BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

dokumen-dokumen yang mirip
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

atau pengaman pada pelanggan.

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ARUS BOLAK-BALIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. Westinghouse yang terdahulu, menguji transformator-transformator di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama : pusat-pusat

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

RELE JARAK SEBAGAI PROTEKSI SALURAN TRANSMISI

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM SALURAN KABEL UDARA TEGANGAN MENENGAH (SKUTM) DAN SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH (SKTM)

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SALURAN TRANSMISI DAN KORONA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

III. METODE PENELITIAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAN TEGANGAN LISTRIK

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

MODEL SISTEM.

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN

BAB III LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

BAB II SALURAN TRANSMISI

Analisis Rangkaian Listrik

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan.

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

1. BAB I PENDAHULUAN

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN DAN REKONFIGURASI BEBAN PADA PANEL UTAMA PRAMBANAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

PENGARUH DIAMETER PENAMPANG ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI

TEORI LISTRIK TERAPAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Politeknik Negeri Sriwijaya

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Transformator

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

ANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kv GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

Transkripsi:

A II ITEM ALUAN TANMII ( 2.1 Umum ecara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui saluran transmisi dari pusat-pusat pembangkit tenaga listrik kepada pemakai tenaga listrik. Tegangan pada saluran transmisi ini disalurkan melalui kawat penghantar yang ditopang oleh tower atau tiang penyangga yang tinggi yang terbuat dari campuran baja yang disesuaikan dengan posisi atau daerah dengan jarak tertentu. Untuk daya yang sama, maka daya guna penyaluran akan naik oleh karena rugi-rugi transmisi turun, apabila tegangan transmisi ditinggikan. Namun dengan naiknya tegangan transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan gardu induk. Oleh karena itu pemilihan tegangan transmisi dilakukan dengan memperhitungkan daya yang disalurkan, jumlah rangkaian, jarak penyaluran, keandalan, biaya peralatan untuk tegangan tertentu serta tegangan-tegangan yang sekarang dan yang direncanakan. aluran transmisi di zaman modern sekarang ini bukan hanya digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik tetapi juga dapat digunakan untuk saluran transmisi komunikasi seperti LC (ower Line Carrier) dan data isyarat. Tetapi kemampuan transmisi dari satu saluran dengan tegangan tertentu tidak dapat ditetapkan dengan pasti karena kemampuan ini masih tergantung lagi pada batasan-batasan termal dari penghantar, jatuh tegangan yang diperbolehkan. ada umumnya saluran transmisi dalam penggunaannya dapat dibagi dua ; 15

1. aluran hantaran udara 2. aluran hantaran baawah tanah emilihan penggunaan saluran transmsi tergantung kepada suatu daerah yang akan dipasang. isanya untuk daerah yang penduduknya agak jarang dengan jarak yang cukup panjang digunakan saluranhantaran udara tegangan tinggi dan untuk pertumbuhan penduduknya yang padat maka pada daerah tersebut lebih cocok digunakan saluran hantaran bawah tanah. 2.2 aluran Transmisi aluran transmisi terdiri dari seperangkat konduktor yang membawa energi litrik dan mentransmisikan dari pusat pembangkit kegardu induk. Konduktor dari saluran transmisi tersebut digantungkan pada isolator yang dikaitkan ke lengan menara. Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 menunjukkkan sketsa dari saluran transmisi. Gambar 2.1 memperlihatkan bagian dari menara yang membawa tiga buah konduktor tiga fasa,, dant, hal ini disebut dengan rangkaian transmisi tunggal. Untuk Gambar 2.2 menunjukkna menara yang membawa enam buah konduktor yang tersusun atas duah rangkaian yang terpisah masing-masing terdiri dari dua kawat dengan fasa, dan T. Jenis ini disebut dengan saluran transmisi ganda. 16

Gambar 2.1 aluran transmisi tunggal Gambar 2.2 aluran transmisi ganda 17

2.3 Komponen Utama aluran Hantaran Udara a) Menara atau tiang transmisi Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan yang menopang saluran transmisi, yang dapat berupa menara baja, tiang baja, tiang beto bertulang dan tiang kayu. Tiang-tiang baja, beton dan kayu biasanya digunakan pada saluran-saluran tegangan kerja yang relative rendah (dibawah 70 KV)sedangkan untuk saluran dengan tegangan tinggi biasanya menggunakan menara baja. b) Isoalator-isolator Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya dikenal 3 jenis isolator yaitu : Isolator jenis pasak (22-33 KV) Isolator jenis pos saluran (22-33KV) Isolator gantung c) Kawat penghantar Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa yang digunakan pada saluran transmisi adalah : Tembaga dengan konduktivitas 100 % (Cu 100 %) Tembaga dengan koduktivitas 97,5 % (Cu 97,5 %) Almunium dengan konduktivitas 61 % (Al 61 %) Kawat penghantar Almunium terdiri dari beberapa jenis dan lambing sebagai berikut : 18

AAC : All Aluminium Conductor yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari almunium. AAAC : All-Aluminium Alloy Conductor yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran alunium. AC : Aluminium Conductor teel einforced yaitu kawat penghantar almunium dengan inti kawat baja. ACA : Aluminium Conductor Alloy einforced yaitu kawat penghantar almunium yang diperkuat dengan logam campuran. ada umumnya saluran transmisi yang ada di Indonesia menggunakan jenis kawat penghantar jenis AC. Karena kawat tembaga mempunyai tahanan yang sama besar, berat dan harga yang lebih mahal dari almunium. Untuk memperbesar kuat tarik dari almunium maka digunakan campuran almunium (almunium alloy). d) Kawat tanah Kawat tanah atau ground wires juga disebut dengan kawat pelindung (shield wires) gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah ini dipasang diatas kawat fasa. ebahagian kawat tanah umumnya dipakai kawat baja (steel wires) yang lebih murah tetapi tidaklah jarang digunakan AC. 2.4 Klasifikasi aluran Transmisi esuai dengan fungsi, kebutuhan dan tegangan kerjanya maka saluran transmisi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam diantaranya : 2.4.1 Klasifikasi untuk keperluan diagram pengganti 19

Untuk keperluan analisa maka diagram pengganti biasanya dibagi dalam 3 kelas yaitu : Kawat endek (< 80 Km) Kawat Menengah (80-250 Km) Kawat anjang (>250 Km) Klasifikasi saluran transmisi harus didasarkan atas besar kecilnya kapasitansi ke tanah. Maksudnya jika kapasitansi kecil maka arus bocor ke tanah kecil terhadap arus beban, sehingga kapasitansi ke tanah dapat diabaikan, hal ini dapat disebut dengan kawat pendek. Tetapi jika kapasitansi mulai besar sehingga tidak dapat diabaikan, tetapi jika kapasitansi beleum begitu besar dapat dianggap sebagai kapasitansi terpusat (lumped capacitance) dan hal ini sering disebut dengan kawat menengah. Dan jika kapasitansi tersebut sangat besar sekali dan tidak dapt dianggap sebagai kapasitansi terpusat dan harus dianggap terbagi rata sepanjang saluran maka hal ini dapat disebut dengan kawat panjang. 2.4.2 Klasifikasi saluran transmisi menurut tegangan kerja Di Indoensia standar tegangan transmisi adalah 66, 150, 380, dan 500 KV, dan klasifikasi menurut tegangan ini masih belum nyata. Tetapi di Negara-negara maju terutama dibidang transmisi listrik, seperti : UA, usia, Canada dimana tegangan pada saluran transmisi bisa mencapai 1000 KV. Maka disana klasifikasi berdasarkan tegangan adalah : Tegangan Tinggi bisa mencapai 138 KV Tegangan Extra Tinggi (Extra High Voltage) antara 220-765 KV Tegangan Ultra Tinggi (Ultra High Voltage) diatas tegangan 765 KV 2.4.3 Klasifikasi berdasarkan fungsinya dalam operasi 20

erdasarkan fungsinya dalam operasi saluran transmisi dapat disebutkan dengan ; Transmisi : yang menyalurkan daya besar dari pusat-pusat pembangkit ke daerah beban antara dua atau lebih sistem. ub transmisi : transmisi percabangan dari saluran yang tinggi ke saluran yang rendah. Distribusi : di Indonesia telah ditetapkan bahwa tegangan distribusi adalah 20 KV. 2. arameter-arameter aluran Tranmisi Adapun parameter-perameter pada saluran transmisi diantaranya adalah : 1. Induktansi Ada 2 persamaan dasar yang dipakai untuk menjelaskan dan merumuskan induktansi yaitu : ersamaan yang pertama menghubungan tegangan imbas dengan kecepatan perubahan fluks yang meliputi suatu rangkaian. Tegangan imbas dapat dinyatakan dengan persamaan : e = dτ dt ersamaan kedua dapat dinyatakan dimana jika arus pada rangkaian berubah-ubah maka medan magnet yang ditimbulkan juga akan berubahubah dan apabila medan magnet yang ditimbulkan memiliki permeilitas yang konstan maka banyaknya fluks gandeng berbanding lurus dengan arus sehingga tegangan imbasnya sebanding dengan kecepatan perubahan arus. Hal ini dapat dinyatan dengan persaman berikut : di e = L dt 21

2. Kapasitansi Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat beda potensial antara penghantar (konduktor), kapasitansi menyebabkan penghantar tersebut bermuatan seperti yang terjadi pada plat kapaistor bila terjadi beda potensial diantaranya. Kapasitansi antara penghantar adalah muatan per unit beda potensial. Kapasitansi antara penghantar sejajar adalah suatu konstanta yang tergantung pada ukuran dan jarak pemisah dan penghantar. Untuk saluran daya yang panjangnya kurang dari 80 km (50 mil), pengaruh kapasitansinya kecil dan biasanya dapat diabaikan. Untuk saluran-saluran yang lebih panjang dengan tegangan yang lebih tinggi, kapasistansinya menjadi bertambah kering. 3. esistansi esistansi penghantar saluran transmisi adalah penyebab terpenting dari rugi daya (power loss) pada saluran transmisi. Jika tidak ada keterangan lain maka resistansi yang dimaksud adalah resisitansi efektif. esistansi efektif dari suatu penghantar adalah : rugidayapadapenghantar = Ω...(2.1) 2 I Dimana : Daya Arus rms = Watt (W) = Amper (A) edangkan resistansi dc diberikan oleh rumus : o = ρ A l Ω... (2.2) Dimana : 22

ρ = resistivitas penghantar l = panjang A= luas penampang ersamaan diatas digunakan untuk menghitung besarnya tahanan dari konduktor saluran transmisi. 4. Konduktansi Konduktansi antar penghantar-penghantar atau antar penghantar dan tanah yang menyebabkan terjadinya arus bocor pada isolator-isolator dari udara yang melalui isolasi dan kabel. Karena kebocoran pada isolator saluran udara sangat kecil dan dapat diabaikan, dengan demikian konduktansi antar penghantar pada saluran udara sangat kecil dan diabaikan. Alasan untuk mengabaikan konduktansi adalah karena konduktansi ini selalu berubah-ubah yakni kebocoran pada isolator yang merupakan suner utama. Konduktansi berubah dengan cukup besar menurut atmosfer dan kotoran yang berkumpul pada isolator. Adapun secara umum parameter-parameter pada macam-macam saluran transmisi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 NO ALUAN TANMII AAMETE ALUAN TANMII L C 1 Jarak endek abaikan abaikan diabaikan 2 Jarak Menengah abaikan abaikan terpusat 3 Jarak Jauh abaikan abaikan abaikan 23

Aliran Daya Melalui aluran Transmisi Gambar berikut merupakan saluran transmisi dengan konstanta ACD Vs 0 δ A,, C, D V 0 δ s = s + jqs = s + jq s Gambar 2.3 aluran transmisi dengan konstanta umum ACD Daya pada ujung penerima : = + jq = I V... (2.3) Atau : V V A 2 = β δ V β α...(2.4) Daya aktif dan daya reaktif di ujung penerima adalah : V V A 2 = cos( β δ ) V cos( β α )...(2.5) V V A 2 Q = sin( β δ ) V sin( β α )...(2.6) Dimana : Q = daya aktif di ujung penerima = daya reaktif di ujung penerima A, = konstanta ACD (besaran vector) α, β, δ = sudut konstanta A, dan D 24

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa daya maksimum pada ujung penerima terjadi saat β = δ, jadi daya maksimum pada ujung penerima : V V A 2 maks = V cos( β α )...(2.7) edangkan pada daya rekatifnya diperoleh : A 2 Q maks = V sin( β α )...(2.8) umusan-rumusan yang digunakan lebih lanjut pada saluran transmisi sama dengan penurunan daya pada suatu generator tiga fasa, yaitu : = 3V I cosϕ... 2.9 I = 3V I cosϕ... 2.10 3V cosϕ =... 2.11 Efesiensi η = 100%... 2.12 = + rugi-rugi engaturan tegangan (Voltage egulation) didefinisikan sebagai berikut : V( NL) V( FL) V = 100%... 2.13 V ( FL) 25