VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
VI. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA SapiFriesian Holsteindan Tampilan Produksi Susu

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

PEMILIHAN BIBIT DAN TIPE TERNAK BABI

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENDAHULUAN. akan protein hewani berangsur-angsur dapat ditanggulangi. Beberapa sumber

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

I. PENDAHULUAN. Pendapatan nasional per kapita tahun 2012 yakni ,07 sedangkan tahun 2013

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

5 KINERJA REPRODUKSI

SILABUS MATA KULIAH MAYOR TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen. Pembibitan sapi perah dimaksudkan untuk meningkatkan populasi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang diikuti dengan kemajuan ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011). Sapi FH memiliki karakteristik sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

disusun oleh: Willyan Djaja

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

PERTEMUAN/KULIAH KE: 12 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mengikuti pertemuan ini Anda akan dapat: 1. Memahami dan menjelaskan interaksi antara

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya wabah flu burung pada unggas, tidak mustahil untuk memenuhi kebutuhan

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI INTRODUKSI LIMBAH PERTANIAN dan PROBIOTIK BIO - CAS

Transkripsi:

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VIII VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui peranan ternak babi dalam usaha penyediaan daging. Mengetahui sifat-sifat karakteristik yang menentukan produktivitas ternak babi. Mengetahui parameter yang digunakan untuk mengukur penampilan produksi dan reproduksi pada ternak babi. Tujuan Instruksional Khusus : Mengetahui penampilan ternak babi yang umum dipelihara di Indonesia. Mengetahui pengaruh vital statistik, jumlah putting dan temperamen induk terhadap pertumbuhan dan produksi babi. Mengetahui sistem perkawinan, lama bunting, litter size, seleksi yang paling baik digunakan untuk peningkatan produksi dan reproduksi. Uraian Materi Usaha ternak babi menempati urutan ke tiga dalam penyediaan daging setelah ternak unggas dan ternak sapi/kerbau. Pola usaha peternakan babi di Indonesia saat ini sangat bervariasi dari usaha tradisional hingga industri peternakan. Peternakan babi rakyat memelihara hanya beberapa ekor hingga puluhan ekor, sedangkan usaha peternakan yang berbentuk perusahaan memelihara sampai ratusan ekor babi dari berbagai fase pertumbuhan. Produktivitas merupakan gambaran kemampuan atau daya produksi dan reproduksi dari ternak. Daya produksi dan reproduksi ternak ini dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Kedua faktor tersebut, peranan peternak sangat menentukan dalam pengelolaan ternaknya untuk mencapai produktivitas yang tinggi.

105 Kemampuan berproduksi dan reproduksi yang dinilai dari berbagai parameter, berkaitan dengan sifat-sifat karakteristik masing-masing bangsa babi, terutama sifat yang mempunyai arti ekonomis, sehingga sangat perlu dipahami dan dicatat oleh peternak sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan produktivitas ternak babi. Sifatsifat karakteristik yang menentukan produktivitas babi diantaranya adalah : Sifat-sifat penampilan fisik tubuh Sifat-sifat penampilan produksi dan reproduksi Sifat-sifat penampilan karkas Sifat Penampilan Fisik Tubuh Bentuk ukuran tubuh Bentuk ukuran tubuh yang panjang merupakan salah satu alternatif pilihan dalam suatu usaha produksi ternak babi. Ternak yang panjang mengindikasikan adanya ruas tulang belakang jumlahnya lebih banyak, dan ini dapat tercapai apabila babi mendapat fasilitas perawatan yang baik sehingga akan mengalami pertumbuhan yang sempurna. Panjang karkas merupakan salah satu kriteria dalam penilaian kualitas karkas, selain ketebalan lemak punggung dan konformasi bagian-bagian karkas yang meliputi luas penampang loin, tebal ham, picnic dan boston butt. Lingkar dada dan dalam dada Lingkar dada yang lebih luas dan dalam dada yang lebih lebar adalah merupakan indikasi dalam suatu seleksi babi. Bentuk dada yang bidang dan lebar memberi kesempatan paru-paru dan jantung berkembang lebih sempurna, sehingga fungsi kedua organ tersebut untuk oksidasi dan metabolisme zat gizi akan maksimal. Hal ini akan dapat meningkatkan produktivitas penampilannya dan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan. Jumlah puting susu Bentuk ukuran tubuh yang panjang akan memberi peluang adanya puting susu lebih banyak dan posisi puting akan lebih longgar. Dengan demikian anak-anak babi akan cukup mendapatkan tempat pada waktu menyusu sehingga tidak berebutan.

106 Ketenangan induk waktu menyusui anaknya akan memacu kelenjar susu untuk mengeluarkan susunya. Produksi susu yang lebih banyak akan memacu pertumbuhan lebih cepat. Temperamen Temperamen yang tenang menandakan terwujudnya efisiensi pakan yang lebih baik, produksi susu banyak dan setiap saat mau menyusui anaknya. Induk yang mempunyai sifat keibuan baik, akan lebih banyak menghasilkan anak yang hidup disapih dengan berat badan yang lebih baik. Sifat Penampilan Produksi dan Reproduksi Suatu ukuran perkembangan populasi ternak babi yang paling banyak digunakan adalah kemampuan atau daya reproduksi. Kesanggupan penampilan umumnya diukur dari beberapa faktor, diantaranya : Jumlah anak yang dilahirkan hidup Jumlah anak yang disapih Angka kematian selama laktasi Angka kematian selama masa pertumbuhan. Sedangkan untuk mengukur penampilan produksi digunakan parameter antar lain : Berat lahir dan berat sapih Laju pertumbuhan Efisiensi penggunaan pakan Daya penampilan produksi dan reproduksi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari segi genetik maupun lingkungan, terutama yang menyangkut sistem perkawinan, lama bunting, produksi susu induk, jumlah anak yang lahir dan disapih, sistem penggunaan pejantan dan seleksi. Sistem perkawinan Kawin ganda (double mating) menghasilkan angka kebuntingan (conception rate) 12 14% lebih baik dari pada kawin tunggal. Pada induk babi yang dalam masa berahi, ovulasi sel telur tidak terjadi sekaligus atau serentak tetapi terjadi berangsur-

107 angsur atau bertangga-tangga. Maka perkawinan ganda akan menghasilkan anak 0,1 ekor lebih banyak pada perkawinan hari pertama dan 0,6 ekor lebih banyak pada perkawinan hari kedua dibandingkan dengan perkawinan tunggal untuk setiap kelahiran. Rotasi pemakaian pejantan unggul tiap tahun akan meningkatkan kualitas produktivitas. Jumlah susu induk Jumlah susu yang dihasilkan induk babi berbeda-beda antara bangsa babi yang satu dengan bangsa babi yang lain. Produksi susu induk sangat penting untuk pertumbuhan dan dalam penentuan waktu penyapihan serta dalam pemberian pakan tambahan (creep feeding). Pengukuran produksi susu induk babi lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan ternak sapi. Secara tradisional, pengukuran dapat dilakukan dengan cara menimbang anak babi sebelum dan sesudah selesai menyusu. Selisih berat yang diperoleh merupakan estimasi produksi susu induk setiap kali menyusui. Puncak produksi pada masing-masing induk berbeda menurut bangsa babi, misalnya pada babi Duroc puncak produksi dicapai pada minggu ke tiga, Polland China pada minggu ke empat dan babi Landrace pada minggu ke lima. Produksi susu induk berkorelasi positif dengan jumlah anak yang disusui, total berat sapih dan berkorelasi negatif terhadap perubahan berat badan induk selama laktasi. Efisiensi produksi susu induk babi cukup tinggi sampai 45%. Efisiensi produksi dipengaruhi oleh suhu lingkungan, kondisi tubuh pada permulaan menyusui dan aras konsumsi energi selama masa menyusui. Jumlah anak yang lahir dan disapih Jumlah ovum yang diovulasikan induk babi berkisar 7 22 buah. Jumlah ini cenderung meningkat sampai kelahiran ke empat atau ke lima. Dari jumlah tersebut yang berhasil dibuahi dan menjadi embryo 4 14 buah. Persentase ovum yang diovulasikan dan menjadi embryo pada umur 25 hari setelah kawin sangat nyata dipengaruhi oleh : Pejantan

108 Energi pakan sebelum kawin Suhu lingkungan. Pakan yang diberikan pada induk babi sebelum dikawinkan akan mempengaruhi litter size dan kondisi anaknya. Flushing pada babi dara menjelang dikawinkan (10 14 hari sebelum dikawinkan) akan meningkatkan kuantitas dan kualitas ovum yang diovulasikan. Kematian embryo sebagian besar terjadi pada permulaan sampai dengan pertengahan masa kebuntingan. Pakan yang kurang memenuhi syarat dan suhu lingkungan yang tinggi akan melemahkan pertumbuhan sampai adanya kematian embryo. Induk babi yang sudah beranak 2 3 kali atau lebih akan memperlihatkan jumlah anak yang dilahirkan dan anak yang disapih lebih banyak dan lebih berat serta lebih efisien dalam penggunaan pakan per kg anak babi yang disapih dibandingkan dengan babi yang pertama kali beranak. Jumlah anak yang lahir hidup berkisar antara 8 10 ekor, sedangkan yang disapih rata-rata 7,5 ekor. Jumlah anak yang dilahirkan ini meningkat dari 8,7 ekor pada kelahiran pertama dan 10,9 ekor pada kelahiran berikutnya sampai dengan kelahiran ke empat serta agak konstan sampai dengan kelahiran ke delapan. Persentase kematian anak babi sampai umur 8 minggu masih cukup tinggi yaitu 25 30%. Hal ini dapat diatasi dengan manajemen yang baik, sehingga persentase kematian dapat diturunkan hingga 15 20% dan peternak dapat melakukan penyapihan lebih awal. Kelebihan dari penyapihan awal : Frekuensi beranak per tahun lebih besar Menghemat biaya pakan induk dan anak Memperkecil resiko dalam pemeliharaan Efisiensi tenaga dan peralatan. Peternak komersial melakukan penyapihan pada umur 3 5 minggu, dengan diberi pakan secara creep feeding pada beberapa hari sebelum dilakukan

109 penyapihan. Hal ini akan membiasakan anak babi dengan pakan konsentrat selain susu induk, sehingga pada waktu disapih tidak mengalami gangguan pencernaan. Pengaruh suhu terhadap produktivitas ternak babi Ternak babi sangat peka terhadap suhu lingkungan yang ekstrim. Suhu lingkungan yang ekstrim merupakan salah satu faktor ekonomi yang penting dalam produksi ternak babi. Suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah sangat berpengaruh terhadap menurunnya konsumsi pakan, rendahnya pertambahan berat badan dan efisiensi pakan, mudahnya terkena infeksi penyakit dan berakibat kematian. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan kematian pada foetus pada beberapa spesies ternak, tetapi pada induk babi lebih sensitif lagi terjadinya stress dan kematian. Induk babi bunting pada umur kebuntingan 85 hari mengalami suhu ruangan di atas 37,2 o C selama tiga hari berturut-turut, yang akan mengakibatkan menurunnya konsumsi pakan, frekuensi pernapasan dan suhu rektal meningkat. Kemungkinan yang dapat terjadi pada kondisi tersebut adalah induk babi ada yang dapat bertahan menyesuaikan ke situasi normal, namun ada induk yang mengalami keguguran sampai adanya kematian. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi suhu lingkungan yang tinggi adalah menyemprotkan air ke tubuh induk babi untuk menurunkan suhu tubuh dan menyediakan air minum sepanjang hari. Suhu lingkungan yang dibutuhkan anak babi yang baru lahir mendekati suhu kritis 30 o C, kemudian menurun 20 23 o C untuk babi dengan berat 50 kg dan 17 22 o C untuk babi dengan berat sampai 100 kg. Suhu yang ideal untuk babi yang digemukkan adalah 17 18 o C.

110 Latihan soal : 1. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas ternak babi di Indonesia! 2. Jelaskan bagaimana perkembangan dan prospek ternak babi di Indonesia! 3. Jelaskan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan ternak babi! 4. Jelaskan keuntungan dari penyapihan awal pada ternak babi! RANGKUMAN SINGKAT Pola usaha peternakan babi di Indonesia saat ini sangat bervariasi dari usaha tradisional hingga industri peternakan. Peternakan babi rakyat memelihara hanya beberapa ekor hingga puluhan ekor, sedangkan usaha peternakan yang berbentuk perusahaan memelihara sampai ratusan ekor babi dari berbagai fase pertumbuhan. Sifat-sifat karakteristik yang menentukan produktivitas babi diantaranya adalah : Sifat-sifat penampilan fisik tubuh Sifat-sifat penampilan produksi dan reproduksi Sifat-sifat penampilan karkas