BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI KELAYAKAN USAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

III KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

Investasi. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Jenis Investasi. Pengertian Studi Kelayakan. Alam Santosa. Pendahuluan. Investasi Nyata (Real)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BETHSAIDA BITUNG OLEH PT. CAKRAWALA INDAH MANDIRI DENGAN KRITERIA INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

9 Universitas Indonesia

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB II LANDASAN TEORI. suatu badan usaha, instansi, individu atau perorangan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara berurutan dengan alat dan prosedur maka itulah yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Iklim persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini,

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO KOTA MALANG

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dalam Studi Kelayakan Bisnis. Hal-hal yang diperhatikan : Permintaan. Penawaran

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

A. Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya

Bab 5 Penganggaran Modal

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

FUNGSI KEUANGAN. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada penerbit dan percetakan buku TK, CV. Pakar

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

Pengertian dan Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan atau kombinasi keduanya. Dimana sering terjadi suatu investasi tidak mendapat untung sama sekali bahkan gagal dengan kerugian finansial yang sangat besar. Banyak faktor penyebab kegagalan investasi tersebut yang sebenarnya dapat dievalusi jauh sebelum keputusan investasi diambil. Dengan mengevaluasi rencana investasi secara mendalam 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah penelitan tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas, ada juga yang mengartikan dalam artian yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas digunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfat ekonomis suatu investasi. Sedangkan dari pihak pemerintah, atau lembaga nonprofit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 4). Studi kelayakan usaha 10

11 atau disebut juga analisis proyek ialah suatu penelitan tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara kontinue. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilhan proyek bisnis agar mampu memberikan manfat ekonomis dan sosial sepanjang waktu (Mudjiarto dan Aliaras Wahid, 206: 20). Dari pengertian di atas, maka studi kelayakan usaha merupakan kegiatan yang bertujuan mengkaji kelayakan suatu gagasan yang dikaitkan dengan kemungkinan tingkat keberhasilan dari tujuan yang hendak diraih. Hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang ternyata tidak menguntungkan. 2.2 Tujuan Studi Kelayakan Banyak sebab yang mengakibatkan suatu usaha ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal). Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang dipakai, kesalahan dalam memperkirakan 6 kontinuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada. Sebab lain bisa berasal dari pelaksanan proyek yang tidak terkendalikan (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 6). Untuk itulah studi tentang kelayakan ekonomi suatu proyek menjadi sangat penting. Semakin besar skala investasi semakin penting studi ini. Bahkan untuk proyek-proyek yang besar, seringkali studi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap keseluruhan, apabila dari studi pendahuluan tersebut sudah menampakan gejala-gejala yang tidak menguntungkan, maka studi

12 keseluruhan mungkin tidak perlu lagi dilakukan. Dengan ringkas kita bisa mengatakan, bahwa tujuan dilakukanya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. 2.3 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspekaspek apa yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu ditelit, tetapi umumnya penelitan akan dilakukan terhadap aspek-aspek: pasar, teknik atau produksi, manajemen dan keuangan. Jika proyek relatif besar, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 17). Pengkajian aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran. Proses pengkajian aspek pasar mengikuti langkah-langkah yaitu menilai situasi, market environment, mengumpulkan data dan informasi serta analisis dan peramalan (Imam Soeharto, 202: 40). Aspek teknik atau produksi dilaksanakan sejajar dengan aspek-aspek lain setelah penelitan pemasaran menunjukan adanya manfat untuk melanjutkan studi kelayakan. Pada dasarnya lingkup pengkajian aspek teknik terdiri dari penentuan

13 letak geografis lokasi, pemilhan teknologi produksi, penentuan kapasitas, denah instalasi dan bangunan instalasi (Imam Soeharto, 202: 59). Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan sebaiknya tidak dipergunakan teknologi yang sudah usang atau teknologi yang masih dicoba-coba. Yang pertama akan mengakibatkan perusahan nantinya sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa mengakibatkan kesulitan dalam perawatan fasiltas (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 21). Aspek manajemen didasari oleh pemikiran klasik (general management) dan konsep sistem. Kegiatan operasi perusahan dan fungsi manajemen I.L. Fayol adalah teknis, kordinasi, keamanan, akuntansi dan manajemen berdasarkan fungsinya yaitu merencanakan, mengorganisasi, memimpin, stafing dan mengendalikan (Imam Soeharto, 208: 169). Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja, sumber pembelanjan yang akan dipergunakan. Dana yang diperlukan bersumber dari danayang berupa modal sendiri dan dana yang berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Taksiran penghasilan, biaya dan laba rugi pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi break even proyek tersebut. Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti net present value, average rate of return, profitabilty index, dan payback period. Estimasi terhadap risiko proyek, risiko dalam artian total atau sistematis. Di samping perlu ditaksir laba rugi proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabiltas finansial proyek tersebut. Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang

14 diproyeksikan dan proyeksi sumber dan pengunan dana (Suad Husnan dan Suwarsono, 208:23). Sebenarnya kesemua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada besar kecilnya dan yang tertanam pada investasi tersebut, maka banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi tersebut mungkin berbeda. Penelitan ini peneliti akan meneliti studi kelayakan dari empat aspek yaitu pasar, teknik, manajemen dan keuangan. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan skala usaha yang akan diteliti. 2.3.1 Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang: a. Permintaan, baik secara total ataupun dirinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. b. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu pula diperhatikan. c. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan kalau ya, bagaimana polanya.

15 d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, marketing mix. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat. e. Perkirakan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai perusahaan. f. Perkirakan peluang pasar yang bisa dimasuki oleh perusahaan. 2.3.2 Aspek Teknis Aspek teknis dan produksi menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang: a. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan? b. Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal? c. Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata atau akan memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan. d. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat? e. Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Misalnya, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode elektrolisis atau metode kimia. f. Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat? g. Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan mesin.

16 h. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan telah dilakukan? Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol kualitas, dan sebagainya perlu diperhatikan juga. i. Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi? j. Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik? Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan site produksi? 2.3.3 Aspek Manajemen Aspek manajemen mempelajari tentang: a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek b. Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek? Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain sebagainya. c. Manajemen dalam operasi d. Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci, jumlah tenaga kerja dan jadwal tenaga kerja yang akan digunakan. Sebuah struktur akan menunjukkan rancangan organisasi yang utama. 2.3.4 Aspek Keuangan Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti: a. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.

17 b. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan digunakan. Seberapa banyak modal yang berupa dana sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka panjang. c. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasional. d. Manfaat dan biaya dalam arti finansial, seperti rate of return on investment, net present value, internal rate of return, profitability index, dan payback period. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam arti total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis. e. Proyeksi keuangan, Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana. 2.3.5 Aspek Hukum Aspek hukum mempelajari tentang: a. Bentuk badan usaha yang akan digunakan. b. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika menggunkaan sumber dana yang berupa pinjaman. c. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya. 2.3.6 Aspek Ekonomi & Sosial Aspek ekonomi dan sosial meliputi penelitian tentang: a. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara. b. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh.

18 c. Penambahan kesempatan kerja. d. Pemerataan kesempatan kerja. e. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain? f. Aspek yang bersifat sosial seperti menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya. Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping data yang digunakan tidak relevan. Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek. Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanaan modal dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

19 keputusan, apakah modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan lainnya. Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat digolongkan atas 3 bagian: a. Menerima atau menolak proyek. b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan. c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak. 2.4 Analisa Strategic Produk Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usaha dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga yang semakit bersaing, perusahaan harus memilih prinsip bisnis, yaitu produk dengan harga yang tinggi atau produk dengan biaya yang rendah, bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip ini Porter menyatakan 3 prinsip generic strategic. 1. Strategi diferensiasi. Cirinya adalah perusahaan memutuskan untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dibandingkan produk pesaing. Pelanggan diharapkan mau membeli dengan harga yang mahal karena adanya perbedaan itu. 2. Strategi kepemimpinan dengan biaya menyeluruh Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan perhatian pada harga jual produk yang murak untuk menekan biaya produksi, promosi, maupun riset. Jika perlu, produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk pesaing.

20 3. Strategi focus Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar tertentu untuk menghindar dari pesaing. 2.5 Analisa Peluang Investasi Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor uncontrollable seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping data yang digunakan tidak relevan. Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek. Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanam modal dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan lainnya.

21 Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat digolongkan atas 3 bagian: 1. Menerima atau menolak proyek. 2. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan. 3. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak 2.6 Kriteria Studi Kelayakan Penilaian usulan investasi bisa mengunakan berbagai kriteria. Dimulai dari kriteria yang sempit sampai dengan kriteria yang lebih luas. Kriteria yang sempit menekankan hanya dari aspek profitabiltas dipandang dari sudut perusahan, yang lebih sering disebut profitabiltas komersial. Sedangkan dari sudut luas adalah dengan memperhatikan manfat proyek bagi perekonomian nasional dan segi nasional. Untuk Penelitan ini terkait dengan kriteria studi kelayakan, mengunakan kriteria sempit. Hal ini dikarenakan Instansi atau pihak yang akan diteliti adalah usaha rumahan yang hanya menekankan pada aspek profitabiltas. Untuk proyek-proyek besar, terutama yang dilakukan oleh pemerintah umumnya kriteria penilaianya tidak lagi didasarkan semata-mata atas profitabiltas komersial, tetapi dengan mengunakan kriteria yang lebih luas, yaitu kriteria profitabiltas perekonomian nasional dan juga aspek sosialnya (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 6). Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan adalah: 1. Investor Pihak yang akan menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau penegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Pengertian prospek disini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari investasi tersebut beserta resiko investasi. Ada

22 hubungan yang positif antara tingkat keuntungan dengan resiko investasi. Semakin tinggi resiko investasi, semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor. 2. Kreditur/Bank Para kreditur/bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dan yang dipinjamkan mereka. Dengan demikian, memereka mengharapkan bunga ditambah dengan angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan tepat pada waktunya. Karena itu, mereka sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut. Tentu saja ini tidak berarti mereka tidak memperhatikan prospek usaha tersebut. Tetapi perhatian utama mereka adalah periode pengembalian pinjaman tersebut. Selama dalam periode tersebut perusahaan memang benar-benar dapat mengembalikan pinjamannya, setelah periode tersebut perkembangan perusahaan/proyek tersebut tidak lagi menjadi perhatian pihak pemberi pinjaman. 3. Pemerintah Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi perekonomian nasional. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa, menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja. Manfaat ini terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut. Misalnya, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor non migas, maka proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya, dan tidak banyak memakai komponen impor akan lebih disukai pemerintah. Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan mungkin lebih mudah mendapat berbagai fasilitas apabila sektor yang digarap memang sedang diprioritaskan oleh pemerintah.