A. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Multi Hijauan Makanan Ternak Mendukung UPSUS SIWAB

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

PENDAHULUAN. untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. memenuhi kebutuhan pokok ternak, pertumbuhan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

I. TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah ( Pennisetum purpureum Schaum) berasal dari Afrika,

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN Bachiaria ruziziensis (RUMPUT RUZI) SEBAGAI HIJAUAN PAKAN KAMBING

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA Metode Pengeringan Pengeringan Matahari (Sun Drying)

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan terhadap produksi berat segar dan kuali

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA. disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan

TINJAUAN PUSTAKA Silase

KESUBURAN TANAH Jangan terlalu Kesuburan fisik: miring * Struktur tanah * Kedalaman Kesuburan kimia: * Unsur hara yang Tersedia dalam Tanah

PENGARUH CURAH HUJAN DAN POLA PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (PENNISETUMPURPUREPHOIDES)

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Temu Teknis Fungsionol non Penelh 000 dengan dosis yang tinggi pula yaitu 40 ton pupuk kandang, 900 kg urea, 450 kg TSP dan 450 kg KCL per ha/ tahun.

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PERTUMBUHAN KEMBALI RUMPUT GAJAH DENGAN INTERVAL DEFOLIASI DAN DOSIS PUPUK UREA YANG BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

I. PENDAHULUAN. sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas, kuatitas, dan kontinyutasnya. maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980).

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

pastura Vol. 5 No. 1 : ISSN : X

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

Di susun oleh : Wahyu. Aji Siswanto S1-TI- Transferr AMIKOM

RUMPUT DAN LEGUM Sebagai Hijauan Makanan Ternak

PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tennu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Tujuan pengamatan adalah untuk mengetahui produktivitas cultivar varietas leueaena yang memilik

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

INTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

II. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. D. cinereum (nama lainnya Desmodium rensonii) merupakan tanaman

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

Cara pengawetan yang akan dilakukan dalam percobaan ini adalah dalam bentuk basah (kadar air tinggi). Salah satu masalah pengawetan dalam bentuk basah

Teknik budidaya tanaman pisang (Musa sp)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

Temu Teknis Fungsional non PenellU 2000 merupakan bahan yang umumnya dipergunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organic, dan sering dipergunakan dalam

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

PELUANG PEMANFAATAN PASCAPANEN HIJAUAN LIMAJENIS SORGHUM SEBAGAIALTERNATIF PAKANTERNAK

Transkripsi:

Lokakarya Fungsiona/ Non Peneiti 1997 TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT BRACHIARIA DECUMBENS (RUMPUT BEDE) Oyo, T. Hidayat, Ida Heliati dan Mat Solihat Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Brachiaria decumbens atau yang lebih dikenal rumput bede, rumput signal merupakan rumput pakan temak jenis unggul disamping jenis rumput lainnya. Rumput ini berasal dari daerah Uganda, Afrika. Rumput bede termasuk rumput berumur panjang, dapat tumbuh dengan membentuk hamparan lebat dan penyebarannya sangat cepat melalui stolon. Rumput bede berdaun kaku, pendek, berbulu halus, warna hijau gelap dan berstruktur agak kasar. Rumput bede tahan penggembalaan berat, tahan injakan dan renggutan serta tahan kekeringan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen. Selain itu rumput ini juga cepat tumbuh dan berkembang sehingga mudah menutup tanah, tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Rumput ini merupakan bahan hay yang balk, karena batangnya kecil mudah menjadi kering. Rumput bede dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 m (dataran rendah sampai dataran tinggi) dengan curah hujan 762-1500 mm/tahun, kemasaman tanah (ph) 6-7 (Kismono dan Susetyo, 1977). Di Indonesia rumput bede banyak dijumpai di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan, pematang sawah dan di tempat-tempat lainnya yang berbatu. Perkembangbiakan rumput bede di Indonesia sebenarnya sudah tersebar luas, namun pengembangan secara budidaya dan secara ekonomis masih sangat terbatas dibandingkan dengan pengembangan rumput raja (king grass) dan rumput gajah (elephant grass) yang sudah dikenal lebih dahulu oleh petani peternak. Rumput bede perlu dikembangkan dan dikelola dengan balk karena sebagai salah satu sumber penyediaan pakan ternak yang dapat menanggulangi kekurangan pakan ternak pada musim kemarau yang merupakan masalah bagi petani peternak. Keistimewaan rumput ini adalah tahan hidup di musim kemarau (tahan kering), selain itu karena mempunyai perakaran yang sangat kuat dan cepat menutup tanah sehingga dapat mengurangi erosi (Siregar, 1987). Oleh karena itu jenis rumput ini dapat ditanam di lahan yang terlantar yang umumnya daerahnya kering dan sering memiliki kemiringan yang terjal, sehingga erosi tanah merupakan masalah utama. Rumput ini juga memiliki nilai palatabilitas yang cukup bagi ternak ruminansia (L't Mannne tje dan Jones, 1992). 103

A. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah dicangkul 1-2 kali tergantung keadaan tanah dengan kedalaman 20-30 cm, lalu diratakan (Soegiri dkk. 1980). Apabila tanahnya luas dan lahan olahannya datar dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan cara menggunakan traktor tangan, kemudian tanah dibersihkan dari sisa tanaman yang tidak berguna (gulma). B. Pemilihan bibit Pemilihan bibit adalah faktor yang sangat penting dan menentukan dalam budidaya rumput bede. Bibit yang digunakan harus sesuai dengan lingkungan setempat dan mudah dikembangkan serta dikelola, agar diperoleh mutu dan produksi yang balk. Rumput bede dapat diperbanyak dan dikembangbiakan dengan pots (anakan) atau biji. Penggunaan pots (anakan) lebih baik karena disamping cepat tumbuh, juga cepat menyebar dan resiko kematian di lapangan lebih kecil. Pada penanaman rumput dengan pots dipilih tanaman yang sehat, mempunyai banyak akar dan calon anakan baru (bagian tepi). Selain itu bagian ujung vegetatifnya harus dipotong. Hal ini dimaksudkan agar tanaman baru tersebut tidak tertampau banyak penguapan atau menghindari pelayuan. C. Waktu dan cara tanam Waktu tanam yang balk adalah awal musim hujan atau pertengahan musim hujan, karena pertumbuhan awal tanaman rumput bede membutuhkan air lebih banyak. Pada penanaman dengan pots sebelum bibit ditanam di lapangan, bagian atas pots harus dipotong terlebih dahulu dan disisakan kirakira 15-20 cm. Akar pots yang terlalu panjang dapat dipotong untuk memudahkan penanaman. Buat lubang tanam sedalam 10-15 cm, lalu dimasukan bibit bede (2-3 batang setiap lubang) dengan posisi tegak lurus, kemudian ditutup dengan tanah bekas membuat lubang tanam (tanah lapisan atas berada di bawah dan sebaliknya) hal ini dilakukan karena lapisan atas Iebih subur, gembur dan banyak mengandung kompos yang penting bagi hara tanaman. Cara tanam atau sistem tanam pada rumput bede dapat dilakukan dengan cara tunggal (rumput bede seluruhnya), campuran (rumput bede dengan legum herba dan sistem Iorong/alley cropping (rumput bede dengan legume pohon). Hasil penelitian yang dilakukan penulis di Desa Pasir Salam, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi (tahun 1995-1996), pada cara atau sistem tanam campuran rumput bede dan kaliandra, rumput bede dan 1 04

glirisidia serta rumput bede dan flemingia (alley cropping) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jarak bans legume (m) Produksi segar rumput bede yang ditanam diantara beberapa jenis legum pohon, 4 x panenan dengan interval potong 40 had Jenis hijauan (gr) bede di kaliandara bede di glirisidia bede di flemingia 2 1470,83 1395,84 1024,59 3 758,06 1206,80 1119,45 4(1) 1049,16 1364,34 908,33 4(2) 1065,63 1204,78 989,59 6 1550,76 1346,00 751,67 Dari tabel di atas dapat disimpulkan, penanaman rumput bede dengan kaliandra produksi tertinggi dicapai pada jarak 6 m (1550,76 gr) dan 2 m (1470,83 gr). Pada penanaman rumput bede dengan glirisidia produksi tertinggi dicapai pada jarak 2 m (1395,84 gr) dan 4(1) m (1364,34 gr). Sedangkan pada penanaman rumput bede dengan flemingia produksi tertinggi pada jarak 3 m (1119,45 gr) dan 2 m (1024,59 gr). D. Jarak tanam dan sistem tanam Jarak tanam yang sering digunakan untuk penaman rumput bede adalah : 30x30 cm atau 40x4Ocm (AKK, 1983) Kebutuhan benih dan bibit tiap hektarnya adalah Menggunakan bibit pols, tergantung jarak tanam yang dipergunakan mencapai + 40.000-60.000 pols. Menggunakan biji/benih kira-kira 2-4 kg/ha. Per kilogram berat biji bede cv. Basilisk mengandung lebih kurang 450000 butir/kg. Rumput bede dapat ditanam tunggal atau campuran dengan leguminosa herba. Jenis legum yang cocok (kompatibel) adalah Stylosanthes, Centrosema, Pueraria dan Desmodium heterophyllum ( Skerman, 1990). E. Pemupukan Tujuan pemupukan adalah memberikan zat hara makanan dalam tanah yang digunakan tanaman, untuk memperbaiki struktur 4anah, sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi rumput baik kuantitas maupun kualitasnya. 1 05

Tanaman rumput bede sangat responsif terhadap pemupukan nitrogen, karena itu rumput bede membutuhkan pupuk yang mengandung unsur nitrogen banyak, baik dari pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau) maupun pupuk inorganik/pupuk buatan (Urea, Zwavelziur Amoniak/ZA). Pemupukan dasar untuk rumput bede dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah. Dosis pemupukan disesuaikan dengan kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk buatan yang terlalu tinggi akan meracuni tanah dan tanaman. Dosis pemupukan untuk rumput bede yang sering digunakan adalah : Pupuk kandang sebanyak 20-30 ton/ha/th, diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah. Pupuk Triple Super Posfat/TSP, KCL atau ZK (Zwalvelziur Kali) sebanyak 150-200 kg/ha/th, diberikan sebelum atau bersamaan tanam sebagai pupuk dasar. Pemupukan dengan Urea sebanyak 250-300 kg/ha/th, diberikan setelah rumput berumur 2 minggu setelah tanam di lapangan. Pemupukan lanjutan diberikan setiap selesai potong/defoliasi dengan pupuk urea sebanyak 50 kg/ha/potong dengan cara disebar atau dibenam dalam tanah. F. Pemeliharaan Faktor pemeliharaan tanaman akan menentukan terhadap hasil produktivitas tanaman. Pada awal penanaman perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif, terutama penyiangan. Setelah pertumbuhan merata, pemeliharaan rumput bede termasuk mudah karena setelah membentuk hamparan yang lebat dan menutup tanah bisa bersaing dengan gulma. G. Defoliasi atau Panenan Untuk menjamin pertumbuhan rumput bede yang optimal dengan kandungan gizi tinggi maka defoliasi atau panenan harus dilakukan pada periode yang tepat. Panenan pada rumput bede bisa dilakukan dengan pemotongan atau penggembalaan ternak. Pemotongan atau penggembalaan pertama dapat dilakukan setelah tanaman rumput bede berumur 2 bulan bila keadaan memungkinkan (cukup hujan) dengan tujuan untuk meratakan dan merangsang pertumbuhan akar tanaman. Pemotongan/penggembalaan berikutnya dilakukan setiap 5-6 minggu (40 hari) pada musim hujan, sedangkan musim kemarau diperpanjang sampai 8 minggu (60 hari). Tinggi potong rumput bede biasanya 5-15 cm dari permukaan tanah pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau biasanya lebih dari 15 cm dari permukaan tanah. 1 06

PRODUKSI DAN KUALITAS HIJAUAN Dengan pengolahan tanah yang balk, pemupukan yang tepat serta interval potong yang cocok rumput bede dapat menghasilkan produksi segar 171 ton/ha/th dengan produksi kering 36,1 ton/ha/th dengan interval potong 6 minggu (Siregar, 1987). Di Koronivia, daerah basah Fiji, menghasilkan 34,1 ton/ha/th bahan kering, sedangkan di kepulauan Solmon dicapai produksi bahan kering 30,0 tonlha/th (Skerman, 1990). Tabel 1. Produksi hijauan segar selama 5 priode pemotongan, interval potong 40 had Jenis hijauan Rataan produksi per potong (kg/4m ) Rataan 1 2 3 4 5 B.decumbens (r. bede) 15,7 13,9 15,1 27,9 18,1 18,1 Elephant grass (r. gajah) 13,9 22,2 19,6 31,6 11,3 19,7 Tabel 2. Rata-rata komposisi kimia dad 5 priode pemotongan (persentase bahan kering) Jenis hijauan PrK SK Lk BETN Abu Ca P B. decumbens 8,3 38,3 1,2 41,6 10,6 0,40 0,13 Elephant grass 10,7 36,6 1,1 42,4 9,2 0,36 0,24 Tabel 3. Total Nutrisi Tercema (TNT) hijauan 5 priode pemotongan (kg/4m 2) Jenis hijauan TNT % bahan kering Produksi TNT (kg/4m 2) B. decumbens 54,07 1,9 Elephant grass 51,00 1,8 Sumber : Batubara dan Manurung (1990) Jika rumput ini dipergunakan sebagai rumput gembala, ternak dilepas saat rumput bede berumur 2 bulan setelah tanam di lapangan, setelah berumur 2 bulan biasanya akar rumput sudah cukup kuat sehingga Iebih tahan injakan dan renggutan. Penggembalaan selanjutnya dapat dilakukan setiap 40 had pada musim hujan dan 60 had pada musim kemarau. Di Colombia dengan penggembalaan sapi 2 ekor/ha pada rumput bede dapat menghasilkan pertambahan bobot badan 0,60 kg/hari (Crowder dkk., 1970). Hasil analisis bahan kering rumput bede di Kenya menunjukkan persentase protein kasar 11,2, serat kasar 28,0, abu 9,9. Di Indonesia lokasi Sumatera Utara persentase protein kasar 8,3 serat kasar 38,3 abu 10,6 (Batubara dan Manurung, 1990). 1 0 7

Sebagai perbandingan produksi segar, komposisi kimia, dan Total Nutrisi Tercerna dari 5 priode pemotongan dengan interval potong 40 hari antara rumput bede dengan rumput gajah dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. KESIMPULAN DAN SARAN Brachiaria decumbens atau rumput bede sebagai pakan ternak yang mudah ditanam Tahan terhadap renggutan dan injakan ternak Tahan terhadap kekeringan tetapi tidak tahan genangan air Selain sebagai pakan ternak dapat juga digunakan sebagai penahan erosi/penutup tanah pada tanah yang miring dan terjal Rumput bede dapat ditanam dari dataran rendah hingga dataran tinggi Rumput bede dapat ditanam secara tunggal, campuran dengan leguminosa herba dan campuran dengan legume pohon (sistem lorong) Rumput bede disukai ternak ruminansia, balk ruminansia kecil maupun besar (palatabilitas cukup baik), merupakan bahan hay yang balk karena mempunyai batang kecil yang mudah menjadi kering dan Total Nutrisi Tercernanya cukup baik Untuk memperoleh hasil hijauan rumput bede yang optimal baik kualitas maupun kuantitas maka perlu diadakan penelitian dan pembudidayaan rumput bede secara meluas seperti halnya pembudidayaan pada rumput gajah dan rumput raja yang sudah tersebar luas dan dikenal oleh petani peternak DAFTAR BACAAN AKK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Penerbit Kanisius. Crowder, Chaverra and Lotero. 1970. Animal Production. In Tropical grasses. Food and Agriculture Organization of the United Nation. Ed. P.J. Skerman and F. Riveros. Rome. 1990. Kismono, I. dan S. Susetyo. 1977. Pengenalan Jenis Hijaun Tropika Penting. Produksi Hijauan Makanan Ternak Untuk Sapi Perah. BPLPP. Lembang, Bandung. 1977. Leo P. Batubara dan T. Manurung. 1990. Evaluasi Beberapa Jenis Rumput Untuk Padang Penggembalaan Domba 1. Produktivitas dan uji Palatabilitas beberapa jenis rumput lntroduksi. Dalam Ilmu Dan Peternakan Volume 4 No 1 Juni 1990. 4 (1) : Halaman 209-210. 1 0 8

L.'t Mannetje and R.M. Jones. 1992. Plant Resources of South East Asia No 4. Forages PROSEA Bogor. Indonesia. Reksohadiprodjo, S. 1981. Produksi Tanaman Hijauan Tropik Penting Penerbit BPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Ternak Tropik. Penerbit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Siregar, M.E. 1987. Produktivitas dan Kemampuan Menahan Erosi Species Rumput dan Leguminosa Terpilih Sebagai Pakan Ternak yang Ditanam Pada Tampingan Teras Bangku di DAS Citanduy, Ciamis. Soegiri, J., H.S. Ilyas dan Damayanti. 1980. Penuntun Produksi Benih Hijaun Makanan Temak. Ditjen. Peternakan Direktorat Bina Produksi Peternakan. Jakarta. Skerman, P.J. and F. Riveros. 1990. Tropical grasses. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome, 1990. 1 09