BAB III METODA SIMULASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA. = 10,3 detik. Didapat data pengujian dengan t = 9,5 detik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR ANALISA DATA UJI KARAKTERISTIK DAN SETTING RELE PROTEKSI ARUS LEBIH TIPE MCGG 52

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1. dengan adalah hasil penjualan modal. dengan adalah biaya pembelian modal.

RANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM UJI KARAKTERISTIK RELE ARUS LEBIH MCGG 53. Gilang Pramesti Rachmat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAY TIPE MCGG 53.

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

14 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus Z 2eq = Impedansi eqivalen urutan negatif

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi kelistrikan yang menyentuh kehidupan sehari-hari maupun

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Melalui pembelajaran membaca

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK. PENGAMAN BEBAN LEBIH (Thermal Over Load Relay / TOLR)

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR WAKTU PADA KARAKTERISTIK RELE GANGGUAN FASA KE TANAH ABB TIPE SPAJ 140C BERBASIS MIKROKONTROLER

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh faktor internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

BAB III PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) 3.1. Relai Proteksi Pada Transformator Daya Dan Penyulang

PENGUJIAN RELAI ARUS LEBIH / OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN RELAI GANGGUAN TANAH / GROUND FAULT RELAY (GFR) PADA SISTEM DISTRIBUSI 2O KV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan hidup siswa. Karena tanpa

RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM PROTEKSI GANGGUAN ANTAR FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI SIEMENS 7SJ600

Praktikum SISTEM PROTEKSI

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: 1048.a/BP2MPD-ULP/POKJA/VII/2013. Tanggal: 26 Juli untuk PENGADAAN ALAT KEMETROLOGIAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daftar Direktori dan Auto Submit Directory

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan alat bantu pembersih burry(mesin burry tory) pada hasil

Kata kunci : jaringan distribusi spindle; koordinasi proteksi; rele arus lebih

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

ANALISIS SETTING RELE OGS SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TRANSFORMATOR 3 UNTUK MENJAGA KONTINYUITAS ALIRAN DAYA DI GARDU INDUK PESANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT ANTAR FASA MENGGUNAKAN OCR TIPE SEPAM T20

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan pati pisang HMT, pati kentang HMT dan pati kentang alami terhadap kadar air bihun instan

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BERITA ACARA HASIL LELANG Nomor : 007/PPBJ/Ma /2012

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

Analisa Koordinasi Relay Proteksi Dengan Recloser Pada Penyulang Purbalingga 05 Di PT. PLN (Persero) Rayon Purbalingga

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI Modul 4 MODUL IV ANALISA GANGGUAN

BAB V RELE ARUS LEBIH (OVER CURRENT RELAY)

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

BAB II LANDASAN TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

2 BAB III METODA SIMULASI 3.1 Metoda Pengujian Karakteristik Waktu Tunda Rele MCGG 52 3.1.1 Tujuan 1. Mengetahui cara menggunakan perangkat current injector. 2. Mengetahui cara setting rele MCGG 52. 3. Mengetahui cara merangkai rangkaian pengujian karakteristik rele MCGG 52 dengan menggunakan perangkat current injector. 4. Megatahui cara membuat kurva karakteristik waktu tunda rele inverse. 5. Mampu menghitung dengan menggunakan rumus karakteristik rele inverse. 6. Mampu menganalisa hasil pengujian yang dibandingkan dengan hasil perhitungan karakteristik rele inverse. 3.1.2 Daftar Peralatan 1. Power supply DC 11 V. 2. Modul Praktikum Rele MCGG 52. 3. Seperangkat Current Injector 1 phasa. 4. Tang Ampere. 5. Volt Meter. 6. Stop Watch. 7. Kabel penghubung (secukupnya).

Gambar 3.1 Flowchart Uji Karakteristik Waktu Tunda Rele MCGG 52 21

22 3.1.3 Rangkaian Pengujian Gambar 3.2 Rangkaian Uji Karakteristik Rele MCGG 52 dengan Menggunakan Current Injector 3.1.4 Langkah Kerja 1) Dilaksanakan langkah mengaktifkan power supply DC dan setel hingga sebesar 11 V. 2) Kemudian dilakukan langkah mentransfer power supply 11 VDC ke unit rele. 3) Setelah itu pengujian indikasi dilakukan dengan cara menekan tombol reset pada rele MCGG 52, jika semua lampu indikator kerja rele menyala maka rele dalam kondisi ON dan siap untuk diuji. 4) Saat unit rele dalam kondisi aktif sesuai dengan gambar, maka dirangkailah susunan rangkaian pengujian dengan menggunakan current injector 1 phasa. 5) Setting pengujian karakteristik kemudian dilakukan dengan nilai Is time delayed OCR/GFR sebesar 1 A. Berdasarkan petunjuk manual, perhitungan Iset adalah = In. Maka nilai set = Iset / In = 1 / 5 =,2

23.1.1.2.4.4.4.8.5 Gambar 3.3 Setting Is OCR (phasa R dan T) Kemudian penentuan kurva dilaksanakan, sebagai contoh pada posisi kurva Standard Inverse. Untuk memilih kurva yang diinginkan dilakukan dengan cara mengeset dial option yang berbentuk kode biner yang keterangannya dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.1 Setting kurva karakteristik SI VI EI LTI D2 D4 D8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 TRIP TEST : CURVA SI : 1 1 1 Gambar 3.4 Setting kurva Standard Inverse dengan tunda waktu 1 1 1

24 6) Dikarenakan keterbatasan komponen pencatat waktu pada perangkat current injector untuk mencatat waktu pemutusan rele yang sangat cepat maka untuk alternatif, set TMS pada rele diperbesar hingga,6 sehingga waktu pemutusan rele masih dapat diamati.,25,5,5,1,2,2,4 Gambar 3.5 Setting TMS 7) I set kemudian di setting pada posisi, sehingga nilai =. 1 2 4 8 16 Gambar 3.6 Setting kurva I set Instant/Moment 8) Dilaksanakan langkah simulasi arus gangguan serta pengukuran secara bertahap dengan cara memutar tuas ulir pada bagian atas current injector sesuai nilai arus gangguan pada tabel hasil uji.

25 Semua tahapan pengerjaan dilakukan untuk masing - masing setting karakteristik kurva waktu tunda rele inverse, diantaranya : Standard Normal Inverse Very Inverse Etremely Inverse Long Time Inverse 9) Hasil uji kemudian disusun dalam bentuk tabel data hasil uji. 1) Lalu perhitungan waktu kerja dicari dengan rumus macam - macam karakteristik Relay Inverse yaitu dengan menggunakan rumus [ 2.1 ] hingga [ 2.4 ], yang diantaranya : Standard Normal Inverse,14 tms,2 I Very Inverse 13,5 tms I Etremely Inverse 8 tms I 2 Long Time Inverse 12 tms I 11) Hasil perhitungan kemudian dicatat dan disusun pada tabel hasil perhitungan untuk dibandingkan nilainya dengan hasil aktual pengujian. Setelah itu kurva perbandingan hasil uji dan hitung dianalisa perbandingan akurasinya berdasarkan kedua jenis data tersebut.

26 3.1.5 Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Karakteristik Dari hasil pengujian dan perhitungan karakteristik rele MCGG 52 yang telah dilakukan, didapatkan data data sebagai berikut : Tabel 3.2 Data Uji Karakteristik Waktu Tunda Rele MCGG 52 Menggunakan Perangkat Current Injector I input SI VI EI LTI I ( Is) (dtk) (dtk) (dtk) (dtk) 1,5 9.5 13.5 29.4 12 2 6.2 4.4 13 58.2 3 3.9 3.8 5.5 33.5 4 3 2.8 3.1 23.5 5 2.6 2 2 17.8 6 2.4 1.6 1.3 14.3 7 2.2 1.4 1.1 11.9 8 2 1.2.8 1.2 9 1.9 1.1.6 9 1 1.8 1.4 3.1 Dengan menerapkan persamaan [ 2.1 ] hingga [ 2.4 ], dilaksanakanlah perhitungan karakteristik waktu pemutusan untuk masing masing sifat inverse diantaranya : a. Persamaan [ 2.1 ] untuk Standard Inverse I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1,5 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 1,5 A,6 = 1,3 detik

27 I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 2 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 2A,6 = 6 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 3 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 3A,6 = 3,8 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 4 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 4A,6 = 2,9 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 5 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 5A,6 = 2,6 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 6 Ampere Time Multiply Setting :,6

28,14,2 6A,6 = 2,3 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 7 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 7A,6 = 2,1 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 8 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 8A,6 = 2 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 9 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 9A,6 = 1,9 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1 Ampere Time Multiply Setting :,6,14,2 1A,6 = 1,8 detik

29 b. Persamaan [ 2.2 ] untuk Very Inverse (VI) I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1,5 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 1,5 A = 16,2 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 2 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 2A = 8,1 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 3 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 3A = 4,5 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 4 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 4A = 2,7 detik

3 I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 5 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 5A = 2 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 6 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 6A = 1,6 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 7 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 7A = 1,3 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 8 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 8A = 1,2 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 9 Ampere Time Multiply Setting :,6

31 13,5,6 9A = 1 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1 Ampere Time Multiply Setting :,6 13,5,6 1A =,9 detik c. Persamaan [ 2.3 ] untuk Etremly Inverse (EI) I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1,5 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 1,5 A 2,6 = 38.4 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 2 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 2A 2,6 = 16 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 3 Ampere Time Multiply Setting :,6

32 8 3A 2,6 = 6 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 4 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 4A 2,6 = 3.2 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 5 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 5A 2,6 = 2 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 6 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 6A 2,6 = 1,4 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 7 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 7A 2,6 = 1 detik

33 I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 8 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 8A 2,6 =,8 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 9 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 9A 2,6 =,6 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1 Ampere Time Multiply Setting :,6 8 1A 2,6 =,5 detik d. Persamaan [ 2.4 ] untuk Long Time Inverse (LTI) I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1,5 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 1,5 A = 144 detik

34 I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 2 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 2A = 72 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 3 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 3A = 36 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 4 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 4A = 24 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 5 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 5A = 18 detik

35 I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 6 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 6A = 14,4 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 7 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 7A = 12 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 8 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 8A = 1,3 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 9 Ampere Time Multiply Setting :,6 12,6 9A = 9 detik I input (dalam hal ini simulasi I hubung singkat) : 1 Ampere Time Multiply Setting :,6

36 12,6 1A = 8 detik Maka dengan pengumpulan hasil perhitungan disusunlah menjadi tabel data perhitungan berdasar standar sebagai berikut : Tabel 3.3 Data Perhitungan Karakteristik Waktu Tunda Rele MCGG 52 I input SI VI EI LTI I ( Is) (dtk) (dtk) (dtk) (dtk) 1,5 1.3 16.2 38.4 144 2 6 8.1 16 72 3 3.8 4.5 6 36 4 2.9 2.7 3.2 24 5 2.6 2 2 18 6 2.3 1.6 1.4 14.4 7 2.1 1.3 1 12 8 2 1.2.8 1.3 9 1.9 1.6 9 1 1.8.9.5 8

37 3.2 Metoda Pengujian Simulasi Kerja Rele MCGG 52 Pada Jaringan Distribusi 3.2.1 Tujuan 1. Mengetahui simulasi kerja rele MCGG 52 pada jaringan distribusi tenaga listrik. 2. Mengetahui cara untuk menentukan setting rele. 3. Menganalisa performansi kerja rele terhadap setting pada simulasi kerja saat terjadi gangguan pada jaringan distribusi tenaga listrik. 3.2.2 Daftar Peralatan 1. Power supply DC 11 V. 2. Modul Praktikum Rele MCGG 52. 3. Modul Praktikum Trafo Arus (rasio 5/5). 4. Seperangkat Modul Praktikum Simulasi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. 5. Tang Ampere. 6. Volt Meter. 7. Stop Watch.

Gambar 3.7 Flowchart Uji Simulasi Gangguan Hubung Singkat Pada Jaringan Listrik 38

3.2.3 Rangkaian Pengujian 39

4

41

42

43

44 3.2.4 Langkah Kerja 1) Power supply DC diaktifkan. 2) Lalu power supply DC tersebut disetting pada nilai 11 Vdc. 3) Power supply DC kemudian dihubungkan ke terminal masukan sumber DC pada modul praktikum rele. 4) Setelah itu pengujian indikasi dilakukan dengan cara menekan tombol reset pada rele MCGG 52, jika semua lampu indikator kerja rele menyala maka rele dalam kondisi ON dan siap untuk diuji Matikan kembali sumber DC rele. 5) Kemudian dilakukan pengujian hubung singkat pada modul praktikum Simulasi Distribusi Tenaga Listrik (3 phasa, 2 phasa, 1 phasa ke tanah) sesuai dengan gambar rangkaian ujinya. 6) Setelah itu perangkat modul dirangkai sesuai dengan gambar uji gangguan hubung singkat : 3 phasa, 2 phasa, 2 phasa ke tanah, dan 1 phasa ke tanah. 7) Power supply AC kemudian di setting sebesar 2 V, lalu dihubungkan pada terminal tap primer simulasi trafo distribusi 38 V. 8) Nilai pengukuran arus gangguan hubung singkat kemudian dicatat dari 4 jenis pengujian hubung singkat yaitu hubung singkat 3 phasa, 2 phasa, 2 phasa ke tanah, dan 1 phasa ke tanah pada sisi beban. 9) Setelah didapat data hubung singkat, power supply AC ke modul praktikum simulasi distribusi dimatikan. Dari hasil pengujian dengan simulasi beban 3 buah lampu pijar 1 watt, didapatkan hasil sebagai berikut : a) Besar I nominal beban masing masing phasa saat kondisi normal adalah : Phasa R =,25 A Phasa S =,25 A Phasa T =,24 A b) Besar I hubung singkat setelah diuji adalah :

45 1. I hubung singkat 3 phasa yang dapat dicapai adalah sebesar : R = 1,8 A S = 9,9 A T = 9,9 A 2. I hubung singkat 2 phasa yang dapat dicapai adalah sebesar: R = 8,47 A S = 8,86 A 3. I hubung singkat 2 phasa ke tanah yang dapat dicapai adalah sebesar : R = 9,9 A S = 8,6 A 4. I hubung singkat 1 phasa ke tanah yang dapat dicapai adalah sebesar,62 A di phasa R. Setelah didapat data arus hubung singkat maka dilaksanakan langkah selanjutnya yaitu menentukan setting rele dengan cara sebagai berikut : 1. Untuk menentukan setting I s Time Delay OCR dipakai rumus [ 2.5 ] I set OCR = I ma. ( Ks/Kd ) ( Ks/Kd ) bernilai antara 1,5 1,1 pada rele jenis inverse. Sehingga : I set =,25. ( 1,1 ) I set =,275 A Jika menggunakan Iset o,275 maka akan didapat nilai sebesar,55 tetapi pada fasilitas penyetelan rele MCGG 52 tidak bisa dikondisikan sebesar,55, sehingga Iset dibulatkan menjadi,25 A. Setting arus OCR/GFR dengan tunda waktu I s I S I N = Besar setting arus rele hasil perhitungan = Nilai setting pada rele In = Arus nominal rele pada nameplate Dengan I set,25 maka = I s / In =,25 / 5 =,5

46.1.1.2.4.4.4.8.5 Gambar 3.13 Setting Is OCR (phasa R dan T) 2. Kemudian kurva karakteristik di setting pada posisi standard inverse. TRIP TEST : CURVA SI : 1 1 1 Gambar 3.14 Setting Kurva Standard Inverse 1 1 1 4. Langkah selanjutnya TMS dengan waktu tunda pemutusan,3 detik sesuai dengan ketentuan PLN untuk rele proteksi arus di sisi terdekat dengan unit trafo distribusi diset dengan persamaan [ 2.1 ] untuk karakteristik Standard Inverse :,2 Ihs3phasa / Iset,3 /,25,2 1,16 tms t k,15,14,14

47,25,5,5,1,2,2,4 Gambar 3.15 Setting TMS 4. Kemudian untuk I instant diset pada kondisi. 1 2 4 8 16 Gambar 3.16 Setting I instant/moment Rele 11) Setelah setting selesai, modul praktikum trafo arus dan modul praktikum rele MCGG 52 dirangkai pada simulasi jaringan distribusi untuk dilakukan uji simulasi kerja rele. 12) Simulasi gangguan hubung singkat terbesar di gangguan 3 phasa dilakukan sampai ada indikasi rele bekerja. 3.2.5 Hasil Pengujian Saat pengujian simulasi hubung singkat 3 fasa dalam sekejap rele langsung memutuskan PMT ditandai dengan lampu indikator kerja instant dan delay menyala.

48 Tetapi terdapat kendala untuk fungsi kerja GFR Berdasarkan standar yang juga tercantum pada persamaan [ 2.7 ], perhitungan I set (I s ) untuk GFR adalah : Iset GFR,8 Ihs 1Ø-G I fault 1 phasa ke tanah,8 I set =,62,8 I set =,496 Maka didapat =,496 / 5 =,992 dibulatkan menjadi,1 maka nilai TMS dihitung sebagai barikut : tms,2 Ihs1 phasa ground / Iset,3,62/,496,14,2,1 Sesuai dengan perhitungan TMS didapat sebesar,1, sehingga muncul kendala untuk menguji simulasi gangguan untuk fungsi GFR karena nilai setting minimum alat hanya bisa di setel pada posisi,25, sedangkan TMS hasil perhitungan didapat nilai yang lebih kecil, yaitu,1. Pengujian untuk GFR tidak bisa dilaksanakan karena keterbatasan alat dalam kapasitas penyetelan minimum TMS. t k,14

49

Filename: 5 BAB III Directory: D:\Laporan TA S1 Template: C:\Users\Client1\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Norma l.dotm Title: BAB I Subject: Author: trisna Keywords: Comments: Creation Date: 5/21/211 12:26: PM Change Number: 2 Last Saved On: 5/21/211 12:26: PM Last Saved By: trisna Total Editing Time: Minutes Last Printed On: 5/22/211 1:39: AM As of Last Complete Printing Number of Pages: 3 Number of Words: 2,891 (appro.) Number of Characters: 16,481 (appro.)