Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 ISSN : 0-0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0 PERENCANAAN JUMLAH DAN LOKASI MENARA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) BARU PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KABUPATEN JOMBANG MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Achmad Mauludiyanto), Yoga Dwi Pranata) ), ) Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Surabaya Kampus Keputih Sukolilo Surabaya Email : maulud@ee.its.ac.id) Abstrak Teknologi dan industri telekomunikasi telah berkembang pesat. Operator terus berlomba untuk dapat meningkatkan pelayanannya. Salah satunya adalah pembangunan BTS untuk dapat melayani pengguna seluler di wilayah yang akan dijangkau. Tetapi pembangunan tanpa adanya perencanaan yang tepat dapat menimbulkan dampak yang buruk di masa mendatang. Pada makalah ini dibahas tentang pengaturan lokasi serta jumlah BTS di Kabupaten Jombang hingga tahun mendatang menurut metode AHP(Analytical Hierarchy Process) dengan kriteria kepadatan penduduk, (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan jarak yang akan ditampilkan dalam peta digital berbasis sistem informasi geografis. Untuk tahun 0 terdapat 0 menara di Kabupaten Jombang sementara untuk 0 diperlukan kira-kira menara untuk melayani komunikasi seluler penduduk di Kabupaten Jombang. Diprediksi terdapat penambahan zona menara baru dengan jari-jari 0, km dengan luas total zona adalah,0 Km. Dengan metode Analytical Hierarchy Process diperoleh prioritas paling utama untuk dibangun adalah terdapat pada kecamatan Jombang. Kata kunci: BTS, Coverage, Kapasitas Trafik, Sistem Informasi Geografis, Analytical Hierarchy Process.. Pendahuluan Ketersediaan layanan diupayakan oleh sejumlah operator yang menawarkan berbagai sistem dan layanan yang bervariasi dengan pembangunan infrastruktur jaringan radio seluler, termasuk di penambahan jumlah dan lokasi Menara BTS yang sudah merupakan tuntutan yang wajib terpenuhi. Jika dilihat dari sudut pandang yang berlawanan, kerapatan lokasi menara yang terlalu tinggi membawa beberapa permasalahan yang berimbas kepada masyarakat. Di satu sisi, peningkatan jumlah lokasi menara memang akan mendukung tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap layanan telekomunikasi. Di sisi sebaliknya, jika pembangunan dilakukan tanpa adanya koordinasi akan menganggu keindahan dari suatu wilayah. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan lokasi serta jumlah menara BTS di Kabupaten Jombang perlu adanya sebuah Master Plan yang lengkap dan rinci tentang perencanaan lokasi serta jumlah menara BTS di Kabupaten Jombang. Master Plan tersebut harus tetap mengikuti regulasi yag berlaku. Pada makalah ini akan dibahas tentang perencaan lokasi serta jumlah menara BTS baru di Kabupaten Jombang. Hasil penelitian ini akan ditampilkan dalam peta digital menggunakan Map Info dan penentuan lokasi BTS baru berdasarkan metode AHP (Analytical Hierarchy Process)[]. Berbeda dengan metode sebelumnya yang menggunakan penentuan criteria zona berdasarkan pada TOPSIS (Technique for OrderPerformance by Similarity toideal Solution). Data yang mendukung metode TOPSIS adalah penduduk, jarak, dan akses. Sedangkan pada metode AHP data pendukungnya adalah kepadatan penduduk,, dan jarak. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui lokasi menara eksisting serta kapasitas trafik di Kabupaten Jombang yang akan berguna untuk menentukan jumlah BTS yang dibutuhkan untuk tahun mendatang. Serta dapat mengetahui lokasi serta jumlah menara BTS baru di Kabupaten Jombang. Penelitian ini difokuskan pada wilayah Kabupaten Jombang yang akan ditampilkan dalam Map Info serta penentuan lokasi BTS berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process dengan kriteria kepadatan penduduk, Rencana Tata Ruang Wilayah dan. Pada Gambar ditunjukkan kerangka dari penelitian yang dilakukan. Daerah yang digunakan untuk penelitian adalah Kabupaten Jombang. Kabupaten Jombang terletak pada 0 0 0 sampai 0 0 0 Bujur Timur dan 00 0.-
ISSN : 0-0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0 dan 00 0 Lintang Selatan, dengan luas wilayah.,0 Km. Kabupaten Jombang terbagi menjadi kecamatan yang terdiri dari 0 desa dan kelurahan serta meliputi. dusun []. c) Kapasitas BTS yang terdiri dari antena sektoral dan tiap antena sektoral terdiri dari TRx serta asumsi GOS sebesar %=, Erlang (Merujuk pada Tabel Erlang B).[] C. Penentuan Kriteria dan sub kriteria dalam Menentukan Lokasi BTS dengan Metode AHP Dalam perencanaan lokasi BTS dapat diasumsikan kriteria dan sub kriteria sebagai berikut a) Penduduk Kriteria penilaian dari kepadatan penduduk adalah sebagai berikut:,, dan. b) Kriteria penilaian dari adalah sebagai berikut:,, dan. c) Kriteria penilaian dari jarak adalah sebagai berikut :,, dan. Gambar. Kerangka Penelitian D. A. Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu : a) Data lapangan, yaitu data yang didapat dengan melakukan survei langsung ke lapangan seperti pengambilan titik koordinat menara, tinggi menara, jumlah BTS, serta operator seluler yang berada di menara tersebut. b) Data pendukung, yaitu data yang didapat dari sumber sumber yang lain seperti landasan hukum, cara penggunaaan peta digital, data penduduk, Rencana Tata Ruang Wilayah, zona menara eksisting, zona menara baru, serta zona bebas menara di Kabupaten Jombang. B. Perhitungan Data Parameter yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan jumlah BTS Kabupaten Jombang antara lain : a. Rata-rata panggilan pengguna seluler untuk wilayah suburban adalah 0 menit dan untuk wilayah rural adalah menit. Sehingga Offered Traffic tiap pelanggan dapat dihitung :[] : A = / ( X 0) =, merlang Suburban : A = 0/ ( X 0) =, merlang b. Grade of Service (GOS) diasumsikan sebesar % c. Kapasitas BTS yang digunakan memiliki konfigurasi a) Menggunakan antena sektoral dengan konfigurasi // sektor terdiri dari TRx TRx terdiri dari timeslot TRx = x = timeslot sektor yang dari TRx dapat melayani -= Kanal. b) Tiap BTS terdiri dari antena sektoral yang tiap sektor terdiri dari TRx/ antena sektoral jadi jumlah kanal tiap BTS adalah x = kanal. Perhitungan kriteria dengan Metode AHP Kriteria yang akan dihitung dengan penilaiannya adalah : a. : baik, cukup, kurang b. : baik, cukup, kurang c. : baik, cukup, kurang Langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penilaian lokasi BTS dengan metode AHP adalah : a. Matriks kriteria berpasangan Langkah ini adalah melakukan perbandingan terhadap satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasilnya dapat dilihat pada tabel : Tabel. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria 0, 0,, 0,,,, Nilai angka pada kolom kepadatan dan baris kepadatan mendefinisikan bahwa tingkat kepentingan yang sama antara kepadatan dan kepadatan. Sementara nilai angka pada kolom kepadaan serta baris mendefinisikan bahwa kepadatan sedikit lebih penting daripada. Nilai dari kolom serta baris yang lain didapat dari cara yang sama. b. Matriks nilai kriteria Nilai matriks ini diperoleh dengan rumus membagi nilai baris kolom Tabel dengan jumlah tiap kolom Tabel. Sementara nilai pada kolom prioritas didapat dari membagi nilai pada kolom jumlah dengan jumlah kriteria. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel..-
ISSN : 0-0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0. Matriks Nilai Kriteria nilai sub kriteria didapat dari perkalian antara prioritas sub kriteria dengan prioritas kriteria tersebut. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel. Kriteria Kepadata Jara Prioritas n k, 0, Tabel. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria 0, 0,0 0,,, c. Matriks penjumlahan tiap baris Nilai dari matriks ini diperoleh dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel dengan nilai pada tiap baris kolom pada tabel. Sementara kolom jumlah pada tabel didapat dari menjumlahkan nilai pada tiap baris pada tabel. Hasil perhitungan dapat dilihat tabel. Tabel. Matriks Nilai Kriteria Tabel. Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kriteria Kepadat an Kepad atan 0, Jumla, h 0, d. Rasio konsistensi (CR) Rasio konsistensi dihitung untuk membuktikan apakah CR <= 0,. Jika Rasio Konsistensi sudah mencapai <= 0, maka matriks tersebut dapat digunakan []. Untuk mengetahui rasio konsistensi dapat dilihat tabel. Kriteria Tabel. Rasio Konsistensi per Prioritas Baris, 0, Prioritas Nilai sub sub kriteria kriteria Jml. Prioritas 0, 0, 0, 0, 0,,0 0, 0, 0,,00 0, 0, 0,0 0, 0, 0, 0, 0,0 Sementara langkah yang lain sama dengan langkah pada perhitungan prioritas kriteria sebelumnya. Sementara perbedaan dalam pembuatan matriks perbandingan berpasangan untuk subkriteria dari kriteria dan dapat dilihat pada tabel dan tabel. Hasil Tabel. Matriks Kriteria Berpasangan Kriteria,,0 0,,00 Kolom jumlah per baris didapat dari kolom jumlah pada tabel. Sementara kolom prioritas didapat dari kolom prioritas pada kolom. Dari tabel dapat diperoleh nilai-nilai : a. kriteria adalah b. maks adalah / =, c. CI adalah ((,- )/) = - d. CR adalah (- / 0, ) = -0, E. Perhitungan subkriteria dengan Metode AHP Perhitungan subkriteria dilakukan untuk semua subsub dari semua kriteria yang ada. Perhitungan subkriteria sama caranya dengan perhitungan kriteria. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut. a. Matriks perbandingan berpasangan Langkah ini sama dengan langkah pada tabel. Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel. b. Matriks nilai kriteria Langkah ini sama dengan langkah pada tabel tetapi ada penambahan kolom prioritas sub kriteria dan nilai sub kriteria. Nilai pada kolom prioritas sub kriteria didapat dari nilai prioritas pada baris tersebut dibagi dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas. Sementara 0, 0, 0, Tabel. Matriks Kriteria Berpasangan Kriteria 0, 0, 0,. Pembahasan A. Data Pengguna Seluler Teledensitas pengguna seluler merupakan perbandingan antara jumlah pengguna seluler dan jumlah penduduk di daerah tersebut dalam hal ini merupakan Kabupaten Jombang. Teledensitas jumlah pengguna seluler di Kabupaten Jombang dapat diasumsikan dengan teledensitas jumlah pengguna seluler di Jawa Timur yaitu,%. Teledensitas pengguna seluler menurut wilayah dapat dilihat pada gambar. Teledensitas berfungsi sebagai melihat jumlah pengguna seluler di suatu wilayah..-
ISSN : 0-0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0 Jakarta-Banten dengan mengalikan antara jumlah pengguna dengan intensitas trafik wilayah tersebut. Sementara jumlah pengguna didapat dari perkalian antara jumlah penduduk dengan teledensitas pengguna seluler di Jawa Timur yaitu sebesar,%. Jika dapat mengetahui trafik di suatu wilayah maka dapat diketahui pula jumlah BTS yang optimal di wilayah tersebut. Maka hasil total trafik pelanggan dapat dilihat pada tabel 0.,0 Kalimantan, Sumatra 0, Sulawesi-Maluku-, Jatim-Bali-NT,0 0 0 00 Persen (%) 0 00 Tabel 0. Trafik User di Kabupaten Jombang tahun 0 Gambar. Pengguna Telepon Seluler Menurut Wilayah Tahun 00[] Kecamatan B. Prediksi Penduduk Menurut data jumlah penduduk dalam Jombang Dalam Angka tahun 0[], dapat diperoleh informasi tentang jumlah penduduk tiap kecamatan dan data pertumbuhan penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Jombang pada tahun 0. Dengan menggunakan rumus geometrik tentang pertumbuhan penduduk, maka dapat dihitung prediksi jumlah penduduk untuk tahun mendatang dan ditunjukkan pada tabel. P0 = P0 ( +X)t Bandar Kedung Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Tabel. Prediksi Penduduk Kecamatan Bandar Kedung Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Laju Penduduk Pertumbuhan Tahun 0 Prediksi Penduduk Tahun 0 0,%.00. 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,0% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,% 0,%.0.0 0. 0.0.0 0..0....0 0.. 0...0.. 0...... 0.. 0.00........0.. 0.0.0.0.0... User 0 Morfologi Area. 0 0.0 0. 0.0.0 0.....0.0.000 SubUrban...0.... Jombang. Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan...00.0.0.0...0 Trafik 0 (Erlang) 0 0. D. Penentuan BTS dan Menara Telekomunikasi Penghitungan jumlah BTS yang dibutuhkan di wilayah Kabupaten Jombang untuk tahun 0 didapatkan dengan pembagian antara total trafik yang dibangkitkan oleh pengguna seluler (Erlang) dengan kapasitas BTS di wilayah Kabupaten Jombang. Kapasitas BTS (E) yang terdiri dari antena sektoral yang tiap antena sektoralnya terdiri dari TRx dengan asumsi GOS % adalah, Erlang (Merujuk pada Tabel Erlang B). Sementara jumlah menara dihitung dengan: Mt = (( BTS Tahun 0 BTS Tahun 0)/)) + Menara Tahun 0 C. Trafik Pelanggan Asumsi trafik per pengguna di wilayah suburban adalah, merlang sementara untuk wilayah rural adalah, merlang. Maka trafik per pengguna dihitung Hasil Perhitungan BTS dan Menara Telekomunikasi untuk tahun 0 ditunjukkan pada tabel..-
ISSN : 0-0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0 Tabel. Kebutuhan BTS dan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama Tahun 0 Kecamatan BTS BTS Menara Menara 0 0 0 0 Bandar Kedung Mulyo Perak Gudo 0 Diwek Ngoro Mojowarno 0 Bareng Wonosalam 0 0 Mojoagung 0 0 Sumobito 0 Jogoroto 0 Peterongan Jombang 0 Megaluh Tembelang Kesamben 0 Kudu 0 Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan 0 0 eksisting. Lokasi zona menara baru juga harus menurut kriteria yang ditentukan yaitu kepadatan penduduk,, dan. Zona menara baru dalam MapInfo digambarkan dengan zona biru. Hasil zona menara baru dapat dilihat pada gambar (warna biru). Tabel. Data Zona Menara Baru No 0 0 E. Penentuan dan Lokasi Zona Menara Baru Penentuan jumlah zona menara baru dapat dihitung menggunakan rumus : Zona = ( BTS tahun 0 BTS tahun 0)/ zona = = ((-)/) = Zona Nama Latitude Lokasi JBG-0, JBG-0, JBG-0, JBG-0, JBG-0,00 JBG-0, JBG-0, JBG-0,0 JBG-0,0 JBG-0, JBG-,0 JBG-, JBG-, JBG-, JBG-, JBG-,0 JBG-, JBG-, JBG-,0 JBG-0, JBG-, JBG-, JBG-, Luas Zona Biru Longitude -, -,0 -, -, -, -,0 -,0 -,0 -, -, -, -,0 -, -, -, -, -, -, -,0 -, -, -, -, Luas (Km),0 Zona menara baru pada penelitian ini menggunakan jari jari sebesar 0, Km dan luas tiap zona menara baru dapat dihitung dengan rumus : Luas zona menara baru =,X0, X 0, = Km Luas total zona menara baru dihitung rumus: Luas total zona = x =,0 Km Lokasi dari zona menara baru dapat dilihat tabel. F. Penempatan Zona Menara Baru pada Map Info Penempatan zona baru harus menurut kriteria yang ada yaitu kepadatan penduduk,, serta jarak. Sebelum menentukan zona menara baru, harus diketahui terlebih dahulu tentang lokasi zona menara eksisting. Dalam penelitian ini zona menara eksisting G dan G digambarkan dalam zona merah pada gambar. Sementara zona menara baru berfungsi untuk mengatasi daerah yang belum tercoverage oleh zona menara.- Gambar. Zona Eksisting dan zona baru
ISSN : 0-0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0 Sistem Pendukung Keputusan Lokasi BTS dengan Metode Analytical Hierarchy Process Penilaian lokasi BTS yang telah ditentukan sebelumnya dengan kriteria yang ada yaitu kepadatan penduduk,, dan. Hasil Penilaian dapat dilihat pada tabel dan hasil perhitungan pada tabel. Tabel. Penilaian subkriteria Penentuan Lokasi BTS di Kabupaten Jombang dengan Metode AHP G. Tabel. Penentuan subkriteria Lokasi BTS di Kabupaten Jombang Menurut Metode AHP Nama No Lokasi JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 0 JBG-0 JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- 0 JBG-0 JBG- JBG- JBG- No 0 0 Nama Lokasi JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG-0 JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG- JBG-0 JBG- JBG- JBG- 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Penilaian Metode AHP 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, Daftar Pustaka [] [] [] [] [] Turban, E, Jay, E.A., Decision Support System and Intelligent System,fifth edition, Prentice Hall International, Inev.. http://jombangkab.go.id/index.php/page/detail/keadaangeografis.html Tacoli, Cecilia, -Urban Interactions : A Guide to The Literature,. Kementrian Komunikasi dan Informatika, Indikator TIK Indonesia,0. Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, 00. BPS Kabupaten Jombang, Jombang Dalam Angka Tahun 0.. Kesimpulan [] Pada tahun 0 di Kabupaten Jombang diprediksi mempunyai trafik sebesar. Erlang dan terdapat BTS yang terdapat dalam menara telekomunikasi. Pada tahun 0 juga diprediksi terdapat penambahan zona menara baru dengan jari-jari 0, km dengan luas total zona adalah,0 Km. Menurut metode Analytical Hierarchy Process dengan kriteria kepadatan penduduk, Rencana Tata Ruang Wilayah, jarak, dan zona menara baru yang mempunyai prioritas paling utama untukdibangun adalah JBG- yang terdapat pada kecamatan Jombang dan mempunyai nilai prioritas. Perlu adanya penelitian lebih akurat terkait jumlah pengguna seluler di Kabupaten Jombang agar bisa menentukan jumlah BTS lebih akurat lagi. Serta perlu adanya peraturan yang mengatur tentang pembangunan zona menara baru. Biodata Penulis Achmad Mauludiyanto, memperoleh gelar Sarjana Elektro (Ir.), Jurusan Teknik Elektro ITS. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT.) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Elektro ITS, lulus tahun 000. Program doktor diselesaikan tahun 00 di ITS. Saat ini menjadi Dosen Teknik Elektro ITS Surabaya. Yoga Dwi Pranata, memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST.), Jurusan Teknik Elektro ITS lulus tahun 0. Saat ini sedang mengikuti perkuliahan di Pascasarjana ITS Jurusan Teknik Elektro..-