Kebijakan Agroindustri Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Mendukung Kemandirian Pangan Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Strategi PERSAGI menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI)

MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

OLEH : TUNGGUL PRIYONO (Kepala Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kelembagaan Kopertis Wil V DIY) Materi disampaikan dalam acara BIMTEK KERJASAMA PTS

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

Riset untuk Kemandirian Pangan yang Berkelanjutan. FK UNLAM, Banjarmasin, 4 November 2012

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN Menurut menteri perekonomian Hatta Rajasa yang dikutip dari sindonews:

INDUSTRI BERBASIS PERTANIAN: PELUANG DAN TANTANGAN

Introduction to Agribusiness. Wisynu Ari Gutama

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL

PERAN HUKUM DALAM MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN Budi Astuti UPBJJ-UT jogjakarta Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Terbuka

PENGUATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS TENANT INKUBATOR MENYONGSONG MEA: STUDI KASUS INKUBATOR TEKNOLOGI LIPI

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn: SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA?

REKAYASA TEKNOLOGI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN YANG BERDAULAT DAN MANDIRI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

PENTINGNYA SERTIFIKASI BAGI BUMN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri harus mampu bersaing dengan perusahaan asing yang memasuki

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI MENUJU GLOBAL COOP

Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

Pendapatan Regional/ Regional Income

Inovasi Teknologi untuk Mewujudkan Ketahanan & Kedaulatan Pangan

Mewujudkan Kemandirian Pangan Nasional

Good Agricultural Practices

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT SEBAGAI PENGGERAK PENERAPAN SNI PALEMBANG, 3 SEPTEMBER 2014

PERAN PERDAGANGAN JASA DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

PENATAAN WILAYAH PERTANIAN INDUSTRIAL Kawasan Pertanian Industrial unggul berkelanjutan

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PISANG

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

: Institute Of Southeast Asian Studies

Sambutan Menteri Perdagangan RI ASEAN Economic Community April 20071

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

PERAN PERGURUAN TINGGI DAN PEMDA DALAM MEMENANGI PERSAINGAN MEA 2015

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

ANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH ABSTRAK

Rubrik Utama MODEL. Oleh: Dr. Ir. Suswono, MM Menteri Pertanian RI Kabinet Indonesia Bersatu II ( ) Agrimedia

STRATEGI DAN KESIAPAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SULAWESI SELATAN MENGHADAPI AEC 2015

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS KESIAPAN TENAGA KERJADALAM MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) DI KOTA MEDAN OLEH RIZKI DIANA SARI NIM :

PEMBANGUNAN PERTANIAN

Kesiapan Sektor Pertanian Provinsi Jambi Menghadapi MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

Pekerjaan yang Layak untuk Ketahanan Pangan

Dampak Positif Ekonomi Kreatif

HARMONISASI PENGATURAN PERSYARATAN TENAGA KERJA ASING DALAM SKEMA REGULASI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

BIDANG AGROBISNIS KADIN PROPINSI JAWA TMUR

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

REKOMENDASI DARI PARA PESERTA INDONESIA WATER LEARNING WEEK

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN

Pendapatan Regional/ Regional Income

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Persetujuan Pembimbing... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pernyataan... iv

DAMPAK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PERESMIAN PERLUASAN PABRIK PT. BAYER INDONESIA CIMANGGIS, DEPOK, JAWA BARAT RABU, 27 MEI 2015

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Industri makanan dan minuman di Indonesia pada saat ini semakin

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran A : Daftar Pertanyaan. Lampiran B : Transkrip Wawancara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN NILAI TUKAR ASIAN CURRENCY UNIT (ACU) DI KAWASAN ASEAN+3 BAYU DARUSSALAM H TESIS

Pendapatan Regional/ Regional Income

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

Peran Riset dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU. Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

Transkripsi:

Kebijakan Agroindustri Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Mendukung Kemandirian Pangan Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Benyamin Lakitan Makalah Utama pada Seminar Hari Pangan Sedunia XXXIII, Padang, 21-22 Oktober 2013

ASEAN s Commitments to establish by 2020 the ASEAN Community, including the ASEAN Economic Community (AEC), made in the Declaration of ASEAN Concord II in Bali, Indonesia, on 7 October 2003; to accelerate the establishment of the ASEAN Community, including its AEC pillar, to 2015, made at the 12th ASEAN Summit in Cebu, the Philippines, on 13 January 2007; Adoption of the AEC Blueprint at the 13th ASEAN Summit in Singapore, on 20 November 2007

Key Characteristics of AEC a single market and production base, a highly competitive economic region, a region of equitable economic development, and a region fully integrated into the global economy ASEAN Economic Community Blueprint (2007)

Principles of AEC AEC shall act in accordance to the principles of an open, outward-looking, inclusive, and market-driven economy ASEAN Economic Community Blueprint (2007)

Five Core Elements of Single Market and Production Base Free flow of goods: zero tariff + removal nontariff barriers; free flow of services: no restriction in providing services and establishing companies across national borders; free flow of investment: free and open investment regime; freer flow of capital; and free flow of skilled labors: including professionals, academicians and researchers :D. ASEAN Economic Community Blueprint (2007)

Open Investment All industries (in the manufacturing, agriculture, fishery, forestry and mining and quarrying sectors and services incidental to these five sectors) shall be open and national treatment granted to investors the ASEAN Investment Area (AIA), 1998

Two Important Components of Single Market and Production Base Priority integration sectors, and Food, agriculture and forestry ASEAN Economic Community Blueprint (2007)

Food, agriculture and forestry Enhance intra- and extra-asean trade: Establish Good Agriculture/Aquaculture Practices (GAP), Good Animal Husbandry Practices (GAHP), Good Hygiene Practices (GHP), Good Manufacturing Practices (GMP), and Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) based systems; for agricultural and food products; Promote cooperation, joint approaches and technology transfer among ASEAN Member Countries and international, regional organizations and private sector; Promote ASEAN agricultural cooperatives as a means to empower and enhance market access of agricultural products, to build a network mechanism linking agricultural cooperatives, and to fulfil the purpose of agricultural cooperatives for the benefit of farmers in the region. ASEAN Economic Community Blueprint (2007)

1 Critical Factors & Concerns Ketersediaan Lahan: Jika investasi asing yang memanfaatkan lahan (perkebunan, pertambangan) terus tak terkendali, maka petani Indonesia akan kesulitan mendapatkan lahan untuk melakukan kegiatan usaha pertanian.

2 Critical Factors & Concerns Mobilitas SDM: Jika hanya SDM berkeahlian saja yang difasilitasi mobilitasnya, maka pengelola usaha pertanian di Indonesia akan dibanjiri SDM asing, sedangkan tenaga kerja domestik akan menjadi buruh tani.

3 Critical Factors & Concerns Ekspor Bahan Baku: Jika produk ekspor Indonesia masih berupa bahan baku, maka Indonesia terus akan kehilangan peluang mendapatkan nilai tambah dan kesempatan kerja bagi rakyat

4 Critical Factors & Concerns Pasar Domestik: Pasar domestik Indonesia mencakup hampir separuh pasar ASEAN. Jika produk Indonesia kalah kompetitif dibanding produk ASEAN/asing, maka produk nasional akan tergusur di negeri sendiri oleh produk asing

5 Critical Factors & Concerns Relevansi Teknologi: Pengembangan teknologi domestik belum berorientasi pada kebutuhan dan persoalan nyata, belum sepadan dengan kapasitas absorpsi pengguna, serta sering kalah kompetitif dibandingkan teknologi asing; sehingga belum mampu berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

6 Critical Factors & Concerns Regulasi & Kebijakan: Regulasi dan kebijakan seharusnya mampu meningkatkan motivasi bagi pelaku bisnis nasional untuk berinvestasi di dalam negeri, terutama di bidang pangan dan pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya kelautan

Imagine if Rakyat Indonesia tidak lagi punya akses untuk mengelola lahan di negara sendiri Usaha pertanian dikelola oleh asing, sedangkan rakyat Indonesia hanya berpeluang untuk jadi buruh tani Semua hasil usaha pertanian ini diekspor dalam bentuk bahan mentah dan diolah di luar negeri, lalu dikirim kembali membanjiri pasar domestik Indonesia Para pengembang teknologi asyik sendiri dan tetap tidak berkontribusi signifikan terhadap persoalan bangsa Pelaku bisnis nasional tidak termotivasi berinvestasi untuk mengembangkan usaha di Indonesia Dan regulasi tidak efektif mencegah agar mimpi buruk ini terjadi

Are we doing this?

Kebijakan Pangan Ketahanan Pangan Kemandirian Pangan Kedaulatan Pangan

Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan

Kemandirian Pangan Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan

Kedaulatan Pangan Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan

MEA versus UU18/2012 Relevankah kemandirian dan kedaulatan pangan di era MEA?

Kebijakan Agroindustri Hulu: untuk meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas yang sesuai keragaman agroekosistem Indonesia, permintaan pasar domestik, dan secara inklusif banyak melibatkan petani lokal; Hilir: Berbasis pada ketersediaan bahan baku lokal/nasional dan untuk menghasilkan produk pangan yang sesuai permintaan pasar domestik

Sumberdaya Lokal SDA SDM Teknologi Domestik Akses Pembiayaan Social Capital Kearifan Lokal

Green Economy LOW CARBON RESOURCE EFFICIENT GREEN ECONOMY SOCIALLY INCLUSIVE

Orientasi Kebijakan Mengutamakan pemenuhan permintaan pasar domestik terlebih dahulu, baru ekspor Mendukung kebijakan larangan ekspor bahan baku/mentah Memaksimalkan nilai tambah setiap komoditas yang dihasilkan di dalam negeri Meningkatkan kapasitas nasional dalam penyerapan tenaga kerja Menjamin keberlanjutan produksi bahan baku dan produk olahan

http://benyaminlakitan.com