatkan hingga 47.87%, kemudian dana penerimaan hingga 31.53% dan perlu mengurangi biaya sosialisasi hingga 11.81% dan biaya operasional hingga 8.79%. Kata Kunci: lembaga zakat, data envelopment analysis, malmquist productivity index Diterima: 11 September 2016; Direvisi: 31 Januari 2017; Disetujui: 11 Februari 2017 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi 63

Tingkat Efisiensi dan Produktivitas... PENDAHULUAN Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam Islam. Oleh karena itu, sebagai salah satu dari rukun Islam, maka zakat hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Berbeda dengan rukun Islam yang lain yang lebih cenderung sebagai rukun pribadi, zakat dapat disebut sebagai rukun masyarakat. Perintah zakat juga dapat dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosialekonomi dari aspek al- adalah al-ijtima iyah (keadilan sosial). Implikasi zakat dapat meminimalisir kesenjangan sosial dalam masyarakat, sebab zakat diharapkan dapat meningkatkan dan menumbuhkan perekonomian baik individu maupun masyarakat. Hal ini perlu dibuktikan dengan logika ekonomi (kebijakan fiskal), karena masih banyak orang yang menganggap bahwa zakat merupakan faktor pengurang pendapatan kena pajak seseorang. Untuk itu, para ekonom Islam dan ahli hukum Islam harus mampu menjelaskan dengan nalar yang dapat diterima oleh masyarakat yang lebih mengedepankan rasionalitas (masyarakat sekuler) (Audi, 2000). Zakat merupakan stimulus dalam perekonomian sehingga memunculkan kekuatan baru dalam penghimpunan investasi yang signifikan sehingga akan mendorong peningkatan produksi dalam siklus perekonomian suatu daerah. Bahkan secara makro zakat akan dapat meningkatkan agregat demand karena meningkatnya purchasing power (daya beli) masyarakat atas barang-barang dan jasa. Ketika zakat diimplementasikan secara sistem pengelolaan yang baik, dalam artian bahwa zakat adalah peraturan yang mengikat dalam diri setiap muslim dengan peran pemerintah sebagai regulator sekaligus badan amil zakatnya, maka secara pasti akan menyebabkan munculnya lapangan kerja yang sangat luas sehingga setiap warga negara mempunyai lahan pekerjaan dan otomatis akan terjadi migrasi pengangguran menjadi karyawan dalam jumlah yang sangat besar. Dalam pengelolaan penggunaan dana zakat, yang terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah peran amil zakat (baca: Organisasi Pengelola Zakat) selaku pengemban amanah pengelolaan dana-dana zakat itu. Jika para amil zakatnya baik dalam pengelolaannya, maka dapat berpengaruh signifikan positif terhadap ashnaf 64 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi

Vol. 7, No. 1, April 2017 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen mustahik lainnya. Tapi jika para amil zakat tidak baik dalam pengelolaannya, maka diduga hak ashnaf mustahik yang lain tidak akan terpenuhi, itulah nilai esensi strategisnya amil zakat. Dengan kata lain, hal terpenting dari zakat adalah bagaimana mengelola dalam menggunakan dana zakat (manajemennya) sehingga dapat mencapai efisiensi dan produktivitas yang optimal. Noor, dkk (2012) pengelolaan kinerja dan sistem pengukuran harus dikembangkan pada organisasi pengelola zakat. Hal ini sebagai upaya untuk mengawasi akuntabilitas dari lembaga pengelola zakat. Efisiensi merupakan suatu konsep yang secara umum telah digunakan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Menurut Srivastava (1999), suatu perusahaan dikatakan efisien apabila perusahaan tersebut dapat meminimalkan biaya dalam menghasilkan output tertentu atau dapat memaksimalkan keuntungannya dengan menggunakan kombinasi input yang ada. Efisiensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh output yang tetap dengan menggunakan sumberdaya dalam jumlah yang minimal (Daraio dan Simar, 2007). Selain efisiensi, ukuran kinerja lainnya ialah produktivitas. Produktivitas adalah perbandingan antara nilai barang yang dihasilkan dari suatu aktivitas produksi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut dalam suatu periode tertentu. Terdapat tiga hal penting yang harus diketahui dari pengukuran produktivitas, yaitu: Pertama, pengukuran produktivitas akan berdampak pada neraca. Kedua, pengukuran produktivitas akan berdampak pada laporan laba-rugi. Aliran bahan baku yang kemudian diproses dalam proses produksi akan berdampak pada kedua hal tersebut di atas. Ketiga, pengukuran produktivitas haruslah memungkinkan untuk diterapkan serta fleksibel terhadap perubahan salah satu variabel. Pengukuran produktivitas seharusnya dapat mencerminkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang dimana hal ini tidak dapat diketahui dari laporan neraca dan laba-rugi. Laba yang dicapai oleh perusahaan mungkin tinggi dan modal yang digunakan berada pada kondisi yang baik, tetapi apabila tidak disertai peningkatan produktivitas maka perusahaan tidak akan bisa bertahan dalam jangka panjang. Pengukuran produktivitas yang dilakukan oleh perusahaan http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi 65

Tingkat Efisiensi dan Produktivitas... mencerminkan peningkatan aktivitas operasional perusahaan terlepas dari kondisi perekonomian secara makro. Penelitian ini bertujuan meneliti pengukuran efisiensi dan produktivitas Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) selama periode 2005 2014, bagaimana posisi tingkat efisiensi masing-masing OPZ dari tahun ke tahun dan bagaimana distribusi skornya. Bagaimana pula kondisi return to scale tiap DMU dan potensi-potensi pengembangan untuk OPZ yang belum efisien. Kemudian apa saja DMU yang menjadi rujukan (benchmark) untuk DMU lainnya. Dan terakhir bagaimana tingkat produktivitas dari masing- masing OPZ pada tahun 2012-2013 untuk dapat dijadikan sebagai kebijakan pada OPZ di Indonesia agar dapat lebih efisien dan produktif dalam menghimpun dan menyalurkan dana zakat kepada para mustahik. METODE Penelitian ini menggunakan data sekunder selama periode 2005-2014 yang sudah dipublikasikan sebagai data pokok, seperti laporan keuangan, neraca, dan laporan arus kas. Data pokok tersebut dapat diperoleh dari publikasi yang diterbitkan oleh masing-masing OPZ. Namun, karena keterbatasan data yang tersedia, Baznas dari tahun 2005-2013 dan Rumah Zakat mulai 2012-2014. Sementara data PKPU relatif lengkap dari periode tahun 2007-2014. Adapun DD memiliki data dari 2010-2013 dan YBM BRI dari tahun 2012-2014. Kajian dalam penelitian ini memfokuskan pada pengukuran tingkat efisiensi dari 5 (lima) Organisasi Pengelola Zakat nasional. Kelima OPZ tersebut adalah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Rumah Zakat Indonesia (RZI), Dompet Dhuafa (DD) dan YBM BRI. Alasan pemilihan kelima OPZ itu adalah karena mereka relatif secara konsisten mempublikasikan laporan keuangan tahunannya, dibanding OPZ lain. Alasan yang lain adalah kelima OPZ tersebut cukup berhasil menghimpun dana cukup besar dari masyarakat. Teknik analisis yang akan dipergunakan dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas lembaga zakat ialah Data Envelopment Analysis (DEA) dan Malmquist Productivity Index. Adapun software yang digunakan yaitu Banxia Frontier dan DEAP. 66 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi

Vol. 7, No. 1, April 2017 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada Tabel 1 menunjukkan nilai efisiensi masing- masing OPZ, dapat diketahui bahwa OPZ yang efisien (Constant 100%) pada tahun 2014 adalah YBM BRI dan PKPU. Sedangkan OPZ yang efisien pada tahun 2013 adalah YBM BRI. Kemudian pada tahun 2012, OPZ yang efisien yaitu YBM BRI, dan pada tahun 2011, OPZ yang efisien yaitu PKPU. Sehingga dapat disimpulkan bahwa YBM BRI dapat mempertahankan tingkat efisien dari tahun ke tahun secara gradual dari tahun 2012 hingga tahun 2014 jika dibandingkan dengan OPZ lainnya dalam pengamatan ini. Berdasarkan informasi tabel tersebut, OPZ yang paling rendah angka efisiensinya adalah DD di tahun 2010 sebesar 9.63%. Hal ini tentunya dapat menjadi pertimbangan bagi OPZ yang belum efisien untuk dapat meningkatkan efisiensi teknisnya (pure technical efficiency). Tabel 1. Skor Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat No Nama Skor Skala 1 2012 YBM BRI 100 Constant 2 2011 PKPU 100 Constant 3 2013 YBM BRI 100 Constant 4 2014 YBM BRI 100 Constant 5 2014 PKPU 100 Constant 6 2013 PKPU 91.48 Increasing 7 2012 PKPU 79.73 Increasing 8 2005 Baznas 69.64 Decreasing 9 2008 Baznas 61.65 Decreasing 10 2010 PKPU 55.03 Increasing 11 2011 DD 48.01 Increasing 12 2013 DD 47.31 Increasing 13 2012 Baznas 47.01 Decreasing 14 2012 Rumah Zakat 46.97 Increasing 15 2009 Baznas 46.03 Decreasing 16 2007 Baznas 40.85 Decreasing 17 2006 Baznas 38.99 Decreasing 18 2012 DD 35.12 Increasing 19 2008 PKPU 30.45 Decreasing 20 2014 Rumah Zakat 29.13 Increasing 21 2013 Rumah Zakat 28.21 Increasing 22 2010 Baznas 26.82 Decreasing 23 2007 PKPU 25.54 Decreasing 24 2011 Baznas 22.25 Decreasing 25 2009 PKPU 21.22 Decreasing 26 2013 Baznas 19.33 Decreasing 27 2010 DD 9.63 Increasing http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi 67

Tingkat Efisiensi dan Produktivitas... Di samping itu, jika melihat OPZ yang belum efisien dapat diketahui dari tabel di bawah ini bahwa DMU yang inefisien terbagi menjadi dua bagian yaitu Increasing Return to Scale (IRS) dan Decreasing Return to Scale (DRS). Adapun OPZ yang termasuk dalam kelompok increasing yaitu PKPU (2010), (2012) dan (2013), DD (2010), (2011), (2012), dan (2013), serta Rumah Zakat (2012), (2013), (2014). Untuk mencapai tingkat efisien keempat OPZ tersebut, maka masih dapat diusahakan dengan melihat nilai potential improvement- nya. Berbeda halnya dengan OPZ yang termasuk decreasing yaitu Baznas (2005), (2006), (2007), (2008), (2009), (2010), (2011), (2012), (2013) dan PKPU (2007), (2008), (2009). Berdasarkan hasil olahan data dapat diketahui jumlah OPZ yang efisien sempurna (100%) adalah sebanyak 5 OPZ. Selain itu, dapat diketahui bahwa unit bisnis terbanyak berada dalam kondisi efisiensi 21%-30% yaitu sebanyak 7 DMU, sedangkan yang paling sedikit adalah unit bisnis dengan tingkat efisiensi 0%-10%, 11%-20%, 51%-60%, 71%-80%, dan 91%-99.9% yaitu masing- masing 1 DMU. Total Potential Improvement digunakan untuk mengetahui faktor inefisiensi OPZ dalam pengamatan ini, grafik di bawah ini menunjukkan informasi total potential improvement yang dapat memberikan gambaran umum terkait inefisiensi OPZ. Grafik total potential improvement menyebutkan bahwa secara industry, supaya efisien maka hendaknya OPZ yang tidak efisien mengurangi beban sosialisasi hingga 11.81%, dan biaya operasional hingga 8.79%. Sedangkan untuk dana penerimaan perlu ditingkatkan hingga 31.53% dan dana penyaluran hingga 47.87% agar tercapai tingkat efisiensi yang optimal. Berdasarkan hasil perhitungan analisis frontier menunjukkan bahwa pada tahun 2014 Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang paling banyak dirujuk adalah PKPU dirujuk sebanyak 9 DMU dan YBM BRI dirujuk sebanyak 7 DMU. Sedangkan pada tahun 2013, OPZ yang paling banyak dirujuk adalah YBM BRI dirujuk sebanyak 7 DMU. Begitupun pada tahun 2012, OPZ yang paling banyak dirujuk adalah YBM BRI dirujuk sebanyak 13 DMU. Dan pada tahun 2011, OPZ yang paling banyak dirujuk adalah PKPU dirujuk sebanyak 1 DMU. Penelitian ini mencoba menganalisis model CCR sebagai model dasar dalam DEA untuk melihat tingkat efisiensi OPZ di Indonesia untuk periode 2005-2014. 68 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi

Vol. 7, No. 1, April 2017 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen Selanjutnya indeks Malmquist digunakan untuk melihat tingkat produktivitas dari OPZ, baik dari sisi perubahan efisiensinya maupun perubahan teknologi. Hasil yang diperoleh dari skor indeks Malmquist (TFP Change) menunjukkan bahwa 4 OPZ dari total 5 OPZ mengalami peningkatan produktivitas, atau sekitar 80% dari keseluruhan OPZ yang diobservasi. Ini ditandai dengan skor perubahan TFP lebih dari 1. Tabel 2. Tingkat Produktivitas OPZ di Indonesia 2012-2013 DMU EFFCH TECH PE Change Ec.Scale Change TFP Change YBM BRI 1.000 4.893 1.000 1.000 4.893 RZI 1.000 1.227 1.000 1.000 1.227 PKPU 1.000 2.441 1.000 1.000 2.441 BAZNAS 1.000 2.530 1.000 1.000 2.530 DD 0.730 0.981 0.855 0.853 0.845 Pembahasan Efisiensi adalah indikator dari keberhasilan kegiatan produktif. Efisiensi adalah parameter untuk mengukur kinerja, baik kinerja pada tingkat pusat pertanggungjawaban, kinerja manajerial, maupun kinerja ekonomi suatu perusahaan. Pada tingkat perusahaan, usaha meningkatkan efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan biaya tertentu dapat diperoleh hasil yang lebih banyak. Akbar (2009) dalam penelitiannya terhadap 9 organisasi pengelola zakat menemukan bahwa efisiensi pada tahun 2005 masih lebih baik dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2007 baik secara teknis (94.52%), skala (75%), dan keseluruhan (71.27%). Penyebab utama munculnya inefisiensi adalah dana tersalurkan dan dana terhimpun yang menyumbang 43.1% dan 36%. Sedangkan pengukuran dengan orientasi input menyatakan bahwa sumber inefisiensi adalah biaya operasional lain sebesar 34.9% dan biaya sosialisasi sebesar 31.1%. Rusydiana dan Al Farisi (2016) menemukan bahwa dari tiga organisasi pengelola zakat terdapat 12 unit pengambil keputusan yang efisiensi dan 6 unit pengambil keputusan yang tidak efisien. Wahab dan Rahman (2012) mengukur 14 lembaga keagamaan negara di http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi 69

Tingkat Efisiensi dan Produktivitas... Malaysia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa produktivitas faktor total telah meningkat untuk keseluruhan industri serta perubahan teknis lebih besar dibandingkan perubahan efisiensi. Wahab dan Rahman (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa produktivitas faktor total dari 14 lembaga zakat di Malaysia cenderung meningkat sebesar 2.4% selama masa observasi pengamatan. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi lembaga zakat di Malaysia, yaitu: sistem pembayaran zakat, sistem komputerisasi zakat, struktur organisasi, komite audit, dan desentralisasi. Wahab dan Rahman (2011) telah mengidentifikasi beberapa metode yang tepat untuk mengevaluasi efisiensi dan tata kelola pada lembaga zakat. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dari organisasi pengelola zakat terutama dari aspek efisiensi. Avenzora (2008), menyatakan pada dasarnya produktivitas merupakan hubungan antara output dan input dalam sebuah produksi. Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun total, produktivitas parsial merupakan hubungan antara output dengan satu input seperti produktivitas tenaga kerja yang menunjukkan rata- rata output per tenaga kerja atau produktivitas kapital yang menggambarkan rata- rata output per kapital. Produktivitas total atau Total Factor Productivity (TFP), mengukur hubungan antara output dengan beberapa input agregat, jika rasio meningkat berarti lebih banyak output dapat diproduksi menggunakan jumlah input tertentu atau sejumlah output dapat diproduksi dengan menggunakan lebih sedikit input. SIMPULAN Terdapat 5 Unit Pengambil Keputusan (Decision Making Unit/DMU) yang efisien sempurna (100%). Dan yang inefisien sebanyak 22 DMU, terdiri dari 10 DMU (kondisi IRS) dan 12 DMU (kondisi DRS). OPZ yang paling tidak efisien adalah DD (2010) sebesar 9.63% tingkat efisiensinya. Secara umum, faktor utama inefisiensi Organisasi Pengelola Zakat (dalam pengamatan) dari tahun 2005 hingga 2014 disebabkan oleh penyaluran dana zakat terhadap ashnaf yang masih kurang optimal, sehingga belum mampu menyelesaikan problematika kemiskinan. Dengan rincian dana penyaluran perlu ditingkatkan hingga 47.87%, kemudian dana penerimaan hingga 31.53% dan perlu mengurangi biaya sosialisasi hingga 11.81% 70 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi

Vol. 7, No. 1, April 2017 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen dan biaya operasional hingga 8.79%. Selain itu, hasil yang diperoleh dari skor indeks Malmquist (TFP Change) menunjukkan bahwa 4 OPZ dari total 5 OPZ mengalami peningkatan produktivitas, atau sekitar 80% dari keseluruhan OPZ yang diobservasi. Ini ditandai dengan skor TFP Change lebih dari 1. PUSTAKA ACUAN Akbar, N. (2009). Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis. TAZKIA Islamic Finance and Business Review. Vol. 4, No. 2: 760-784. Audi, R. (2000). Religious Commitment and Secular Reason. Cambridge: Cambridge University Press. Avenzora, A. & J.P. Moeis. (2008). Analisis Produktivitas dan Efisiensi Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Indonesia Tahun 2002-2004. (Tesis Tidak Dipublikasikan). Jakarta: Universitas Indonesia Daraio C & L. Simar. (2007). Advance Robust and Non Parametric Methods in Efficiency Analysis. Methodology and Applications. New York: Springer Lestari, A. (2015). Efisiensi Kinerja Keuangan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA): Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Vol. 16, No. 2: 177-187. Noor, A.H.M, dkk. (2012). Assesing Performance of Nonprofit Organization: A Framework for Zakat Institutions. British Journal of Economics, Finance, and Management Sciences. Vol. 5 (1): 12-22. Rusydiana, A.S. & S. Al Farisi. The Efficiency of Zakah Institutions Using Data Envelopment Analysis. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economics). Vol. 8 (2): 213-226. Srivastava, P. (1999). Size, Efficiency and Financial Reforms In Indian Banking. Working Paper No. 49. Indian Council For Research On International Economic Relations. Wahab, N.A. & A.R.A. Rahman. (2011). A Framework to Analyse The Efficiency and Governance of Zakat Institutions. Journal of Islamic Accounting and Business Research. Vol. 2 (1): 43-62. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi 71

Tingkat Efisiensi dan Produktivitas... Wahab, N.A. & A.R.A. Rahman. (2012). Productivity Growth of Zakat Institutions in Malaysia: An Application of Data Envelopment Analysis. Studies in Economics and Finance. Vol. 29 (3): 197-210. Wahab, N.A. & A.R.A. Rahman. (2013). Determinantf of Efficiency of Zakat Institutions in Malaysia: A Non Parametric Approach. Asian Journal of Business and Accounting. Vol. 6 (2): 33-64. 72 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi