RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SISTEM PENGENDALIAN ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM ( BAGIAN II ) TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

SISTEM PENGENDALIAN ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM (BAGIAN I) TUGAS AKHIR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI PINTU AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER (BAGIAN II) TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN ALAT BANTU TUNANETRA BERJALAN DI MEDAN KONTUR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

TUGAS AKHIR PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PEMADAM API BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RANCANG BANGUN VENDING MACHINE BERBASIS MIKROKONTROLER (BAGIAN II) TUGAS AKHIR HALAMAN JU

RANCANG BANGUN OTOMATISASI SISTEM PENENTUAN KUALITAS IKAN BERDASARKAN BERAT TERUKUR (BAGIAN II) TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

kan Sensor ATMega16 Oleh : JOPLAS SIREGAR RISWAN SIDIK JURUSAN

Anemometer Sebagai Peringatan Dini Angin Puting Beliung Dengan Tampilan LCD Berbasis ATmega8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

PULSE OXIMETER PORTABLE DENGAN ATMEGA 16

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RANCANG BANGUN CRANE PEMINDAH DAN PEMILAH BARANG OTOMATIS BERBASIS PLC (BAGIAN I) TUGAS AKHIR

Oleh: NIM NIM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB I PENDAHULUAN. Angin merupakan salah satu potensi sumber daya alam. Sumber daya ini

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ALAT PENGINGAT DAN PEMBATAS KECEPATAN PADA KEDARAAN BERMOTOR

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

TUGAS AKHIR ALAT PENGUKUR TINGGI BADAN PORTABLE BERBASIS ARDUINO. Disusun Oleh : : SOUMAN SANI :

SISTEM KONTROL RUANG OTOMATIS SEBAGAI PENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun PLC ( Programmable Logic Control ) Dengan Mempergunakan Mikrokontroler ATmega8

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

LAPORAN TUGAS AKHIR. Alat Pendeteksi Polusi Udara Dari Gas Karbonmonoksida (CO) pada Ruangan Berbasis Mikrokontroler AT89S51

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPUR CAT TEMBOK OTOMATIS BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC) (BAGIAN I) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PROPELLER CLOCK DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penyaring air yang mampu menyaring air dan memisahkan kotoran penyebab

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

Transkripsi:

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN GADANG WICAKSONO 081102020 PROGRAM STUDI D-III OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI DEPARTEMEN TEKNIK FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PEDOMAN PENGGUNAAN PROYEK AKHIR Proyek Akhir ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan seijin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen Proyek Akhir ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT atas segala berkah dan rahmat serta karunia- Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan PROYEK AKHIR yang berjudul Rancang Bangun Alat Pengukur Arah dan Kecepatan Angin. Penulisan proyek akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ucapan terima kasih yang pertama saya ucapkan kepada ibu dan ayah yang selalu memberikan semua dukungan. Serta doa-doa yang selalu terpanjatkan sehingga selesailah penulisan laporan Tugas Akhir. 2. Mbak Ratri tercinta, yang selalu tak henti-henti memberi dukungan dan pertanyaan kapan wisudanya?. 3. Bapak Winarno selaku Kepala Prodi D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI dan Penguji Tugas Akhir ini. 4. Bapak Deny Arifianto selaku konsultan serta yang selalu membantu dan memberikan ilmunya kepada penulis. Terima kasih untuk semua ilmunya. Semoga Allah yang membalas kebaikan bapak. 5. Rekan-rekan seperjuangan OSI 2K11, terima kasih untuk kegilaan 3 tahun ini, terima kasih untuk semua pengalaman perkuliahan yang tak terlupakan. 6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu, kami ucapkan terimakasih banyak. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan proyek akhir ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA diharapkan demi kesempurnaan penulisan ini. Namun penulis berharap proyek akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Surabaya, 16 April 2016 Penulis

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Gadang Wicaksono, 2011. Rancang Bangun Alat Pengkur Arah Dan Kecepatan Angin. Proyek akhir ini dibawah bimbingan Franky Chandra S,T. M,T, dan konsultan Deny Arifianto S.Si. Program Studi D3 Otomasi Sistem Instrmentasi Departemen Teknik Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. ABSTRAK Angin dalam kehidupan sehari-hari dapat bermanfaat dan juga dapat merugikan. Angin yang tenang sesuai dengan ambang batas aman dapat bermanfaat, sebaliknya angin yang terlalu cepat dapat merugikan manusia. Batas ambang angin yang aman adalah dibawah 17 m/s. Kecepatan angin ini dapat di ukur dengan menggunakan anemometer. Anemometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur nilai kecepatan angin. Anemometer jenis cup adalah yang paling banyak digunakan, selain karena teknik pembuatan yang mudah, anemometer jenis cup juga mudah untuk digunakan. Sedangkan untuk mengetahui arah angin yang melaju, dapat digunakan alat ukur yang bernama Windvane. Alat pengukur arah dan kecepatan angin yang telah penulis rancang dan buat dicetak dengan menggunakan 3D printer. Penggunaan 3D printer bertujuan untuk mendapatkan hasil dimensi alat yang akurat, karena alat yang dirancang membutuhkan akurasi yang detail. Hasil pengukuran alat ditampilkan pada LCD 2x16 berupa nilai kecepatan angin dan arah angin melaju. Nilai kecepatan angin ditampilkan dalam satuan m/s, sedangkan untuk arah angin ditampilkan berupa 8 arah mata angin. Pembuatan alat pengukur kecepatan dan arah angin diharapkan dapat membuat alat pengukur kecepatan dan arah angin dengan biaya yang lebih efisien dan dapat digunakan pada kehidupan sehari-hari. Pengambilan data dari alat ini masih berupa skala lab dengan sumber angin berupa kipas angin. Pada kecepatan rendah hasil yang tampil sebesar 7,48 m/s, pada kecepatan sedang hasil yang ditampilkan sebesar 9,36 m/s, sedangkan pada kecepatan tinggi didapatkan hasil pengukuran sebesar 10,24 m/s. Kata kunci : Angin, Anemometer, Windvane, Arduino, Sensor Enkoder.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN PROYEK AKHIR... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 2 1.5 Manfaat... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angin... 3

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.2 Anemometer... 3 2.2.1 Cup anemometer... 4 2.2.2 Windmill anemometer... 5 2.2.3 Hot wire anemometer... 5 2.2.4 Laser doppler anemometer... 6 2.2.5 Sonic anemometer... 7 2.2.6 Acoustic resonance anemometers... 7 2.2.7 Ping pong ball anemometer... 8 2.3 Windvane... 9 2.4 Sensor Photodioda... 9 2.5 Arduino Nano... 10 2.6 Rotary Enkoder dan Sensor Phototransistor... 12 2.7 LCD (Liquid Crystal Display)... 13 2.8 Arduino Software (IDE)... 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan... 16 3.2 Alat Dan Bahan... 16 3.2.1 Alat... 16 3.2.2 Bahan... 16 3.3 Prosedur Penelitian... 17 3.4 Tahap Persiapan... 18 3.5 Tahap Pembuatan Alat... 18

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3.5.1 Tahap Perancangan Alat... 19 3.5.2 Tahap Perwujudan Alat... 22 3.5.3 Tahap Pembuatan Software... 23 3.6 Tahap Pengujian Alat... 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Rancang Bangun Alat... 25 4.2 Pembuatan Mekanik... 26 4.3 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)... 27 4.4 Pembuatan Perangkat Lunak (Software)... 28 4.5 Pengujian Sistem... 28 4.5.1 Pengujian Hardware... 28 4.5.2 Pengujian Software... 31 4.6 Hasil Dan Pengamatan... 31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 33 5.2 Saran... 33 DAFTAR PUSTAKA... 34 LAMPIRAN... 35

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Cup Anemometer... 5 Gambar 2.2 Windmill Anemometer... 5 Gambar 2.3 Hot wire Anemometer... 6 Gambar 2.4 Laser Doppler Anemometer... 6 Gambar 2.5 Sonic Anemometer... 7 Gambar 2.6 Acoustic Resonance Anemometer... 8 Gambar 2.7 Ping pong ball anemometer... 8 Gambar 2.8 Windvane... 9 Gambar 2.9 Sensor photodioda... 10 Gambar 2.10 Rangkaian sensor photodioda sederhana... 10 Gambar 2.11 Penampang dimensi dan port arduino nano... 11 Gambar 2.12 Bagian dari rotari enkoder... 13 Gambar 2.13 Rangkaian rotari enkoder dan sensor phototransistor... 13 Gambar 2.14 LCD 16x2... 14 Gambar 2.15 Skema rangkaian I2C LCD ke arduino... 14

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Gambar 2.16 Tampilan utama arduino ide... 15 Gambar 3.1 Diagram Proses Penelitian... 17 Gambar 3.2 Diagram blok sistem... 19 Gambar 3.3 Posisi pemasangan sensor photodioda... 20 Gambar 3.4 Rancangan mekanik pengukur arah angin... 17 Gambar 3.5 Rancangan mekanik pengukur kecepatan angin... 17 Gambar 3.6 Flowchart program... 18 Gambar 4.1 Mekanik anemometer... 20 Gambar 4.2 Mekanik windvane... 21 Gambar 4.3 Mekanik sistem... 21 Gambar 4.4 Hardware sistem... 22

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Nano... 11 Tabel 3.1 Hasil konversi manual nilai perubahan sudut ke nilai biner... 20 Tabel 4.1 Pengambilan Data Nilai RPM... 23 Tabel 4.2 Pengambilan Nilai Frekuensi... 24 Tabel 4.3 Nilai rata-rata rpm kecepatan kipas angin... 24 Tabel 4.4 Tabel Pergerakan Bit Sensor Photodioda... 25 Tabel 4.5 Data kecepatan angin... 26

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Secara umum, pengertian angin adalah udara yang bergerak. Angin sangat penting perannya dalam kehidupan manusia sehari hari, akan tetapi angin juga dapat bersfiat destructive apabila kecepatannya telah melampui batas ambang yang di tentukan. Kerusakan yang diakibatkan oleh kecepatan angin yang melampui batas sangatlah merugikan. Misalkan saja, dapat merobohkan pohon serta tiang listrik di jalan yang dapat merugikan. Untuk mengetahui tingkat kecepatan angin, diperlukan sebuah perangkat bernama anemometer. Anemometer adalah sebuah alat ukur kecepatan aliran angin pada suatu wilayah. Umumnya anemometer bersifat portable dan kecil, sehingga memudahkan manusia untuk melakukan pengukuran pada sebuah wilayah pada saat itu. Untuk dapat mengetahui kondisi dan profil kecepatan angin pada sebuah wilayah di waktu tertentu dibutuhkan sebuah perangkat ukut angin yang dapat melakukan pencatatan nilai kecepatan angin secara berkala dari waktu ke waktu, sehingga bencana yang diakibatkan oleh angin dapat dideteksi dan diprediksi sejak dini.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Pada masa sekarang, anemometer sudah tersedia dalam mode analog dan digital. Anemometer digital hanya dapat melakukan pengukuran kecepatan angin. Untuk arah anginnya, anemometer digital tidak dapat melakukan pengukuran arah angin, dikarenakan bentuknya yang portable anemometer digital tidak memiliki wind vane, yaitu alat untuk mengukur arah angin. Harga anemometer digital tidaklah murah, untuk itu penulis membuat alat pengukur kecepatan serta arah angin dengan biaya yang relative lebih murah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang alat pengukur kecepatan dan arah angin? 2. Bagaimana kestabilan alat dalam melakukan pengukuaran? 1.3 Batasan Masalah Agar masalah tidak menyimpang dari tujuan maka perlu dilakukan pendekatan pendekatan sebagai berikut : 1. Pengukuran kecepatan angin dilakukan dengan menggunakan skala lab. 2. Alat yang dibuat berupa prototipe. 1.4 Tujuan 1. Merancang alat pengukur kecepatan dan arah angin. 2. Mengetahui kestabilan alat dalam melakukan pengkuran.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1.5 Manfaat Manfaat dari dibuatnya alat ini adalah dapat membuat anemometer sederhana dengan biaya yang lebih murah.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angin Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin yaitu : kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin. Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau pergerakan udara per satuan waktu dan dinyatakan dalam satuan meter meter per detik (m/s), kilometer per jam (km/h), dan mil per jam (mi/h). kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya profile angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat. 2.2 Anemometer Anemometer adalah akat ukur yang digunakan untuk mengukur atau menentukan kecepatan angin. Jenis anemometer yang biasa digunakan adalah anemometer mangkok dan baling-baling. Anemometer sendiri terdiri dari banyak jenis, diantaranya adalah : 2.2.1 Cup anemometer Anemometer ini paling umum dan sering digunakan dikarenakan cara pembuatan yang mudah dan sederhana.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Gambar 2.1 Cup anemometer. 2.2.2 Windmill anemometer. Anemometer ini berbentuk kincir angin atau baling-baling berbentuk panjang vertikal. Dalam kasus di mana arah pergerakkan angin selalu sama, seperti dalam poros ventilasi tambang dan bangunan misalnya, baling-baling angin, yang dikenal sebagai meter air dapat memberikan hasil yang paling memuaskan. Gambar 2.2 Windmill anemometer. 2.2.3 Hot wire anemometer. Anemometers ini memakai kawat halus yang dipanaskan. Udara akan mengalir melewati kawat yang mempunyai efek pendinginan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA terhadap kawat. Hot-wire Anemometer mempunyai frekuensi respon yang amat tinggi serta resolusi spasial yang baik jika dibandingkan metode pengukuran lainnya. Gambar 2.3 Hot wire anemometer. 2.2.4 Laser doppler anemometer. Anemometer jenis ini memakai sinar cahaya berasal dari laser yang terbagi menjadi dua balok. Anemometer jenis ini dipakai untuk menghitung kecepatan partikel udara yang berada di sekitar anemometer. Gambar 2.4 Laser doppler anemometer.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.2.5 Sonic anemometer. Sonic Anemometer dikembangkan pertama kali tahun 1950. Anemometer jenis ini memakai gelombang suara ultrasonik punuk mengukur kecepatan angin. Gambar 2.5 Sonic anemometer. 2.2.6 Acoustic resonance anemometers. Anemometer jenis ini diciptakan oleh Dr Savvas Kapartis serta dipatenkan oleh FT Teknologi tahun 2000. Anemometers sonic konvensional bergantung kepada waktu pengukuran penerbangan.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Gambar 2.6 Acoustic Resonance Anemometer. 2.2.7 Ping pong ball anemometer. Alat ini dirancang berdasarkan bola ping pong yang menempel pada string. sewaktu angin bertiup, ia menekan serta menggerakkan bola, karena bola ping-pong sangat ringan, maka bola ping-pong bisa bergerak dengan mudah walaupun angin yang bertiup sangat kecil. Gambar 2.7 Ping pong ball anemometer.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.3 Windvane Windvane adalah alat untuk mengkur arah angin. Alat ini banyak digunakan karena cara membuat yang sederhana. Biasanya windvane yang banyak terdapat pada rumah berupa plat seng yang berbentuk + (tele). Gambar 2.8 Windvane. 2.4 Sensor Photodioda Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah kalau cahaya yang jatuh pada dioda berubah-ubah intensitas nya. Dalam gelap nilai tahanannya sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar. Jika photodioda persambungan p-n bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang dikenakan pada persambungan tersebut. Prinsip kerja photodioda : Cahaya yang diserap oleh photodioda. Terjadinya pergeseran foton.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi. Elektron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber. Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian. Gambar 2.9 Sensor photodioda. Gambar 2.10 Rangkaian sensor photodioda sederhana. 2.5 Arduino Nano Prototype alat ini menggunakan arduino nano sebagai prosesor atau tempat olah data. Pemilihan arduino nano sendiri karena dimensi dari

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA arduino nano kecil, sehingga dimensi dari alat yang digunakan tidaklah teralu besar, selain itu harga dari arduino nano ini tidak terlalu mahal. Berikut tabel spesifikasi arduino nano : Tabel 2.1 spesifikasi arduino nano. Mikrokontroler Atmel Atmega168 atau Atmega 328 Tegangan operasi 5V Input Voltage (disarankan) 7-12V Input Voltage (limit) 6-20V Pin Digital I/O 14 (6 pin digunakan sebagai output PWM) Oin Output Analog 8 Arus DC per pin I/O 40 ma 16KB (ATmega168) atau 32KB (ATmega328)2KB digunakan Flash memory oleh bootloader Sram 1KB (ATmega168) atau 2KB (Atmega328) EEPROM 512byte (ATmega168) atau 1KB (Atmega328) Clock speed 16MHz ukuran (dimensi) 1.85cm x 4.3cm Gambar 2.11 Penampang dimensi dan port arduino nano.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.6 Rotari Enkoder dan Sensor Phototransistor Rotari enkoder adalah device elektromekanik yang dapat memonitor gerakan dan posisi. Rotari enkoder umumnya menggunakan sensor optik untuk menghasilkan serial pulsa yang dapat diartikan menjadi gerakan, posisi, dan arah. Sehingga posisi sudut suatu poros benda berputar dapat diolah menjadi informasi berupa kode digital oleh rotari enkoder untuk diteruskan oleh rangkaian kendali. Rotari enkoder umumnya digunakan pada pengendalian robot, motor drive, dan alat lainnya. Rotari enkoder tersusun dari suatu piringan tipis yang memiliki lubanglubang pada bagian lingkaran piringan. LED ditempatkan pada salah satu sisi piringan sehingga cahaya akan menuju ke piringan. Di sisi yang lain suatu photo-transistor diletakkan sehingga photo-transistor ini dapat mendeteksi cahaya dari LED yang berseberangan. Piringan tipis tadi dikopel dengan poros motor, atau device berputar lainnya yang ingin kita ketahui posisinya, sehingga ketika motor berputar piringan juga akan ikut berputar. Apabila posisi piringan mengakibatkan cahaya dari LED dapat mencapai photo-transistor melalui lubang-lubang yang ada, maka phototransistor akan mengalami saturasi dan akan menghasilkan suatu pulsa gelombang persegi. Gambar 2.3 menunjukkan bagan skematik sederhana dari rotari enkoder. Semakin banyak deretan pulsa yang dihasilkan pada satu putaran menentukan akurasi rotari enkoder tersebut, akibatnya semakin banyak jumlah lubang yang dapat dibuat pada piringan menentukan akurasi rotari enkoder tersebut.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Gambar 2.12 Bagian dari rotari enkoder. Gambar 2.13 Rangkaian rotari enkoder dan sensor phototransistor. 2.7 LCD LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul display atau penampil yang paling banyak digunakan. Pada sistem ini digunakan LCD 16x2 tipe M1632. LCD ini banyak digunakan karena memiliki beberapa fitur, diantaranya adalah sebagai berikut :

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris. Mempunyai 192 karakter tersimpan. Terdapat karakter generator terprogram. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit. Dilengkapi dengan back light. Pada sistem ini menggunakan rangkaian LCD i2c, karena dapat menghemat port pada arduino. Gambar 2.14 LCD 16x2. Gambar 2.15 Skema rangkaian I2C LCD ke arduino.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2.8 Arduino Software (IDE) Arduino software integrated development environment adalah sebuah software yang digunakan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner, dan menguplod ke dalam mikrokontroler. Aplikasi ini menggunakan bahasa c yang sudah di enchan. Aplikasi ini relatif lebih mudah digunakan daripada aplikasi compile lainnya karena didalam arduino software ide sudah terdapat banyak library yang siap digunakan. Gambar 2.16 Tampilan utama arduino ide.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Adapun waktu dan tempat pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai sebagai berikut: Waktu : April 2016 - Juni 2016 Tempat : Laboratorium Robotika Medis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya 3.2 Alat Dan Bahan 3.2.1 Alat 1. Multimeter 2. Solder 3. Catu Daya 3.2.2 Bahan 1. PCB 2. Timah 3. Kabel 4. Arduino 5. Downloader arduino 6. Konektor 7. LCD

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8. Rangkaian power supply 9. Rangkaian sensor photodioda 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan pada penulisan ini terdiri dari beberapa tahap, tahapan tersebut adalah: 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pembuatan Alat 3. Tahap Pengujian Sistem 4. Analisis Data Untuk lebih jelasnya, berikut grafik tahapan prosedur penelitian : Tahap Persiapan Tahap Pembuatan Alat Tahap Pengujian Sistem Perbaikan Sistem Analisis Data Sesuai * Alat Siap Pakai Tidak Sesuai ** Gambar 3.1 Diagram Proses Penelitian.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Keterangan: * Sesuai artinya telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. ** Tidak sesuai artinya tidak memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. 3.4 Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan awal dalam melakukan penelitian, pada tahap ini penulis melakukan studi literatur dengan mencari berbagai acuan baik melalui buku, jurnal, tugas akhir maupun artikel dengan narasumber yang jelas dan terpercaya dengan tujuan untuk melengkapi literatur mengenai penelitian ini. Dan juga penulis menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini untuk mempersiapkan menuju ke tahap selanjutnya. 3.5 Tahap Pembuatan Alat Tahap pembuatan alat dibagi menjadi tiga tahap, yakni tahap perancangan alat, tahap perwujudan alat, dan tahap pembuatan software. Tahap perancangan alat terdiri dari perancangan mekanik dan perancangan hardware. Tahap perwujudan alat yakni tahap perwujudan dari perancangan yang telah dibuat, sedangkan tahap pembuatan software meliputi tahap pembuatan program untuk menjalankan sistem dari alat yang dibuat. Berikut penjabaran dari masing-masing tahapan :

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3.5.1 Tahap Perancangan Alat Tahap perancangan alat terdiri dari perancangan hardware dan perancangan mekanik sistem alat. Sistem alat yang akan dibuat meliputi : a. Rangkaian arduino b. Rangkaian LCD c. Rangkaian rotary enkoder d. Rangkaian sensor photodioda Tahap perancangan alat terdiri dari perancangan hardware dan perancangan mekanik sistem alat. Sistem alat yang akan dibuat meliputi sensor photodioda sebagai penunjuk arah angin, sensor rotary enkoder sebagai pengukur kecepatan angin. Sistem bekerja sesuai dengan diagram blok pada gambar 3.2. input yang digunakan adalah sensor photodioda sebagai penunjuk arah angin dan sensor rotary enkoder sebagai pengukur kecepatan angin. Gambar 3.2 Diagram blok sistem. Dalam sistem ini digunakan 5 sensor photodioda sebagai penunjuk arah angin, pemasangan serta posisi photodioda dapat dilihat pada gambar 3.3.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Gambar 3.3 Posisi pemasangan sensor photodiode. Jarak antar sensor photodioda adalah 72 o. jarak ini di dapatkan dari perhitungan besar sudut lingkaran dibagi dengan jumlah sensor photodioda yang digunakan. Karena sistem yang ini menggunakan 5 sensor photodioda, maka data masuk pada arduino adalah sebesar 5 bit. Sehingga akan di dapatkan data bit sebanyak 30 data pengukuran. Tingkat ketelitian yang di dapatkan dengan menggunakan 5 sensor photodioda adalah 360 o dibagi dengan 30 data pengukuran sebesar 12 o. Tabel 3.1 menjelaskan data hasil pengukuran ke-5 sensor photodioda. Tabel 3.1 Hasil konversi manual nilai perubahan sudut ke nilai biner. Besar sudut ( o ) Konversi ke biner 0 00001 12 00101

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Tabel lanjutan 3.1 24 00111 36 01111 48 01011 324 10011 336 10111 348 10101 60 00011 72 00010 84 01010 96 01110 108 11110 120 10110 132 00110 144 00100 156 01000 168 10100 180 11100 192 11101 204 01101 216 01100 228 01000 240 01001 252 11001 264 11011 276 11010 288 11000 300 10000 312 10010

25 Apabila titik 0 o di posisikan sebagai arah utara, maka setiap pergeseran CW adalah sebesar 12 o. Berikutnya adalah perancangan sensor rotary enkoder sebagai pengukur kecepatan angin. Sensor rotari enkoder akan berputar menurut kecepatan putaran cup mekanik yang bergantung pada kecepatan angin. Dari jumlah cacahan yang terjadi dapat ditentukan besarnya kecepatan angin. 3.5.2 Tahap Perwujudan Alat Tahap perwujudan alat meliputi perealisasian dari perancangan alat. Cara perealisasian tersebut yakni merancang mekanik alat dan juga merancang dan merakit komponen-komponen yang akan membentuk satu kesatuan sistem alat, meliputi perancangan arduino, pembuatan sensor enkoder, pembuatan sensor photodioda,dan perancangan rangkaian LCD. Rancangan mekanik untuk sistem pengukur arah angin dan kecepatan angin dapat dilihat pada gambat 3.4 dan 3.5. Gambar 3.4 Rancangan mekanik pengukur arah angin.

26 Gambar 3.5 Rancangan mekanik pengukur kecepatan angin. 3.5.3 Tahap Pembuatan Software Tahap pembutan software meliputi pembutan program untuk mengeksekusi rancangan hardware yang telah dibuat. Software yang digunakan yakni arduino. Flowchart program dari sistem dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Flowchart program.

27 Program awal adalah meginisialisasi sensor photodioda dan sensor rotary enkoder sebagai input sistem. Kemudian adalah membaca data masuk dari sensor photodioda berupa 5 bit data biner. Dari data ini kita dapat menentukan arah angin. Sebagai awal adalah kita menentukan titik 0 o sebagai patokan arah awal, di misalkan adalah 0 o berada pada arah utara, maka setiap pergeseran bit yang terjadi adalah sebesar 12 o. Dari sini kita dapat menentukan arahnya angin dengan menentukan hasil masukan dari sensor photodida. Selanjutnya adalah mengkonversi hasil cacahan dari sensor rotary enkoder menjadi kecepatan angin. Konversi cacahan rotary enkoder menjadi kecepatan angin adalah dengan menggunakan perhitungan jumlah pencacah setiap putaran nya. Hasil kecepatan Rpm ini nantinya di konversi menjadi satuan kecepatan menurut sistem SI, yakni Km/s. Hasil konversi kecepatan senter arah angin akan di tampilkan pada LCD 16x2. 3.6 Tahap Pengujian Alat Tahap pengujian alat terdiri dari pengujian seluruh sistem alat yang sudah dibuat yakni meliputi sensor photodioda, sensor rotary enkoder, dan uji rangkaian LCD..

28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelasakan secara keseluruhan hasil pengujian dan analisa dari perancangan alat yang telah dibuat, dengan demikian akan diketahui ketelitian dan kesalahan alat apakah sesuai dengan yang diharapkan. 4.1 Hasil Rancang Bangun Alat Setelah semua desain rancangan dan komponen penyusunnya telah selesai dibuat maka langkah selanjunya adalah tahap perwujudan alat yaitu dengan merakit atau membangun rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Gambar 4.1 Mekanik anemometer.

29. Gambar 4.2 Mekanik windvane. Gambar 4.3 Mekanik sistem. 4.2 Pembuatan Mekanik Pembuatan mekanik meliputi pembuatan anemometer yang berfungsi sebagai pengukur kecepatan angin, windvane yang berfungsi sebagai pengukur arah angin, kotak yang berisi arduino sebagai sistem kontrol dari sistem, dan tiang sebagai tempat berdirinya anemometer dan windvane. Mekanisme pemutar pada anemometer dan windvane menggunakan bearing yang berporos pada as. Bearing yang digunakan berdimensi lingkar dalam 6mm. Perputaran bearing harus halus dan tetap bergerak pada porosnya untuk

30 mendapatkan perhitungan yang akurat. Pengukura kecepatan dan arah angin ini dilakukan 2 meter diatas tanah. 4.3 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware) Pembuatan minimum sistem meliputi rangkaian arduino nano, rangkaian i2c lcd, rangkaian rotari enkoder, rangkaian photodioda dan phototransistor, serta rangkaian power supply untuk sistem. Rangkaian arduino nano sebagai pusat kontrol pada sistem yang meliputi masukan dari sensor enkoder, sensor phototransistor, serta keluaran berupa display pada lcd. Sensor enkoder digunakan sebagai pengukur kecepatan angin, sedangkan sensor photodioda digunakan sebagai pengukur arah mata angin. Karena kedua sensor ini hanya menggunakan sistem high low maka arduino tidak menggunakan sistem ADC. Gambar 4.4 Hardware sistem.

31 4.4 Pembuatan Perangkat Lunak (Software) Pembuatan perangkat lunak pada sistem ini menggunakan pemrograman arduino. Bahasa program yang digunakan pada arduino hampir sama pada bahasa program yang digunakan pada AVR, hanya saja pada bahasa arduiono untuk librari sudah lengkap. Pemrograman pada sistem meliputi program masukan sensor enkoder, sensor photodioda dan keluaran pada lcd. 4.5 Pengujian Sistem Pengujian yang dilakukan pada sistem ini meliputi pengujian hardware, dan pengujian sistem. Pengujian hardware meliputi pengujian rangkaian sensor dan rangkaian lcd. Sedangkan pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui sistem dapat berjalan sesuai dengan listing program yang telah di masukkan. 4.5.1 Pengujian Hardware Pengujian hardware meliputi uji sensor enkoder, sensor photo dioda dan rangkaian lcd. Pengujian rangkaian engkoder dilakukan dengan mengambil data menggunakan kipas angin. Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 kali untuk mencari nilai rata-rata kecepatan angin. Data yang diambil berupa nilai RPM engkoder dan frekuensi nya. Berikut tabel uji coba sensor enkoder:

32 Tabel 4.1 Pengambilan data nilai rpm. Percobaan ke-n RPM Speed 1 RPM Speed 2 RPM Speed 3 1 8820 10500 11580 2 8160 9480 11400 3 8280 9360 11400 4 8580 11040 11400 5 8820 10260 11100 6 8460 10140 11040 7 8280 10560 12300 8 9540 10440 11340 9 8880 10200 11200 10 8220 9540 11100 Tabel 4.2 Pengambilan nilai frekuensi. Percobaan ke-n Frekuensi Speed 1 Frekuensi Speed 2 Frekuensi Speed 3 1 147 175 190 2 136 158 190 3 138 156 184 4 143 184 192 5 147 171 192 6 141 169 184 7 138 176 204 8 159 174 189 9 148 170 188 10 137 159 185 Dari sepuluh data tersebut dapat ditarik rata-rata untuk setiap rpm kecepatan kipas angin nya menggunakan perhitungan sebagai berikut :

33 Dengan n adalah jumlah data yang di cari rata-ratanya, pada sistem ini karena diuji 10 kali, maka jumlah n adalah 10. Sehingga dapat dicari untuk masing-masing nilai rpm untuk kecepatan angin sebagai berikut. Tabel 4.3 Nilai rata-rata rpm kecepatan kipas angin. Speed Kipas Angin ke- Nilai RPM Nilai Frekuensi 1 8604 143,4 2 10152 169,2 3 11386 189,8 Dari nilai rata-rata rpm kecepatan kipas angin tersebut dapat dicari nilai kecepatan liner kipas angin. Untuk mencari nilai kecepatan linier tersebut digunakan rumus perhitungan sebagai berikut. Dengan adalah Berikutnya adalah uji coba sensor photodioda. Pengujian sensor photodioda dilakukan dengan memberikan masukan sesuai data pada kalibrasi awal. Untuk uji coba pada sensor photodioda data biner 00000 digunakan sebagai set poin awal arah utara. Sehingga setiap pergerakan 12 o CW pada windvane dapat diketahui arahnya. Berikut adalah tabel pergerakan tiap bit pada sensor photodioda.

34 Tabel 4.4 Tabel pergerakan bit sensor photodioda. Sudut Nilai Biner 0 11011 12 11001 24 01010 36 01110 48 01110 60 01100 72 01100 84 00100 96 00110 108 10111 120 10111 132 10111 144 00110 156 00010 168 10011 180 11011 192 01010 204 00010 216 00010 228 01000 240 11001 252 11001 264 10101 276 10001 288 10001 300 10101 312 11101 324 11101 336 11111 348 11011 360 11011

4.5.2 Pengujian Software Pengujian software meliputi uji coba listing program arduino pada sensor enkoder, sensor photodioda dan lcd. Pengujian dilakukan dengan software arduino ide. Program yang telah dibuat di downloa kan menggunakan kabel serial usb. Meliputi program sensor enkoder, sensor photodioda, serta keluaran berupa tampilan pada lcd. 4.6 Hasil Pengamatan dan Data Setelah dilakukan uji coba hardware maupun software, sistem di uji dengan mengambil data kecepatan dan arah angin dengan menggunakan kipas angin sebagai sember kecepatan anginnya. Dari hasil pengujian sistem ini di dapatkan data sebagai berikut. Tabel 4.5 Data kecepatan angin. Kecepatan Kipas Angin ke- Kecepatan (m/s) 1 7,48 2 9,36 3 10,24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Alat pengukur kecepatan dan arah angin dapat mengukur nilai kecepatan serta arah angin. 2. Rancang bangun alat pengukur kecepatan dan arah angin dapat bekerja dengan stabil. 5.2 Saran Dari sistem yang rancang dan dibuat masih ada beberapa kekurangan, untuk itu penulis ingin memberikan saran sebagai berikut. 1. Pembacaan arah angin menggunakan photodioda masih kurang akurat, sehingga dapat diganti menggunakan sensor kompas ataupun sensor direction lainnya. Hal ini agar sistem dapat bekerja dengan lebih akurat. 2. Sistem dapat ditambahkan agar dapat bekerja secara real time dan dapat menyimpan data yang terbaca pada sebuah memori atau komputer. 3. Sistem dapat ditambahkan pengukur kelembapan udara, sehingga dapat juga digunakan sebagai alat yang dapat memprediksi cuaca.

DAFTAR PUSTAKA Astuti, Tri. 2015. Buku Pedoman Umum Pelajar GEOGRAFI Rangkuman Inti Sari Geografi Lengkap SMA Kelas 1, 2, 3. Vicosta Publishing. Jakarta. Santoso, Hari. 2015. Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula. http://www. Elangsakti.com. (Diakses tanggal 14 April 2016). Jati, Bambang Murdaka Eka. 2014. Pengantar Fisika I. UGM Press. Jogjakarta. Astuti, Budi. 2013. Pengatar Teknik Elektro. Graha ilmu. Surabaya.