BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan yang paling sesuai untuk digunakan (Poerwandari, 2001). Dalam

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut. Poerwandari ( 2011, h. 42) penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah eksplorasi kematangan sosial anak peserta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu penelitian yang mendalam (in-depth), berorientasi pada

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif. Sugiyono (2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun

27 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode fenomenologi. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Tohirin,

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. resiliensi pada mantan pengguna narkoba yang diperoleh dari kisah hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN. mengenai komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

BAB 3 METODE PENELITIAN. kualitatif., artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuatu yang berada di luar individu, manusia tidak secara sederhana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Apa itu Penelitian Kualitatif???

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sacara umum penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mengkaji,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman tentang realitas di lapangan. Karena metode kualitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, diantaranya adalah kualitatif dan kuantitatif. Namun untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai pengalaman psikologis pada remaja yang mengalami perceraian orangtua. Untuk mengetahui hasil dari penelitian ini diperlukan adanya prosedur yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut: A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007). Menurut Denzin dan Lincoln (dalam H erdiansyah, 2010) Penelitian kualitatif dilakukan dengan berdasarkan pengalaman peneliti yang ikut serta berproses dan melebur menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dengan subjek dan latar yang akan diteliti. Selain itu, penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami bagaimana para subjek penelitian mengambil makna dari 38

39 lingkungan sekitar dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku subjek itu sendiri. Metode kualitatif secara khusus berorientasi pada eksplorasi, penemuan dan logika induktif. Penelitian kualitatif menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian. Satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti (Poerwandari, 1998). Ada berbagai macam pendekatan dalam penelitian kualitatif, salah satunya dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Menurut Edmund Husserl (dalam Moleong, 2007), istilah fenomenologis sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasiinterpretasi dunia. Dalam hal ini, fenomenologi ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain. Fenomenologi menyelidiki pengalaman kesadaran, yang berkaitan dengan pernyataan seperti: bagaimana pembagian antara subjek (ego) dengan objek (dunia) muncul dan bagai mana sesuatu hal di dunia diklasifikasikan. Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha

40 memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu (Moleong, 2007). Pendekatan fenomenologi digunakan untuk memahami individu atau kehidupan atau pengalaman seseorang melalui persepsi mereka (Creswell, 1998). Melalui keterbukaan terhadap pengalaman individu, peneliti ingin memperoleh makna, keunikan, dan esensi dari suatu peristiwa/pengalaman. Kebenaran suatu kejadian merupakan suatu entitas abstrak yang bersifat subjektif dan hanya dapat diketahui melalui pembentukan persepsi dan makna. Fenomenologi mencari makna-makna psikologis yang membentuk gejalan melalui investigasi dan analisis contoh-contoh gejala yang dialami dalam konteks kehidupan para partisipan (Smith, 2009). Penggunaan pendekatan fenomenologi dalam penelitian ini juga didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan pendekatan ini peneliti dapat mengungkap bagaimana pengalaman perceraian yang terjadi pada orangtua mempengaruhi subyek dalam berpikir, merasakan dan berperilaku. Proses ini dipahami melalui persepsi, interpretasi, dan penghayatan atau pemaknaan subjektif subjek penelitian terhadap pengalaman perceraian orangtua.

41 B. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode penelitian kualitatif yang secara khusus berorientasi pada logika induktif. Dikatakan induktif karena peneliti tidak memaksa diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaan, melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri. Dengan kata lain, sumber data merupakan fakta-fakta dan kejadian yang terjadi di lapangan. Untuk itu dalam rancangan penelitian, peneliti mempersiapkan pedoman wawancara yang disusun berdasakan hasil observasi yang telah terlebih dahulu dilakukan (Poerwandari, 1998). C. Karakteristik Subjek Kriteria subjek merupakan hal yang terlebih dahulu ditetapkan sebelum melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk tujuan penelitian. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling yakni berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Adapun kriteria subjek atau responden yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Subjek adalah remaja yang memiliki orangtua yang bercerai.

42 2) Subjek merupakan remaja perempuan yang tergolong dalam remaja akhir, berusia 18 hingga 22 tahun. 3) Belum menikah. 4) Perceraian orangtua terjadi saat subyek masih berusia kanak-kanak. 5) Diasuh oleh orangtua tunggal. D. Jumlah Subjek Penelitian kualitatif berfokus pada proses dan kedalaman kasus yang diteliti, sehingga cenderung dilakukan dalam jumlah yang sedikit. Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan responden atau subjek sebanyak tiga orang dengan pertimbangan bahwa jumlah ini dianggap mewakili yang ingin diteliti. E. Metode Pengumpulan Data Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2007) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Atas dasar tersebut maka dalam penelitian

43 ini peneliti menggunakan wawancara dan pengamatan dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara mendalam yang terfokus (in-depth focused interview). Metode ini bertujuan memperoleh informasi di bawah permukaan. Wawancara mendalam bersifat luwes dan susunan pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat itu. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara dengan pedoman standar yang bersifat terbuka. Proses wawancara didasarkan sepenuhnya pada berkembangnya pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah (Patton, dalam Poerwandari, 1998). Dalam situasi demikian, orang - orang yang diajak bicara mungkin tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai secara sistematis untuk menggali data (Poerwandari, 1 998). Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara yang sebenarnya (Moleong, 2009). Menurut Moleong (2007), wawancara adalah sebuah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Menurut

44 Lincoln dan Guba (dalam Herdiansyah, 2010), wawancara ini dapat bersifat terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang di mana masalah atau pun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan telah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan wawancara tidak terstruktur, peneliti tidak menyusun pertanyaan terlebih dahulu, namun pertanyaan lebih disesuaikan terhadap keadaan dan kekhasan diri subjek. Untuk mendapatkan gambaran mengenai dinamika psikologis remaja dengan orangtua yang mengalami perceraian, maka wawancara ini dilakukan secara mendalam ( in depth interview) dan dengan menggunakan dua metode tersebut dalam pengumpulan data dan menggali informasi yang ingin diperoleh di lapangan. Peneliti menggunakan pedoman berupa pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara yang telah disiapkan, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan beberapa pertanyaan baru di luar pertanyaan-pertanyaan yang telah ditetapkan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel 1. Pedoman Wawancara Aspek Deskripsi pertanyaan penelitian 1. Intake interview a. Profil subjek. b. Latar belakang keluarga subjek. 2. Pandangan subjek mengenai a. Kehidupan subjek sebelum keluarganya orangtuanya bercerai. b. Pada saat orangtua subjek di ambang

45 Aspek 3. Pandangan subjek mengenai orangtuanya Deskripsi pertanyaan penelitian perceraian. c. Kehidupan subjek setelah orangtuanya bercerai. a. Pandangan subjek terhadap orangtua yang tidak tinggal seatap dengannya (pandangan saat ini, sebelum bercerai dan setelah bercerai). b. Pandangan subjek terhadap orangtua yang tinggal seatap dengan subjek (pandangan saat ini, sebelum perceraian dan setelah perceraian). 4. Makna perceraian bagi subjek a. Pandangan subjek tentang fenomena perceraian. b. Pandangan subjek tentang perceraian jika orang lain yang mengalami. c. Pandangan subjek tentang perceraian yang terjadi pada dirinya 5. Pengalaman subjek tentang perceraian orangtua a. Usia subjek mengetahui orangtuanya bercerai. b. Latar subjek mengetahui orangtuanya bercerai. 6. Pemahaman diri a. Perasaan subjek. b. Bagaimana subjek memandang dirinya. c. Subjek memandang dirinya ketika berada di masyarakat, di sekolah, di keluarga dan teman sebaya, sebagai anak broken home 7. Ekspresi emosi subjek a. Cara subjek mengekspresikan perasaannya ketika mengalami emosi positif & negative. b. Subjek dalam menghadapi suatu konflik. 8. Harapan Subyek a. Harapan subjek terhadap orangtuanya. b. Harapan subjek terhadap lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah dan masyarakat. c. Harapan subjek terhadap dirinya sendiri.

46 F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif didefinisikan sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong 2011). Sementara Strauss & Corbin (2005), menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah suatu prosedur untuk membongkar data, mengkonseptualisasikan, dan menyusun kembali dengan cara baru. Secara lebih rinci Jorgenson (dalam Poerwandari, 2005) mendefinisikan sebagai proses memecah, menguraikan atau membongkar penelitian ke dalam potongan, bagian, elemen atau unit. Data diberi makna, diatur, dikelompokkan dan dikategorikan. Analisis data terhadap data wawancara dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang mengacu pada teknik eksplikasi. Teknik eksplikasi ini merupakan teknik analisis yang dikembangkan oleh beberapa ahli yaitu Eckartsberg, Wertz, dan Schweitzer (dalam Subandi, 2009). Eksplikasi merupakan proses mengeksplisitkan ungkapan responden yang masih bersifat implisit (tersirat). Pr oses ini terdiri dari beberapa tahapan antara lain: 1. Memahami data yang diperoleh secara utuh. Tahapan ini terdiri dari 2 (dua) langkah yaitu membuat transkip dan melakukan overview. Transkrip dibuat dengan menuliskan setiap hasil komunikasi yang diperoleh baik verbal maupun nonverbal. Tahap overview adalah tahapan

47 memahami keseluruhan data melalui membaca dan jika perlu kembali mendengarkan hasil rekaman dari media yang digunakan tanpa memiliki praduga dalam keseluruhan data tersebut. 2. Menyusun deskripsi fenomenologis individual (DFI). Deskripsi ini disusun berdasarkan hasil wawancara dengan terlebih dahulu membersihkan data dari pernyataan-pernyataan yang tidak relevan dan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan secara berulang. Bahasa yang digunakan dalam DFI adalah menggunakan perspektif orang pertama. Tahapan penyusunan DFI adalah sebagai berikut: a. Membersihkan transkripsi dari pernyataan yang berulang b. Menemukan unit-unit makna yang unik dan koheren. c. Menghilangkan unit makna yang tidak berhubungan dengan fenomena yang sedang diteliti. d. Mengelompokkan dan menyusun kembali unit makna menjadi suatu rangkaian agar mudah dibaca dan dipahami. e. Memberi nomor pada setiap baris deskripsi yang telah disusun untuk memudahkan proses perujukan data 3. Mengindetifikasi tema-tema umum yang muncul dalam setiap DFI terkait dengan fenomena yang diteliti. Tema-tema ini diperoleh dengan cara berulangkali dan dengan cermat memahami setiap proses yang terjadi pada masing-masing subyek penelitian.

48 4. Melakukan eksplikasi pada tema-tema yang telah diperoleh, yaitu membahasakan ungkapan subyek penelitian dengan merefleksikan ungkapan tersebut berdasarkan transkripsi yang ada. Peneliti dapat memahami makna tersirat dari ungkapan subyek penelitian untuk dapat diungkapkan kembali menggunakan pernyataan yang mudah dipahami atau dapat berupa pernyataan yang mewakili beberapa ungkapan yang berkesinambungan. 5. Proses sintesis, yaitu peneliti mencoba menarik kesamaan, perbedaan, dan keunikan berdasarkan tema-tema yang muncul pada setiap DFI. 6. Proses berikutnya adalah melakukan integrasi hasil wawancara (deskripsi fenomenologis). Peneliti menggunakan Terminologi Analisis Psikofenomenologi untuk menggambarkan proses integrasi deskripsi fenomenologi dengan dinamika psikologis. Dalam hal ini peneliti menyusun setiap data yang diperoleh dalam suatu proses dinamika yang berurutan, dari mulai pengalaman masa lalu sampai pada kehidupan subyek saat ini yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. G. Keabsahan Data Kadar keilmiahan suatu penelitian seringkali diukur dengan konsep validitas, reliabilitas, dapat diuji dan diulanginya penelitian serta objektivitas

49 (Poerwandari, 1998). Pelaksanaan teknik pemeriksaan pada penelitian ini didasarkan atas kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Derajat Kepercayaan (Kredibilitas)Penerapan kriteria derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari penelitian nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat penemuannya dapat dicapai, serta mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti (Moleong, 2009). Untuk memenuhu ketentuan tersebut, pada penelitian ini dilakukan : a. Triangulasi yaitu upaya mengambil sumber-sumber data yang berbeda untuk menjelaskan suatu hal tertentu atau sebagai perbandingan terhadap data (Poerwandari, 1998). b. Evaluasi diri subyek penelitian yang terlibat, yang bertujuan untuk menyesuaikan apa yang ditulis oleh peneliti dengan apa yang dimaksud oleh subyek penelitian. 2. Keteralihan (transferabilitas) Transferabilitas (keteralihan) menggantikan konsep generalisasi yang banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif (Poerwandari, 1998). Melalui istilah transferabilitas dijelaskan sejauhmana penelitian ini dapat diaplikasikan pada kelompok lain. untuk memungkinkan diterapkannya hasil penelitian pada kelompok lain, peneliti perlu mengacu pada pemikiran konseptual yang digunakannya, untuk memperlihatkan bahwa

50 pengumpulan data dan analisisnya dipandu oleh konsep-konsep dan modelmodel (Creswell, 1998). 3. Kriterian Kebergantungan Kebergantungan merupakan subtitusi istilah reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Dapat dicapai dengan pelacakan audit ( audit trial) untuk memeriksa proses penelitian dan taraf kebenaran data beserta tafsirannya. Peneliti mengembangkan kepekaan teori dengan cara membaca jurnal-jurnal penelitian dan literatur mengenai fenomena yang serupa. Penelitian kualitatif yang mempunyai realibilitas tinggi memungkinkan peneliti lain mendapatkan hasil yang sama ketika melakukan peninjauan ulang terhadap data ( audit trial), untuk itu peneliti perlu memberikan deskripsi yang jelas mengenai proses penelitian (Creswell, 1998). 4. Kepastian (konfirmabilitas) Konfirmabilitas (kepastian) berasal dari konsep objektivitas menurut nonkualitatif. Kepastian bahwa sesuatu itu objektif (dapat dipercaya) atau tidak bergantung pada kualitas data itu sendiri, bukan pada kesepakatan orang bahwa itu objektif. Pada penelitian kualitatif, peneliti tidak dituntut objektif tetapi dituntut untuk terlibat secara mendalam dengan subyek penelitian. Peneliti kualitatif juga disarankan untuk terus-menerus menyadari bagaimana interpretasi terhadap data dapat dipengaruhi oleh perasaannya, pengalaman dan keahliannya. Kesadaran ini dapat menyumbang kedalaman dan kekayaan analisis dan teori (Creswell, 1998).