WORKBOOK SINKRONISASI RPJMD RPJMN SUBBIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT. Workbook untuk Pusat. Disusun oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

Strategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) (Perpres No 2/2015)

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RUANG LINGKUP MENU KEGIATAN DAK BIDANG KESEHATAN TA. 2017

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Tabel 7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 5. INDIKATOR KINERJA (outcome)

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Oleh : Tarjuman, SKp.,MNS. Fakultas Ilmu Kesehatan, UNIBBA

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH KAB/KOTA BIDANG KESEHATAN (GIZI DAN KIA)

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan

Transkripsi:

WORKBOOK SINKRONISASI RPJMD RPJMN SUBBIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT Workbook untuk Pusat Disusun oleh : Australian Indonesia Partnership For Health System Strengthening (AIPHSS)

Petunjuk Buku Kerja Sinkronisasi RPJMD-RPJMN Sub-Bidang dan Gizi Masyarakat Buku Kerja Sinkronisasi merupakan lembar kerja dari penugasan sinkronisasi tahap demi tahap sesuai yang telah diuraikan dalam Buku Pedoman Sinkronisasi RPJMD-RPJMN Sub-Bidang dan Gizi Masyarakat. Buku kerja ini merupakan rangkaian dari buku tersebut dan disusun untuk memudahkan para peserta dan pembaca yang ingin melakukan sinkronisasi RPJMD dengan RPJMN Sub-Bidang dan Gizi Masyarakat. Buku Kerja Sinkronisasi terdiri dari tugas-tugas berdasarkan delapan tahap yang ada pada sinkronisasi. Berikut delapan tahap dalam sinkronisasi RPJMD-RPJMN Sub-Bidang dan Gizi Masyarakat: Tahap 1 : Analisis Situasi dan Masalah Tahap 2 : Sinkronisasi Isu Strategis Tahap 3: Sinkronisasi Misi/Sub Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Pembangunan Tahap 4: Sinkronisasi Target dan Sasaran Tahap 5: Sinkronisasi Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Tahap 6: Sinkronisasi Program Daerah dengan Prioritas Nasional, Program Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Berdasarkan Indikator dan Pembagian Urusan Pemerintahan Tahap 7: Sinkronisasi Kerangka Pendanaan Program dan Kegiatan yang Mendukung Prioritas Nasional Tahap 8: Sinkronisasi Indikasi Lokasi Pelaksanaan Program Peserta diharapkan mengisi tabel yang telah disediakan pada buku ini. Setelah mengisi tabel dengan melewati delapan tahap di atas. Pengisian tabel tersebut akan memudahkan peserta untuk merangkum dan membuat dokumen narasi sinkronisasi. Selamat Mengerjakan Salam, Tim Penulis 2

3

Daftar Isi Petunjuk Buku Kerja Sinkronisasi RPJMD-RPJMN Sub-Bidang dan Gizi Masyarakat... 2 Buku Kerja Sinkronisasi RPJMD-RPJMN Sub-Bidang dan Gizi Masyarakat... 5 Tahap 1: Analisis Situasi dan Masalah... 5 Tahap 2: Sinkronisasi Isu Strategis... 11 Tahap 3: Sinkronisasi Misi/Sub Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Pembangunan... 12 Tahap 4: Sinkronisasi Target Sasaran... 25 Tahap 5: Sinkronisasi Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan... 32 Tahap 6: Sinkronisasi Program Daerah dengan Prioritas Nasional, Program Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Berdasarkan Indikator dan Pembagian Urusan Pemerintahan... 45 Tahap 7: Sinkronisasi Kerangka Pendanaan Program dan Kegiatan yang Mendukung Prioritas Nasional... 48 Tahap 8: Sinkronisasi Indikasi Lokasi Pelaksanaan Program... 49 4

Buku Kerja Sinkronisasi RPJMD-RPJMN Sub-Bidang dan Gizi Masyarakat Tahap 1: Analisis Situasi dan Masalah I. Analisis Determinan Sosial Determinan Geografis Luas wilayah Batas wilayah administrasi Topografi Geologi Hidrologi sdt Demografi Jumlah penduduk Jumlah penduduk lakilaki Jumlah penduduk perempuan Pendidikan Agama Etnis dst Potensi pengembangan wilayah Industri pariwisata Wilayah pertambangan dst Kondisi rawan bencana dan krisis kesehatan Indeks risiko bencana daerah Tabel 1. Rangkuman analisis determinan sosial Kondisi Pengaruh terhadap Masyarakat Keterangan 5

Determinan Anda Identifikasi jenis bencana dst Kondisi Pengaruh terhadap Masyarakat Keterangan Kebijakan global SDGs Masyarakat Ekonomi Asean dst Kebijakan nasional Jaminan kesehatan dst Kebijakan antarkabupaten Peraturan daerah perbatasan dst Peraturan daerah yang berdampak pada kesehatan masyarakat Kebijakan perda rokok Kebijakan pemberantasan wilayah prostitusi dst Budaya, adat istiadat yang berdampak pada kesehatan masyarakat Pantangan ibu hamil makan 6

Determinan buah-buahan Pantangan lainnya Kondisi Pengaruh terhadap Masyarakat Keterangan dst II. Analisis kesehatan Tabel-tabel di bawah mengarahkan kita untuk mencatat situasi kesehatan dan non kesehatan daerah kita, mengetahui standar nasional, dan penentuan target daerah terhadap indikator yang ditentukan. 1) Sumber Daya Manusia Tabel 2 dan 3 mengarahkan untuk menyusun analisis situasi SDM berdasarkan rasio dan standar jumlah tenaga kesehatan per fasilitas kesehatan. Tabel 2. Analisis kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio Jenis Tenaga Standar yang berlaku per 100.000 penduduk Target Nasional tahun 2019 Dokter 19 45 Dokter 9 11 spesialis Dokter gigi 11 13 Perawat 158 180 Bidan 75 120 Sanitarian 18 18 Gizi 10 14 8 15 Masyarakat Apoteker 9 12 Kondisi di daerah 2013 2014 2015 Keterangan: Target nasional tahun 2019 berdasarkan Kepmenko Bidang kesra No.54 Tahun 2013 dalam Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia 7

Tabel 3. Analisis Kebutuhan SDM berdasarkan ketersediaan fasilitas kesehatan Standar per fasilitas kesehatan Standar RPJMN Kondisi daerah 2013 2014 2015 Puskesmas yang memenuhi Minimal 1 per standar ketenagaan kecamatan Puskesmas yang memiliki minimal 5 jenis tenaga kesehatan dasar (disebutkan jenis tenaganya) RS tipe C dengan 7 dokter spesialis dasar Jumlah SDM yang ditingkatkan kompetensinya Minimal 1 kecamatan (sasaran RPJMN) Minimal 1 per kabupaten (sasaran RPJMN minimal 60 %) 56.910 (RPJMN)

2

Tabel 4. Kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas Jenis nakes Kebutuhan tahun 2019 Perawatan Non- Perawatan Kondisi daerah 2013 2014 2015 perawatan Non- Perawatan Non Perawatan Nonperawat perawatan perawataan an Dokter 6,302 6,789 Dokter gigi 1,151 6,789 Perawat 3,151 6,789 Bidan 18,906 27,159 Sanitarian 3,151 6,789 Gizi 3,151 6,789 3,151 6,789 Masyarakat Apoteker 3,151-3

4

2) Farmasi dan Alat Tiga hal di bawah ini dapat menjadi pertanyaan mengenai situasi farmasi dan alat kesehatan di daerah. a. Bagaimana ketersediaan obat dan vaksin di tingkat Puskesmas? Tabel 1. Analisis Farmasi di Tingkat Puskesmas No Indikator Jumlah Puskesmas 2013 2014 2015 1. Jumlah puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial yang cukup 2. Jumlah puskesmas dengan pelayanan kefarmasian sesuai standar 3. Penggunaan obat rasional di puskesmas b. Bagaiman sistem distribusi obat dari Kab/Kota ke Puskesmas? c. Bagaimana sistem informasi logistik obat? 3) Pemberdayaan Masyarakat Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini ini dapat digunakan sebagai penentuan situasi mengenai pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di daerah: a. Bagaimana kondisi UKBM (optimalisasi dana desa, upaya penjangkauan dan peran serta masyarakat, pendekatan keluarga sehat, keberadaan desa siaga)? b. Berapa jumlah rumah tangga yang telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat di setiap kecamatan atau wilayah puskesmas? c. Berapa jumlah UKBM aktif (Posyandu, Poskesdes, Polindes)? d. Berapa jumlah kader aktif (Jumantik) dan bagaimana kinerjanya? e. Bagaimana peningkatan atau jumlah dana CSR perusahaan untuk kesehatan? f. Bagaimana kemitraan pemerintah dan organisasi masyarakat dalam berbagai program kesehatan? 5

4) Pembiayaan Pertanyaan dibawah ini dapat digunakan untuk penentuan situasi pembiayaan kesehatan di daerah: a. Bagaimana proporsi anggaran kesehatan dalam APBD (PAD, DAU)? b. Bagaimana pemanfaatan DAK pada periode sebelumnya (alokasi, realisasi keuangan dan realisasi fisik)? c. Bagaimana pemanfaatan DBH cukai rokok, otsus, dana desa (sesuai spesifik daerah)? d. Bagaimana gambaran alokasi anggaran dari BPJS baik untuk FKTP (kapitasi) maupun FKTL (klaim INA-CBGs)? e. Bagaimana alokasi Jamkesda (sesuai spesifik daerah)? 5) Manajemen, Informasi, dan Regulasi Pertanyaan berikut diarahkan untuk penentuan situasi manajemen kesehatan: a. Bagaimana kondisi sistem informasi kesehatan di daerah (cakupan SIK, SIMPUS, SIKDA, P-Care)? b. Apakah ada regulasi yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan? c. Apakah ada regulasi yang dianggap menghambat pembangunan kesehatan dan saling bertentangan sehingga perlu revisi/hapus? d. Bagaimana mekanisme dan efektivitas monitoring dan evaluasi program kesehatan dalam mendukung perencanaan? 6) Upaya Untuk melakukan analisis upaya kesehatan, jawablah pertanyaan dan isilah tabeltabel di bawah ini: 6

Tabel 6. Analisis upaya kesehatan berdasarkan fasilitas kesehatan di daerah Indikator Akses rumah tangga yang dapat menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan 30 menit Akses rumah tangga yang berada 5 km dari fasilitas kesehatan Jumlah (Puskesmas) Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh penduduk Kunjungan baru ke fasilitas pelayanan kesehatan Jumlah penduduk yang mencari pengobatan sendiri Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Bidan) Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan Kondisi Nasional 34,4% (riskesdas 2013) 94,1 % (Riskesdas 2007) Rata-rata nasional 1 puskesmas untuk 25.730 penduduk (Pusdatin 2013) 36,2 % (Riskesdas 2013) 41,8% (2007) 45% (2007) 66,6% (riskesdas 2013) 55,4 % (Riskesdas 2010) Kondisi Daerah 2013 2014 2015 e. Bagaimana kondisi epidemiologi penyakit menular (HIV-AIDS, TB, Malaria, Neglected disease seperti frambusia, filariasis, kusta), cakupan imunisasi? 7

Tabel 7. Analisis situasi kesehatan berdasarkan kondisi epidemiologi penyakit menular Indikator Target nasional Kondisi daerah pada tahun 2019 2013 2014 2015 Prevalensi tuberculosis per 100.000 245 penduduk (persen) Prevalensi HIV (persen) <0,5 Prevalensi tekanan darah tinggi 23,4 (persen) Prevalensi obesitas pada penduduk 15,4 usia 18+ tahun (persen) Prevalensi merokok pada 5,4 penduduk usia 18 Persentase penurunan kasus 40 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013 f. Bagaimana kondisi penyakit tidak menular dan faktor resiko (jantung, diabetes, stroke, kecelakaan)? g. Bagaimana situasi gizi masyarakat? Tabel 8. Analisis situasi berdasarkan status gizi masyarakat Indikator Prevalensi anemia pada ibu hami (persen) Persentase bayi dengan berat lahir rendah Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anal balita Prevalensi wasting atau kurus ank balita Prevalensi stunting atau pendek dan sangat pendek pada anak di bawah dua tahun Target nasional pada tahun 2019 28 8 50 17 9,5 28 Kondisi daerah 2013 2014 2015 8

h. Bagaimana situasi KIA dan KB di daerah? Tabel 9. Analisis upaya kesehatan berdasarkan situasi KIA KB Indikator Target nasional pada tahun 2019 Angka kematian ibu per 100.000 306 kelahiran hidup Angka kelahran bayi per 1.000 24 kelahiran hidup Kondisi daerah 2013 2014 2015 i. Bagaimana kondisi fisik dan ketersediaan fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas) status akreditasi? Tabel 10. Analisis upaya kesehatan berdasarkan ketersediaan fasilitas Indikator Target nasional pada tahun 2019 Jumlah kecamatan yang Ada di setiap memiliki minimal satu kecamatan puskesmas yang terakreditasi Rumah sakit daerah Satu per terakreditasi nasional kabupaten Kondisi daerah 2013 2014 2015 Tabel 2. Analisis Situasi berdasarkan SPM yang baru Indikator Pelayanan ANC Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan Pelayanan bayi baru lahir Pelayanan kesehatan balita Skrining anak SD dan SLTP Skrining orang usia 15 59 tahun Skrining orang usia 60 tahun + Pelayanan untuk orang hipertensi Pelayanan untuk Standar Pelayanan Minimal 55,4 % (Riskesdas 2010) Kondisi Daerah 2013 2014 2015 9

Indikator orang dengan DM Pelayanan untuk orang dengan gangguan jiwa Pelayanan untuk orang dengan TBC Pemeriksaan orang berisiko HIV Standar Pelayanan Minimal Kondisi Daerah 2013 2014 2015 Tabel 3. Analisis Situasi Berdasarkan RKP 2017 Indikator Kunjungan Antenatal (K4) (persen) Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (persen) Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) (per perempuan usia reproduktif 15-49 tahun) Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) (persen) Penduduk yang menjadi peserta BPJS- (persen) Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan (unit) Sasaran RPJMN 72,0 75,0 2,37 65,2 60,0 1200,0 Kondisi daerah Target daerah 2013 2014 2015 2019 10

Tahap 2: Sinkronisasi Isu Strategis Tabel 4. Sinkronisasi Isu-Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis RPJMN 1. Peningkatan Ibu, Anak, Remaja dan Lansia 2. Percepatan Perbaikan Status Gizi Masyarakat 3. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Peningkatan Akses Pelayanan Dasar dan Rujukan yang Berkualitas 5. Pemenuhan Ketersediaan Farmasi, Alat, dan Pengawasan Obat dan Makanan 6. Pemenuhan Sumber Daya Manusia 7. Peningkatan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat 8. Peningkatan Manajemen, Penelitian dan Pengembangan, dan Sistem Informasi 9. Pengembangan dan Peningkatan Efektifitas Pembiayaan 10. Pengembangan Jaminan Nasional Renstra Kementrian Keterangan 11

Tahap 3: Sinkronisasi Misi/Sub Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Pembangunan Tabel 5. Sinkronisasi Misi/Sub Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator RPJMD dengan RPJMN No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator 1 Meningkatnya Status Ibu dan Anak Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 1. Jumlah absolut angka kematian ibu melahirkan per kelahiran hidup 2. Persentase persalinan di fasilitas kesehatan (Riskesdas) Jumlah kematian bayi per kelahiran hidup Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup Meningkatnya Status Masyarakat Gizi Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) Persentase ibu hamil yang mengalami anemia Jumlah ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah (bagian dari intervensi) Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) Jumlah kelahiran bayi dengan BBLR per kelahiran bayi Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak Persentase balita kekurangan gizi 12

No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator balita (persen) Jumlah penanganan kekurangan gizi pada balita (bagian dari intervensi) Jumlah Balita mendapatkan PMT (bagian dari intervensi) Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) Persentase anak balita dengan status gizi wasting (kurus) Jumlah penanganan anak balita wasting Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya Penyehatan Lingkungan Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (di bawah 2 tahun) (persen) Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 DO: Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 Persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat Persentase anak baduta dengan stunting Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 dalam wilayahprovinsi tersebut 2016: 15,4% 2017: 15,4% 2018: 15,4% 2019: 15,4% Persentase kabupaten/kota yang memenuhi 13

No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator kualitas lingkungan kesehatan syarat kualitas kesehatan lingkungan 2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya Penyehatan Lingkungan Prevalensi merokok pada usia <18 tahun DO: Prevalensi merokok pada usia <18 tahun dalam wilayah provinsi tersebut Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk (persen) Prevalensi merokok pada usia <18 tahun 2016: 6,4% 2017: 5,9% 2018: 5,6% 2019: 5,4% Persentase Kab/Kota yang memiliki penemuan kasus TB (Case Detection Rate/CDR) minimal 70% dan keberhasilan pengobatan (succes Rate/SR) minimal 85% DO: Jumlah Kab/Kota yang memiliki penemuan kasus TB (Case Detection Rate/CDR)minimal 70% dan keberhasilan pengobatan (succes Rate/SR) minimal 85% dibanding jumlah seluruh kab/kota di wilayah provinsi tersebut 2016: 70% 14

No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator 2017: 80% 2018: 90% 2019: 100% Prevalensi HIV (persen) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Filariasis Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) DO: Prevalensi tekanan darah tinggi pada usia 18 tahun dalam wilayah provinsi tersebut Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) Prevalensi HIV (persen) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria Jumlah kabupaten dengan eliminasi kusta Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Filariasis Prevalensi tekanan darah tinggi 2016: 24,6% 2017: 24,2% 2018: 23,8% 2019: 23,4% Penurunan jumlah kasus PD3I tertentu: 15

No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator tertentu dari tahun 2013 2016 : 10% 2017 : 20% 2018 : 30% 2019 : 40% 1. Campak 2. Polio 3. Tetanus Neonatorum 4. Difteri Melalui surveillans PD3I dan sistem kewaspadaan dini dan respons yang baik 3 Meningkatnya Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu puskesmas yang tersertifikasi akreditasi Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu RSUD Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi - Jumlah Kab/Kota yang siap melaksanakan akreditasi Puskesmas - Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan akreditasi Puskesmas Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan akreditasi RSUD tersertifikasi akreditasi nasional 16

No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator yang tersertifikasi akreditasi nasional Jumlah RS Pusat yang terakreditasi 4 Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan 5 Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Unmet need pelayanan kesehatan Persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis Persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas Persentase penggunaan obat rasional di Puskesmas Jumlah Kab/Kota yang seluruh Puskesmasnya memiliki SDM kesehatan sesuai standar ketenagaan (Permenkes no 75/2014) Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sesuai standar ketenagaan (Permenkes no 75/2014) Jumlah Kab/Kota dengan RS Pemerintah kelas C yang memiliki dokter spesialis sesuai standar ketenagaan 17

No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator Jumlah RS kelas C yang memiliki dokter spesialis sesuai standar ketenagaan (Permenkes 56 tahun 2014) Meningkatnya Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan NAPZA Pencegahan dan Rehabilitasi Medis Penyalahgunaan NAPZA di pelayanan kesehatan yang ditetapkan sebagai institusi penerima wajib lapor (IPWL) Meningkatnya cakupan layanan dampak psikologis korban Kekerasan Jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif) Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 20% Puskesmas yang menyelanggarakan upaya kesehatan jiwa dan NAPZA Jumlah pelayanan kesehatan sebagai IPWL yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan rehabiltasi medis apda penyalahgunaan NAPZA Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan (PPT dan PKT) yang melaksanakan Jumlah Kab/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan Upaya kesehatan jiwa dan NAPZA Jumlah pelayanan kesehatan sebagai IPWL di provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan rehabiltasi medis pada penyalahguna NAPZA a. b. c. Jumlah Kab/Kota yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan (PPT dan PKT) yang melaksanakan penanganan dampak psikologis korban Kekerasan dan pelaku 18

No. RPJMN Renstra Kementrian Tujuan Sasaran Indikator Tujuan Sasaran Indikator dan pelaku kejahatan seksual pada anak dan remaja Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Masalah Keswa dan Napza di sekolah PAUD, SD, SMP, SMA dan yang sederajat penanganan dampak psikologis korban Kekerasan dan pelaku kejahatan seksual pada anak dan remaja yang telah memiliki PPT dan PKT di Fasyankes yang telah ditetapkan Jumlah sekolah yang melaksanakan pencegahan dan pengendalian masalah keswa dan napza di sekolah PAUD, SD, SMP, SMA dan yang sederajat kejahatan seksual pada anak dan remaja Jumlah korban kekerasan dan pelaku kejahatan seksual pada anak dan remaja di Fasyankes rujukan yang telah ditetapkan d. e. f. Jumlah sekolah sehat di Kab/Kota yang melaksanakan pencegahan dan pengendalian masalah keswa dan napza di sekolah PAUD, SD, SMP, SMA dan yang sederajat 19

Tabel 20a. Penjabaran Isu Strategis (1) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (1): Peningkatan Ibu, Anak, Remaja dan Lansia Tujuan Sasaran Indikator Meningkatnya Status Ibu dan Anak Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup Tabel 20b. Penjabaran Isu Strategis (2) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (2): Percepatan Perbaikan Status Gizi Masyarakat Tujuan Sasaran Indikator Meningkatnya Status Gizi Masyarakat Jumlah ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah (bagian dari intervensi) 20

Tabel 20c. Penjabaran Isu Strategis (3) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (3): Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tujuan Sasaran Indikator Meningkatnya Pengendalian Penyakit Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 Menular dan Tidak Menular serta dalam wilayahprovinsi tersebut Meningkatnya Penyehatan Lingkungan 2016: 15,4% 2017: 15,4% 2018: 15,4% 2019: 15,4% Tabel 20d. Penjabaran Isu Strategis (4) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (4): Peningkatan Akses Pelayanan Dasar dan Rujukan yang Berkualitas Tujuan Sasaran Indikator Meningkatnya Pemerataan Akses dan Mutu Jumlah Kab/Kota yang siap melaksanakan Pelayanan akreditasi Puskesmas 21

Tabel 20e. Penjabaran Isu Strategis (5) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (5): Pemenuhan Ketersediaan Farmasi, Alat, dan Pengawasan Obat dan Makanan Tujuan Sasaran Indikator Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Persentase penggunaan obat rasional di Obat dan Makanan Puskesmas Tabel 20f. Penjabaran Isu Strategis (6) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (6): Pemenuhan Sumber Daya Manusia Tujuan Sasaran Indikator Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sesuai standar ketenagaan (Permenkes no 75/2014) 22

Tabel 20g. Penjabaran Isu Strategis (7) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (7): Peningkatan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Tujuan Sasaran Indikator Meningkatnya Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan NAPZA Jumlah Kab/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan Upaya kesehatan jiwa dan NAPZA Tabel 20h.Penjabaran Isu Strategis (8) ke dalam Tujuan, Sasaran, dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (8): Peningkatan Manajemen, Penelitian dan Pengembangan, dan Sistem Informasi Tujuan Sasaran Indikator 23

Tabel 20i. Penjabaran Isu Strategis (9) ke dalam Tujuan, Sasaran dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (9): Pengembangan dan Peningkatan Efektifitas Pembiayaan Tujuan Sasaran Indikator Tabel 20j. Penjabaran Isu Strategis (10) ke dalam Tujuan, Sasaran dan Indikator Isu Strategis RPJMN Sub Bidang (10): Pengembangan dan Peningkatan Efektifitas Pembiayaan Tujuan Sasaran Indikator 24

Tahap 4: Sinkronisasi Target Sasaran Tabel 21. Sinkronisasi Target Sasaran No. Tujuan RPJMN Indikator Sasaran RPJMN 2015-2019 1 Meningkatnya Status Ibu dan Anak Meningkatnya Status Gizi Masyarakat Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) Target Indikator Sasaran Renstra Kementrian 306 Jumlah absolut angka kematian ibu melahirkan per kelahiran hidup Persentase persalinan di fasilitas kesehatan (Riskesdas) 24 Jumlah kematian bayi per kelahiran hidup Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 28 Persentase ibu hamil yang mengalami anemia Jumlah ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah (bagian dari intervensi) 8 Jumlah kelahiran bayi dengan BBLR per kelahiran bayi 50 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif 17 Persentase balita kekurangan gizi Jumlah penanganan kekurangan gizi pada balita (bagian dari intervensi) Target Jumlah Balita mendapatkan PMT (bagian dari intervensi) Prevalensi wasting (kurus) anak 9,5 Persentase anak balita dengan status gizi wasting 25

2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya Penyehatan Lingkungan balita (persen) Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (di bawah 2 tahun) (persen) Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 DO: Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 Persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan Prevalensi merokok pada usia <18 tahun DO: Prevalensi merokok pada usia <18 tahun dalam wilayah provinsi tersebut Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk (persen) (kurus) Jumlah penanganan anak balita wasting 28 Persentase anak baduta dengan stunting 15,4 Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 dalam wilayahprovinsi tersebut 2016: 15,4% 2017: 15,4% 2018: 15,4% 2019: 15,4% 40 Persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan 5,4 Prevalensi merokok pada usia <18 tahun 2016: 6,4% 2017: 5,9% 2018: 5,6% 2019: 5,4% 245 Persentase Kab/Kota yang memiliki penemuan kasus TB (Case Detection Rate/CDR) minimal 70% dan keberhasilan pengobatan (succes Rate/SR) minimal 85% DO: Jumlah Kab/Kota yang memiliki penemuan kasus TB (Case Detection Rate/CDR)minimal 70% dan keberhasilan pengobatan (succes Rate/SR) minimal 85% dibanding jumlah seluruh kab/kota di wilayah provinsi tersebut 26

2016: 70% 2017: 80% 2018: 90% 2019: 100% Prevalensi HIV (persen) <0,5% Prevalensi HIV (persen) Jumlah kabupaten/kota dengan 300 Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria eliminasi malaria Jumlah provinsi dengan eliminasi 34 Jumlah kabupaten dengan eliminasi kusta kusta Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Filariasis 35 Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Filariasis Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) DO: Prevalensi tekanan darah tinggi pada usia 18 tahun dalam wilayah provinsi tersebut Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013 Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 23,4 Prevalensi tekanan darah tinggi 2016: 24,6% 2017: 24,2% 2018: 23,8% 2019: 23,4% 40 Penurunan jumlah kasus PD3I tertentu: 2016 : 10% 2017 : 20% 2018 : 30% 2019 : 40% 1. Campak 2. Polio 3. Tetanus Neonatorum 4. Difteri Melalui surveillans PD3I dan sistem kewaspadaan dini dan respons yang baik 95 Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 27

3 Meningkatnya Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu puskesmas yang tersertifikasi akreditasi Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional Unmet need pelayanan kesehatan 5600 - Jumlah Kab/Kota yang siap melaksanakan akreditasi Puskesmas - Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan akreditasi Puskesmas 481 Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan akreditasi RSUD tersertifikasi akreditasi nasional Jumlah RS Provinsi yang terakreditasi No. Tujuan RPJMN Indikator Sasaran RPJMN 2015-2019 4 Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan 5 Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis Target Indikator Sasaran RPJMD Provinsi Target 90 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas Persentase penggunaan obat rasional di Puskesmas 5600 Jumlah Kab/Kota yang seluruh Puskesmasnya memiliki SDM kesehatan sesuai standar ketenagaan (Permenkes no 75/2014) Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sesuai standar ketenagaan (Permenkes no 75/2014) 60 Jumlah Kab/Kota dengan RS Pemerintah kelas C yang memiliki dokter spesialis sesuai standar ketenagaan Jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif) 56.910 Jumlah RS kelas C yang memiliki dokter spesialis sesuai standar ketenagaan (Permenkes 56 tahun 2014) 28

No. Tujuan RPJMN Indikator Sasaran RPJMN 2015-2019 6 Meningkatnya Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan NAPZA 7 Pencegahan dan Rehabilitasi Medis Penyalahgunaan NAPZA di pelayanan kesehatan yang ditetapkan sebagai institusi penerima wajib lapor (IPWL) 8 Meningkatnya cakupan layanan dampak psikologis korban Kekerasan dan pelaku kejahatan seksual pada anak dan remaja 9 Meningkatnya Pencegahan dan Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 20% Puskesmas yang menyelanggarakan upaya kesehatan jiwa dan NAPZA Jumlah pelayanan kesehatan sebagai IPWL yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan rehabiltasi medis apda penyalahgunaan NAPZA Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan (PPT dan PKT) yang melaksanakan penanganan dampak psikologis korban Kekerasan dan pelaku kejahatan seksual pada anak dan remaja yang telah memiliki PPT dan PKT di Fasyankes yang telah ditetapkan Jumlah sekolah yang melaksanakan pencegahan dan pengendalian Target Indikator Sasaran RPJMD Provinsi Target Jumlah Kab/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan Upaya kesehatan jiwa dan NAPZA Jumlah pelayanan kesehatan sebagai IPWL di provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan rehabiltasi medis pada penyalahguna NAPZA Jumlah Kab/Kota yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan (PPT dan PKT) yang melaksanakan penanganan dampak psikologis korban Kekerasan dan pelaku kejahatan seksual pada anak dan remaja Jumlah korban kekerasan dan pelaku kejahatan seksual pada anak dan remaja di Fasyankes rujukan yang telah ditetapkan Jumlah sekolah sehat di Kab/Kota yang melaksanakan pencegahan dan pengendalian masalah keswa dan napza di sekolah PAUD, SD, SMP, 29

Pengendalian Masalah Keswa dan Napza di sekolah PAUD, SD, SMP, SMA dan yang sederajat masalah keswa dan napza di sekolah PAUD, SD, SMP, SMA dan yang sederajat SMA dan yang sederajat 30

31

Tahap 5: Sinkronisasi Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan I. Sinkronisasi Arah Kebijakan Tabel 22.Sinkronisasi Arah Kebijakan No. Arah Kebijakan RPJMN Bidang Arah Kebijakan dalam Renstra Kementrian 1 Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2 Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3 Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4 Meningkatan Akses Pelayanan Dasar yang Berkualitas 5 Meningkatan Akses Pelayanan Rujukan yang Berkualitas 6 Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat 7 Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 8 Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia 9 Meningkatkan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat 10 Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi 11 Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang 12 Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan 32

II. Sinkronisasi Strategi Tabel 23a. Strategi Arah Kebijakan 1 Strategi untuk Arah Kebijakan (1) Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas a peningkatan akses dan mutu continuum of care pelayanan ibu dan anak yang meliputi kunjungan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan dan penurunan kasus kematian ibu di rumah sakit b peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja c penguatan Upaya Sekolah (UKS) d penguatan Pelayanan Kerja dan Olahraga e peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia f peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita; dan peningkatan peran upaya kesehatan berbasis masyarakat termasuk posyandu dan pelayanan terintegrasi lainnya dalam pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lansia Kajian Literatur Strategi dalam RPJMD Provinsi 33

Tabel 23b. Strategi Arah Kebijakan 2 Strategi untuk Arah Kebijakan (2) Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat a b c d e peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhanpeningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja, calon pengantin dan ibu hamil, termasuk pemberian makanan tambahan, terutama untuk keluarga kelompok termiskin dan wilayah DTPK peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, hygiene, dan pengasuhan peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi terutama untuk ibu hamil, wanita usia subur, anak, dan balita di daerah DTPK termasuk melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat dan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (Posyandu dan Pos PAUD) penguatan pelaksanaan dan pengawasan regulasi dan standar gizi f penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 34

Tabel 23c. Strategi Arah Kebijakan 3 Strategi untuk Arah Kebijakan (3) Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan a peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit b peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV, dan malaria dan penyakit tidak menular c pelayanan kesehatan jiwa d pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/wabah e peningkatan mutu kesehatan lingkungan f penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian g h i j peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko biologi (khususnya darah tinggi, diabetes, obesitas), perilaku (khususnya konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok, alkohol) dan lingkungan peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan perilaku hygiene pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 35

Tabel 23d. Strategi Arah Kebijakan 4 Strategi untuk Arah Kebijakan (4) Meningkatkan Akses Pelayanan Dasar yang Berkualitas a pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dasar sesuai standar mencakup puskesmas (rawat inap/perawatan) dan jaringannya termasuk meningkatkan jangkauan pelayanan terutama di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan b peningkatan kerjasama puskesmas dengan unit transfusi darah khususnya dalam rangka penurunan kematian ibu c pengembangan dan penerapan sistem akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta d peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dengan dukungan bantuan operasional kesehatan e penyusunan, penetapan, dan pelaksanaan berbagai standar guideline pelayanan kesehatan diikuti dengan pengembangan sistem monitoring dan evaluasinya f peningkatan pengawasan dan kerjasama pelayanan kesehatan dasar dengan fasilitas swasta g pengembangan kesehatan tradisional dan komplementer h pengembangan inovasi pelayanan kesehatan dasar melalui pelayanan kesehatan bergerak, pelayanan primer, dan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat Kajian Literatur Strategi Renstra Kementrian 36

Tabel 23e. Strategi Arah Kebijakan 5 Strategi untuk Arah Kebijakan (5) Meningkatan Akses Pelayanan Rujukan yang Berkualitas a pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan terutama rumah sakit rujukan nasional, rumah sakit rujukan regional, rumah sakit di setiap kabupaten/kota, termasuk rumah sakit pratama di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan b penguatan dan pengembangan sistem rujukan nasional, rujukan regional, dan sistem rujukan gugus kepulauan dan pengembangan sistem informasi dan rujukan di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan online c peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan melalui akreditasi rumah sakit dan pengembangan standar guideline pelayanan kesehatan d pengembangan sistem pengendalian mutu internal fasilitas kesehatan e peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan f peningkatan efektivitas pengelolaan rumah sakit terutama dalam regulasi pengelolaan dana kesehatan di rumah sakit umum daerah dan pemerintah daerah g pengembangan inovasi pelayanan kesehatan melalui rumah sakit pratama, telemedicine, dan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 37

Tabel 23f. Strategi Arah Kebijakan 6 Strategi untuk Arah Kebijakan (6) Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat a b c d e f g peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik di fasilitas pelayanan kesehatan dasar peningkatan pengendalian, monitoring, dan evaluasi harga obat dengan penyempurnaan, penyelarasan, dan evaluasi reguler berbagai daftar dan formularium obat peningkatan kapasitas institusi dalam management supply chain obat, vaksin, dan alat kesehatan peningkatan daya saing industri farmasi dan alkes melalui pemenuhan standar dan persyaratan peningkatan pengawasan pre- dan post-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) peningkatan pengawasan pre- dan post-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) peningkatan mutu pelayanan kefarmasian termasuk tenaga kefarmasian; dan peningkatan promosi penggunaan obat dan teknologi rasional oleh provider dan konsumen Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 38

Tabel 23g. Strategi Arah Kebijakan 7 Strategi untuk Arah Kebijakan (7) Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan a penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko b peningkatan sumber daya manusia pengawas obat dan makanan c penguatan kemitraan pengawasan obat dan makanan dengan pemangku kepentingan d peningkatan kemandirian pengawasan obat dan makanan berbasis risiko oleh masyarakat dan pelaku usaha e peningkatan kapasitas dan inovasi pelaku usaha dalam rangka mendorong peningkatan daya saing produk obat dan makanan f penguatan kapasitas dan kapabilitas pengujian obat dan makanan Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 39

Tabel 23h. Strategi Arah Kebijakan 8 Strategi untuk Arah Kebijakan (8) Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Kualitas Sumber Daya a pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan prioritas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), dan penempatan tenaga kesehatan baru lulus/penugasan khusus (affirmative policy) dan pengembangan model penempatan tenaga kesehatan b peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan dan pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan c peningkatan kualifikasi tenaga kesehatan termasuk pengembangan dokter spesialis dan dokter layanan primer d pengembangan insentif finansial dan non-finansial bagi tenaga kesehatan terutama untuk meningkatkan retensi tenaga kesehatan di DTPK; dan pengembangan sistem pendataan tenaga kesehatan dan upaya pengendalian dan pengawasan tenaga kesehatan Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 40

Tabel 23i. Strategi Arah Kebijakan 9 Strategi untuk Arah Kebijakan (9) MeningkatkanKajian Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Literatur a peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan b pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan c penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan antara lembaga pemerintah dengan swasta, dan masyarakat madani d peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kesehatan masyarakat, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) termasuk pengembangan rumah sehat e peningkatan SDM promosi kesehatan; dan pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan Strategi dalam Renstra Kementrian 41

Tabel 23j. Strategi Arah Kebijakan 10 Strategi untuk Arah Kebijakan (10) Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi a program kesehatan serta peningkatan transparansi tata kelola pemerintahan b penguatan mekanisme monitoring evaluasi melalui pengembangan sistem informasi terpadu dan terstruktur antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota c peningkatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung kebijakan pembangunan kesehatan berbasis bukti (evidence based policy) termasuk data kematian dan kesakitan serta pengembangan pengukuran responsiveness sistem kesehatan d pengembangan dan pelaksanaan sistem pengumpulan data untuk pemantauan indikator pembangunan kesehatan e penguatan riset bahan baku obat melalui pemanfaatan keanekaragaman hayati serta plasma nutfah dalam negeri f peningkatan penanggulangan krisis kesehatan g peningkatan sinergitas kebijakan perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan di pusat dan daerah melalui pembagian urusan h pengembangan sistem informasi pelayanan kesehatan (e-health) dasar dan rujukan termasuk integrasi data rekam medis nasional (online) Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 42

Tabel 23k. Strategi Arah Kebijakan 11 Strategi untuk Arah Kebijakan (11) Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang a b c Peningkatan cakupan kepesertaan melalui Kartu Indonesia Sehat ke seluruh penduduk secara bertahap peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi penyedia layanan sesuai standar antara lain melalui kerjasama antara pemerintah dengan penyedia layanan swasta peningkatan pengelolaan jaminan kesehatan dalam bentuk penyempurnaan dan koordinasi paket manfaat, penyempurnaan sistem pembayaran dan insentif penyedia layanan, pengendalian mutu dan biaya pelayanan, peningkatan akuntabilitas sistem pembiayaan, pengembangan health technology assesment, serta pengembangan sistem monitoring dan evaluasi terpadu d penyempurnaan sistem pembayaran untuk penguatan pelayanan kesehatan dasar, kesehatan ibu dan anak, insentif tenaga kesehatan di DTPK dan peningkatan upaya promotif dan preventif perorangan e pengembangan berbagai regulasi termasuk standar guideline pelayanan kesehatan f peningkatan kapasitas kelembagaan untuk mendukung mutu pelayanan; dan pengembangan pembiayaan pelayanan kesehatan kerjasama pemerintah swasta Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 43

Tabel 23l. Strategi Arah Kebijakan 12 Strategi untuk Arah Kebijakan (12) Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan a peningkatan pembiayaan kesehatan publik b peningkatan proporsi pembiayaan kesehatan masyarakat, termasuk pembiayaan upaya promotif dan preventif c peningkatan pelayanan kesehatan perorangan untuk pembiayaan kesehatan masyarakat tidak mampu/miskin d peningkatan pembiayaan dalam rangka mendukung pencapaian universal health coverage (UHC), terutama untuk peningkatan kepesertaan masyarakat tidak mampu dan peningkatan kesiapan supply side SJSN Kajian Literatur Strategi dalam Renstra Kementrian 44

Tahap 6: Sinkronisasi Program Daerah dengan Prioritas Nasional, Program Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Berdasarkan Indikator dan Pembagian Urusan Pemerintahan Tabel 6. Pemetaan Program Nasional ke Dalam Program dan Kegiatan SKPD Prioritas Nasional Pembangunan No Program Prioritas Nasional 1 Penguatan Promotif dan Preventif: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Kegiatan Prioritas Nasional Kampanye Hidup Sehat Konsumsi Pangan Sehat Lingkungan Sehat Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini Aktivitas Fisik dan Konektivitas AntarModa Transportasi Kawasan Tanpa Rokok, Narkoba dan Minuman Keras Penurunan Stress dan Keselamatan Berkendara Advokasi Regulasi Gerakan Masyarakat Sehat Urusan dalam UU No. 23/14 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Upaya Upaya Upaya Upaya - Sub Urusan dalam UU No. 23/14 Program SKPD Kegiatan SKPD SKPD Penanggung Jawab 45

2 Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat 3 Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Pembinaan Gizi ibu, bayi, dan anak Manajemen dan pencegahan penyakit Pendidikan dan pemberdayaan perempuan, serta perkembangan anak usia dini Ketersediaan pangan beragam, akses ekonomi, dan pemanfaatan pangan Peningkatan sanitasi dan akses air bersih Pelayanan kesehatan dan keluarga berencana Peningkatan Advokasi, Sosialisasi, dan Kampanye Penyediaan Fasilitas Dasar dan Rujukan Yang Berkualitas Penyediaan, Persebaran dan Kualitas SDM Penyediaan, Distribusi, dan Mutu Sediaan Farmasi, Alkes dan Makanan Penguatan Sistem Informasi, Manajemen Upaya Upaya Pemberdayaan Masyarakat Bidang - Upaya Upaya - Upaya SDM Sediaan Farmasi, Alat, dan Makanan Minuman - 46

4 Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi dan Penelitian dan Pengembangan Perluasan Kepesertaan Jaminan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Peningkatan pelayanan KB Penguatan advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) KB Pembinaan remaja Pembangunan keluarga Penguatan regulasi, kelembagaan, serta data dan informasi - Upaya Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pemberdayaan Masyarakat Bidang - 47

Tahap 7: Sinkronisasi Kerangka Pendanaan Program dan Kegiatan yang Mendukung Prioritas Nasional Kode Tabel 7. Sinkronisasi Kerangka Pendanaan Program Daerah dan Kegiatan yang Mendukung Prioritas Nasional Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 0) Renstra Kementrian 2016-2020 Kerangka Pendanaan (juta rupiah) Usulan Pendanaan Kab/Kota 2016-2020 Usulan Pendanaan Pusat 2016-2020 2019 2019 2019 Target Rp Sumber Dana Target Rp Sumber Dana Target Rp Sumber Dana (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Urusan Wajib 1 02 48

Tahap 8: Sinkronisasi Indikasi Lokasi Pelaksanaan Program Tabel 8. Sinkronisasi Indikasi Lokasi Pelaksanaan Program No Kegiatan Strategis RPJMN (RKP 2017) 1 Penguatan Promotif dan Preventif: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 1. Kampanye Hidup Sehat 2. Konsumsi Pangan Sehat 3. Lingkungan Sehat 4. Pencegahan Penyakit dan Deteksi Dini 5. Aktivitas Fisik dan Konektivitas AntarModa Transportasi 6. Kawasan Tanpa Rokok, Narkoba dan Minuman Keras 7. Penurunan Stress dan Keselamatan Berkendara 8. Advokasi Regulasi Gerakan Masyarakat Sehat 2 Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat 1. Pembinaan Gizi ibu, bayi, dan anak 2. Manajemen dan pencegahan penyakit 3. Pendidikan dan pemberdayaan perempuan, serta perkembangan anak usia dini 4. Ketersediaan Program/Kegiatan SKPD yang Mendukung Nasional 1. Kegiatan 1 SKPD X 2. Kegiatan 2 SKPD X 3. Kegiatan 1 SKPD Y Dst Pemanfaatan Pola atau Struktur Ruang (RTRW Kab/Kota; RTRW- P; RTRW Pulau; RTRW-N)*) Indikasi Lokasi 49

pangan beragam, akses ekonomi, dan pemanfaatan pangan 5. Peningkatan sanitasi dan akses air bersih 6. Pelayanan kesehatan dan keluarga berencana 7. Peningkatan Advokasi, Sosialisasi, dan Kampanye 3 Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan 1. Penyediaan Fasilitas Dasar dan Rujukan Yang Berkualitas 2. Penyediaan, Persebaran dan Kualitas SDM 3. Penyediaan, Distribusi, dan Mutu Sediaan Farmasi, Alkes dan Makanan 4. Penguatan Sistem Informasi, Manajemen dan Penelitian dan Pengembangan 5. Perluasan Kepesertaan Jaminan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan 4 Peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi 1. Peningkatan pelayanan KB 2. Penguatan advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) KB 3. Pembinaan remaja 50

4. Pembangunan keluarga 5. Penguatan regulasi, kelembagaan, serta data dan informasi Keterangan: *)Hanya diisi jika program/kegiatan bersifat pembangunan fisik 51

52