PENGARUH SKALA USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus: Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

PENGARUH SKALA USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PENGOLAHAN IKAN ASIN (Studi Kasus : Desa Hajoran, Kec. Pandan, Kab.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI PESISIR PANTAI KECAMATAN SINGKIL UTARA KABUPATEN ACEH SINGKIL. Tesis. Oleh: NOMI NOVIANI SIREGAR

KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN SUMBER JAYA KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

Agrium, Oktober 2013 Volume 18 No 2

JURNAL ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PONDOK BATU KECAMATAN SARUDIK KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAMPAK FLUKTUASI HARGA BBM TERHADAP USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN KAPAL MOTOR (Kasus : Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah)

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. bentuk, yaitu segar dan olahan; yang meliputi olahan tradisional dan olahan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH

ANALISIS PENDAPATAN USAHA ABON IKAN TENGGIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ALTHAF FOOD DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

I. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KAKAO ( Studi Kasus : Desa Lau Sireme, Desa Lau Bagot, Desa Sukandebi, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi )

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

Kata kunci: Produksi, Distribusi, Ikan Asin, Kelurahan Belawan Bahari

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

Kata Kunci : Status Lahan, Pengelolaan, Biaya Produksi, Produktivitas.

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif)

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM

ANALISIS SKALA USAHA MINIMUM UNTUK PERKEBUNAN SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

PENDAHULUAN. daya alam ini salah satunya menghasilkan ikan dan hasil perikanan lainnya. Oleh

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

Lampiran 1. Skema Penelitian Ayam pedaging

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan

BAB 5 HASIL. Hasil perhitungan perkembangan tumor disajikan pada tabel sebagai berikut :

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

Analisis of Varians (Anova) dan Chi-Square. 1/26/2010 Pengujian Hipotesis 1

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2, panjang garis

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

MK. Statistik sosial

LAMPIRAN. Arang Sekam (C)

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS DAMPAK PANEN RAYA KOMODITAS PADI TERHADAP NILAI TUKAR PETANI (Kasus : Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Tipe (ukuran) Rumah Yang Ditawarkan oleh PT. Wira Karya Utama

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

A STUDY OF THE USE CITRONELLA XTRACT (Cimbopogon citratus) AT THE FISH PROCESSING LOMEK (Harpodon nehereus) SMOKED. By:

ANALISIS EKONOMI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI BERBAGAI SKALA USAHA DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Lampiran 1 Analisis BiayaBubuk Instan Ekstrak Ikan GabusPer Resep

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PENGARUH PENJUALAN JAGUNG GILING SECARA ECERAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KECAMATAN POPAYATO KABUPATEN POHUWATO

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. SMK PGRI 2 Salatiga yang beralamat di Jl. Nakula-Sadewa I Kembangarum

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN

Transkripsi:

PENGARUH SKALA USAHA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN (Kasus: Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah) Line O. R Hutabarat, Kelin Tarigan dan Sri Fajar Ayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Email: Linehutabarat@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh skala usaha terhadap total biaya produksi per ton dalam usaha pengolahan ikan asin dalam jangka waktu satu bulan, untuk menjelaskan pengaruh skala usaha terhadap jumlah curahan tenaga kerja yang digunakan dalam usaha pengolahan ikan asin dalam jangka waktu satu bulan, untuk menjelaskan perbedaan nilai tambah (value added) per ton yang diperoleh pada usaha pengolahan ikan asin dalam jangka waktu satu bulan, dan untuk menjelaskan pengaruh skala usaha terhadap pendapatan usaha pengolahan ikan asin per ton dalam jangka waktu satu bulan. Metode penentuan sampel ditentukan secara purposive yaitu di Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan menggunakan Stratified accidental Sampling, yaitu: skala usaha kecil ( 1 Ton), skala usaha menengah (1-2 Ton), dan skala usaha besar (> 2 Ton). Metode analisis data adalah dengan Uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan total biaya produksi rata-rata dan curahan tenaga kerja rata-rata pada berbagai strata skala usaha pengolahan ikan asin dan tidak ada perbedaan nilai tambah rata-rata dan pendapatan rata-rata pada berbagai skala usaha pengolahan ikan asin. Kata kunci : skala usaha, ikan asin, total biaya produksi, curahan tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan ABSTRACT The Objective of the research was to explain the influence of business scale on the total production cost per ton in salted fish processing business in a month, to explain the influence of business scale on the number of outpouring manpower who worked in the salted fish processing business in a month, to explain the disparity of value added per ton in the salted fish processing business in a month, and to explain the influence of business scale on the business income from salted fish processing business per ton in a month. The samples were taken purposively, that is, Hajoran Village, Pandan Subdistrict, Central Tapanuli District by using stratified Accidental Sampling technique; namely, small business scale (> 2 tons), middle business scale (1-2 tons), and big business scale ( 2 tons). The data were analyzed by Anova test. The result of the research showed that there was the disparity of total average production cost in various salted fish processing business scales. Keywords: Business Scale, Salted Fish, Total Production Cost, Outpouring Manpower 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan adalah salah satu di antara bahan makanan protein yang paling mudah mengalami pembusukan (perishable). Oleh karena itu, sangat diperlukan tindakan yang tepat dan cermat di dalam pencegahan pembusukan tersebut, mulai dari saat penangkapan sampai tiba di tangan konsumen. Tindakan yang dimaksud adalah berupa pengawetan dan pengolahan seperti pengasinan, pengeringan, perebusan, pembekuan, dan pengasapan (Mulyadi. 2005). Menurut Edy (2011) kelemahan yang dimiliki oleh ikan dirasakan sangat menghambat usaha pemasaran hasil perikanan dan tidak jarang menimbulkan kerugian besar, terutama pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk perikanan pada pascapanen melalui proses pengolahan maupun pengawetan. Adapun tujuan utama proses pengawetan dan pengolahan ikan adalah : 1. Mencegah proses pembusukan pada ikan terutama pada saat produksi melimpah. 2. Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan. 3. Melaksanakan diversifikasi pengolahan produk-produk perikanan. 4. Meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan sehingga terangsang untuk melipatgandakan produksi. Untuk memberikan nilai tambah terhadap hasil ikan, mengingat ikan mudah busuk, perlu dibuat alternatif pengolahan atau pengawetan guna memperpanjang masa simpan dan masa distribusinya. Bisa dengan cara pembekuan, pengalengan, pengasinan, pemindangan, atau pengasapan ( Anonimus, 2007 ). Ikan hasil pengolahan dan pengawetan umumnya sangat disukai oleh masyarakat karena produk akhirnya mempunyai ciri-ciri khusus yakni perubahan sifat-sifat daging seperti bau (odour), rasa (flavour), bentuk (appearance) dan tekstur ( Edy, 2011). Sumatera Utara mempunyai posisi yang cukup strategis dalam pembangunan dan pengembangan perikanan di Indonesia. Selain karena letaknya yang cukup dekat dengan negara Asean yang merupakan pasaran potensial untuk produksi perikanan, Sumatera Utara mempunyai daerah perairan yang cukup luas 2

(perairan Zone Ekonomi Eksklusif) terutama di perairan pantai darat, sumbangan sub sektor perikanan dalam perekonomian cukup besar. Pada beberapa kota pantai di Sumatera Utara kegiatan perekonomian didominasi oleh usaha perikanan. Menurut Erizal ( 1991), hasil ikan olahan nelayan Sumatera Utara yang berupa ikan asin, telah lama dikenal oleh masyarakat konsumen. Bahkan penyebarannya telah menembus beberapa kota besar di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan ikan sudah merupakan usaha yang cukup berkembang di Sumatera Utara. Kondisi geografis kabupaten Tapanuli Tengah yang berbatasan dengan lautan menjadi faktor utama berkembangnya perusahaan industri di bidang usaha pengasinan ikan. Kecamatan Pandan merupakan pusat pengasinan ikan di kabupaten Tapanuli Tengah, yaitu sebanyak 100 perusahaan atau sekitar 64,52 % dari total perusahaan pengasinan ikan. Pada tahun 2009, perusahaan industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja di kabupaten Tapanuli Tengah adalah industri pengasinan ikan, yang menyerap tenaga kerja sebanyak 775 orang. (Badan Pusat Statistik, 2010). Skala usaha pengolahan ikan asin ada bermacam - macam, yaitu skala usaha kecil, menengah, dan besar. Besarnya skala usaha pengolahan ikan asin ini dapat dilihat dari banyaknya ikan yang diolah menjadi ikan asin. Dikatakan skala usaha kecil karena mengolah ikan dibawah 1000 kg (< 1000 kg) per bulannya. Dikatakan sebagai skala usaha menengah karena mengolah ikan sebanyak 1000 kg 2000 kg per bulannya, dan dikatakan skala usaha besar karena mengolah ikan lebih besar dari 2000 kg ( > 2000 kg ) per bulannya. Banyaknya ikan yang diolah oleh pengusaha ikan asin tergantung dari banyaknya ikan yang ada di Tangkahan. Ketika produksi ikan melimpah, maka semakin banyak ikan yang diolah menjadi ikan asin. Ketika pengusaha pengolahan ikan asin mengolah ikan lebih banyak maka biaya produksi yang dikeluarkan pun akan lebih besar, tenaga kerja yang digunakan pun akan menjadi lebih banyak, nilai tambah yang diperoleh lebih besar dan pendapatan yang diperoleh pengusaha pun lebih besar. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan olah Dumora (2002) di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan, 3

Sumatera Utara, rataan total biaya produksi pada skala usaha besar lebih tinggi dibandingkan dengan skala usaha kecil dan menengah. Begitu juga dengan rataan pendapatan tertinggi yang diperoleh pengusaha adalah pada skala usaha menengah dibandingkan dengan skala usaha kecil dan besar. Jenis pekerjaan yang menyerap tenaga kerja untuk usaha pengolahan ikan asin di daerah yang bersangkutan adalah pembelian, pembelahan, pencucian dan penggaraman, penjemuran, dan penjualan. Umumnya tenaga kerja untuk pencucian dan penggaraman, pembelian dan penjualan bersifat tenaga kerja tetap, dan untuk pembelahan dan penjemuran menggunakan tenaga kerja tidak tetap. Menurut Dumora (2002) skala usaha yang lebih efisien dalam menggunakan tenaga kerja adalah skala usaha menengah karena HKP per bulannya lebih sedikit dari skala usaha kecil dan skala usaha besar. Dari tiap skala usaha diperoleh pendapatan rata-rata dalam usaha pengolahan ikan asin masih tergolong rendah. Karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh skala usaha terhadap pendapatan usaha pengolahan ikan asin.. METODE PENELITIAN Daerah penelitian ditetapkan secara purposive di Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah. Desa Hajoran dipilih dengan pertimbangan daerah ini merupakan salah satu daerah pengolah ikan asin terbesar di Kecamatan Pandan. Desa Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah juga dipilih karena sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian tentang usaha pengolahan ikan asin di Desa tersebut. Tabel 1. Kecamatan Penghasil Ikan Asin di Kabupaten Tapanuli Tengah No Kecamatan Jumlah ikan yang diolah (Kg/Bulan) 1 Kecamatan Pandan 2.550 kg/bulan 2 Kecamatan Sarudik 1.382 kg/bulan 3 Kecamatan Tapian Nauli 1.412 kg/bulan 4 Kecamatan Sorkan 1.447 kg/bulan 5 Kecamatan Barus 1.502 kg/bulan 6 Kecamatan Andam Dewi 150 kg/bulan 4

Tabel 2. Desa Penghasil Ikan Asin di Kecamatan Pandan No Desa Jumlah ikan yang diolah (Kg/Bulan) 1 Desa Hajoran 1.750 kg/bulan 2 Kelurahan Pandan 500 kg/bulan 3 Kelurahan Lubuk Tukko 250 kg/bulan Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Tapanuli Tengah, 2011 Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified accidental sampling berdasarkan besarnya skala usaha. Hal ini dikarenakan tidak diketahui populasi masing-masing skala usaha. peng Rincian pengambilan sampel berdasarkan strata skala usaha sebagai berikut: Tabel 3. Pengambilan Sampel berdasarkan No (Ton) Sampel (KK) 1 1 10 2 1-2 10 3 > 2 10 Jumlah 30 Untuk menganalisis total biaya produksi, curahan tenaga kerja, nilai tambah dan pendapatan digunakan analisis one way anova yaitu untuk melihat perbedaan rata-rata dari dua atau lebih kelompok independen (data yang tidak saling berkaitan antara satu dengan lainnya). Hipotesis nol yang digunakan adalah tidak ada perbedaan total biaya produksi, curahan tenaga kerja, nilai tambah dan pendapatan pengusaha pengolahan ikan asin pada strata skala usaha. Untuk mengetahui kelompok strata mana yang berbeda dilakukan uji banding ganda (Post Hoc Test). Nilai perbedaan masing-masing strata dapat dilihat dari nilai signifikansi dengan menggunakan α = 0.05. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Skala Usaha Terhadap Total Biaya Produksi Usaha Pengolahan Ikan Asin Komponen-komponen biaya produksi yang dikeluarkan untuk usaha pengolahan ikan asin ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, 5

biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya transpotasi, biaya pengemasan, dan biaya pembelian minyak tanah. Rataan total biaya produksi tertinggi per ton berdasarkan besarnya skala usaha dalam jangka waktu satu bulan adalah pada skala usaha kecil sebesar Rp. 12.378.626/ bulan lalu diikuti dengan skala usaha menengah sebesar Rp. 10.732.693/ bulan dan skala usaha besar yaitu sebesar Rp. 10.038.329/ bulan. Hasil Uji Anova total biaya produksi pada ketiga strata dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4. Anova Total Biaya Produksi Usahatani Pengolahan Ikan Asin Berdasarkan Skala Usaha Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 2,9 E + 013 2 1,44E + 013 4,87,016 Within Groups 8,0 E + 013 27 2,96 + 013 Total 1,1 E + 014 29 Sumber : Data Primer, diolah, 2013 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa F hitung > dari F table yaitu 4,878 > 3,35 maka tolak Ho terima H1 artinya ada perbedaan total biaya produksi pada ketiga strata skala usaha. Untuk mengetahui kelompok strata mana yang berbeda, apakah antara Kecil dan Menengah, Kecil dan Besar, atau Menengah dan Besar, dapat dilihat dari hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) pada Tabel 5: (I) (J) Strata Skala Usaha Mean Difference (I-J) Sig. Kecil Menengah 1645932,87.125 Menengah Besar 694364,41 1.000 Kecil Besar -2340297,29.016 Dari Tabel 5 dapat dilihat strata skala usaha yang memiliki perbedaan yang nyata. Untuk Skala Usaha Kecil dan Menengah perbedaan total biaya produksi rata-ratanya Rp 1.645.932/Ton dengan nilai signifikansi 0.125 > 0.05, untuk Skala Usaha Kecil dan Besar perbedaan total biaya produksi rata-ratanya Rp 2.340.297/Ton dengan nilai signifikansi 0.016 < 0.05 dan untuk Skala Usaha Menengah dan Besar perbedaan total biaya produksi rata-ratanya Rp 694.364/Ton dengan nilai signifikansi 1.000 > 0.05. Dari keterangan tersebut dapat 6

disimpulkan bahwa perbedaan total biaya produksi rata-rata yang nyata terjadi antara Kecil dan Menengah dan Menengah dan Besar. Pengaruh Skala Usaha Terhadap Curahan Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Ikan Asin Usahatani pengolahan ikan asin menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Terkadang pemakaian tenaga kerja dalam keluarga hanya pada satu jenis pekerjaan pengolahan seperti pada bagian pencucian dan penggaraman, penjemuran, pengemasan saja. Umumnya jenis pekerjaan yang paling sering dikerjakan oleh tenaga kerja dalam keluarga adalah pada pengemasan. Tetapi tidak jarang pula tenaga kerja dalam keluarga yang mengerjakan seluruh pekerjaan pengolahan ikan asin. Rataan curahan tenaga kerja berdasarkan besarnya skala usaha dalam jangka waktu satu bulan adalah pada skala usaha besar yaitu sebesar 68,82HKP/Ton lalu skala usaha menengah sebesar 31 HKP/Ton dan skala usaha kecil sebesar 8,45 HKP/Ton. Tabel 6: Tabel 6. Hasil Uji Anova Curahan tenaga kerja pada ketiga strata dapat dilihat pada Anova Curahan Tenaga Kerja Usahatani Pengolahan Ikan Asin Berdasarkan Skala Usaha Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 18612,01 2 9306,00 13,986,000 Within Groups 17965,66 27 Total 36577,67 29 Sumber : Data Primer, diolah, 2013 665,39 Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa F hitung > dari F table yaitu 13,986 > 3,35 maka tolak Ho terima H1 artinya ada perbedaan curahan tenaga kerja pada ketiga strata skala usaha. Untuk mengetahui kelompok strata mana yang berbeda, apakah antara Kecil dan Menengah, Kecil dan Besar, atau Menengah dan Besar, dapat dilihat dari hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) pada Tabel 7: 7

(I) (J) Mean Difference (I-J) Sig. Kecil Menengah 37,82,009 Menengah Besar 22,55,183 Kecil Besar 60,37,000 Dari Tabel 7 dapat dilihat strata skala usaha yang memiliki perbedaan yang nyata. Untuk Skala Usaha Kecil dan Menengah perbedaan curahan tenaga kerja rata-ratanya 37,82/Ton dengan nilai signifikansi 0.009 < 0.05, untuk Skala Usaha Kecil dan Besar perbedaan curahan tenaga kerja rata-ratanya 60,37/Ton dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dan untuk Skala Usaha Menengah dan Besar perbedaan curahan tenaga kerja rata-ratanya 22,55/Ton dengan nilai signifikansi 0.183 > 0.05. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan curahan tenaga kerja yang nyata terjadi antara Menengah dan Besar. Perbedaan Nilai Tambah (Value Added) Usaha Pengolahan Ikan Asin Berdasarkan Skala Usaha Rataan nilai tambah tertinggi yang diperoleh petani per ton berdasarkan skala usaha dalam jangka waktu satu bulan adalah skala usaha kecil yaitu Rp. 11.442.683 diikuti dengan skala usaha menengah Rp. 10.747.119 dan skala usaha besar Rp. 10.453.663. Hasil Uji Anova nilai tambah pada ketiga strata dapat dilihat pada Tabel 8: Tabel 8. Anova Nilai Tambah Usahatani Pengolahan Ikan Asin Berdasarkan Skala Usaha Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 5,2 E + 012 2 2,58 E + 012,249,781 Within Groups 2,8 E + 014 27 1,03 E + 013 Total 2,8 E + 014 29 Sumber : Data Primer, diolah, 2013 Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa F hitung < dari F table yaitu 0,249 < 3,35 maka Ho terima artinya tidak ada perbedaan nilai tambah pada ketiga strata skala usaha. Hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) pada Tabel 9: 8

(I) (J) Mean Difference (I-J) Sig. Kecil Menengah 695564,31 1,000 Menengah Besar 293456,10 1,000 Kecil Besar 989020,41 1,000 Dari Tabel 9 dapat dilihat strata skala usaha yang memiliki perbedaan yang nyata. Untuk Skala Usaha Kecil dan Menengah perbedaan nilai tambah rataratanya Rp 695.564/Ton dengan nilai signifikansi 1.000 > 0.05, untuk Skala Usaha Kecil dan Besar perbedaan nilai tambah rata-ratanya Rp 989.020/Ton dengan nilai signifikansi 1.000 > 0.05 dan untuk Skala Usaha Menengah dan Besar perbedaan nilai tambah rata-ratanya Rp 293.456/Ton dengan nilai signifikansi 1.000 > 0.05. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tambah yang nyata terjadi antara semua skala usaha. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi nilai tambah pada tiap skala usaha adalah sama. Pengaruh Skala Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Asin Rataan pendapatan tertinggi yang diperoleh petani per ton berdasarkan skala usaha dalam jangka waktu satu bulan adalah skala usaha kecil yaitu Rp. 9.867.663 diikuti dengan skala usaha menengah Rp. 9.719.962 Rp. 9.616.473. dan skala usaha besar Hasil Uji Anova pendapatan pada ketiga strata dapat dilihat pada Tabel 10: Tabel 10. Anova Pendapatan Usahatani Pengolahan Ikan Asin Berdasarkan Skala Usaha Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3,2 E + 011 2 1,59 E + 011,018,983 Within Groups 2,4 E + 014 27 9,06 E + 014 Total 2,4 E + 014 29 Sumber : Data Primer, diolah, 2013 Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa F hitung < dari F table yaitu 0,018 < 3,35 maka Ho terima artinya tidak ada perbedaan pendapatan pada ketiga strata skala usaha. Hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) pada Tabel 11: 9

(I) (J) Mean Difference (I-J) Sig. Kecil Menengah 147701,00 1,000 Menengah Besar 103488,45 1,000 Kecil Besar 251189,45 1,000 Dari Tabel 11 dapat dilihat strata skala usaha yang memiliki perbedaan yang nyata. Untuk Skala Usaha Kecil dan Menengah perbedaan pendapatan rataratanya Rp 147.701/Ton dengan nilai signifikansi 1.000 > 0.05, untuk Skala Usaha Kecil dan Besar perbedaan pendapatan rata-ratanya Rp 251.189/Ton dengan nilai signifikansi 1.000 > 0.05 dan untuk Skala Usaha Menengah dan Besar perbedaan pendapatan rata-ratanya Rp 103.488/Ton dengan nilai signifikansi 1.000 > 0.05. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pendapatan yang nyata terjadi antara semua skala usaha. Hal ini menunjukkan efisiensi pendapatan pada tiap skala usaha adalah sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh skala usaha terhadap pendapatan usaha pengolahan ikan asin. KESIMPULAN 1. Berdasarkan analisis anova didapati ada perbedaan total biaya produksi pada ketiga strata skala usaha pengolahan ikan asin. Berdasarkan hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) didapati bahwa total biaya produksi rata-rata yang nyata terjadi antara Kecil dan Menengah dan Menengah dan Besar. 2. Berdasarkan analisis anova didapati ada perbedaan curahan tenaga kerja pada ketiga strata skala usaha pengolahan ikan asin. Berdasarkan hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) didapati bahwa curahan tenaga kerja rata-rata yang nyata terjadi antara Menengah dan Besar. 3. Berdasarkan analisis anova didapati tidak ada perbedaan nilai tambah pada ketiga strata skala usaha pengolahan ikan asin. 10

Berdasarkan hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) didapati bahwa tidak ada perbedaan nilai tambah yang nyata terjadi antara semua skala usaha pengolahan ikan asin. 4. Berdasarkan analisis anova didapati tidak ada perbedaan pendapatan pada ketiga strata skala usaha pengolahan ikan asin. Berdasarkan hasil Uji Banding Ganda (Post Hoc Test) didapati bahwa tidak ada perbedaan pendapatan yang nyata terjadi antara semua skala usaha pengolahan ikan asin. Saran 1. Kepada pengusaha pengolahan ikan asin di daerah penelitian agar mengoptimalkan volume ikan yang diolah sehingga mengefisienkan pengeluaran dan lebih mengutamakan mengolah ikan yang memiliki harga jual yang paling tinggi. 2. Kepada pemerintah, untuk membantu para pengusaha usaha pengolahan ikan asin dalam pemberian modal dan memberikan pelatihan mengenai teknologi pengolahan ikan asin karena dalam mengelola usahataninya pengusaha sering terkendala dalam pengolahan terutama ketika cuaca tidak mendukung. 3. Kepada peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis pendapatan usahatani pengolahan ikan asin berdasarkan jenis ikan yang diolah. DAFTAR PUSTAKA Anonimus.2007.Meningkatkan Nilai Tambah Ikan Lewat Pengolahan dan Pengawetan.http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/KumpulanArtikel/ta bid/67/articletype/articleview/articleid/9/default.aspx. Diakses pada tanggal 27 Juni 2012. Edy, A. dan Evi L. 2011. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta : Kanisius. Erizal, J. 1991. Prosiding Temu Karya Ilmiah Perikanan Rakyat Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta. Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 11