BAB VI PEMBAHASAN. Growth Hormone, yaitu untuk menguji peningkatan miofibril dan peningkatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah Randomized Pre-Post Test Control Group Design. P S R O3 P1 O4. Bagan 4.1 Skema Rancangan Penelitian in vivo

BAB V HASIL PENELITIAN. Subjek Penelitian ini adalah Hematopoetic Stem cell dari darah perifer Dewasa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

THE EFFECT OF COMMERCIAL FEED SUBSTITUTION WITH MOLE CRAB (Emerita sp.) MEAL TOWARD THE BODY WEIGHT OF MALE QUAIL (Coturnix coturnix japonica L)

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1

BAB V HASIL PENELITIAN

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini para dokter yang berada di bidang Anti Aging telah mampu menghambat penuaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

III. METODE PENELITIAN

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang

III. METODE PENELITIAN. menggunakan pre dan post-test design. Pre-test pada penelitian ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB 5 PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR

Gambar 6. Desain Penelitian

Ayunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

Kata Kunci : Kelakai (Stenochlaena palustris), berat badan, panjang badan, kalsifikasi tulang femur, janin tikus wistar

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

Pengertian Mitokondria

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB V HASIL. abrasi ileum melalui laparotomi, umur 8-12 minggu dengan berat badan antara

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB IV HASIL PENELITIAN. cacing Ascaris suum Goeze yang mati pada perendaman dalam berbagai

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB V HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. pendekatan Post Test Only Control Group Design dan metode Rancangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Desember Hewan coba

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

Transkripsi:

84 BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini digunakan tikus sebagai hewan coba yang diberikan Growth Hormone, yaitu untuk menguji peningkatan miofibril dan peningkatan jumlah nukleus dalam miofibril. Tikus yang digunakan sebagai hewan coba adalah tikus dewasa dan sehat, jantan, umur 6 bulan, dan berat 161-162 gram. Tikus yang dipergunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 ekor, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (aquadest), kelompok P1 (GH 0,022 IU), dan kelompok P2 (GH 0,044 IU). Penelitian dilakukan selama 28 hari. Pengambilan waktu 28 hari didasarkan atas hasil penelitian pendahuluan, bahwa didapatkan peningkatan miofibril yang signifikan dalam waktu 28 hari (Fifin, 2011). 6.2. Pengaruh GH terhadap Miofibril Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa data miofibril dan nukleus miofibril pada kelompok kontrol, kelompok P1, dan P2, berdistribusi normal (p > 0,05), baik kelompok sebelum perlakuan (pre) maupun sesudah perlakuan (post). Disamping itu juga, varians antar kelompok baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan adalah homogen (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa syarat penggunaan uji parametrik untuk analisis data miofibril dan nukleus miofibril

85 sudah terpenuhi. Selanjutnya untuk uji komparabilitas dan uji efek perlakuan digunakan uji parametrik yaitu uji One Way ANOVA untuk mengetahui perbedaan rerata antar kelompok sebelum perlakuan maupun rerata antar kelompok sesudah perlakuan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 21,68±2,18, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 22,04±2,69, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 23,08±1,90. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 4,078 dan nilai p = 0,075. Hal ini berarti bahwa semua kelompok sebelum diberikan perlakuan, rerata miofibril tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05). Sedangkan hasil analisis sesudah perlakuan didapatkan bahwa rerata miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 20,96±2,15, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 31,04±1,51, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 36,96±1,16. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 119,072 dan nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata miofibril pada ketiga kelompok sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan dengan uji Least Significant Difference test (LSD) didapatkan hasil sebagai berikut: Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda bermakna dengan kelompok GH 0,022 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,022 IU). Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044

86 IU). Rerata kelompok GH 0,022 IU berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok GH 0,022 IU lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044 IU). Demikian juga pada nukleus miofibril, berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rerata nucleus miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 24,56±1,54, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 24,16±1,56, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 24,80±1,41. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 1,162 dan nilai p = 0,346. Hal ini berarti bahwa semua kelompok sebelum diberikan perlakuan, rerata nukleus miofibril tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05). Sedangkan hasil analisis sesudah perlakuan didapatkan bahwa rerata nukleus miofibril kelompok kontrol (aquadest) adalah 24,40±0,44, rerata kelompok GH 0,022 IU adalah 25,56±0,49, dan rerata kelompok GH 0,044 IU adalah 26,40±0,47. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai F = 5,937 dan nilai p = 0,016. Hal ini berarti bahwa rerata nukleus miofibril pada ketiga kelompok sesudah diberikan perlakuan berbeda secara bermakna (p<0,05). Uji lanjutan dengan uji Least Significant Difference test (LSD) didapatkan hasil sebagai berikut: Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda bermakna dengan kelompok GH 0,022 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,022 IU). Rerata kelompok kontrol (aquadest) berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok kontrol (aquadest) lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044

87 IU). Rerata kelompok GH 0,022 IU berbeda secara bermakna dengan kelompok GH 0,044 IU (rerata kelompok GH 0,022 IU lebih rendah daripada rerata kelompok GH 0,044 IU). Dengan didapatkannya hasil perbedaan yang bermakna dari penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa GH dapat digunakan untuk meningkatkan Lean Body Mass melalui efek langsungnya pada otot. Efek langsung yang terjadi adalah hiperplasi miofibril dan peningkatan jumlah nukleus miofibril. Sedangkan dari pengamatan secara kualitatif didapatkan gambaran terjadinya kontraksi otot, yang kemungkinan ada hubungannya dengan perubahan strength. Hiperplasi ini disebabkan karena GH merupakan molekul protein kecil yang terdiri atas 191 asam amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal yang mana hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang mampu untuk bertumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel (Guyton, 1994). Fungsinya untuk menambah tinggi tubuh pada anak-anak dan dewasa. Selain bekerja untuk pertumbuhan, GH juga mempunyai fungsi metabolik. GH memperoleh sinyal intraselular melalui reseptor perifer dan menginisiasi cascade fosforilasi yang mengikutsertakan alur JAK/STAT (Carter dkk, 1996). Jadi efek GH adalah meningkatkan protein tubuh, menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya, dan menghemat karbohidrat. Mungkin naiknya kecepatan pertumbuhan itu terutama disebabkan oleh naiknya kecepatan sintesis protein (Guyton, 1994). Di dalam hati terdapat banyak sekali reseptor

88 GH, dan beberapa jaringan perifer juga mempunyai jumlah reseptor yang cukup banyak, termasuk jaringan otot dan lemak (Brown dkk, 2005).

89 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pemberian GH pada Tikus selama 28 hari didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Injeksi Growth Hormone mampu meningkatkan lean body mass ditandai dengan adanya pertambahan jumlah miofibril pada otot skeletal tikus yang dengan demikian maka sarkomer dengan sendirinya akan mengalami hiperplasia. 2. Injeksi Growth Hormone mampu meningkatkan lean body mass ditandai dengan peningkatan jumlah nukleus dalam miofibril sel otot. 3. Injeksi Growth Hormone mampu menimbulkan perubahan kontraksi pada otot skeletal ditamdai dengan adanya perubahan lebar Band A dan Band I pada serabut otot skeletal tikus. 4. Injeksi Growth Hormone dengan menggunakan dosis rendah yakni pada kelompok GH 0,022 IU telah dapat memberikan perbedaan jumlah miofibril dan nukleus miofibril yang bermakna serta perubahan kontraksi otot yang dapat diamati secara kualitatif. Dengan demikian maka dianjurkan untuk penggunaan GH adalah cukup dengan menggunakan dosis rendah, yang dalam penelitian ini digunakan 1,05 IU/hari.

90 7.2 Saran Sebagai saran dalam penelitian ini adalah: 1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek injeksi GH terhadap sel lemak. 2. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek injeksi GH terhadap strength otot oleh karena ternyata dari penelitian didapatkan adanya perubahan kontraksi otot.