BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tetapi penelitian yang di fokuskan pada plot masih jarang dilakukan. Adapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

II. KAJIAN PUSTAKA. dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella (dalam pengertian

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. objektivitas menempatkan dirinya sebagai instrumen kunci (Semi, 1990:20).

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala. Kaitan tersebut dilakukan oleh peneliti berdasarkan observasinya.

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

DAFTAR ISI ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL. DAFTAR DIAGRAM.. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran adalah uraian, keterangan, atau penjelasan terhadap sesuatu hal. 2.1.2 Hakikat Nilai Persahabatan Pengertian nilai persahabatan terbentuk dari kata nilai dan persahabatan. Nilai adalah segala sesuatu tentang baik dan buruk yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal penting dan berguna bagi kemanusiaan. Dengan adanya nilai, manusia dapat merasakan kepuasan baik kepuasan lahiriah maupun batiniah (Varia 2011:51). Seperti yang diutarakan Waluyo dan kawan-kawan (2012:84) bahwa nilai berarti sifat-sifat atau hal-hal yang penting, berguna bagi kemanusiaan, dan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Istilah persahabatan atau friendship berasal dari kata philein atau philia dan sering juga dikaitkan dengan kata suka atau cinta (love). Aristoteles berpendapat bahwa sahabat itu dapat dipandang sebagai gambaran diri sendiri atau another self. Kesuksesan atau kegagalan seorang itu dapat disamakan dengan kesuksesan atau kegagalan sahabat karibnya karena mereka saling terpengaruh yang satu dengan yang lain, sedangkan Al-Ghazali mengatakan bahwa persahabatan seperti sebuah keluarga. Persahabatan menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi (dalam Ibrahim dkk, 2013:25).

Dari pengertian nilai dan persahabatan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai persahabatan merupakan hal-hal baik atau buruk yang cenderung dihasilkan atau ditunjukkan dalam hubungan persahabatan. Seperti yang terdapat pada artikel Wikipedia, dikatakan bahwa nilai dalam persahabatan merupakan hal-hal yang sering dihasilkan ketika seorang sahabat menunjukkannya secara konsisten, seperti kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain, simpati dan empati, kejujuran, dan saling pengertian. 2.2 Landasan Teori Gambaran nilai persahabatan merupakan uraian, keterangan, atau penjelasan mengenai hal-hal baik atau buruk yang cenderung dihasilkan atau ditunjukkan dalam hubungan persahabatan. Nilai-nilai itu timbul ketika dua orang atau lebih telah menjalin hubungan tersebut. Penelitian difokuskan pada data yang berupa kalimat dari pernyataan-pernyataan tokoh, peristiwa, dan gambaran latar yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Dengan demikian untuk menggambarkan nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.2.1 Unsur-Unsur Intrinsik Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat naratif dan dibangun oleh unsur-unsur, salah satunya adalah unsur intrinsik. Pada umumnya, para ahli membagi unsur-unsur tersebut, antara lain: tokoh dan perwatakan; tema; alur; latar (setting); sudut pandang; dan gaya bahasa. Menurut Pradopo (2002:77-78), dalam karya sastra terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan atau pembantu. Tokoh utama terdiri dari tokoh protagonis dan antagonis. Adapun tokoh tambahan merupakan tokoh yang berfungsi untuk membantu

menjelaskan masalah dan penyelesaian masalah dan konflik-konflik tokoh utama. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memiliki watak yang baik dan positif, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang biasanya memiliki watak buruk dan negatif. Menurut Saad (dalam Pradopo 2002:79), teknik perwatakan dapat digolongkan sebagai perwatakan analitik, yakni perwatakan yang dapat dianalisis dari lukisan bentuk lahir atau jasmani tokoh dan analisis watak secara langsung; dan perwatakan dramatik dapat dianalisis dari (1) lukisan jalan pikiran atau apa yang melintas dalam pikiran tokoh, (2) reaksi terhadap peristiwa, (3) lukisan sekitar tokoh, dan (4) reaksireaksi pelaku lain terhadap tokoh. Tema merupakan unsur yang mendasari karya sastra. Tema dapat dipahami dengan terlebih dahulu memahami nilai-nilai kemanusiaan karena tema merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang berkaitan dengan masalah kemanusiaan dan masalah lain yang bersifat universal. Tema biasanya tersirat dalam karya sastra, tidak terdapat dalam satu dua kalimat, tetapi dapat tersebar di balik unsur-unsur karya sastra (Brooks dalam Aminuddin, 2000:92). Alur merupakan rangkaian cerita yang dibentuk dari tahapan-tahapan peristiwa. Tahapan-tahapan peristiwa tersebut dibedakan atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. Tahap pengenalan merupakan tahap memperkenalkan tokoh-tokoh atau latar cerita. Kemudian, terjadi ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan dalam cerita tersebut yang disebut konflik. Tahap komplikasi merupakan tahap di mana konflik yang terjadi semakin tajam karena berbagai sebab dan kepentingan yang berbeda. Klimaks dari sebuah cerita dapat dilihat dari puncak ketegangan, yang diikuti oleh krisis. Krisis merupakan bagian alur yang mengawali penyelesaian yang ditandai oleh perubahan alur menuju

selesainya cerita. Tahap leraian merupakan tahap peristiwa yang menunjukkan perkembangan ke arah tahap akhir suatu cerita, di mana pada tahap ini semua masalah diuraikan, kesalahpahaman dijelaskan, dan rahasia dibuka (Siswanto, 2008:159-160). Latar dalam karya sastra bukan hanya mengacu pada tempat, tetapi dapat juga berwujud waktu-waktu tertentu, cuaca, atau suatu periode sejarah. Latar terkadang dapat berpengaruh pada karakter-karakter dan dapat menjadi contoh representasi tema. Suasana cerita yang dimunculkan oleh latar dikenal dengan istilah atmosfer, merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa tokoh-tokoh atau bagian luar dari diri tokoh (Stanton, 2007:35-36). Sudut pandang dalam karya sastra dibagi atas empat tipe utama. Pertama, sudut pandang orang pertama pelaku utama yaitu tokoh utama bercerita dengan katakatanya sendiri. Kedua, orang pertama-sampingan, di mana cerita dituturkan oleh satu tokoh sampingan. Ketiga, sudut pandang orang ketiga-terbatas, di mana orang ketiga tersebut hanya menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orang tokoh saja. Terakhir, sudut pandang orang ketiga-tidak terbatas, di mana pengarang menceritakan semua tokoh dan membuat beberapa tokoh dapat melihat, mendengar, atau berpikir ketika tidak ada satu tokoh pun hadir (Stanton, 2007:53-54). Unsur intrinsik perlu dibahas, terutama tokoh dan perwatakan, dalam melakukan penelitian tentang gambaran nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karena pada dasarnya, nilai berhubungan dengan prilaku manusia atau watak tokoh dalam karya fiksi. Seperti pendapat Gordon Allfort (dalam Hufad dan Sauri, 2007:44) yang mengatakan bahwa nilai merupakan keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya karena tindakan dan perbuatan tersebut adalah proses psikologi, termasuk sikap, hasrat, keinginan, dan motif.

2.2.2 Sosiologi Sastra Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Sosiologi sastra adalah suatu telaah sosiologis terhadap suatu karya sastra. Menurut Wellek dan Warren (1989:111-112), telaah sosiologi memunyai tiga klasifikasi, sebagai berikut: a. Sosiologi pengarang yang mempermasalahkan tentang status sosial, idiologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang sebagai penghasil sastra; b. Sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan tentang suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaahan adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya; c. Sosiologi pembaca yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat. Penelitian yang dilakukan terhadap novel Sang Pemimpi karya Andrea, yakni gambaran nilai persahabatan dalam novel tersebut merupakan bagian dari telaah sosiologi karya sastra karena nilai persahabatan adalah salah satu amanat yang disampaikan oleh pengarang melalui karya sastra. 2.2.3 Nilai Persahabatan Nilai dalam persahabatan cenderung ditunjukkan melalui prilaku dan interaksi. Menurut Veeger, perilaku dan interaksi sosial dianggap sebagai ciri khas objek sosiologis, yang sama sekali tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuan yang lain. Perilaku dan interaksi sosial merupakan akibat dan bagian sistem sosial yang berhubungan dengan lingkungan sosial. Perilaku dan interaksi sosial bertumpu pada kualitas konvensi dan tradisi, yang dasarnya telah tersedia dalam kenyataan sosial,

yang secara tidak sadar telah dimanfaatkan dan dimapankan dalam kehidupan seharihari (dalam Ratna, 2003:123). Persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam artikel Wikipedia, dikatakan bahwa ciri-ciri dua orang atau lebih yang menjalin hubungan persahabatan dapat dilihat dari cara sahabat menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain. Selera mereka biasanya sama dan sering bertemu. Mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka suka. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Orang yang terlibat hubungan persahabatan adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Ciri-ciri persahabatan menurut Kurth (1970:140-141) sebagai berikut: a. Persahabatan terjalin atas dasar kesukarelaan. b. Persahabatan merupakan hubungan yang unik. c. Persahabatan memiliki tingkat kedekatan dan keintiman yang lebih besar dibandingkan dengan pertemanan. d. Hubungan persahabatan harus dipelihara agar tetap baik. Dalam hubungan persahabatan, sesama sahabat dituntut untuk memelihara dan menjaga kelangsungan interaksi. Apabila pemeliharaan interaksi tersebut diabaikan, biasanya dapat mengganggu kelangsungan persahabatan. Orang-orang yang semula teman biasa berkembang menjadi persahabatan karena adanya nilai-nilai persahabatan yang tertanam dalam diri mereka masing-masing. Nilai-nilai dalam persahabatan menurut Yager (2006:21-29) antara lain sebagai berikut:

1) Rasa percaya. Rasa percaya dalam persahabatan dapat membantu sesama sahabat membuka pikiran dan berbagi informasi yang dianggap rahasia. 2) Empati. Empati adalah kemampuan memahami sudut pandang seseorang, merasakan, menyayangi, dan menunjukkan simpati kepada seseorang. Empati kepada sesama sahabat tentu berakar dari dari emosi yang dalam dan merupakan kemampuan dasar mendengarkan dan benar-benar peduli apa yang dialami sahabat. 3) Kejujuran. Kejujuran berhubungan dengan bisa atau tidaknya sesama sahabat berbagi perasaan, termasuk pemikiran, opini, dan cita-cita. Harus ada suatu asumsi bahwa sesama sahabat dapat berbicara terbuka dan jujur tanpa ada rasa takut ditertawakan atau menerima akibat yang tidak diinginkan. 4) Kerahasiaan. Kemampuan menyimpan rahasia merupakan cara berbagi informasi rahasia dan pribadi, baik tentang kehidupan sahabat atau hal-hal yang tidak perlu diketahui orang lain. Mengeluarkan kerahasiaan dengan cara berbagi kepada sahabat, bisa memberikan efek melegakan yang bermanfaat. 5) Kebersamaan. Kebersamaan merupakan perasaan bahwa sesama sahabat memiliki sesuatu, pengalaman, ide, dan keyakinan yang sama. Kebersamaan akan tumbuh dan menjadi kuat melalui berbagi minat, aktivitas, dan percakapan. 6) Kecemburuan. Kecemburuan terhadap kesuksesan sahabat memang ada, namun kemampuan menguasai rasa cemburu ketika seorang sahabat berhasil merupakan wujud dari nilai persahabatan. Kecemburuan tersebut dapat mendorong individu untuk mencapai hal yang mereka irikan atau cemburui.

2.3 Tinjauan Pustaka Penelitian terhadap novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Pertama dilakukan oleh Rangkuti dengan judul penelitian Sang Pemimpi Novel Karya Andrea Hirata: Analisis Sosiosastra. Penelitian tersebut dilakukan untuk memeroleh gambaran tentang nilai-nilai sosiosastra dengan menguraikan struktur novel terlebih dahulu. Kemudian ditelaah dengan analisis sosiosastra. Rangkuti mengatakan bahwa tema dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah tentang pendidikan yang diperoleh dengan perjuangan para tokohnya dan nilai- nilai sosiologi yang tercermin dari novel tersebut antara lain: nilai pendidikan, nilai cinta, nilai cita-cita, mata pencarian, sistem kemasyarakatan, teknologi, dan religi. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Rasman dengan judul penelitian Analisis Majas dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dengan Pembelajaran Keterampilan Menulis di Kelas XI SMA. Dari hasil penelitiannya, Rasman menemukan majas perbandingan, majas perulangan, majas pertentangan, dan majas penegasan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata tersebut. Relevansi penggunaan majas dalam novel Sang Pemimpi sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA dengan pembelajaran menulis terdapat pada aspek kebahasaan dan keefektifan majas dalam novel tersebut. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata juga pernah diteliti oleh Parmini dan kawan-kawan dengan judul penelitian Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Dari penelitian tersebut, peneliti menemukan dalam novel Sang Pemimpi terkandung nilai pendidikan religius, moral, sosial, dan budaya.

Hasil penelitian mengenai gambaran nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sejauh ini belum ada ditemukan. Walaupun penelitian terhadap novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sudah banyak dilakukan baik dari segi struktural, stilistika, ataupun sosiosastra, namun sejauh ini belum ada yang mengkaji khusus nilai persahabatan dalam karya novel tersebut. Oleh karena itu, penulis akan mencoba mendalami kajian tentang gambaran nilai persahabatan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.