Notaris adalah pejabat umum ang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strategi pembangunan hukum nasional. Profesionalitas dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga termasuk mengatur hal-hal yang diantaranya hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan hukum kepada masyarakat yang memerlukan perlindungan dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bidang hukum, mengingat urgensi yang tidak bisa dilepaskan. melegalkan perubahan-perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat akta otentik dan akta lainnya sesuai dengan undangundang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa: a. Pertimbangan Hukum Hakim terhadap Tanggung Jawab Notaris/PPAT

PERANAN DAN FUNGSI MAJELIS PENGAWAS WILAYAH TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS JABATAN NOTARIS RUSLAN / D

BAB I PENDAHULUAN. negara. Untuk menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

PENDAHULUAN. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993 hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat. 2 Hukum sebagai

IMPLIKASI YURIDIS LEGALITAS KEWENANGAN (RECHTMATIGHEID) MAJELIS KEHORMATAN DALAM PEMBINAAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, pertanahan, kegiatan sosial, pasar modal, dan untuk kepastian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilar-pilar utama dalam penegakan supremasi hukum dan atau. memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam bidang hukum untuk

BAB II KEWENANGAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM MEMBATALKAN PUTUSAN MAJELIS PENGAWAS PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tujuan membangun negara yang sejahtera (Welfare State), akan

BAB I PENDAHULUAN. jabatannya, Notaris berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang dikarenakan berkembangnya globalisasi kehidupan. Segala

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asasi Manusia Republik Indonesia sebagai pelaksana pembinaan dan pengawasan

B A B V P E N U T U P

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. mencatat bahwa pada era reformasi terjadi perubahan pada lembaga Notariat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Notaris merupakan pejabat umum yang berwenang untuk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30

BAB I PENDAHULUAN. dan ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan hukum.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJN) disebutkan bahwa y

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya. 1

BAB IV PENUTUP. 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hlm Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani, Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris, Dunia Cerdas, Jakarta Timur, 2013, hlm.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

RESUME FUNGSI MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS SEBAGAI PEMBINA UNTUK MELINDUNGI NOTARIS DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JABATAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatur hidup manusia dalam bermasyarakat. Didalam kehidupan

Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

BAB I PENDAHULUAN. ini, ada dua aturan yang wajib dipatuhi oleh seorang Notaris yaitu Undang-

BAB I PENDAHULUAN. otentik sangat penting dalam melakukan hubungan bisnis, kegiatan di bidang

Lex et Societatis, Vol. III/No. 4/Mei/2015. AKIBAT HUKUM BAGI NOTARIS DALAM PELANGGARAN PENGGANDAAN AKTA 1 Oleh: Reinaldo Michael Halim 2

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan jasa notaris, telah dibentuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JABATAN NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 8 TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. hukum menjamin adanya kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 49/PUU-X/2012 Tentang Persetujuan Majelis Pengawas Daerah Terkait Proses Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB III TINJAUAN TERHADAP NOTARIS DAN KEWENANGANNYA DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

PENGAMBILAN FOTO COPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. notaris merupakan pejabat umum yang mendapatkan delegasi kewenangan. yang tidak memihak dan penasehat hukum yang tidak ada cacatnya

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI IZIN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BAB II PROSEDUR PENGAMBILAN FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang diatur dalam Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 1. Dibuat dalam bentuk ketentuan Undang-Undang;

BAB I PENDAHULUAN. robot-robot mekanis yang bergerak dalam tanpa jiwa, karena lekatnya etika pada

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau

TATA CARA PEMANGGILAN NOTARIS UNTUK KEPENTINGAN PROSES PERADILAN PIDANA BERKAITAN DENGAN AKTA YANG DIBUATNYA 1 Oleh: Muriel Cattleya Maramis 2

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia. Hal ini tentu saja

TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGAS PROFESINYA. Oleh : Elviana Sagala, SH, M.Kn Dosen Tetap STIH Labuhanbatu ABSTRAK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

QUA VADIS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 49/PPU-X/2013 TERTANGGAL 28 MEI 2013

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kegiatannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tidak

LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN. PERADI Semarang Tahun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

@. @. UU No30 th 2004 ( UUJN) menempatkan notaris sebagai pejabat umum yg menjalankan profesi hk oleh karena itu perlu mendapat jaminan perlindungan hukum notaris secara profesi dan bukan secara pribadi. Notaris adalah pejabat umum ang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini.(pasa 1 ) Notaris secara kodrati sebagai manusia biasa yg dpt melakukan kesalahan dan kekeliruan baik secara pribadi maupun secara profesional.

Notaris merupakan jabatan tertentu yang menjalankan profesindalam pelayanan hukum kepada masyarakat perlu mendapat perlindungan hukum dan jamnan kepastian hukum agar dapat terlaksananya tugas notaris dengan baik danefektif. Untuk menjamin kepastian,ketertiban, dan perlindungan hukum maka notaris dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang nya harus berdasarkan pada peraturan per UU an yang berlaku serta Kode Etik jabatan notaris serta tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merupakan larangan bagi notaris sebagaimana diatur dalam UU jabatan Notaris. Notaris dalam proses pembangunan ekonomi semakin mempunyai peranan penting dalam memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam melakukan perbuatanperbuatan hukum baik yang berkaitan dengan perbuatan hukum perjanjian yang bersifat komersial, maupun yang bukan komersial.

Era globalisasi ekonomi dewasa ini terutama globalisasi dibidang perdangan yang ditandai dengan adanya kesepakatan-kesepakatan baik regional maupun internasional akan berdampak terhadap persoalan-persoalan hukum, terutama bagi para penegak hukum. Notaris sebagai salah satu pejabat umum yang berwenang dan tugas dalam memberikan pelayanan hukum bagi masyarakat baik dalam melakukan kontrak-kontrak maupun perbuatan hukum lainnya yang berkaitan dengan kepentingan pribadi masyarakat harus dijamin kepastian hukumnya.

Profesi Notarisdidasarkanpadakeahliantertentuyang diperolehmelalui : Pendidikan Formal. Pelatihan-pelatihan. Pengalaman-pengalaman sehingga Notaris adalah orang orang profesional. @. Mengingat kedudukan dan fungsi Notaris yg sedemikian penting dan berhubungan dengan hukum pembuktian, sehingga tidak hanya notaris tetapi orang lain yg mengemban jabatan notaris dituntut dan wajib menjalankan jabatannya dengan baik sesuai dengan: - kode etik profesi. - kehormatan. - martabat. - dan tanggung jawab sebagai notaris.

Bentuk Perlindungan Hukum bagi profesi Notaris ditandai denngan adanya: Organisasi profesi aturan-aturan kode etik profesi yg ditetapkan sendiri oleh organisasi profesi. penjatuhan sanksi pencabutan izin profesi dilakukan oleh organisasi profesi. tidak ada campur tangan lembaga eksekutif, yudikatif maupun legeilatif terhadap profesi tersebut.

UU No 30 th 2004 tentang UUJN Ps 66 telah mengatur tentang perlindungan hukum bagi profesi notarisal : Untuk kepentinganprosesperadilanpenyidik, penuntutumum, atau hakim dg persetujuanmpd berwenang : mengambil foto copy minuta akta dan.. Dst memanggil notaris untuk hadir dlm pemeriksaan..dst. _ Pengambilan minuta akte dan atau surat-surat lain sebagaimana dimaksud (1) dibuat berita acara penyerahan.

Mengingatdalam Ps 66 UUJN tidakdirinci lebihdetail tentang pemanggilan notaris oleh penyidik, penuntut umum maupun oleh hakim akan menimbulkan beberapa persoalanal : 1. Pemanggilan notaris oleh penyidik, penuntut umum, atau hakim dlm pemeriksaan atas suatu perkara baik perdata, pidana maupun administrasi negara yg tidak berkaitan dg akte yg dibuat atau protokol dlm penyimpanan notaris memerlukan ngak persetujuan MPD? 2. Apakah persetujuan pemanggilan notaris yg dimaksudkan dlm ps 66 hanya sebatas dalam status sebagai saksi baik dlm perkara pidana, perdata atau administrasi negara ataukah termasuk juga sebagai tersangka baik dlm perkara pidana atau sbg tergugat atau turut tergugat dlm perkara perdata?

Pengawasan dan pembinaan terhadap prilaku notaris yg diatur dlm Kode Etik Profesi dan pelaksanaan jabatan Notaris yg diatur dalam UUJN dilakukan oleh Pengawas Notaris secara berjenjang dari mulai MPD, MPW, dan MPP. Dalamkaitan dengan hal ini timbul suatu persoalan, apabila notaris terbukti melakukan tindak pidana siapakah yang berwenang menjatuhkan sanksi pencabutan ijin selaku notaris? Apakah MenKum Ham dapat secara langsung berwenang menjatuhkan sanksi kepada notaris.?

Bentuk perlindungan hukum bagi Notaris sebagai profesi Notaris difokuskan dalam persefektif Peran Majelis pengawas Notaris dalam tindakan-tindakan projustitia yang dilakukan oleh penegak-penegak hukum dlm sistim peradilan Pidana yg dari sudut entititasnya mencakup Kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Dalam suatu perkara Perdata yg melibatkan akte-akte notaris, dimana notaris ditarik sebagai saksi atau tergugat dan Penjatuhan sanksi bagi notaris sebagai profesi yg dilakukan oleh dan atau melalui Majelis PengawasNotaris.

Implementasi Ps 66 UUJN dan Masalah Hukumnya. Notaris adalah pejabat umum yg menjalankan jabatannya berdasarkan keahliannya. Yang dapat menentukan notaris telah melakukan kesalahan atau kekeliruan dalam menjalankan jabatannya hanyalah orang-orang yg mempunyai keahlian dibidang notariat. Secara idial yg dapat menentukan kesalahan notaris adalah organisasiprofesinyasendiri melalui instrumennya yg lazim disebut Dewan Kehormatan Profesi. Majelis Pengawas Notaris yg oleh Ps 66 diberikan kewenanagn untuk memberikan perlindungan jaminan hukum bagi profesi notaris terhadap campur tangan pihakpihak lain berkaitan dg pelaksanaan jabatan Notaris.

Prosedur Khusus Penegakan Hukum Terhadap Notaris. UUJN melalui Ps 66 telah memberikan prosedur khusus dalam penegakan hukum terhadap Notaris baik dalam Pemanggilan Notaris maupun dalam pengambilan Foto Copy minuta akte. PeraturanMenteri Huklumdan Ham RI No M 03.HT.03.10 Tahun 2007 Pengambilan minuta akte dan pemanggilan notaris yg merupakan perluasan dari substansi Ps 66 UUJN. Nota Kesepahaman KepolisianRI Dengan Ikatan PPAT No Pol B /1055/V/2006 tentang pemanggilan saksi atau tersangka dan penyitaan bukti tulisan atau surat yg disimpanoleh notarisdlmprotokolnya.

KeputusanMPD MerupakanProduk HukumTata Usaha Negara. UUJN mengatur bahwa Menteri melakukan pengawasan terhadap notaris dan kewenangan menteri untuk melakukan pengawasan oleh UUJN diberikan dalam bentuk pendelegasian legislatif (UU) ke pada Menteri untuk membentuk Majelis Pengawas Notaris. Keputusan MPD merupakan keputusan tertulis yg Keputusan MPD merupakan keputusan tertulis yg bersifat kongkrit(obyek tertentu),individual (orang tertentu ), dan Final ( putusan bersifat difinitif dan tidak dapat dibanding ), baik dalam mengijinkan maupun penolakan atas pemanggilan dan pemeriksaan suatu perkara.

Notaris dalam melakukan tugas, wewenang dan fungsinya sebagai pejabat umum harus dilakuka pengawasan untuk terwujudnya jaminan kepastian hukum bagi masyarakat. Pengawasan terhadap Notaris sebagaimana di atur dalam UUJN (Pasal 67) pengawasan atas Notaris dilakukan oleh Menteri, yang dalam melakukan pengawasanya membentuk Majelis Pengawas. Pengawasan terhadap Notaris meliputi prilaku Notaris dan pelaksanaan jabatan Notaris Pengawasan terhadap Notaris dilakukan dengan membentuk Majelis Pengawas yang terdiri dari : Majelis Pengawas Daerah Majelis Pengawas Wilayah MAJELIS Pengawas Pusat.

Majelis Pengawas Daerah, Wilayah dan Pusat daam melakukan pengawasan terhadap Notaris sebagaimana telah diatur dalam Pasal 69, 72 dan 76 UUJN arus dilaksanakan secara efektif. Pengawasan yang dilakukan oleh MPD,MPW dan MPP harus didasarkan pada beberapa hal antara lain : memiliki moral Integritas yang tinggi Dedikasi/ loyalitas yang tinggi dari majelis Memiliki komitmen yang tinggi Memiliki kinerja yang baik Memiliki wawasan keilmuan yang memadai dibidangnya Memiliki komitmen dalam penegakan hukum

Majelis Pengawas baik Majelis Pengawas daerah, Majelis Pengawas Wilayah dan Majelis Pengawas Pusat sebagai perangkat yang dibentuk berdasarkan UU dalam melaksanakan pengawasan dan pembinaan kepada Notaris hendaknya melakukan pengawasan secara objektif dan professional demi terwujudnya ketertiban dan pelayanan hukum yang baik bagi masyarakat. Majelis Pengawas dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pembinaan kepada Notaris dilakukan dengan integritas yang tinggi sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan konflik vertical anatara Notaris dengan masyarakat dan konplik horizontal anatara Majelis Pengawas baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat.

Rekomendasi Majelis Pengawas (MPD,MPW dan MPP ) dalam melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap Notaris harus bersinergi baik dalam pemahaman maupun tindakan-tindakan yang akan diambl demi terwujudnya pengawasan yang efektif dan efisien. Majelis Pengawas dalam melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap Notaris didasarkan pada peraturan per UU sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan yang dimiliki. Majelis Pengawas dalam melakukan tugasnya memiliki komitment yang tinggi dalam melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh Notaris.