Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk) PENENTUAN JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT UNTUK ISOLASI ZAT WARNA KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L)

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT MANGGIS SERTA UJI STABILITASNYA

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

LAPORAN TUGAS AKHIR ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis)

Indo. J. Chem. Sci. 2 (2) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science

Stability of Red Color Rosella Extract for Food and Beverage Colorant

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DENGAN PELARUT METANOL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DENGAN PELARUT ETANOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

EKSTRAKSI, FILTRASI MEMBRAN DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA DARI KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

ANALISA ANTOSIANIN PADA BUAH STROBERI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SINAR TAMPAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

BAB III METODE PENELITIAN

INDIKATOR ASAM-BASA DARI BAHAN ALAMI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

PENGUJIAN STABILITAS ZAT WARNA KULIT MANGGIS (Gracinia mangostana L) DENGAN SPEKTROFOTOMETER

EKSTRAKSI KULIT BATANG ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI PEWARNA MERAH ALAMI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

Pengaruh Boraks, Asam dan Basa Terhadap Pergeseran Panjang Gelombang Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

DETERMINASI PIGMEN DAN PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN 1 Oleh : Drs. Suyitno Al. MS 2

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS KONSENTRASI ETANOL UNTUK EKSTRAKSI PEWARNA ALAMI KEMBANG TELANG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

III. BAHAN DAN METODE

EKSTRAKSI DAN UJI STABILITAS ZAT WARNA DARI KULIT BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) DENGAN METODE SPEKTROSKOPI UV-VIS

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

TUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

III. BAHAN DAN METODOLOGI

Bab III Bahan dan Metode

PENGUJIAN ZAT WARNA DARI KULIT BUAH NAGA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER OPTIMA SP-300

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) DENGAN PELARUT METANOL

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

UJI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI PEWARNA ALAMI MINUMAN DENGAN METODE MASERASI (Studi Penelitian Di Pasar Buah Kota Gorontalo)

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Gambar 6. Kerangka penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

TUGAS AKHIR PENGUJIAN STABILITAS ZAT WARNA KULIT MANGGIS DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER OPTIMA SP-300

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

LAPORAN TUGAS AKHIR NURUL MUBIN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

III. BAHAN DAN METODA

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental, dengan rancangan One Group

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVANOID PADA DAUN ADAM HAWA (Rhoe discolor) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh pewarna sintetik. Selain harganya lebih murah, proses

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk) PENENTUAN JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT UNTUK ISOLASI ZAT WARNA KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L) Amin Fatoni, Mando Hastuti, Dwi Agustina V, Suwandri Program Studi Kimia MIPA Fakultas Sains dan Teknik UNSOED Purwokerto ABSTRACT Natural pigment recently have interest to explore to reduce synthetic chemical effect for organism and environment. Mangostine (Garcinia mangostana L) is one of tropical fruit that have peel strong pigment, thus potent as new natural pigmen. Solvents including water, ethanol and methanol applied to extract mangostine peel pigment. The best solvent determined by measuring pigment filtrate using spectrophotometer. The highest absorbance data indicated the best solvent, i.e. more extract yielded by this solvent. The optimum concentration of the solvent for best extraction also investigated with the same procedure above, and finally the natural pigment obtained identified using paper chromatography. The best solvent investigated for extraction was ethanol at concentration 70%. The pigment extracted from mangostine peel proposed as pellargonidine 3-glycoside group of anthocyanin Keywords : natural pigment, mangoostine peel, pigment extraction. PENDAHULUAN Manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu tanaman buah asli dari Indonesia yang mudah tumbuh di daerah tropis. Buah ini banyak digemari baik dalam maupun luar negeri karena rasanya yang manis, segar dan berair serta mempunyai kandungan dan komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Di antara buah-buahan tropis lainnya yang umumnya berasa sangat manis dan beraroma tajam, manggis dianggap sebagai buah yang paling enak dari daerah tropis. Oleh karena itu, manggis dikukuhkan sebagai the queen of tropical fruits Ratu Buah-Buahan dari Khatulistiwa (Reza, dkk, 1994, Rismunandar, 1986, dan Rukmana, 1995). Produksi manggis di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, bahkan buah ini juga laku di pasaran luar negeri (ekspor). Produk utama dari manggis adalah buahnya yang dapat dikonsumsi sebagai buah segar maupun diproduksi sebagai minuman segar. Produk sampingnya berupa kulit buahnya. Kulit buah manggis berukuran tebal mencapai proporsi sepertiga bagian dari buahnya (Rukmana, 1995). Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura (2004), menjelaskan bahwa kulit manggis merupakan komoditi ekspor. Secara visual kulit buah manggis mempunyai warna yang tajam. Kulit manggis secara visual berwarna merah lembayung. Harborne (1996) menjelaskan bahwa zat warna alami yang berwarna merah lembayung merupakan senyawa sianidin yang termasuk golongan antosianin. Penelitian tentang pigmen kulit buah manggis sebagai pewarna alami sampai saat ini belum dilakukan, untuk itu maka pada penelitian ini akan dicobakan mengekstraksi pigmen antosianin dari kulit buah manggis dengan tujuan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Zat warna alami menarik untuk diteliti karena dampaknya yang lebih kecil baik terhadap organisme maupun 34

Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34-39 lingkungan dibandingkan dengan zat warna sintetik. Pada penelitian terdahulu telah dilakukan penelitian zat warna dari buah yang memiliki famili sama dengan buah rambutan yaitu ekstraksi pigmen antosianin dari kulit buah lyche (Lee dan Wicker, 1991). Untuk itu diasumsikan bahwa zat warna kulit buah manggis dapat diisolasi untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pewarna alami, seperti penelitian yang dilakukan Wijaya, dkk (2001) yang mengekstraksi zat warna alami kulit buah rambutan. Penelitian mengenai isolasi zat warna kulit buah manggis sejauh ini belum ditemukan, sehingga perlu dilakukan. Pada penelitian ini, zat warna dari kulit buah manggis akan diekstraksi menggunakan berbagai pelarut dengan variasi konsentrasi, sehingga dapat diketahui pelarut yang terbaik untuk ekstraksinya. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Bahan yang digunakan antara lain : kulit buah manggis, metanol, etanol, HCl, akuades, buffer asam sitrat, hidrogen peroksida, asam askorbat, butanol, dan asam asetat glasial. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : peralatan gelas laboratorium, spektrofotometer UV-Vis, kertas Whatman 42, kertas kromatografi, penguap putar, penyaring vakum, sentrifuge, pemanas, lampu TL 20 W, corong pisah, termometer, dan PH-meter. Prosedur Percobaan Pengumpulan contoh Contoh kulit buah manggis diperoleh dari buah manggis di pasar tradisional Purwokerto. Contoh kulit buah manggis yang diperoleh dari berat buah segar sekitar 5 kg. Contoh sebelum dianalisis disimpan dalam suhu dingin (2 8 o C) dan terlindung dari cahaya untuk menghindari kerusakan awal zat warna. Penentuan jenis pelarut Kulit buah manggis segar dipotong kecil-kecil (1-2 cm), kemudian dihaluskan dengan blender selama 5 menit. Kulit buah manggis halus sebanyak 20 g diekstraksi dengan pelarut sebanyak 100 ml, dengan pengadukan selama 30 menit. Pelarut yang dicoba dalam penelitian ini antara lain : metanol (mengandung HCl 1%), etanol-hcl (85:15), dan air. Proses ekstraksi dikondisikan agar contoh terlindung dari cahaya. Campuran contoh-pelarut selanjutnya disentrifuge pada kecepatan 6000 rpm selama 5 menit, dan kemudian disaring menggunakan kertas Whatman 42 dengan bantuan pompa vakum. Filtrat yang diperoleh diukur intensitas warnanya menggunakan spektrofotometer. Penentuan konsentrasi pelarut Percobaan dilakukan dengan cara yang sama seperti pada penentuan jenis pelarut, dengan perbedaan pada konsentrasinya. Setelah diketahui jenis pelarut terbaik dalam percobaan awal, kemudian pelarut tersebut divariasikan konsentrasinya (50, 60, 70, 80, dan 95%) untuk mendapatkan konsentrasi yang paling optimum dalam ekstraksi ini. Identifikasi jenis zat warna Filtrat zat warna terbaik yang diperoleh (dari jenis maupun konsentrasi pelarut terbaik) dilakukan identifikasi jenis zat warnanya menggunakan kromatografi kertas dengan larutan pengembang BAA (butanol-asam asetat-air), BuHCl (butanol-hcl), dan HCl 1%. Jenis pelarut dibandingkan dengan nilai Rf standar zat warna alami (Harborne, 1987). Analisis Data Penentuan jenis pelarut dan konsentrasi pelarut terbaik dianalisis 35

Absorbansi Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk) varian (ANOVA) menggunakan bantuan program SPSS 15, dengan faktor jenis / konsentrasi pelarut. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam analisis ini adalah menggunakan spektrofotometer visibel untuk mengetahui perbedaan intensitas 95%. Jika keragamannya nyata, maka absorbansinya. Hasil pengamatan dilakukan uji BNJ (Beda Nyata Jujur / absorbansi ekstrak ketiga pelarut tersebut Tukey) untuk mengetahui tingkat terlihat pada Gambar 1. perbedaan antar perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Jenis Pelarut Pelarut untuk ekstraksi zat warna kulit buah manggis dipilih dari beberapa pelarut yaitu etanol, metanol dan air. Pemilihan etanol sebagai pelarut didukung oleh banyak literatur (Bao dan Chang, 1994, Rahayu 1989, Lee and Wicker 1991, Budiarto 1991, Jenie, dkk 1994, Shi, dkk, 1992, Williams dan Hrazdina, 1979, dan Hanum 2000) yang menyebutkan bahwa antosianin adalah pigmen yang sifatnya polar dan akan larut dengan baik dengan pelarut-pelarut polar. Metanol dipilih sebagai pelarut karena antosianin bersifat polar, sehingga pelarut ini umumnya digunakan untuk esktraksi antosianin (Harborne, 1996). Harborne juga menyebutkan bahwa antosianin merupakan pigmen berwarna kuat dan larut dalam air. Filtrat zat warna kulit manggis ketiga pelarut yang diperoleh diukur Panjang gelombang maksimum untuk zat pewarna kulit buah manggis tercapai pada nilai 520 nm, secara visual zat pewarna yang diperoleh berwarna merah. Harborne (1996) menyebutkan bahwa zat warna yang dideteksi dengan sinar tampak berwarna jingga, merah atau merah senduduk adalah antosianidin 3- glikosida. Berdasarkan ciri spektrumnya, zat warna dengan panjang gelombang maksimum 475-560nm adalah antosianin. Hal ini mengindikasikan bahwa zat warna yang diperoleh dari ekstraksi kulit buah manggis diduga merupakan golongan antosianin. Masih perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut untuk meyakinkan dugaan ini. Gambar 1 menunjukkan bahwa pada panjang gelombang 520 nm, nilai absorbansi tertinggi ditunjukkan oleh absorbansi dari ekstrak pewarna yang menggunakan pelarut etanol dan berbeda nyata (p : 0,05) dengan absorbansi zat warna dengan pelarut lain. 0,160 0,140 0,120 0,100 0,080 0,060 0,040 0,020 0,000 Akuad es 480 500 520 540 560 580 600 Panjang Gelombang (nm) Gambar 1. Grafik nilai absorbansi ekstrak kulit buah manggis pada berbagai pelarut 36

Absorbansi Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34-39 Penentuan Konsentrasi Pelarut Setelah diketahui pelarut yang terbaik untuk ekstraksi zat pewarna kulit buah manggis ini, tahap selanjutnya adalah pemilihan konsentrasi etanol yang paling baik untuk ekstraksi. Konsentrasi yang di cobakan pada penelitian ini adalah 50%, 60%, 70%, 80% dan 95%, dengan cara ekstraksi yang sama dengan pemilihan pelarut. Hasil pengamatan pemilihan konsentrasi etanol seperti terlihat dalam Gambar 2. Grafik tersebut menunjukkan bahwa nilai absorbansi tertinggi pada panjang gelombang berkisar antara 500 560 nm ditunjukkan oleh etanol dengan konsentrasi 70 %. Nilai absorbansi zat warna kulit manggis dengan etanol 70% menunjukkan perbedaan nyata (p : 0,05) dengan konsentrasi lain yang diujikan, sedangkan untuk konsentrasi yang lebih tinggi (80% dan 90%) ternyata tidak berbeda nyata dengan konsentrasi etanol 0,160 0,140 0,120 0,100 0,080 50% - 60%, sehingga etanol dengan konsentrasi 70% paling optimal dapat megekstraksi zat warna kulit buah manggis. Zat warna kulit manggis terekstrak baik dengan etanol 70%, yang dapat diakibatkan oleh sifat antosianin yang kurang polar. Harborne (1996) menyebutkan bahwa flavonoid berupa senyawa yang larut di dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70%. Hasil tersebut dapat menimbulkan dugaan bahwa etanol dengan konsentrasi 70% mempunyai kepolaran yang sama dengan zat warna yang terdapat pada kulit buah manggis. Naimah dan Lina (2004) menyatakan bahwa antosianin larut baik dalam alkohol, disebabkan karena alkohol mempunyai kepolaran yang sama sehingga mampu melarutkan antosianin. Etanol 50% Etanol 60% 0,060 0,040 0,020 0,000 480 500 520 540 560 580 600 Panjang Gelombang (nm) Gambar 2. Grafik absorbansi ekstrak kulit buah manggis dengan etanol pada berbagai konsentrasi Identifikasi Golongan Zat Warna Penelitian tahap ini adalah identifikasi zat warna dari kulit buah manggis menggunakan kromatografi lapis tipis. Kromatografi ini menggunakan fase diam selulosa dan fase gerak BAA (butanol-asam asetat-air), BuHCl (butanol-hcl), dan Larutan HCl 1%. Hasil analisis kromatografi ini menunjukkan adanya noda berwarna 37

Penentuan Jenis (Amin Fathoni, dkk) merah, ungu dan noda berwarna coklat (Gambar 3). Berdasarkan analisis menggunakan spektrofotometer, panjang gelombang maksimal untuk zat warna yang di ekstrak dari kulit buah rambutan ini pada 520nm, maka noda yang dianggap pewarna utama adalah noda yang berwarna merah ungu. Nilai Rf zat warna yang ada pada kulit buah manggis ini paling mendekati antosianin monoglikosida Pelargonidin 3- glukosida seperti yang ditemukan dalam daun bunga Aster Cina (Harborne, 1996). Noda 1 (warna merah ungu) mendekati antosianin standar tersebut untuk fase gerak BuHCl dan HCl 1%. Sedangkan untuk BAA berbeda. Hal ini disebabkan kemungkinan adanya zat warna lain dalam kulit buah manggis yang dipengaruhi oleh varietasnya. KESIMPULAN 1. Pelarut yang paling optimal untuk ekstraksi zat warna dari kulit buah manggis adalah etanol. 2. Konsentrasi etanol yang paling optimal untuk ekstraksi zat warna dari kulit buah manggis adalah 70%. 3. Zat warna yang terdapat pada kulit buah manggis diduga golongan antosianin jenis Pelargonidin 3- glukosida. a b c Gambar 3. Hasil identifikasi zat warna kulit manggis dengan kromatografi kertas, menggunakan larutan pengembang BAA (a), BuHCl (b), dan HCl 1% (c), dengan Nilai Rf (x 100) masing-masing noda 1 (a) 54, noda 1 (b) 32, noda 2 (b) 68, noda 1 (c) 14, dan noda 2 (c) 33. DAFTAR PUSTAKA Bao, B., and Chang, K.C. 1994. Carrot Juice, Carotenoids, and Nonstarchy Polysaccharides as Affecte by Processing Condition. Journal of Food Science 59 (6) : 1155 1158. Budiarto, H. 1991. Stabilitas Antosianin (Garcina mangostana)dalam Minuman Berkarbonat.(Skripsi). Jurusan Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dirjen Tanaman Pangan Holtikultura. 2004. Pedoman Produksi Manggis. online : www.fintrac.com/indoag/prodqui d/manggis.html. Hanum, T. 2000. Ekstraksi dan Stabilisasi Zat Pewarna Alam dari 38

Molekul, Vol. 3. No. 1. Mei, 2008 : 34-39 Katul Beras Ketan Hitam (Oryza sativa glutinosa). Buletin Teknologi dan Industri Pangan XI (1) : 17 23. Harborne,J.B. 1996.Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terbitan kedua. Penerbir ITB. Bandung. Jenie, B.S.L., Helianti, dan S. Fardiaz. 1994. Pemanfaatan Ampas Tahu, Onggok, dan Dedak untuk Produksi Pigmen Merah olehmonascus purpureus. Buletin Teknologi dan Industri Pangan (5) : 22 29. Lee, H.S. and Wicker, L. 1991. Anthocyanin Pigments in the skin of Lychee Fruit. Journal of Food Science 56 (2) : 466 483. Naimah S, dan Lina H. 2004. Pengaruh Konsentrasi Asam dan Waktu Ekstraksi Antosianin dari Kulit Buah Manggis (Garcia mengostana L.). Buletin Penelitian Volume 26 No 1. Rahayu, R.D. 1989. Mempelajari Ekstraksi Zat Warna Bunga Kembang Sepatu (Hisiscus rosa sinesis). Prosiding Seminar Tanaman Hias. Reza, M, Wijaya dan Tuherkih, E. 1994. Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis. Penebar Swadaya. Jakarta. Rismunandar. 1986.Mengenal Tanaman Buah-buahan. CV. Sinar Baru Bandung. Rukmana, R. 1995. Budidaya Manggis.Kanisius. Yogyakarta. Shi, Z., Lin, M. And Francis, F.J., 1992. Stability of Anthocyanins from Tradessania pallida. Journal of Food Science 57 (3) :758 760. Wijaya, L.S, Simon B.W. dan Tri S. 2001. Ekstraksi dan Karakterisasi Pigmen dari Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum) var. Binjai. Laporan Hasil Penelitian. UNIBRAW, Malang. Williams, M and Hrazdina, G. 1979. Anthocyanin as Food Colorants : Effect of ph on the Formationof Anthocyanin-Rutin Complexes. Journal of Food Science 44 (1) : 66 68. 39