I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

I. PENDAHULUAN. Lampung. Fakultas Pertanian Unila telah menetapkan Visi 2025 yaitu: Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

II. TINJAUAN PUSTAKA. bagi warga kota. Selain sebagai sarana tersebut, kehadiran lapangan golf

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

DI MAWASAN PEMUKIW PERENCANAAN HUTAN REKREASI ALAM PT CALTEX PACIFIC INDONESIA,DURI, RIAU. Oleh NURRAYATI AMIR JURUSAN BUD1 DAYA PERTANLAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LINGKUP DAN SKALA ARSITEKTUR LANSKAP LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL KEGIATAN PERENCANAAN DESAIN PENGELOLAAN KONSULTASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

Pertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438)

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

BAB VI HASIL PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terstruktur. Begitu pula dengan perencanaan lansekap (landscape planning)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TA 91. golf side town house. di Semarang. s a n t y l u s i a n i l2b BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Arti judul Surakarta Golf Club a. Surakarta b. Golf c. Club Arti keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

BAB I PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Universitas Sumatera Utara

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

Prosiding SN SMAP 09 ABSTRAK PENDAHULUAN. FMIPA UNILA, November

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

interior yang berperan sebagai perantara untuk menawarkan dan menunjukkan aktivitas pengguna. Desain mebel mengekspresikan pencitraan ruang dengan ber

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang sudah maju maupun sedang berkembang saling bersaing untuk menunjukkan keunggulan dan kesempurnaan tehnik, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun di bidang olahraga. Olahraga golf pun tidak terlepas dari persaingan tersebut, sehingga perancangan lapangan golf yang baik dan matang merupakan modal awal untuk memenuhi pegolf dalam mencapai prestasi maksimalnya. Untuk memenuhi itu semua maka lapangan golf dituntut untuk meningkatkan semua kebutuhan para pegolf baik sarana maupun prasarananya. Lapangan golf adalah lingkungan binaan buatan yang terdapat di dalam suatu tapak yang perlu diperhatikan dan diingat evaluasi master plannya, bukan untuk menilai baik atau buruknya rencana yang ada, melainkan untuk mengetahui, memahami, dan mengenal konsep dari master plan (Hakim dan Utomo, 2003). Olahraga golf yang ada di Provinsi Lampung hanya dimanfaatkan sebagai olahraga di kalangan menengah ke atas dan orang dewasa. Melihat hal tersebut

2 maka sangat disayangkan apabila sebenarnya lapangan golf di Provinsi Lampung dapat menarik pengunjung lebih banyak, tidak hanya kalangan menengah ke atas dan orang dewasa tetapi disemua kalangan dan tidak terbatas oleh umur dengan mengevaluasi master plan yang ada. Salah satu rencana perencanaan yaitu menciptakan Padang Golf Sukarame tidak hanya menjadikan tempat olahraga golf tetapi juga sebagai taman rekreasi olahraga dengan pemanfaatan lahan kosong dan kawasan tidak terencana dengan baik (bad view) yang ada di sekitarnya. Perancangan tersebut meliputi menjadi lima zonasi ruang yaitu zona penerimaan dan pelayanan (luas ± 2.400 m²), zona olahraga (luas ± 5.600 m²), mini golf (luas ± 4000 m²), zona outbond (luas ± 5.600 m²), dan zona golf (luas zona ± 62 Ha). Lapangan golf yang merupakan fasilitas umum (public goods) dapat dikategorikan ke dalam tingkat pemeliharaan semi-intensif, karena pada desain lapangan golf yang baik terdapat keragaman elemen (hard-material dan softmaterial) (Arifin dan Arifin, 2000). Pendekatan penyusunan karakter lansekap akan menjadi lebih mudah dan sederhana apabila desain bangunan fisik lapangan golf telah tersedia, karena pengisian pola hijaunya akan mengikuti bentuk-bentuk bangunan yang dirancang. Penyusunan karakter lansekap tanpa dilengkapi dengan desain bangunan fisiknya, sering menimbulkan permasalahan dalam penerapannya, karena resiko yang dihadapi adalah bongkar pasang pepohonan yang telah tumbuh dan berkembang. Untuk itu upaya meminimalkan resiko bongkar pasang merupakan strategi yang harus ditempuh (Waryono, 2010).

3 Keberadaan lapangan golf merupakan ruang terbuka hijau dan sebagai sarana penunjang kegiatan olah raga dan rekreasi bagi warga kota, maka dibutuhkan pemeliharaan (maintenance) pasca pembangunan agar dapat dioptimalkan fungsinya, terutama ekologi, estetika, sosial dan ekonomi yang sangat menunjang kehidupan warga kota (Hakim dan Utomo, 2003). Penanganan pemeliharaan yang baik harus mempertimbangkan waktu, teknik, biaya pemeliharaan, dan penanggung jawab pemeliharaan yang direncanakan. Perencanaan yang baik memudahkan dalam pelaksanaan pemeliharaan yang meliputi pemeliharan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal, yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi dari lapangan golf agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. Pemeliharaan fisik yang diterapkan pada elemen keras (hard-material)), merupakan pemeliharaan pencegahan, yaitu pembersihan terhadap lumut, karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan elemen keras yang rusak. Pemeliharaan elemen lunak (soft-material) meliputi pembersihan areal lapangan golf, penyiangan, penyiraman, pemangkasan rumput, pengendalian hama penyakit, pemupukan, penyulaman, dan pemindahan tanaman, pembibitan, serta pemeliharaan peralatan (Sulistyantara, 2004). Pemilihan jenis tanaman maupun cara pengaturan penanamannya harus mengikuti rencana penanaman yang disusun untuk memenuhi fungsi serta estetikanya. Apabila pola pengelompokan serta susunan jenis tanaman, ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya masing-masing telah diketahui dengan baik maka perencana dapat menyusun sendiri tata tanamnya berdasarkan satu atau beberapa sifat tanaman-tanaman tersebut.

4 Tanaman rumput yang tumbuh di lapangan golf, berfungsi sebagai tanaman konservasi tanah yaitu penahan erosi dan penutup tanah. Lapangan golf di suatu kawasan kota merupakan suatu investasi yang cukup bagus bagi para pengembang (developer), dengan menyewakan lapangan kepada warga kota terutama bila ditunjang dengan berbagai fasilitas, seperti lapangan berlatih (club house) dan fasilitas penyewaan peralatan yang tentunya menjadi salah satu daya tarik bagi warga kota untuk datang dan memanfaatkannya. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan lahan-lahan tidak terpakai dan yang menimbulkan kesan (bad view) melalui perancangan lansekap dengan merencanakan penambahan olahraga lain dan menambah fasilitas pendukung sehingga tidak hanya menghilangkan kesan (bad view) yang ada tetapi juga menambah pemasukan financial dan menawarkan olahraga yang lain serta menciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan memberikan daya tarik dari nilai estetika dengan menggabungkan unsur hard-material dengan soft-material. Penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi Persatuan Golf Indonesia (PGI) Provinsi Lampung sebagai pedoman dan arah dalam pengembangan perancangan lahan kosong dan kawasan bad view menjadi sarana olahraga lain yang dapat diterapkan.

5 1.3 Landasan Teori Merancang bukanlah pekerjaan sederhana dan mudah, tetapi memerlukan pemikiran dan perasaan yang tepat. Di dalamnya tidak hanya perlu teori teknis matematis saja, tetapi juga seni atau estetika. Seni suatu perancangan terletak dalam perpaduan antara elemen desain dengan prinsip desain. Lapangan golf merupakan salah satu fasilitas umum kota yang dapat digunakan sebagai sarana olahraga dan rekreasi melalui permainan golf yang menyenangkan bagi warga kota. Selain sebagai sarana tersebut, kehadiran lapangan golf sekaligus berperan sebagai ruang terbuka hijau yang berperan sebagai penyedia oksigen dan mengontrol iklim setempat sehingga akan meningkatkan kesegaran udara, kenyamanan, dan keindahan pandangan di suatu kawasan (Arifin dan Arifin, 2000). Menurut hakim (2005), arsitektur lansekap merupakan ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemenelemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga akhirnya dapat disajikan suatu lingkungan yang efektis secara fungsional dan estesis. Perencanaan lansekap memiliki ilmu dasar dan ekologi yang kuat dan berkaitan dengan evaluasi sistematik terhadap area yang luas pada lahan yang cocok untuk setiap kemungkinan penggunaan dimasa yang akan datang. Proses ini seringkali melibatkan tim khusus, pada hasil dalam rencana penggunaan lahan atau penentuan kebijakan (Laurie 1975, dikutip oleh Hakim dan Utomo 2008).

6 Menurut Hakim (1987) perancangan lansekap menuntut pemikiran kombinasi elemen soft material dan elemen hard material, serta menghasilkan produk teknis seni, tetapi penyajian harus selalu teknis dan semua yang digambarkan harus jelas dan bisa dilaksanakan. Laurie (1975), yang dikutip oleh Hakim dan Utomo (2008), mengatakan perencanaan lansekap memiliki ilmu dasar dan ekologi yang kuat dan berkaitan dengan evaluasi sistematik terhadap area yang luas pada lahan yang cocok untuk setiap kemungkinan penggunaan dimasa yang akan datang. Simond (1983) mengemukakan bahwa perancangan lansekap merupakan suatu proses sintesis kreatif, kontinyu, tanpa akhir dan dapat bertambah. Di dalam perencanaan lansekap terdapat urutan kerja yang panjang yang terdiri dari bagianbagian pekerjaan yang saling berhubungan, sehingga bila terjadi perubahan dari suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Lebih lanjut ditambahkan bahwa perencanaan tersebut juga menyelesaikan suatu kendala sebagai bagian dari permasalahan yang makro. Dalam mengkaji arsitek lansekap dibutuhkan pemahaman tentang pengaturan ruang dan unsur yang ada di dalam lahan perancangan, sehingga dapat menggabungkan elemen-elemen lansekap alami dan buatan manusia. Kegiatan makhluk hidup yang ada juga perlu diperhatikan sehingga tercipta suatu karya lingkungan yang lebih berguna, lebih indah, efisien dan efektif, teratur, dan serasi yang dapat memberikan kepuasan jasmani dan rohani bagi yang melihat maupun menikmatinya (Irwan, 2005).

7 Pemilihan jenis tanaman yang digunakan dalam suatu perencanaan perlu diketahui terlebih dahulu mengenai habitus tanaman, baik dari segi morfologis, segi ekologis, maupun dari segi efek visual. Pemilihan jenis tanaman dan peletakan tanaman harus disesuaikan pada fungsi tanaman terhadap tujuan perencanaannya (Hakim, 1987). 1.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka kerangka pemikiran disusun sebagai berikut. Lapangan golf merupakan salah satu fasilitas umum yang dapat digunakan sebagai sarana olahraga dan rekreasi. Untuk meningkatkan fungsi dari lapangan golf tersebut, sebagai ruang terbuka hijau dan sarana rekreasi maka dibuat sebuah konsep perancangan lansekap. Perancangan lansekap yang akan dibuat adalah perancangan lansekap yang dirancang di lahan kosong yang tidak terpakai dari bad view menjadi good view yang dibentuk dengan perancangan lansekap yang menggabungkan unsur elemen lunak (soft material) dan elemen keras (hard material) dengan pertimbangan beberapa faktor seperti fungsi, peletakan, katakteristik, dan konsep desain serta pemenuhan fasilitas dan utilitas pendukung yang sesuai dengan kaidah-kaidah arsitektural. Untuk memulai perancangan lansekap tahap awal adalah menginventarisasi keadaan lapang, lalu analisis dan sintesis mengamati masalah yang ada pada lapang atau tapak, setelah itu membuat konsep awal dengan mengacu data inventarisasi, analisis, dan sintesis. Apabila telah menemukan konsep atau gagasan maka tahap berikutnya adalah desain dengan mengembangkan data inventarisasi, analisis, sintesis, dan konsep. Bila telah membuat desain maka

8 tahap akhir perencanaan lansekap selesai, dan pembangunan perencanaan lansekap siap dilakukan. Setelah pembangunan selesai ada satu tahap akhir yang sangat penting yaitu pemeliharaan, agar lansekap yang ada tetap terjaga dan berfungsi sesuai fungsionalnya. Selain sebagai ruang terbuka hijau dan sarana rekreasi, diharapkan perencanaan lansekap di Lapangan Padang Golf Sukarame Bandar Lampung, dapat meningkatkan pemasukan financial agar dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai dan kenyamanan kepada pemain golf.