Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara

dokumen-dokumen yang mirip
Konsentrasi Sisa Ozon pada Pengolahan Lindi TPA Paripurna menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP)

Penyisihan Kekeruhan dan DHL Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) pada Reaktor Kontinu

[Teknik Lingkungan] Itenas No.1 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2016]

Kelarutan Ozon pada Proses Ozonisasi Konvensional dan Advanced Oxidation Process (O 3 /H 2 O 2 ) pada Lindi Effluent Pengolahan

PENGOLAHAN LINDI DENGAN PROSES OKSIDASI LANJUT BERBASIS OZON

Pengaruh Karakteristik Lindi terhadap Ozonisasi Konvensional dan Advanced Oxidation Processes (Aop)

BAB III Metodologi Penelitian

PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN AOP (ADVANCED OXIDATION PROCESS)

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

PENYISIHAN Fe-ORGANIK PADA AIR TANAH DENGAN PROSES OZONISASI

SKRIPSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN MENGGUNAKAN ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC)

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

PERBEDAAN KUALITAS AIR LINDI SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (Studi Kasus TPA Sampah Botubilotahu Kec. Marisa Kab.

PENGOLAHAN AIR LINDI TPA JATIBARANG MENGGUNAKAN FENTON (H 2 O 2 Fe)

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

EFISIENSI OZONISASI AIR TANAH DALAM PROSES DESINFEKSI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELECTROPLATING

Pengolahan Limbah Cair Industri secara Aerobic dan Anoxic dengan Membrane Bioreaktor (MBR)

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

Efek Perlakuan ph pada Ozonisasi

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

PENGOLAHAN LOGAM FE DAN MN DALAM AIR DENGAN METODE OZONASI (O 3 ) DAN ADSORPSI (STUDI KASUS : DANAU BEKAS TAMBANG DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG)

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

Pengaruh Sistem Open Dumping terhadap Karakteristik Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Padang

HASIL DAN PEMBAHASAN

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Bab III Metodologi Penelitian. III.1 Umum

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG)

Nurandani Hardyanti *), Sudarno *), Fikroh Amali *) Keywords : ammonia, THMs, biofilter, bioreactor, honey tube, ultrafiltration, hollow fiber

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

PENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50

PENURUNAN KADAR COD DAN TSS PADA LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE OZONASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

OLEH : WARSIDI SUDARMA ( ) PASCA SARJANA TEKNIK LINGKUNGAN ITS

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

Studi Kinetika Proses Adsorpsi NOM pada Air Permukaan dengan Zeolit dan Karbon Aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH SUSUN WONOREJO SECARA BIOLOGI DENGAN TRICKLING FILTER

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

PENGOLAHAN AIR LINDI (LEACHATE) TPA BENOWO DENGAN PROSES BIOLOGI MENGGUNAKAN SISTEN STEP AERATION

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB I. PENDAHULUAN. Statistik (2015), penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,4 %

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Penurunan Konsentrasi Besi Dalam Air Secara Oksidasi Kimia Lanjut (Fotokimia Sinar Uv Dan Uv-Peroksidasi) Elfiana 1 ABSTRAK

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERIKANAN

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

APLIKASI ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR UNTUK MENURUNKAN POLUTAN LIMBAH CAIR DOMESTIK RUMAH SUSUN WONOREJO SURABAYA. Yayok Suryo P.

PENELITIAN PENGOLAHAN AIR KOLAM PENAMPUNGAN LINDI DENGAN GRANULAR FILTER KARBON AKTIF PADA TIPE REAKTOR VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK

PENGOLAHAN AIR LIMBAH COLD STORAGE MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Reka Lingkungan Teknik Lingkungan Itenas No.1 Vol.5 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2017 Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara MAYANG AFI FADIYAH, M. RANGGA SURURI,SITI AINUN Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Email : mayang_25993@yahoo.com ABSTRAK TPA Sarimukti memiliki karakteristik lindi dengan rasio BOD/COD yang sangat kecil yaitu 0,130, untuk rasio BOD/COD yang kurang dari 0,5 sebaiknya dilakukan pengolahan secara fisik-kimia. Salah satu pengolahan fisik-kimia yang bisa diterapkan yaitu dengan oksidasi lanjut menggunakan AOP berbasiskan ozon (O 3 /H 2 O 2 ). Penelitian ini menggunakan suplai oksigen dari udara bebas karena dinilai lebih ekonomis, yaitu dengan melakukan variasi debit udara. Debit udara berpengaruh signifikan terhadap peningkatan oksigen terlarut. Semakin besar debit oksigen, maka semakin tinggi kelarutan oksigen menjadi ozon. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui debit udara yang terbaik dalam pengolahan lindi TPA Sarimukti dengan proses AOP berbasiskan ozon (O 3 /H 2 O 2 ). Penelitian ini menggunakan variasi debit udara 2 L/menit, 3 L/menit, dan 4 L/menit yang dialirkan ke ozon generator untuk menghasilkan ozon kemudian dialirkan menuju reaktor semi batch dengan kapasitas 1,5 L kemudian dikontakkan dengan lindi sebanyak 1 liter dengan dosis H 2 O 2 1,197 g/l dalam kontaktor. Efisiensi penyisihan parameter kekeruhan tertinggi terdapat pada debit udara 4 L/menit dengan penurunan nilai kekeruhan mencapai 45,14% dan DHL 15,00%. Hal ini juga ditandai dengan tingginya nilai ph pada debit udara 4 L/menit yaitu 9,29. Kata kunci: Lindi, AOP berbasiskan ozon (O 3 /H 2 O 2 ), Variasi debit udara ABSTRACT BOD/COD ratio at TPA Sarimukti landfill is 0,130, according to the ratio of BOD/COD, which is less than 0,5 should be done by physically-chemical process. One of the physical-chemical treatment that can be applied is the AOP-based using ozone (O 3 /H 2 O 2 ). This research uses the oxygen supply from the ambient air as it is considered more economical, so that in this study uses air flow variations. Air flow has significant impact to the increase the dissolved oxygen. The higher the flow rate of the oxygen, the higher the solubility of oxygen into ozone. This research are expected to know the best in the air flow of Sarimukti landfill s leachate treatment with AOP (O 3 /H 2 O 2 ) method. This research used air compressor with the air flow rate 2 L/min, 3 L/min, and 4 L/min supplying to the ozone generator to produce ozone, then flowed into a semi batch reactor with a capacity of 1,5 L, and then contacted with 1 liter leachate with 1,197 H 2 O 2 g/l in the ozone contactor. The highest turbidity removal efficiency occurred on the air flow rate 4 L/min with a decreasing in the value of turbidity that reached 45,14% and DHL 15,00%. It is also characterized by a high ph value of air flow rate 4 L/min is 9,29. Keywords: Leachate, AOP-based using ozone (O 3 /H 2 O 2 ), Air flow variations [Reka Lingkungan] 1

Fadiyah, Sururi, Ainun 1.PENDAHULUAN TPA Sarimukti merupakan tempat pemrosesan akhir sampah yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Sampah Regional (BPSR) Jawa Barat. TPA ini terletak di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat yang menampung sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Timbulan sampah yang masuk ke TPA menghasilkan cairan berupa lindi. Lindi merupakan limbah cair dari timbunan sampah yang memiliki karakteristik yang bermacam-macam karena pada umumnya sampah yang masuk ke TPA merupakan sampah yang tercampur. Dalam lindi terdapat berbagai senyawa kimia organik maupun anorganik, sejumlah bakteri patogen, timbal, amoniak, dan mikroba parasit seperti kutu air (Sarcoptes sp) yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit (Susanto dkk, 2004). Oleh karena itu, lindi yang dihasilkan dari TPA Sarimukti harus diolah terlebih dahulu sehingga tidak mencemari badan air penerima. Data yang diperoleh dari BPSR Jawa Barat pada tahun 2014, rasio BOD/COD TPA Sarimukti sangat kecil yaitu 0,130 dimana rasio BOD/COD yang kurang dari 0,5 sebaiknya dilakukan pengolahan secara fisik-kimia (Tchobanoglous dkk, 2003). Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya pengolahan secara fisik-kimia pada instalasi pengolahan lindi. Salah satu pengolahan fisik-kimia yang bisa diterapkan yaitu dengan oksidasi lanjut menggunakan ozon sebagai oksidator. Proses ozonisasi merupakan alternatif dalam pengolahan lindi karena memiliki kekuatan oksidasi yang tinggi (Tizaoui dkk, 2007). Ozon merupakan oksidator kuat dalam air yang memiliki oksidasi potensial sebesar 2,07 V (Lenntech, 2009). Selain itu, ozon sangat efektif dalam menyisihkan kandungan organik maupun anorganik. Ozon dapat terdekomposisi menjadi OH (OH radikal), dimana OH terbentuk oleh adanya penambahan H 2 O 2 yang bereaksi dengan ozon. Proses tersebut dikenal sebagai Advanced Oxidation Process (AOP) yang merupakan teknologi untuk mengoksidasi senyawa organik kompleks pada air limbah yang sukar didegradasi secara biologi (Tchobanoglous dkk, 2003). Metode AOP pada penelitian ini menggunakan kombinasi ozon dengan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) yang diharapkan dapat menginisiasi proses dekomposisi ozon menjadi OH. Senyawa yang berperan pada proses AOP ini yaitu ozon dan OH. OH merupakan oksidator terkuat dalam air dengan oksidasi potensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan ozon sebesar 2,86 V (Lenntech, 2009). Oleh karena itu, OH menjadi lebih penting sebagai oksidator terkuat yang dapat mengoksidasi kandungan pencemar di dalam lindi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Nuriana menggunakan oksigen murni sebagai sumber utama yang diubah menjadi ozon tetapi pada penelitian ini menggunakan suplai udara bebas. Udara bebas mengandung kadar oksigen sebesar 21% yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber utama yang dapat diubah menjadi ozon dengan biaya yang ekonomis serta secara teknis lebih mudah diaplikasikan di IPL TPA Sarimukti. Penelitian ini menggunakan variasi debit udara sebesar 2 L/menit, 3 L/menit, dan 4 L/menit. Peningkatan debit udara berpengaruh signifikan terhadap peningkatan oksigen terlarut, semakin besar debit oksigen, kelarutan oksigen menjadi ozon akan sangat tinggi (Rezagama, 2012). Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui debit udara yang terbaik dalam pengolahan lindi TPA Sarimukti dengan proses AOP berbasiskan ozon (O 3 /H 2 O 2 ). [Reka Lingkungan] 2

Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara 2. METODOLOGI Metodologi yang digunakan padaa penelitian ini menggunakan metode AOP berbasiskan ozon (O 3 /H 2 O 2 ). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITENAS Bandung. Hal yang pertama dilakukan adalah pengambilan sampel. Sampel yang digunakan pada penelitiann ini adalah lindi yang berasal dari TPA Sarimukti yang terletak di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Pengambilan sampel dilakukan secara metode grab sampling. Grab sampling merupakan teknik sampling dengann cara mengambil sampel dengan satu kali pengambilan dari sumber yang diteliti. Sampel diambil dari inlet tempat pengolahan lindi. Titik pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Titik Pengambilan Sampel Sampel yang telah diambil dari sumber harus diuji karakteristik awal. Uji karakteristik awal lindi dilakukan untuk mengetahui kondisi sampel sebenarnya di inlet tempat pengolahan lindi. Karakteristik awal lindi diukur berdasarkan parameter ph, kekeruhan, dan DHL. Tabel 1 menunjukkan beberapa metode pemeriksaan sampel. Tabel 1. Metode Pemeriksaan Sampel No. Parameter 1. ph 2. Kekeruhan 3. DHL Sumber : Berbagai B Sumber, 2015 Satuan - NTU µmhos/cm Metode Pengukuran Potensiometri Nefelometric Konduktivimetri Sumber SNI 06-6989-11-2004 SNI06-6989.25-2005 SNI 06-6989.1-2004 [Reka Lingkungan] 3

Fadiyah, Sururi, Ainunn Langkah selanjutnya, sampel kemudian diawetkan agar kualitas sampel tidak berubah selama perjalanan dari lokasi sampling hingga ke laboratorium. Setiap parameter memiliki metode pengawetan yang berbeda. Pengawetan sampel yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2. No. Tabel 2. Cara Pengawetan Contoh Uji Air Limbah Parameter Wadah Pengawetan 1. 2. ph Kekeruhan Plastik, gelas Plastik, gelas Tanpa pengawetan a. Tanpa pengawetan b. Dinginkan 4 o C ± 2 o C, simpan di tempat gelap 3. DHL Plastik, gelas a. Tanpa pengawetan b. Dinginkan 4 o C ± 2 o C Sumber : Standard Methods edisi ke-20 dan 40 CFR part 136 dalam Anwar Hadi, 2005 Batas Penyimpanann Analisis segera Analisis segera 48 jam Analisis segera 28 hari Sampel yang sudah diawetkan tersebut kemudian dilakukan perlakuan dengan proses AOP berbasiskan ozon (O 3 /H 2 O 2 )dengan menggunakan variasi debit udara. Rangkaian alat yang digunakan pada proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) antara lain yaitu air compressor, flow meter, ozon generator, dan kontaktor yang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Rangkaian Alat yang Digunakan Pada Proses AOP (O 3 /H 2 2O 2 ) Gambar 2. merupakan skema rangkaian alat yang digunakan pada proses AOP (O 3 /H 2 O 2 2), dimana air compressor mengalirkan udara yang kemudian dialirkan menuju flow meter. Flow meter berfungsi sebagai pengatur debit udara yang ditentukan dengan variasi debit udara sebesar 2 L/menit, 3 L/menit, dan 4 L/menit. Pemilihan 3 variasi debit udara ini berdasarkan penelitiann yang telah dilakukan oleh Nurianaa (2015) yang menggunakan debit udara sebesar 3 L/menit, sehingga untuk mengetahui perbedaan kondisi pada debit lain maka dipilih debit udara di bawah dan di atas 3 L/ menit, yaitu debit udaraa 2 L/menit dan 4 L/menit. Kemudian setelah melewati flow meter, udara masuk ke ozon generator dimana oksigen dalam udara yang masuk akan dikonversikann menjadi ozon. Ozon yang dihasilkan dari ozon generator kemudian dialirkan ke dasar kontaktor melalui filter disc berukuran pori 100-160µm. Di dalam kontaktor, lindi sebanyak 1 liter dengan penambahan H 2 O 2 sebesar 1,197 g/l direaksikan dengan ozon. Konsentrasi H 2 O 2 sebesar 1,197 g/l merupakan konsentrasi terbaik pada penelitian Nuriana (2015). [Reka Lingkungan] 4

Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara 3.1 Karakteristik Awal Lindi 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran karakteristik lindi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Awal Lindi Parameter Satuan Nilai ph suhu - C 8,6-8,7 25-29 Kekeruhan DHL NTU µmhos/cm 80-90 2470-3000 Sumber : Hasil Pengukuran, 2015 Tabel 3 merupakan hasil pengukuran karakteristik awal lindi yang diperoleh dari beberapa kali sampling sehingga didapatkan beberapa nilai yang disajikan dalam bentuk rentang nilai. Dapat dilihat suhu lindi menunjukan rentang nilai antara 25-29 o C. Suhu merupakan salah satu parameter yang penting untuk diketahui pada karakteristik awal lindi. Suhu termasuk parameter yang mempengaruhi kelarutan ozon (Gunten, 2003). ph awal pada lindi cenderung basa dengan rentang nilai sebesar 8,6-8,7, hal tersebut sesuai dengan pendapat Damanhuri (2008) yang menyatakan bahwa kekhasan lindi sampah Indonesia memiliki karakter ph tidak asam. Pengukuran ph dilakukan secara insitu dengan menggunakan ph meter. ph yang tinggi akan memudahkan dalam pembentukan OH (OH radikal) karena kehadiran ion OH - dapat menginisiasi dekomposisi ozon menjadi OH. Semakin tinggi ph dalam sampel, maka OH - dalam sampel akan semakin banyak (USEPA, 1999). Kekeruhan merupakan parameter fisik di dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus) (Tchobanoglous dkk, 2003). Kekeruhan yang diukur menyatakan senyawa organik dan anorganik yang terdapat pada lindi. Nilai kekeruhan pada sampel lindi memiliki rentang nilai sebesar 80-90 NTU. DHL didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk menghantarkan arus listrik dan dapat dijadikan indikator kehadiran senyawa anorganik (Effendi, 2003). DHL yang diukur menyatakan senyawa anorganik yang terdapat pada lindi. Nilai DHL pada sampel memiliki rentang nilai sebesar 2470-3000 µmhos/cm. 3.2 ph Nilai ph menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan karakteristik asam basa pada perairan (Ali, 2011). ph merupakan parameter yang berpengaruh terhadap proses dekomposisi ozon (Salama, 2000). Berdasarkan pengukuran karakteristik awal lindi diketahui rentang nilai ph yaitu 8,6-8,7. Setelah mengukur karakteristik awal lindi, lindi diolah dengan proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) kemudian diperoleh nilai ph pada setiap variasi debit udara. Nilai ph selama proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) pada setiap variasi debit udara dapat dilihat pada Gambar 3. [Reka Lingkungan] 5

Fadiyah, Sururi, Ainun Gambar 3 menunjukkan nilai ph mengalami kenaikan di setiap waktu kontaknya. Adanya kenaikan pada parameter ph mengindikasikan proses oksidasi berjalan dengan baik, karena ketika nilai ph meningkat maka pembentukan OH radikal juga meningkat (USEPA, 1999). ph yang tinggi menunjukan adanya ion hidroksida (OH - ). OH - merupakan inisiator dalam proses dekomposisi ozon menjadi OH radikal (USEPA, 1999). Pernyataan tersebut didukung dengan reaksi di bawah ini (Gunten, 2003). O 3 + OH - HO - 2 + O 2 9.4 9.3 9.2 ph 9.1 9 8.9 8.8 2 L/menit 3 L/menit 4 L/menit 8.7 0 30 60 90 120 150 180 Waktu (menit) Gambar 3. Nilai ph Selama Proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) Pada Setiap Variasi Debit Udara Dari grafik diketahui saat menit ke-0 hingga menit ke-90 ketiga variasi debit udara menunjukkan trend yang sama. Saat menit ke-120 menunjukkan perbedaan dimana untuk debit udara 4 L/menit menunjukkan trend yang lebih tinggi dibandingkan dengan debit udara yang lainnya. Pada debit udara 3 L/menit menunjukkan grafik yang berbeda dengan kondisi debit udara yang lainnya. Debit udara 3 L/menit menggambarkan grafik yang cenderung konstan. Debit udara 2 L/menit menunjukkan grafik yang cenderung landai. Dilihat dari grafik, ketiga variasi debit udara mendukung pembentukan OH radikal, karena pembentukan OH radikal membutuhkan nilai ph yang tinggi. Debit udara 4 L/menit menunjukkan kenaikan ph yang paling tinggi. Hal ini disebabkan karena debit udara yang tinggi akan banyak menyuplai ozon dan diperkirakan menghasilkan OH radikal tertinggi yang ditunjukan dengan banyaknya OH-. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Rezagama (2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi debit udara maka nilai ph akan semakin tinggi. 3.3 Kekeruhan Kekeruhan merupakan parameter fisik di dalam kualitas air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus) (Tchobanoglous dkk, 2003). Berdasarkan pengukuran karakteristik awal lindi [Reka Lingkungan] 6

Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara diketahui konsentrasi kekeruhan yaitu 80-90 NTU. Setelah mengukur karakteristik awal lindi, lindi diolah dengan proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) kemudian dihasilkan nilai konsentrasi kekeruhan pada setiap variasi debit udara. Parameter kekeruhan setelah proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) dinyatakan dalam persentase efisiensi penyisihan. Grafik nilai efisiensi penyisihan kekeruhan selama proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) pada setiap variasi debit udara dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan efisiensi penyisihan parameter kekeruhan yang mengalami kenaikan di setiap waktu kontaknya. Kenaikan efisiensi penyisihan parameter kekeruhan terdapat pada seluruh variasi debit udara, akan tetapi menunjukkan trend yang berbeda. Saat menit ke-30 dan 60 pada debit udara 2 L/menit dan 3 L/menit menunjukkan efisiensi penyisihan yang sama dibandingkan debit udara 4 L/menit yang menunjukkan efisiensi penyisihan yang berbeda. Grafik menunjukkan semakin tinggi debit udara maka efisiensi penyisihan kekeruhan semakin tinggi. Besarnya efisiensi penyisihan kekeruhan tertinggi di menit ke-180 untuk debit 2 L/menit sebesar 22,49%, debit 3 L/menit sebesar 35,67%, dan debit 4 L/menit sebesar 45,14%. Persen (%) 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 30 60 90 120 150 180 Waktu (menit) 2 L/menit 3 L/menit 4 L/menit Gambar 4. Efisiensi Penyisihan Parameter Kekeruhan Selama Proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) Pada Setiap Variasi Debit udara Debit udara 4 L/menit menunjukkan efisiensi penyisihan yang tertinggi dibandingkan dengan variasi debit udara yang lainnya yaitu mencapai 45,14%. Tingginya efisiensi penyisihan kekeruhan pada variasi debit udara 4 L/menit dapat disebabkan karena pada variasi debit udara ini memiliki kenaikan nilai ph yang paling tinggi diantara variasi debit udara yang lainnya. Tingginya nilai ph ini ditunjukan dengan banyaknya OH - sehingga dapat mengindikasikan banyaknya OH radikal yang terbentuk. Semakin banyak OH radikal yang terbentuk maka semakin tinggi efisiensi penyisihan kekeruhan. 3.4 DHL DHL didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk menghantarkan arus listrik dan dapat dijadikan indikator kehadiran senyawa anorganik (Effendi, 2003). Berdasarkan pengukuran karakteristik awal lindi diketahui konsentrasi DHL yaitu 2470-3000 µmhos/cm. Setelah mengukur karakteristik awal lindi, lindi diolah dengan proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) kemudian [Reka Lingkungan] 7

Fadiyah, Sururi, Ainun diperoleh nilai konsentrasi DHL pada setiap variasi debit udara. Parameter DHL setelah proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) dinyatakan dalam persentase efisiensi penyisihan. Grafik nilai efisiensi penyisihan DHL selama proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) pada setiap variasi debit udara dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan efisiensi penyisihan parameter DHL yang mengalami kenaikan di setiap waktu kontaknya. Kenaikan efisiensi penyisihan parameter DHL terdapat pada seluruh variasi debit udara. Saat menit ke-30 seluruh variasi debit udara menunjukkan efisiensi penyisihan sama, akan tetapi mulai dari menit ke-60 pada debit udara 2 L/menit menunjukkan trend yang berbeda. Grafik menunjukkan semakin tinggi debit udara maka efisiensi penyisihan DHL semakin tinggi. Besarnya efisiensi penyisihan DHL tertinggi di menit ke-180 pada debit 2 L/menit sebesar 10,00%, debit 3 L/menit sebesar 14,33%, dan debit 4 L/menit sebesar 15,00%. Persen (%) 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 30 60 90 120 150 180 Waktu (menit) 2 L/menit 3 L/menit 4 L/menit Gambar 5. Efisiensi Penyisihan Parameter DHL Selama Proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) Pada Setiap Variasi Debit udara Debit udara 4 L/menit menunjukan efisiensi penyisihan DHL yang tertinggi dibandingkan dengan variasi debit udara yang lainnya yaitu mencapai 15,00%. Tingginya efisiensi penyisihan DHL dapat disebabkan karena proses oksidasi yang berjalan selama proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) berjalan dengan baik. Hal ini dapat ditandai dengan nilai ph. Berdasarkan trend ph yang sangat mendukung terjadinya OH radikal terdapat pada debit udara 4 L/menit. Nilai ph pada debit udara 4 L/menit menunjukkan kenaikan ph tertinggi yang dapat diperkirakan menghasilkan OH radikal tertinggi yang ditunjukan dengan banyaknya OH -. 4. KESIMPULAN Proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) berjalan dengan baik dengan kenaikan nilai ph yang merupakan parameter yang berpengaruh terhadap dekomposisi ozon. Penyisihan kekeruhan dan DHL tertinggipada proses AOP (O 3 /H 2 O 2 ) terdapat pada debit udara 4 L/menit yaitu mencapai [Reka Lingkungan] 8

Pengolahan Lindi dengan Menggunakan Advanced Oxidation Process (AOP) dengan Variasi Debit Udara 45,14% dan 15,00%. Efisiensi penyisihan parameter yang semakin tinggi menandakan bahwa OH radikal yang terbentuk semakin tinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada pihak di TPA Sarimukti yang telah mengizinkan saya untuk meneliti sampel lindi yang berada di TPA Sarimukti, Hibah Penelitian Dikti Tahun 2015, serta semua pihak yang terkait dalam penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Ali, 2011. Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak Pada Tanaman Pangan dan Kesehatan. Surabaya : UPN Veteran Jawa Timur. Damanhuri, Enri. 2008. Diktat Landfilling Limbah. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisisus. Gunten, U. V. 2003. Ozonitation of Drinking Water : Part I. Oxidation Kinetics and Product Formation. Water Reasearch. 37 (2003) 1443-1467. Lenntech, 2009. Ozone Reaction Mechanism. Nuriana, Wulan. 2015. Pengolahan Lindi TPA Sarimukti dengan Menggunakan Ozonisasi Konvensional dan Advanced Oxidation Process (AOP) Tipe Ozon/H 2 O 2. Bandung : Institut Teknologi Nasional. Rezagama, Arya., 2012. Studi Ozonisasi Senyawa Organik Air Lindi Tempat Pemrosesan Akhir Sarimukti. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Susanto, J.P., dkk. 2004. Pengolahan Lindi (Leachate) dari TPA dengan Sistem Koagulasi- Biofilter anaerobic. BPPT : 5. Tchobanoglous, dkk. 2003. Wastewater Engineering, Treatment and Reuse Fourth Edition. New York : McGraw-Hill. Tizaoui, C., dkk. 2007. Landfill Leachate Treatment With Ozone and Ozone/Hydrogen Peroxide System. Journal of Hazardous Materials 140 (2007) 319-324. USEPA, 1999. Ozone. EPA Guidance Manual. Alternative Disinfectants and Oxidants. [Reka Lingkungan] 9