MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ilmu Pendidikan

Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan Dosen : Anik Ghufron, Prof. Dr. Judul : Pendidikan sebagai Ilmu BAB I

TEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ismail Hasan

: PROF. DR. HAEDAR AKIB, M.Si MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN YATI HARDIYANTI

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

JENIS-JENIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

IMPLIKASI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Oleh: Wasitohadi 1

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

PENGANTAR PENELITIAN. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

NOVIA KENCANA, S.IP, MPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN DAN SEBAGAI SUATU SISTEM

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB I Tinjauan Umum Etika

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

PERTEMUAN II PENGENALAN LOGIKA

MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM Match Day 2 KONSEP ILMU, ILMU HUKUM DAN HUKUM

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum dan masyarakat, dengan jalan menganalisisnya. Yang

Filsafat Ilmu dan Logika

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam.

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya. 1 Metode

BAB IV MODEL PENELITIAN FILSAFAT

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia, dan setiap

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 03 SRINGIN KEC.

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

Metodologi Penelitian & Metode Penelitian. Perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dr. Sri Anggraeni, MSi

R&D), Bandung, ALFABETA Mei 2013 hlm 3 2 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta, Rajawali

PANCASILA Sebagai Etika Politik

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu :

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

KONSEP PENELITIAN ILMIAH. Imam Gunawan

Oleh: Regina Tamburian Gita Nur Istiqomah

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

Transkripsi:

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Oleh : Septy Indriyani (15105244006) Teknologi Pendidikan A A. PENDAHULUAN Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, Memperoleh pemahaman, memberi penjelasan ataupun melakukan penerapan. Pendidikan adalah suatu proses mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik yang erat kaitannya dengan obyek pendidikan. Ilmu yang ditransfer umumnya ilmu pengetahuan yang bersifat memberi pengetahuan peserta didik dengan harapan peserta didik mampu mengetahui segala macam keadaan alam, sosial dan kebudayaan yang ada di dunia. Kenapa pendidikan itu disebut ilmu? Karena ilmu merupakan obyek utama dari pendidikan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan. Dibagian ini akan dibahas pengertian pendidikan sebagai ilmu,persyaratan pendidikan sebagai ilmu,sifatsifat ilmu pendidikan dan perkembangan pendidikan di Indonesia. B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Pendidikan sebagai Ilmu Pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik berupa ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu. Pendidikan merupakan suatu kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan melalui tiga cara yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia,bagaimanapun juga disitu ada pendidikan(dwikarya, 1980:32). Menurut M.J Langeveld (1955), paedagogiek (ilmu mendidik atau ilmu pendidikan) adalah suatu ilmu yang bukan saja menelaah obyeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. 1

Menurut S. Brodjonagoro (1966: 35), ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti luas paedagogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal soal yang timbul dalam praktek pendidikan. Menurut Cater V. Good (1945: 36), ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan yang sistematis mengenai aspek aspek kuantitatif dan objektif dan proses belajar, menggunakan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental. Menurut Driyarkara (1980: 66 67), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, pemikiran yang bersifat kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan matis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan (mendidik dan dididik). Kritis berarti bahwa orang tidak menerima saja apa yang ditangkap atau muncul dalam benaknya, tetapi semua pernyataan, semua afirmasi harus mempunyai dasar yang kuat. Orang yang bersikap kritis, ingin mengerti betul (tidak hanya membeo). Metodis berarti bahwa dalam proses berpikir dan menyelidiki orang menggunakan suatu cara tertentu. Sistematis berarti bahwa pemikir ilmiah itu dalam prosesnya dijiwai oleh suatu ide yang menyeluruh dan menyatukan, sehingga pikiran pikiran dan pendapat pendapat tidak tanpa hubungan, melainkan merupakan kesatuan. Dari definisi definisi Ilmu pendidikan yang diutarakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa : a. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perpektif yang luas dan integratif. b. Fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada manusia (gejala yang universal), dalam perpektif yang luas, melainkan juga sekaligus merupakan upaya untuk memanusiakan manusia agar menjadi sebenar benarnya manusia (insan), yang hal ini secara integratif diperlukan penggunaan berbagai kajian tentang pendidikan (kajian historis, filosofis, psikologis dan sosiologis tentang pendidikan). c. Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktivitas pendidikan (mendidik dan dididik) dan pemikiran yang sistematik tentang pendidikan. 2. Persyaratan Pendidikan sebagai Ilmu Ilmu adalah suatu pengetahuan yang disusun secara kritis, metodis dan sistematis yang berasal dari observasi, studi dan eksperimentasi untuk menentukan hakikat dan prinsip prinsip apa yang dipelajari (Dwi Siswoyo,2015:60). Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu disiplin ilmu, dipenuhi ada 3 syarat yaitu : a. Memiliki objek studi (objek material dan objek formal) Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Apabila kita pelajari perilaku manusia sebagai makhluk yang hidup dalam masyarakat maka perilaku itu disamping dapat dilihat dan segi ilmu pendidikan juga dalat dilihat dan segi segi yang lain seperti segi psikologis, sosiologis, antropologis. Objek formal ilmu 2

pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratif. Jadi, yang membedakan satu ilmu dan ilmu yang lain adalah objeknya.objek formal adalah objek material yang disoroti oleh suatu ilmu,sudut pandang tertentu yang menentukan macam ilmu. b. Memiliki sistematika Secara teoritik, sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga segi tinjauan, yaitu : Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio budaya di masa depan. c. Memiliki metode Metode metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut (Soedomo, 1990: 46 47; Mub, Said, 1989) : Metode Normatif Metode normatif berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Metode ini juga membawa pertanyaan yang berkenaan dengan masalah nilai baik dan nilai buruk. Metode Eksplanatori Metode eksplanatori bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. Dalam hal ilmu pendidikan mendapatkan bantuan dari berbagai teori tentang pendidikan yang boleh jadi dihasilkan oleh ilmu ilmu lain. Metode Teknologis Metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan bagaimana melakukannya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan. Metode Deskriptif Fenomenologis Metode ini menciba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki. Metode Hermeneutis Metode ini mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan. Metode Analisis Kritis (Filosofis) Metode ini menganalisis secara kritis tentang istilah-istilah, pernyataanpernyataan, konsep-konsep dan teori-teori yang ada atau digunakan dalam pendidikan. Syarat lain bagi disiplin ilmu pendidikan adalah memiliki evidensi empiris. Yang dimaksud dengan evidensi empiris adalah adanya kesesuaian (korespondensi) 3

antara konsepsi teoritisnya dengan permasalahan dalam praktek sehingga disamping dapat menjelaskan kasus kasus yang timbul, juga sekaligus dapat mendukung diaplikasikannya dalam menjawab permasalahan pendidikan di lapangan, dalam lingkup kajian ilmu pendidikan. Ini sesua dengan sifat ilmu pendidikan, yaitu teoritis dan praktis. 3. Sifat-sifat Ilmu Pendidikan a. Rasional Ilmu pengetahuan harus bersifat rasional artinya ilmu tersebut harus mempunyai sifat kegiatan berpikir yang ditundukan pada logika atau penalaran. Berpikir rasional berarti berpikir secara sistematis yang kompleks dan konsepsional dengan kemampuan menggunakan lambang untuk dapat memberi arti yang hampir tidak terbatas kepada suatu objek material, seperti pada suara, gerak, warna dan rasa. b. Empiris Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau konklusi ilmu pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada pemeriksaan atau verifikasi indra manusia, maka kaidah logika formal dan hukum sebab-akibat harus menjadi dasar kebenaran yang bersifat relitas objektif dan netral. c. Fakta dan Teori Ilmu pengetahuan terdiri atas dua unsur besar, yaitu fakta dan teori. Teori mendefinisikan fakta sebagai observasi empiris yang bisa diverifikasi dan mempunyai tugas menempatan hubungan yang terdapat diantara fakta-fakta itu. Ilmu tidak dapat disusun hanya berdasarkan fakta saja, tetapi untuk menjadi ilmu pengetahuan fakta harus disusun dalam suatu sistem dan diinterpretasikan sehingga tanpa metode tersebut suatu fakta tidak akan bisa menjadi ilmu. d. Universal Ilmu pengetahuan harus bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan ilmu pengetahuan dapat diperiksa oleh para peninjau ilmiah dan dapat dipelajari atau diikuti secara umum serta dapat diajarkan secara umum pula. Kebenaran ilmu tidak bersifat rahasia tetapi memiliki nilai sosial sehingga kewibawaan ilmiah didapat setelah hasil itu diketahui, diselidiki dan dibenarkan veliditasnya oleh sebanyak mungkin ahli dalam bidang ilmu tesebut. e. Akumulatif Ilmu pengetahuan harus bersifat akumulatif atau saling berkaitan artinya ilmu pengetahuan tersebut harus diketengahkan hubungan antara ilmu dan kebudayaan sebab ilmu merupakan salah satu unsur kebudayaan manusia. Misalnya, untuk dapat belajar manusia mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa. Selain itu, ilmu pengetahuan yang dikenal dewasa ini, merupakan kelanjutan dari ilmu yang ada sebelumnya. f. Sebagai Ilmu Normatif Ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara masalah baik atau buruk dari perilaku manusia. 4

g. Praktis dan Teoritis Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat normatif berarti pendidikan juga bersifat praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan. Pendidikan sebagai ilmu praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan. Sebagai ilmu teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada untuk mempermudah jalanya pendidikan. h. Rohaniah Ilmu pendidikan bersifat rohaniah karena selalu memandang peserta didik sebagai makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai makhluk yang beradab. i. Historis Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem pendidikan sepanjang jaman dan kebudayaan serta makna filosofis yang berpengaruh pada jaman tertentu. 4. Perkembangan pendidikan di Indonesia Pengembangan pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari masa ke masa. Dalam pengembangan pendidikan, secara umum dapat diberikan dua buah model pengembangan yang baru yaitu: Pertama "top-down model" yaitu pengembangan pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan seperti halnya pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional selama ini. Kedua "bottom-up model" yaitu model pengembangan yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Pengembangan pembelajaran hadir didasarkan pada adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain ilmu pengetahuan dan teknologi, pengembangan pembelajaran hadir juga didasarkan pada adanya sebuah kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi anak- anaknya semakin meningkat, sekolah yang berkualitas semakin dicari, dan sekolah yang mutunya rendah semakin ditinggalkan. Orang tua tidak peduli apakah sekolah negeri ataupun swasta. Kenyataan ini terjadi hampir di setiap kota di Indonesia, sehingga memunculkan sekolah-sekolah unggulan di setiap kota. Sehubungan dengan hal tersebut, maka proses belajar mengajar di ruang kelas telah pula banyak menarik perhatian para peneliti dan praktisi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran perlu digalakkan, sehingga dapat diketahui secara nyata, apa, mengapa dan bagaimana upaya- 5

upaya yang seharusnya dilakukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang diharapkan. C. PENUTUP Dengan demikian pembelajaran perlu dikelola dengan baik agar dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, pengelolaan pembelajaran merupakan kunci keberhasilan menuju pembelajaran yang berkualitas. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu. Isi cabang ilmu pendidikan ini selain mengenai perbangdingan sistem pendidikan, tetapi juga meliputi kaitan atau peranan pendidikan terhadap perkembangan aspek- aspek kehidupan lain yang meliputi ekonomi, sosial dan politik. Ilmu pengetahuan menurut sistematikanya dibagi menjadi : Ilmu-ilmu murni adalah ilmu yang mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman(matematika), Ilmu terapan adalah ilmu yang dikaji berdasarkan pengalaman (empiris), penelitian, pengkajian dan penyimpulan yang disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang berdasarkan pengalaman(empiris), pendidikan, rohani, normatif, memiliki obyek yang jelas, dapat diuji kebenarannya dan disusun secara teoritis dan dilaksanakan secara praktis. Sehingga ilmu pendidikan memenuhi kriteria atau syarat-syarat ilmu pengatahuan yaitu: a. Ilmu pengetahuan atau ilmu pendidikan yang bersitaf empiris. b. Ilmu itu bersifat sistematis c. Ilmu itu mempunyai obyek atau lapangan tertentu yang jelas, dapat dipisahkan dari obyek pengetahuan yang lain d. Ilmu tersebut mempunyai metode dan tujuan tertentu DAFTAR PUSTAKA Siswoyo,Dwi.dkk. 2015. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Sudirman,N.dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakary http://hamkamodern.blogspot.co.id/2009/11/makalah-ilmu-pendidikan-pendidikan.html,diakses tanggal 21 September 2015 http://www.slideshare.net/uiuidd/makalah-pendidikan-sebagai-ilmu, diakses tanggal 21 September 2015 6

7