HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini

Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan... Faris Naufal KARAKTERISTIK KUALITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sapi potong merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

SAPI RAMBON (Trinil Susilawati, Fakultas peternakan Universitas Brawijaya)

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi Bali tergantung pada kualitas

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa Sapi Potong Tropis Bangsa sapi potong tropis adalah merupakan bangsa sapi potong yang berasal

I. PEDAHULUAN. sekitar 2-5 ekor ternak per rumah tangga peternak (RTP). Skala yang kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari Banteng (bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Payne dan Rollinson (1973)

KEGIATAN SIWAB DI KABUPATEN NAGEKEO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

MATERI DAN METODE. Materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

Oleh: drh. Adil Harahap (dokadil.wordpress.com)

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

TINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bovidae didomestikasi dari leluhurnya yang masih liar yaitu Bos javamicus/bibos banteng atau

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Identifikasi Fenotipik Sapi Hitam- Peranakan Angus di Kabupaten Sragen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

PEMBAHASAN. Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km

MODEL PEMBIBITAN SAPI BALI DI KABUPATEN BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna,

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI

memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali

METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Transkripsi:

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara geografis sejajar dengan Kecamatan Cikelet dan Cibalong, memiliki jarak yang cukup jauh ke Ibu Kota Garut yaitu 86 km. Kecamatan Pameungpeuk membawahi 7 (tujuh) Desa, yaitu: 1. Desa Mancagahar 2. Desa Pameungpeuk 3. Desa Mandalakasih 4. Desa Sinarbekti 5. Desa Paas 6. Desa Bojong 7. Desa Jatimulya Adapun batas wilayah Kecamatan Pameungpeuk adalah sebagai berikut: Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Utara Sebelah Timur : Samudera Indonesia : Kecamatan Cikelet : Kecamatan Cisompet : Kecamatan Cibalong Kecamatan Pameungpeuk, secara geografis memiliki: Luas Wilayah Ketinggian : 5.896,00 Ha : 1-500 m dpl

22 Suhu Udararata-rata : 27 0 35 0 C Curah Hujan rata-rata : 1.321 mm/tahun. 4.2 Sistem Pemeliharaan Sapi Pasundan yang terdapat di Garut Selatan selama ini dipelihara oleh peternak pedesaan dengan pemeliharaan secara tradisional, tidak menggunakan sentuhan teknologi baik pakan, kesehatan maupun sistem perkawinan. Sistem pemeliharaan Sapi Pasundan di kelompok peternak Pasir Pogor ini bersifat semi intensif dan ekstensif, dimana kegiatan pemiliharaan Sapi Pasundan ini pada pukul 08.00 sampai pukul 16.00 digembalakan di kebun, hutan serta padang penggembalaan dengan dijaga oleh pengangon kemudian disaat hari mulai sore (gelap) sapi-sapi tersebut ditempatkan atau digiring menuju kandang. Pemberian air minum pada sapi dilakukan sebanyak 3 kali, yang pertama pada pagi hari saat ternak dikeluarkan dari kandang untuk digembalakan, yang kedua saat siang hari sekitar pukul 1 siang ternak digiring menuju tempat minum lagi, kemudian yang terakhir saat pulang menuju kandang. Sapi-sapi yang digembalakan biasanya memakan rerumputan dan legum yang terdapat didaerah penggembalaan. Manajemen pemeliharaan seperti memandikan ternak, pemotongan kuku dan pemotongan tanduk jarang sekali dilakukan, namun ketika pengobatan ternak yang sakit, proses melahirkan serta inseminasi buatan (IB) peternak disana memanggil dokter hewan yang sudah biasa menangani. Model kandang pada kelompok peternak Pasir Pogor ini umumnya sangatlah sederhana. Kandang hanya terbuat dari kayu dan bambu. Kandang biasanya diisi oleh sapi jantan dan sapi betina serta pedet secara koloni. Kandang

23 biasanya dikelompokkan berdasar pemiliknya, tetapi tidak jarang juga dalam satu kandang merupakan gabungan dari sapi milik beberapa peternak. Sistem perkawinan dilakukan secara alami di tempat penggembalaan sehingga peluang terjadinya inbreeding cukup tinggi, serta tidak dilakukan pencatatan. Beberapa peternak sudah ada yang melakukan inseminasi buatan walaupun masih banyak sekali kendala yang dialami oleh peternak setempat. 4.3 Frekuensi Sifat Kualitatif Sapi Pasundan Jantan dan Betina Dewasa 4.3.1 Warna Tubuh Karakteristik warna tubuh merupakan salah satu unsur dari bentuk umum pada penilaian Sapi Pasundan jantan dan betina dewasa secara keseluruhan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa keragaman warna tubuh Sapi Pasundan jantan dewasa meliputi warna tubuh merah bata, krem, coklat dan hitam sedangkan warna tubuh Sapi Pasundan betina dewasa meliputi warna tubuh merah bata, krem, dan coklat. Tabel 2. Frekuensi Warna Tubuh Sapi Pasundan Jantan Dewasa Warna Tubuh Jumlah Persentase Merah Bata 5 16,67 Coklat 9 30,00 Krem 7 23,33 Hitam 9 30,00 Tabel 2. menunjukkan hasil pengamatan mengenai persentase warna tubuh Sapi Pasundan jantan dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yaitu warna merah bata 16,67% (5 ekor), coklat 30,00% (9 ekor), krem 23,33% (7 ekor)

24 dan hitam 30,00% (9 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor. Sapi Pasundan jantan dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor memiliki warna tubuh dominan hitam dan coklat. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh hormon androgen yang mengakibatkan kulit Sapi Pasundan jantan dewasa berubah warna menjadi hitam. Warna coklat dan hitam diperkirakan menyerupai warna kulit Sapi Bali, sedangkan warna krem menyerupai warna kulit Sapi Peranakan Ongole (Hardjosubroto, 1994). Tabel 3. Frekuensi Warna Tubuh Sapi Pasundan Betina Dewasa Warna Tubuh Jumlah Persentase Merah Bata 5 16,67 Coklat 12 40,00 Krem 13 43,33 Hitam - 00,00 Tabel 3. menunjukkan hasil pengamatan pada warna tubuh Sapi Pasundan betina dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor yaitu warna merah bata 16,67% (5 ekor), coklat 40,00% (12 ekor) dan krem 43,33% (13 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor. Sapi Pasundan betina dewasa di Kelompok Ternak Pasir Pogor memiliki warna tubuh dominan krem dan coklat dan sebagaian warna tubuh merah bata. Warna tubuh hitam hanya ada pada Sapi Pasundan jantan dewasa, yang disebabkan oleh adanya pengaruh hormon androgen. 4.3.2 Warna Kaki Warna kaki Sapi Pasundan ini hampir menyerupai warna kaki pada Sapi Bali. Warna rambut pada Sapi Bali dibawah persendian loncat keempat kakinya berwarna putih yang dikenal dengan white stocking (Darmadja, 1980).

Tabel 4. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Kaki Sapi Pasundan Jantan Dewasa Warna Putih di Kaki Jumlah Persentase Ada 27 90,00 Tidak Ada 3 10,00 25 Tabel 4. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya warna putih pada kaki Sapi Pasundan jantan dewasa dengan persentase adanya warna putih pada kaki sebesar 90,00% (27 ekor) dan persentase tidak adanya warna putih pada kaki sebesar 10,00% (3 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor. Tabel 5. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Kaki Sapi Pasundan Betina Dewasa Warna Putih di Kaki Jumlah Persentase Ada 28 93,33 Tidak Ada 2 6,67 Persentase warna putih pada kaki Sapi Pasundan betina dewasa juga ditunjukkan pada tabel 5. yaitu sebesar 93,33% (28 ekor) dan persentase tidak adanya warna putih pada kaki sebesar 6,67% (2 ekor) dari total sampel sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor. Sapi Pasundan jantan dan betina dewasa hampir sebagian besar memiliki warna putih pada kaki atau yang sering disebut white stocking, namun warna putih pada kaki Sapi Pasundan ini tidak sama persis dengan Sapi Bali yang memiliki warna putih jelas serta batasan yang kontras.

26 4.3.3 Warna Putih pada Pantat Warna putih pada pantat atau yang biasa disebut cermin putih pada pantat biasa dimiliki oleh sapi-sapi bangsa Bos sondaicus seperti pada Sapi Bali dan Sapi Madura. Warna ini menjadi ciri khas dari sapi-sapi tersebut. Tabel 6. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Pantat Sapi Pasundan Jantan Dewasa Warna Putih di Pantat Jumlah Persentase Ada 30 100,00 Tidak Ada 0 0,00 Tabel 6. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya warna putih pada pantat Sapi Pasundan jantan dewasa dengan persentase warna putih pada pantat sebesar 100% (30 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor. Tabel 7. Frekuensi Ada Tidaknya Warna Putih pada Pantat Sapi Pasundan Betina Dewasa Warna Putih di Pantat Jumlah Persentase Ada 30 100,00 Tidak Ada 0 0,00 Persentase adanya warna putih pada pantat Sapi Pasundan betina dewasa ditunjukkan pada Tabel 7. Sebesar 100% (30 ekor) dari total sampel yang diamati di Kelompok Peternak Pasir Pogor memiliki warna putih pada pantat. Warna putih pada pantat Sapi Pasundan ini sama seperti pada Sapi Bali, namun warna putih pada pantat Sapi Pasundan tidak semuanya terlihat kontras atau jelas.

27 4.3.4 Garis Belut (eel stripe) Garis belut atau eel stripe merupakan garis yang ada disepanjang punggung hingga pangkal ekor. Garis belut ini biasanya berwarna lebih gelap dari warna tubuh. Tabel 8. Frekuensi Ada Tidaknya Garis Belut pada Sapi Pasundan Jantan Dewasa Garis Belut Jumlah Persentase Ada 30 100,00 Tidak Ada 0 0,00 Tabel 8. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya garis belut pada Sapi Pasundan jantan dewasa dengan persentase adanya garis belut sebesar 100% (30 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor. Tabel 9. Frekuensi Ada Tidaknya Garis Belut pada Sapi Pasundan Betina Dewasa Garis Belut Jumlah Persentase Ada 30 100,00 Tidak Ada 0 0,00 Persentase adanya garis belut pada Sapi Pasundan betina dewasa ditunjukkan pada Tabel 9. Seratus persen (30 ekor) Sapi Pasundan betina dewasa dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor memiliki garis belut.

28 4.3.5 Gelambir Gelambir berada dibawah leher sampai hampir perut, yang berbentuk lipatan-lipatan kulit. Pada sapi-sapi Bos indicus, gelambir merupakan salah satu karakteristik dari bangsa tersebut. Tabel 10. Frekuensi Ada Tidaknya Gelambir pada Sapi Pasundan Jantan Dewasa Gelambir Jumlah Persentase Ada 24 80,00 Tidak Ada 6 20,00 Tabel 10. menunjukkan hasil pengamatan ada atau tidaknya gelambir pada Sapi Pasundan jantan dewasa. Delapan puluh persen (24 ekor) Sapi Pasundan jantan dewasa memiliki gelambir dan dua puluh persen (6 ekor) tidak memiliki gelambir dari total sampel sebanyak 30 ekor. Tabel 11. Frekuensi Ada Tidaknya Gelambir pada Sapi Pasundan Betina Dewasa Gelambir Jumlah Persentase Ada 22 73,33 Tidak Ada 8 26,67 Persentase ada tidaknya gelambir pada Sapi Pasundan betina dewasa juga ditunjukkan pada Tabel 11. yaitu sebesar 73,33% (22 ekor) Sapi Pasundan betina dewasa memiliki gelambir dan sebesar 26,67% (8 ekor) Sapi Pasundan betina dewasa tidak memiliki gelambir dari total sampel yang diamati di Kelompok Peternak Pasir Pogor.

29 Hasil pengamatan dilapangan sesuai dengan pendapat (Indrijani, dkk., 2012) bahwa Sapi Pasundan memiliki dua tipe yaitu tipe gelambir dan non gelambir). Tipe non gelambir ini diduga merupakan keturunan dari Sapi Bali sedangkan untuk tipe gelambir sebagai akibat dari pelunturan sifat kualitatif dari Sapi Ongole. 4.3.6 Bentuk Tanduk Sapi Pasundan ini memiliki bentuk tanduk yang cukup variatif yaitu: bentuk tanduk pendek, tumbuh panjang ke atas, tumbuh ke bawah, tumbuh ke samping, asimetris dan tidak bertanduk. Tabel 12. Frekuensi Bentuk Tanduk Sapi Pasundan Jantan Dewasa Bentuk Tanduk Jumlah (ekor) Persentase (%) Bertanduk pendek 12 40,00 Bertanduk panjang ke atas 12 40,00 Bertanduk panjang ke bawah 0 00,00 Bertanduk panjang ke samping 5 16,67 Bertanduk asimetris 0 00,00 Tidak bertanduk 1 3,33 Keterangan : Tanduk pendek : < 15 cm Tanduk panjang : 15 cm Tabel 12. menunjukkan hasil pengamatan keragaman bentuk tanduk Sapi Pasundan jantan dewasa. Bentuk tanduk yang teramati adalah tanduk pendek sebesar 40,00% (12 ekor), bentuk tanduk tumbuh panjang ke atas sebesar 40,00% (12 ekor), bentuk tanduk tumbuh ke samping sebesar 16,67% (5 ekor) dan tidak bertanduk sebesar 3,33 (1 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor.

30 Tabel 13. Frekuensi Bentuk Tanduk Sapi Pasundan Betina Dewasa Bentuk Tanduk Jumlah (ekor) Persentase (%) Bertanduk pendek 13 43,33 Bertanduk panjang ke atas 11 36,67 Bertanduk panjang ke bawah 2 6,67 Bertanduk panjang ke samping 1 3,33 Bertanduk asimetris 3 10,00 Tidak bertanduk 0 00,00 Keterangan : Tanduk pendek : < 15 cm Tanduk panjang : 15 cm Tabel 13. menunjukkan hasil pengamatan bentuk tanduk Sapi Pasundan betina dewasa. Bentuk tanduk yang teramati adalah tanduk pendek sebesar 43,33% (13 ekor), bentuk tanduk tumbuh panjang ke atas sebesar 36,67% (11 ekor), bentuk tanduk tumbuh ke bawah sebesar 6,67% (2 ekor), bentuk tanduk tumbuh ke samping sebesar 3,33 (1 ekor) bentuk tanduk asimetris sebesar 10,00% (3 ekor) dari total sampel yang diamati sebanyak 30 ekor di Kelompok Peternak Pasir Pogor. Hasil pengamatan dilapangan menunjukan bahwa bentuk tanduk Sapi Pasundan jantan dan betina dewasa bervariasi. Tanduk pada Sapi Pasundan di Kelompok Peternak Pasir Pogor ini tidak pernah dipotong sehingga seringkali tanduk tersebut melukai sapi-sapi lain.