PARAMETER GENETIK BOBOT BADAN DAN LINGKAR DADA PADA SAPI PERAH

dokumen-dokumen yang mirip
SELEKSI PEJANTAN BERDASARKAN NILAI PEMULIAAN PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DI LOKA PENELITIAN SAPI POTONG GRATI PASURUAN

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

ESTIMASI POTENSI GENETIK SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DI TAURUS DAIRY FARM, CICURUG, SUKABUMI

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

KOMPARASI ESTIMASI PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI BALI BERDASARKAN SELEKSI DIMENSI TUBUHNYA WARMADEWI, D.A DAN IGN BIDURA

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

EFISIENSI SELEKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND BERDASARKAN LINGKAR DADA, BOBOT BADAN DAN UMUR. Dwi Wahyu Setyaningsih

ESTIMATION OF GENETIC PARAMETERS, GENETIC AND PHENOTYPIC CORRELATION ON MADURA CATTLE. Karnaen Faculty of Animal Husbandry University of Padjadjaran

ESTIMASI NILAI HERITABILITAS BERAT LAHIR, SAPIH, DAN UMUR SATU TAHUN PADA SAPI BALI DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI BALI

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. Hasil estimasi heritabilitas calving interval dengan menggunakan korelasi

KETERANDALAN PITA DALTON UNTUK MENDUGA BOBOT HIDUP KERBAU LUMPUR, SAPI BALI DAN BABI PERSILANGAN LANDRACE

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Lokasi BBPTU-SP Baturraden, Purwokerto

NILAI PEMULIAAN. Bapak. Induk. Anak

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

E. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),SUHU RECTAL DAN KETEBALAN VULVA TERHADAP NON RETURN RATE (NR) DAN CONCEPTION RATE (CR) PADA SAPI POTONG

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

BIRTH WEIGHT AND MORPHOMETRIC OF 3 5 DAYS AGES OF THE SIMMENTAL SIMPO AND LIMOUSINE SIMPO CROSSBREED PRODUCED BY ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) ABSTRACT

EFEKTIVITAS SELEKSI DIMENSI TUBUH SAPI BALI INDUK WARMADEWI, D.A, IGL OKA DAN I N. ARDIKA

Simulasi Uji Zuriat pada Sifat Pertumbuhan Sapi Aceh (Progeny Test Simulation for Growth Traits in Aceh Cattle)

EVALUASI GENETIK PRODUKSI SUSU SAPI FRIES HOLLAND DI PT CIJANGGEL-LEMBANG

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

PERFORMANS SAPI BALI INDUK SEBAGAI PENYEDIA BIBIT/BAKALAN DI WILAYAH BREEDING STOCK BPTU SAPI BALI

BAB 3 Analisis Ketepatan Prediksi Bobot Hidup Induk Sapi PO Dari Ukuran Lingkar Dada dan Panjang Badan

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN SISTEM PEMELIHARAAN TERHADAP KORELASI GENETIK BOBOT LAHIR DENGAN BOBOT DEWASA SAPI BALI

PENGEMBANGAN MODEL PITA UKUR DAN RUMUS PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA PADA TERNAK SAPI

PENGARUH STRATIFIKASI FENOTIPE TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN SAPI POTONG PADA KONDISI FOUNDATION STOCK

TEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI BIBIT SAPI BALI DI SUBAK KACANG DAWA, DESA KAMASAN, KLUNGKUNG ABSTRAK

PENDUGAAN HERITABILITAS, KORELASI GENETIK DAN KORELASI FENOTIPIK SIFAT BOBOT BADAN PADA SAPI MADURA

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DANKOMPONEN RAGAM SIFAT PERTUMBUHAN PADA BANGSA BABI YORKSHIRE

EVALUASI EFISIENSI REPRODUKSI SAPI PERAH PERANAKAN FRIES HOLLAND (PFH) PADA BERBAGAI PARITAS DI KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

BAB V INDUKSI KELAHIRAN

POLA DAN PENDUGAAN SIFAT PERTUMBUHAN SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA BERDASARKAN UKURAN TUBUH DI KPSBU LEMBANG SKRIPSI RIVA TAZKIA

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

EVALUASI PEJANTAN FRIES HOLLAND DENGAN METODE CONTEMPORARY COMPARISON DAN BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

PEMULIABIAKAN PADA SAPI PERAH

ESTIMASI HERITABILITAS SIFAT PERTUMBUHAN DOMBA EKOR GEMUK DI UNIT HERITABILITY ESTIMATION OF GROWTH TRAITS OF FAT TAILED SHEEP AT UNIT

Nena Hilmia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Seleksi Awal Calon Pejantan Sapi Aceh Berdasarkan Berat Badan

POLA ESTRUS INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE DIBANDINGKAN DENGAN SILANGAN SIMMENTAL-PERANAKAN ONGOLE. Dosen Fakultas Peternakan UGM

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Korelasi Genetik dan Fenotipik Produksi Susu Laktasi Pertama dengan Daya Produksi Susu Sapi Fries Holland

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

DAMPAK PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN (IB) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DAERAH JAWA BARAT

PERFORMA REPRODUKSI SAPI DARA FRIESIAN-HOLSTEIN PADAPETERNAKAN RAKYAT KPSBU DAN BPPT SP CIKOLE DI LEMBANG

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN BOJONEGORO. Moh. Nur Ihsan dan Sri Wahjuningsih Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

Faktor Koreksi Lama Laktasi Untuk Standarisasi Produksi Susu Sapi Perah

F.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

Gambar 1. Grafik Populasi Sapi Perah Nasional Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011)

Penyusunan Faktor Koreksi Produksi Susu Sapi Perah

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK SIFAT-SIFAT PRODUKSI TELUR ITIK ALABIO

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM KAMBING KACANG

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

PARAMETER GENETIK: Pengantar heritabilitas dan ripitabilitas

LOUNCHING PROVEN BULL SAPI PERAH INDONESIA

Gambar 1. Produksi Susu Nasional ( ) Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2011)

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. sangat besar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi susu bagi manusia, ternak. perah. (Siregar, dkk, dalam Djaja, dkk,. 2009).

D.B.A. San, I.K.G.Yase Mas dan E. T. Setiatin* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

MORFOMETRIK ANAK SAPI BALI HASIL PERKAWINAN ALAMI DAN INSEMINASI BUATAN YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF DI KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

PERFORMANS REPRODUKSI INDUK SAPI LOKAL PERANAKAN ONGOLE YANG DIKAWINKAN DENGAN TEKNIK INSEMINASI BUATAN DI KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEWARISAN SIFAT PRODUKSI SUSU PEJANTAN FH IMPOR PADA ANAK BETINANYA DI BBPTU BATURRADEN

PENDUGAAN KEMAMPUAN PRODUKSI SUSU PADA KAMBING SAANEN (KASUS DI PT TAURUS DAIRY FARM) Ine Riswanti*, Sri Bandiati Komar P.

Efisiensi reproduksi sapi perah PFH pada berbagai umur di CV. Milkindo Berka Abadi Desa Tegalsari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KOMPONEN RAGAM SIFAT PERTUMBUHAN PADA BANGSA BABI LANDRACE

KARAKTERISTIK DAN KINERJA INDUK SAPI SILANGAN LIMOUSIN-MADURA DAN MADURA DI KABUPATEN SUMENEP DAN PAMEKASAN

KEMAJUAN GENETIK SAPI LOKAL BERDASARKAN SELEKSI DAN PERKAWINAN TERPILIH

PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN, VOLUME AMBING TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERAH LAKTASI PERANAKAN ETTAWA

SERVICE PER CONCEPTION (S/C) DAN CONCEPTION RATE (CR) SAPI PERANAKAN SIMMENTAL PADA PARITAS YANG BERBEDA DI KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

Beberapa Kriteria Analisis Penduga Bobot Tetas dan Bobot Hidup Umur 12 Minggu dalam Seleksi Ayam Kampung

Pengembangan Sistem Manajemen Breeding Sapi Bali

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

RELATIONSHIP OF DAYS OPEN AND SERVICE PER CONCEPTION WITH MILK PRODUCTION AND MILK QUALITY FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBRED (PFH) COWS AT JABUNG

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

SKRIPSI OLEH : RINALDI

PERFORMANS PEDET SAPI PERAH DENGAN PERLAKUAN INDUK SAAT MASA AKHIR KEBUNTINGAN

KELEMBAGAAN SISTEM PERBIBITAN UNTUK MENGEMBANGKAN BIBIT SAPI PERAH FH NASIONAL

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah FH berasal dari Belanda bagian utara, tepatnya di Provinsi Friesland,

Transkripsi:

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 PARAMETER GENETIK BOBOT BADAN DAN LINGKAR DADA PADA SAPI PERAH (Genetic Parameter of Body Weights and Chest Girths in Dairy Cattle) SUCIK MAYLINDA 1 dan HASAN BASORI 1 Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang Balai Inseminasi Buatan Singosari ABSTRACT Genetic parameter has important role in designing selection program to improve productivity of dairy cattle. This research aimed to estimate the heritability value of body weight and chest girth of dairy cows in various ages. Research materials were body weight and chest girth records of 1, 0, 180, 6, 8 and 70 days of age, which were recorded by Progeny Testing Program of Artificial Insemination Center collaborated with JICA. A heritability value was estimated by using Interclass Correlation One Layout Model. Results of the research were: (1) heritabilities of body weight in 1, 0, 180, 6, 8 and 70 days were 0.16 ± 0.88; 0. ± 0.0;.87 ± 0.60; 0.088 ± 0.; 0.08 ± 0.1 and 0.08 ± 0. respectively; () heritabilities of chest girth in 1, 0, 180, 6, 8 and 70 days were 0.08 ± 0.08; 0.6 ± 0.079; 0.07 ± 0.188; 0.091 ± 0.6; 0.007 ± 0.1 and 0.0 ± 0.168 respectively. The results showed that only body weight and chest girth in 0 days could be used in selection to produce cows with higher body weight in years. Regression line to show the relationship between such variables were (1) Y BW70days = 79,6967 + 6,66 X BW0days () Y BW70days = -,818 +,619 X CG 0 days. It is concluded that heritability of body weight and chest girth in 0 days of age can be used as a based in years body weight selection. Key words: Heritability, body weight, and chest girth ABSTRAK Parameter genetik penting peranannya dalam penentuan program pemuliaan yang akan diambil untuk meningkatkan produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai heritabilitas produksi susu dan ukuran tubuh seperti lingkar dada dan panjang tubuh pada sapi. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam patokan seleksi pada sapi perah dalam kondisi peternakan rakyat di Indonesia. Materi penelitian berupa catatan bobot badan dan lingkar dada lahir sapi perah betina dari program Progeny Testing III yang diadakan BIB Singosari dan JICA. Metode pendugaan heritabilitas yang digunakan adalah korelasi antar kelas dengan model Klasifikasi Satu Arah. Hasil penelitian adalah: (1) heritabilitas bobot badan sapi pada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari masing-masing adalah 0,16 ± 0,88; 0, ± 0,0;,87 ± 0,60; 0,088 ± 0,; 0,08 ± 0,1 dan 0,08 ± 0,; () heritabilitas lingkar dada pada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari adalah 0,08 ± 0,08; 0,6 ± 0,079; 0,07 ± 0,188; 0,091 ± 0,6; 0,007 ± 0,1 dan 0,0 ± 0,168. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari (1 bulan) yang layak digunakan sebagai patokan seleksi. dan lingkar dada umur 0 hari mempunyai korelasi positif tinggi dengan bobot badan umur 70 hari ( tahun), dengan garis regresi masingmasing adalah (1) Y bobot70 hari = 79,6967 + 6,66 X bobot 0 hari () Y bobot 70 hari = -,818 +,619 X lingkar dada 0 hari. Disimpulkan bahwa heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari dapat digunakan dalam seleksi terhadap bobot badan umur tahun. Kata kunci: Heritabilitas, bobot badan, lingkar dada PENDAHULUAN Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pada sapi perah telah secara luas dilakukan di seluruh Indonesia, dengan tujuan utama untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah. Penerapan IB mempunyai beberapa keuntungan: (1) meningkatkan efisiensi pemakaian pejantan unggul, (), mengurangi biaya pemeliharaan pejantan, () mengurangi kemungkinan 170

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 penularan penyakit kelamin. Dengan keunggulan semacam ini, maka IB seringkali menjadi sarana yang sederhana dalam meningkatkan mutu genetik ternak. Meskipun demikian, keunggulan tersebut dapat menyebabkan beberapa kerugian apabila tidak dimonitor sebaik-baiknya. Kerugian tersebut diantaranya (1) peningkatan derajat inbreeding, hal ini disebabkan pemakaian pejantan terusmenerus, () penurunan efisiensi reproduksi sapi betina yang disebabkan oleh deteksi berahi yang kurang tepat. Usaha peternakan sapi perah rakyat ditandai dengan (1) tingkat manajemen yang tradisional, () modal kecil, () skala usaha kecil (1 ekor). Dengan segala keterbatasan tersebut, maka untuk meningkatkan produktivitas sapi perlu dicari alternatif program yang sederhana, supaya dapat diterapkan pada peternakan rakyat tersebut. Pencatatan produksi susu sejauh ini masih dipandang sebagai kegiatan yang merepotkan bagi peternak, terutama pencatatan produksi susu harian. Dengan demikian, dalam mengevaluasi sapi perah betina akan kesulitan apabila hanya ditekankan pada produksi susu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengestimasi nilai heritabilitas bobot badan dan lingkar dada pada berbagai umur pada sapi perah betina.. Mengetahui hubungan antara ukuranukuran tersebut dengan bobot badan umur 70 hari ( tahun) dalam rangka mencari alternatif untuk pelaksanaan seleksi lebih awal. MATERI DAN METODE Materi penelitian adalah catatan bobot badan dan lingkar dada sapi perah umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari dari Program Progeny Testing III yang diadakan oleh BIB Singosari bekerja sama dengan JICA, yang merupakan anak dari induk-induk yang sedang dalam periode laktasi pertama. Untuk menghitung nilai heritabilitas masing-masing variabel digunakan metode korelasi saudara tiri se bapak (paternal halfsib correlation) dengan model Klasifikasi Satu Arah (BECKER, 197). Adapun model statistiknya adalah sebagai berikut: Y ik = U + a I + e ik di mana: Y ik adalah nilai/pengamatan pada pejantan ke-i dan anak ke-k, U adalah rataan populasi, a I adalah pengaruh pejantan ke-i, e ik adalah kesalahan/penyimpangan pengamatan pada pejantan ke-i dan anak ke-k. Kemudian variabel yang mempunyai heritabilitas tinggi diregresikan dengan bobot badan umur 70 hari ( tahun) untuk mengetahui variabel manakah yang menjadi predictor terbaik bagi bobot badan umur tahun dan pengukurannya mudah di lapangan. Analisis data dibantu dengan program Minitab versi 1.0 tahun 000. HASIL DAN PEMBAHASAN dan lingkar dada rata-rata dari anak-anak betina per pejantan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. yang diperoleh dalam penelitian tampaknya lebih rendah daripada karakteristik sapi Holstein yaitu sekitar 90 pound ( kg) pada saat lahir, dan di saat dewasa mencapai bobot badan 100 pound (70 kg) dan tinggi badan 8 inchi. Sapi dara dapat dikawinkan ketika mencapai bobot badan 800 pound (00 kg) yaitu di saat berumur sekitar 1 bulan Umur terbaik pada saat melahirkan anak pertama kali adalah sampai 7 bulan (HOLSTEIN ASSOCIATION, 000). Hal ini diperkirakan karena bervariasinya kondisi lingkungan yang lebih mengarah pada tingkat manajemen yang lebih jelek. dan ukuran tubuh linier lainnya, meskipun bukan merupakan sifat-sifat ekonomis pada sapi perah seperti produksi susu, tetapi merupakan pencerminan potensi pertumbuhan dari ternak, hal ini karena pertumbuhan yang baik menunjukkan kerja hormonal terutama hormon pertumbuhan cukup baik. Menurut AKERS (000) bahwa hormon pertumbuhan mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar mammae. Ditambahkan pula oleh 171

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 Tabel 1. dan lingkar dada rata-rata anak betina per pejantan Umur (hari) Nomor pejantan 1 1 0 1 180 1 6 1 8 1 70 1 sb = simpangan baku (kg) X ± sb,8 ± 6,,9 ± 6, 6,8 ± 6,9,6 ± 6, 1,6 ±,0, ± 6, 0,8 ± 10,, ±,8 1,8 ± 6,9 7,6 ± 6,,9 ± 9, 0, ± 8, 19,8 ± 1,9 16, ± 10, 119, ± 6,9 11,1 ± 6, 8, ± 11, 117,6 ± 1, 1,7 ± 7,7 0, ±, 0,9 ±,6 00,7 ±,6 01,7 ±, 1, ± 7,9 10, ± 9,6 10, ±,0 7, ± 9, 8, ± 6,7 87, ± 8,0 0,6 ± 0, 99,8 ± 61,9 99, ± 6,8,6 ± 6,1 67,6 ± 9, 7, ± 61,6 9. ± 6,8 Lingkar dada (cm) X ± sb 6, ± 9, 6, ± 9, 67,1 ± 11, 60, ± 9,01 9,1 ± 10, 6, ± 9,7,1 ± 9, 80,8 ± 7, 79,1 ± 11, 7, ± 9,01 7 ± 9,9,6 ± 9, 110,96 ± 9, 110,8 ± 9, 11,6 ± 11, 106,8 ± 9,01 106, ± 10, 110,01 ± 9,7 16,9 ± 9, 16,7 ± 9, 19,6 ± 11, 1, ± 9,01 11,6 ± 10, 1,9 ± 9,7 1, ± 9, 1,1 ± 1,0 17,9 ± 11, 11,1 ± 9,01 19,9 ± 10, 1,9 ± 10, 17,96 ± 9, 17, ± 9, 171,7 ± 1, 169, ± 9,01 167,1 ± 11,1 171, ± 9,98 ANDERSON (198) bahwa pertumbuhan kelenjar mammae dipercepat semenjak ternak mengalami pubertas, di mana aktivitas seksual diawali oleh beberapa perubahan hormonal dalam tubuh, yaitu dengan dilepaskannya FSH dan LH dalam suatu siklus dari pituitari depan. Hormon-hormon tersebut merangsang ovarium untuk mensintesa dan melepaskan hormon kelamin betina, estrogen dan progestin. Setiap bagian dari siklus estrus tersebut estrogen merangsang proliferasi kelenjar mammae. Pertumbuhan tersebut terutama memanjangnya dan bercabangnya duktus-duktus. Estrogen sendiri tidak merangsang pertumbuhan tersebut secara optimal. Pengaruhnya terjadi akibat kerja sinergisnya dengan hormon-hormon pituitari depan (adenohypophyse) yaitu prolactin dan somatothropin (hormon pertumbuhan). Dengan demikian evaluasi berdasarkan bobot badan di awal hidup ternak merupakan salah satu indikator potensi sapi perah yang baik. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari dapat dilihat pada Tabel. Dari Tabel tersebut tampaknya hanya bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari (1 bulan) yang mempunyai nilai heritabilitas yang layak digunakan sebagai patokan seleksi, karena termasuk dalam kategori tinggi. Meskipun nilai tersebut mempunyai Standart Error (salah baku) cukup besar, tetapi cukup realistis mengingat cakupan wilayah Program Progeny Testing III cukup luas sehingga dimungkinkan adanya variasi lingkungan yang cukup besar. Heritabilitas variabel lainnya termasuk rendah karena di bawah 10% (LASLEY, 1981). Seperti variable bobot umur 1 hari (bobot lahir) termasuk rendah, karena pada umumnya sekitar 10 0% (WILCOX et al., 199). Beberapa penyimpangan dari nilai heritabilitas yang diperoleh dalam penelitian antara lain: 1. Nilai heritabilitas lebih rendah daripada Standard Error (salah baku). Nilai heritabilitas lebih dari 1 17

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 Contohnya untuk umur bobot badan umur 180 hari yaitu,87. Hal ini dimungkinkan mengingat jumlah sampel (N) tidak terlalu besar, dan adanya kemungkinan hubungan kekerabatan diantara induk yang dikawini pejantan. Hubungan kerabat diantara sapi betina sulit dihindari karena adanya kenyataan bahwa induk-induk sapi perah dipelihara pada kondisi peternakan rakyat yang catatan nenek moyangnya sulit ditelusuri. Tabel. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari Umur (hari) 1 0 180 6 8 70 Banyak catatan (N) Heritabilitas (h ± SE) 0,16 ± 0,88 0, ± 0,0 0,87 ± 0,60 0,088 ± 0, 0,08 ± 0,1 0,08 ± 0, Lingkar dada (h ± SE) 0,08 ± 0,08 0,6 ± 0,079 0,07 ± 0,188 0,091 ± 0,6 0,007 ± 0,1 0,0 ± 0,168 Hubungan antara bobot badan dan ukuran linier Terdapat hubungan antara bobot badan umur 70 hari dengan bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari memberikan indikasi bahwa semakin baik pertumbuhan anak sapi yang dimulai dari lahir maka akan memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan seleksi terhadap produksi susu. Hal ini karena bobot badan mempunyai korelasi genetik positif dan tinggi dengan produksi susu (r G = 0,) (BUCKLEY et al., 000). Disamping itu, dengan pertumbuhan yang baik menunjukkan bahwa pertumbuhan kelenjar mammae juga baik. Kelenjar mammae sudah mulai berbentuk mammary bud (mulai terbentuk pada embrio umur hari). Pertumbuhan mammary bud akan dipengaruhi oleh hormon somatotropin yang kerjanya adalah pada sel-sel somatis pada tubuh (ANDERSON, 198; HAFEZ, 000). Dengan garis regresi pada Tabel maka lingkar dada dapat digunakan sebagai predictor bagi bobot badan umur 70 hari ( tahun). Hal ini tentu akan memudahkan pada pelaksanaan di lapangan (di desa-desa dengan topografi sulit), karena tidak perlu membawa alat timbangan kemana-mana, cukup menggunakan alat pita ukur saja. Tabel. Persamaan garis regresi linier antara bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari dengan bobot badan umur 70 hari Variabel 0 hari Lingkar dada 0 hari Persamaan Y bobot70 hari = 79,6967 + 6,66 X bobot 0 hari Y bobot 70 hari =,818 +,619 X lingkar dada 0 hari KESIMPULAN Koefisien determinasi (%) 7, 7, Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada pada berbagai umur yang diperoleh dalam penelitian ini umumnya mempunyai salah baku besar yang disebabkan bervariasinya kondisi lingkungan dan manajemen di mana sapi dipelihara. Dari semua variabel, hanya bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari yang dapat digunakan sebagai patokan seleksi dan predictor untuk bobot badan umur 70 hari ( tahun). DAFTAR PUSTAKA AKERS, R.M. 000. Lactation and The Mammary Gland. Iowa State Press. Iowa. ANDERSON, R.R. 198. Mammary Gland. In: Lactation. B.L. LARSON. (Ed.). The Iowa State University Press, Iowa. BECKER, W.A. 197. Manual of Quantitative Genetics. rd Ed. Washington State University. Pullman, Washington. BUCKLEY, F., P. DILLON, J. MEE, R. EVANS and R. VEERKAMP. 000. Trends in genetic merit for milk production and reproductive performance. Teagasc National Dairy Conference 000. Paper. 17

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 HAFEZ, E.S.E. and B. HAFEZ. Reproduction in Farm Animals. 7 th Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. HOLSTEIN ASSOCIATION. 000. Oklahoma State University Board of Regents. LASLEY, J.F. 1981. Genetics of Livestock Improvement. rd Ed. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. WILCOX, C.J., D.W. WEBB and M.A. DELORENZA. 199. Genetic Improvement of Dairy Cattle. Dairy Production Guide, published September, Florida Cooperative Extension Service. DISKUSI Pertanyaan: Berapa liter susu/hari yang dihasilkan oleh sapi perah normal? Jawaban: Produksi susu optimal rata-rata 1 l/hari tetapi di lapangan banyak yang 10 l/hari. 17