LAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Bali Dalam Angka Denpasar

BAB I PENDAHULUAN -1- pepeoeoeoekonhcfkjsnfo. SEMINAR TUGAS AKHIR FASILITAS PENUNJANG pepeoeoeoekonhcfkjsnfo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 199/HK/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA PENDAMPINGAN SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI (SIMANTRI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 681 / HK / 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DATA MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 107/HK/2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Jalan Ngurah Rai No. 27 Telp. (0363) 23576, Amlapura

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 256/ HK / 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir 2015 Penataan Pantai Purnama Gianyar 1

BAB I PENDAHULUAN. tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut. Suryana (2005: 6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan, serta metode penulisan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian. Pengertian agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, dan pertanian memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

KATA PENGANTAR. Amlapura, Nopember 2015 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karangasem Kepala,

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR317 / HK/ 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

ANDA HARUS TAU!!!!!!!!!! Tentang Kawasan Hutan di Provinsi Bali

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

Kepengurusan Serta Keanggotaan Sekaa Guru Peduli

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih dari lima puluh persen penduduk Indonesia bermata

Denpasar Tourism and Cultural Information Center BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

Amalia H.J BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TARIF ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI WILAYAH KABUPATEN KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

PUSAT PENGOLAHAN DAN KEDAI KOPI DI KECAMATAN RENDANG, KARANGASEM

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KARANGASEM MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Resort Syariah di Kawasan Wisata Ngarai Sianok Bukittinggi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dijelaskan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Metode Penelitian dari penulisan Laporan Seminar Tugas Akhir Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan Rendang, Karangasem ini. 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu potensi besar di Indonesia dalam bidang pariwisata dan perkebunan. Salah satu daerah yang mampu menarik para wisatawan adalah Kabupaten Karangasem. Objek wisata yang ada di Kabupaten karangasem, diantaranya Taman Ujung, Candi Dasa, Tirta Gangga, Tulamben, Amed, Tenganan, Kawasan Spiritual Pura Besakih, Bukit Jambul, Area Rekreasi Air Sungai Telaga Waja, Lambuan Ambuk, Padang Bai dan Pura Lempayung. Dari ke 11 objek wisata tersebut 30% berada di Kecamatan Rendang. Objek wisata tersebut terdiri atas Kawasan Spiritual Pura Besakih, Bukit Jambul, Area Rekreasi Air Sungai Telaga Waja. Tidak hanya dalam bidang pariwisata, 1

Kabupaten Karangasem juga memiliki kekayaan alam yang terkenal, seperti hasil pertanian dan perkebunan. Karangasem merupakan salah satu kabupaten yang ada di Pulau Bali dengan memiliki ladang perkebunan terbesar keempat setelah Kabupaten Buleleng, Jembrana dan Bangli. Luas wilayah dari kabupaten ini adalah 839,54 km 2 dengan delapan buah kecamatan yakni Kubu, Rendang, Abang, Sidemen, Selat, Bebandem, Karangasem dan Manggis. Dari luas total wilayah tersebut luas ladang perkebunan di Kabupaten Karangasem sebesar 25.529 hektar yang terdiri atas kacang kacangan di Kec. Kubu dan Abang, kopi di Kec. Rendang, buah (salak) di Kec. Bebandem dan Sibetan, jagung di Kec. Seraya dan padi di Kec. Sidemen, Selat, Manggis dan karangasem. (sumber: Badan Pusat Statistika Kabupaten Karangasem, 2015). Salah satu daerah penghasil perkebunan terbesar di Kabupaten Karangasem adalah Kecamatan Rendang. Kecamatan Rendang memiliki luas ladang pertanian seluas 1.456 hektar dari luas wilayah keseluruhan yakni 109,70 km 2. Lahan pertanian tersebut sebagian besar ditanamami oleh tanaman Kopi. Hasil produksi biji kopi yang ada di kecamatan Rendang pada tahun 2013 sekitar 31,02 ton. (sumber : Badan Pusat Statiska Kabupaten Karangasem, 2014). Kopi merupakan sebuah biji dan sumber utama pembuatan minuman kopi. Warna bijinya adalah putih yang berupa endosperma. Kopi dibedakan menjadi 4 jenis yaitu Kopi Arabika, Robusta, Liberka dan hibrida. Biji Kopi pada umumnya memiliki dua buah biji. Didalam biji kopi ini mengandung 4 buah nutrisi, yaitu Alkaloida kafein, protein dan asam amino, karbohidrat dan lipid. Dari kandungan tersebut, biji kopi memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Munurut penuturan dari petugas Kantor Kecamatan Rendang, masyarakat di kecamatan ini sebagian besar merantau ke Kota Denpasar dan sebagiannya lagi menetap dengan mata pencaharian sebagai pedagang dan memelihara kebun seperti buah buahan, kopi dan cengkeh. Kemudian, hasil kebun tersebut, dibawa ke pasar atau ke kota untuk dijual. Tetapi hal ini berbeda dengan hasil kebun berupa kopi atau cengkeh. Hasil kebun ini tidak langsung dijual ke pasar melainkan, ke pabrik / pusat pengolahan lebih lanjut agar menjadi hasil yang dapat langsung digunakan oleh konsumen. 2

Kasus tersebut juga terjadi pada hasil kebun berupa kopi yang ada di Kecamatan Rendang. Menurut I Gusti Ngurah Ardana, pemilik ladang kopi, beliau melakukan pengolahan biji kopi secara manual terlebih dahulu, yakni memetik biji kopi dan menjemur biji kopi hingga kering kurang lebih selama satu minggu dalam keadaan cuaca cerah sepanjang hari. Setelah menjemur, beliau mengangkut seluruh hasil kopi tersebut ke Selip atau tempat pemilahan antara biji kopi dengan kulitnya. Setelah itu, biji kopi tersebut dapat dijual ke pabrik / pusat pengolahan di Kota Denpasar yang mampu mengolah menjadi serbuk kopi instan. Dari kasus tersebut, terjadi proses yang panjang untuk mengolah biji kopi hingga menjadi bubuk kopi. Selain itu, dana yang dikeluarkan lebih besar sehingga menyebabkan keuntungan dari masyarakat sekitar berkurang. Tetapi kegiatan tersebut tetap dilaksanakan karena belum adanya fasilitas yang memadai di Kabupaten Karangasem seperti di Pusat Pengolahan Kopi yang ada di Kota Denpasar dan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya untuk mengajukan sebuah rancangan mengenai suatu tempat pengolahan khusus hasil kebun kopi yang disertai dengan peristirahatan bagi wisatawan sebagai akomodasi pariwisata di daerah Kecamatan Rendang, Karangasem. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat dirangkum, antara lain: a. Apakah tema yang akan diterapkan guna menggabungkan dua fungsi antara Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi? b. Bagaimana program ruang dan tapak yang akan diterapkan pada Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi ini sehingga mampu meningkatkan produksi olahan kopi yang memiliki kualitas baik? c. Bagaimana konsep perancangan dari perencanaan bangunan Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi? 1.3. Tujuan Tujuan dari merancang Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan Rendang, Karangasem ini adalah : 3

a. Menghasilkan tema yang akan diterapkan guna menggabungkan dua fungsi antara Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi. b. Menghasilkan program ruang dan tapak yang akan diterapkan pada Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi ini sehingga mampu meningkatkan produksi olahan kopi yang memiliki kualitas baik c. Menghasilkan konsep perancangan dari perencanaan bangunan Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi yang selanjutnya ditransformasikan kedalam desain fisik sehingga terbentuk sebuah penataan yang baik. 1.4. Metode Penelitian Proses penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data dan analisa data/teknik pembahasan. Berikut merupakan penjelasan dari metode yang digunakan, antara lain : 1.4.1. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto,1985:121, Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses penyusunan instrumen yang bersifat umum. Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan variable yang tepat baik. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain : a. Wawancara Melakukan interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penduduk daerah Kecamatan Rendang yang memiliki ladang perkebunan kopi mengenai bagaimana proses pengolahan baik dalam skala mikro dan makro. Proses wawancara juga dilakukan pada marketing pemasaran dari CV. Pusaka Bali Persada mengenai ruang ruang yang dibutuhkan serta alur dari pengolahan kopi.dan pada tahap akhir, melakukan wawancara terhadap Camat dari Kecamatan Rendang mengenai potensi yang akan dikembangkan dan daerah yang strategis untuk peletakannya. b. Observasi Observasi merupakan suatu proses pengamatan langsung kelapangan untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan proyek yang akan dibangun. Dalam hal ini, observasi dilakukan saat studi fasilitas sejenis pada CV. Pusaka Bali Persada yang dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2015 serta Starbucks Coffee Griya Santrian pada tanggal 11 Oktober 2015. Hal 4

yang diamati dalam proses observasi mengenai ruang atau fasilitias yang disediakan, alat pengolahan dan proses peletakkannya serta produk yang dihasilkan selama proses pengolahan kopi tersebut. Selain itu, proses observasi juga dilaksanakan pada penentuan tapak untuk proyek ini. Observasi dilaksanakan pada tanggal 18 November 2015 di Kecamatan Rendang dalam tiga lokasi yang berbeda. Lokasi tersebut terdiri atas Desa Pesabaan, Desa Nongan dan Desa Pempatan. c. Studi Literatur Dengan cara mempelajari literatur yang terkait, sebagai pedoman dalam merancang bangunan yang diperuntukkan bagi Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi yang selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk membandingkan teori dengan kebutuhan rancangan yang akan dirancang. Dalam studi literatur ini menggunakan buku tentang arsitektur yang berkaitan dengan ukuran atau persyaratan dari merancang sebuah bangunan pusat pengolahan dan café pada Kedai Kopi. Selanjutnya menggunakan buku tentang kopi dan manajemen bangunan yang digunakan untuk mengetahui dari aktivitas dan alur kegiatan dari pengolahan kopi tersebut. Studi literatur juga dilaksanakan saat penentuan fasilitas sejenis yang digunakan sebagai acuan pada proyek ini. Proses studi literatur digunakan dengan media internet. Hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya buku mengenai bangunan tersebut. Selain itu, media internet juga dilakukan untuk pencarian materi pada pemahaman terhadap proyek sehingga mendapatkan data yang lebih kompleks. d. Studi Instansional Melakukan pengumpulan data dari intansi kepemerintahan yang digunakan dalam proses merancang. Data instansional yang dikumpulkan berasal dari dinas yang berkaitan. Instansi yang dikunjungi meliputi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Pariwisata, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Badan Pusat Statiska dan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah). Keseluruhan dinas dan kantor tersebut berada di Kabupaten Karangasem yang berkaitan langsung dengan lokasi pembangunan proyek. Selain itu, data perkembangan hasil 5

perkebunan dan pertanian, didapat dari data UPT Pertanian dan Hortikultural dan UPT Perkebunan Kecamatan Rendang. 1.4.2. Teknik Pengolahan data Menurut Arikunto,1985:137, Teknik pembahasan merupakan bagian dari tahap analisis data yang dilakukan setelah melakukan teknik pengumpulan data. Teknik ini merupakan suatu proses mengolah seluruh instrumen yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik ini adalah status dan mendeskripsikan fenomena; komparasi/ membandingkan dua atau lebih fenomena; mencari hubungan antara kedua fenomena dan melihat pengaruh hubungan antara variable terkait. Berikut merupakan teknik pengolahan data yang digunakan dalam proses penelitian ini. 1. Metode Deskriptif Menerapkan metode ini dengan cara memaparkan dan menjelaskan berbagai proses kegiatan dalam membuat rancangan ulang Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi. Pada keseluruhan bab dijabarkan mengenai keseluruhan data yang telah diperoleh pada baik pada buku, media internet dan data instansi. 2. Metode Komparatif Pengolahan data dengan cara membandingkan teori yang ada, baik itu di bangku perkuliahan maupun data literatur. Selain itu, data juga dapat bersumber dari dokumen dari instansi instansi bersangkutan yang juga berhubungan satu sama lain. 6