Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 PARAMETER GENETIK BOBOT BADAN DAN LINGKAR DADA PADA SAPI PERAH (Genetic Parameter of Body Weights and Chest Girths in Dairy Cattle) SUCIK MAYLINDA 1 dan HASAN BASORI 1 Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang Balai Inseminasi Buatan Singosari ABSTRACT Genetic parameter has important role in designing selection program to improve productivity of dairy cattle. This research aimed to estimate the heritability value of body weight and chest girth of dairy cows in various ages. Research materials were body weight and chest girth records of 1, 0, 180, 6, 8 and 70 days of age, which were recorded by Progeny Testing Program of Artificial Insemination Center collaborated with JICA. A heritability value was estimated by using Interclass Correlation One Layout Model. Results of the research were: (1) heritabilities of body weight in 1, 0, 180, 6, 8 and 70 days were 0.16 ± 0.88; 0. ± 0.0;.87 ± 0.60; 0.088 ± 0.; 0.08 ± 0.1 and 0.08 ± 0. respectively; () heritabilities of chest girth in 1, 0, 180, 6, 8 and 70 days were 0.08 ± 0.08; 0.6 ± 0.079; 0.07 ± 0.188; 0.091 ± 0.6; 0.007 ± 0.1 and 0.0 ± 0.168 respectively. The results showed that only body weight and chest girth in 0 days could be used in selection to produce cows with higher body weight in years. Regression line to show the relationship between such variables were (1) Y BW70days = 79,6967 + 6,66 X BW0days () Y BW70days = -,818 +,619 X CG 0 days. It is concluded that heritability of body weight and chest girth in 0 days of age can be used as a based in years body weight selection. Key words: Heritability, body weight, and chest girth ABSTRAK Parameter genetik penting peranannya dalam penentuan program pemuliaan yang akan diambil untuk meningkatkan produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai heritabilitas produksi susu dan ukuran tubuh seperti lingkar dada dan panjang tubuh pada sapi. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam patokan seleksi pada sapi perah dalam kondisi peternakan rakyat di Indonesia. Materi penelitian berupa catatan bobot badan dan lingkar dada lahir sapi perah betina dari program Progeny Testing III yang diadakan BIB Singosari dan JICA. Metode pendugaan heritabilitas yang digunakan adalah korelasi antar kelas dengan model Klasifikasi Satu Arah. Hasil penelitian adalah: (1) heritabilitas bobot badan sapi pada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari masing-masing adalah 0,16 ± 0,88; 0, ± 0,0;,87 ± 0,60; 0,088 ± 0,; 0,08 ± 0,1 dan 0,08 ± 0,; () heritabilitas lingkar dada pada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari adalah 0,08 ± 0,08; 0,6 ± 0,079; 0,07 ± 0,188; 0,091 ± 0,6; 0,007 ± 0,1 dan 0,0 ± 0,168. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari (1 bulan) yang layak digunakan sebagai patokan seleksi. dan lingkar dada umur 0 hari mempunyai korelasi positif tinggi dengan bobot badan umur 70 hari ( tahun), dengan garis regresi masingmasing adalah (1) Y bobot70 hari = 79,6967 + 6,66 X bobot 0 hari () Y bobot 70 hari = -,818 +,619 X lingkar dada 0 hari. Disimpulkan bahwa heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari dapat digunakan dalam seleksi terhadap bobot badan umur tahun. Kata kunci: Heritabilitas, bobot badan, lingkar dada PENDAHULUAN Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pada sapi perah telah secara luas dilakukan di seluruh Indonesia, dengan tujuan utama untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah. Penerapan IB mempunyai beberapa keuntungan: (1) meningkatkan efisiensi pemakaian pejantan unggul, (), mengurangi biaya pemeliharaan pejantan, () mengurangi kemungkinan 170
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 penularan penyakit kelamin. Dengan keunggulan semacam ini, maka IB seringkali menjadi sarana yang sederhana dalam meningkatkan mutu genetik ternak. Meskipun demikian, keunggulan tersebut dapat menyebabkan beberapa kerugian apabila tidak dimonitor sebaik-baiknya. Kerugian tersebut diantaranya (1) peningkatan derajat inbreeding, hal ini disebabkan pemakaian pejantan terusmenerus, () penurunan efisiensi reproduksi sapi betina yang disebabkan oleh deteksi berahi yang kurang tepat. Usaha peternakan sapi perah rakyat ditandai dengan (1) tingkat manajemen yang tradisional, () modal kecil, () skala usaha kecil (1 ekor). Dengan segala keterbatasan tersebut, maka untuk meningkatkan produktivitas sapi perlu dicari alternatif program yang sederhana, supaya dapat diterapkan pada peternakan rakyat tersebut. Pencatatan produksi susu sejauh ini masih dipandang sebagai kegiatan yang merepotkan bagi peternak, terutama pencatatan produksi susu harian. Dengan demikian, dalam mengevaluasi sapi perah betina akan kesulitan apabila hanya ditekankan pada produksi susu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengestimasi nilai heritabilitas bobot badan dan lingkar dada pada berbagai umur pada sapi perah betina.. Mengetahui hubungan antara ukuranukuran tersebut dengan bobot badan umur 70 hari ( tahun) dalam rangka mencari alternatif untuk pelaksanaan seleksi lebih awal. MATERI DAN METODE Materi penelitian adalah catatan bobot badan dan lingkar dada sapi perah umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari dari Program Progeny Testing III yang diadakan oleh BIB Singosari bekerja sama dengan JICA, yang merupakan anak dari induk-induk yang sedang dalam periode laktasi pertama. Untuk menghitung nilai heritabilitas masing-masing variabel digunakan metode korelasi saudara tiri se bapak (paternal halfsib correlation) dengan model Klasifikasi Satu Arah (BECKER, 197). Adapun model statistiknya adalah sebagai berikut: Y ik = U + a I + e ik di mana: Y ik adalah nilai/pengamatan pada pejantan ke-i dan anak ke-k, U adalah rataan populasi, a I adalah pengaruh pejantan ke-i, e ik adalah kesalahan/penyimpangan pengamatan pada pejantan ke-i dan anak ke-k. Kemudian variabel yang mempunyai heritabilitas tinggi diregresikan dengan bobot badan umur 70 hari ( tahun) untuk mengetahui variabel manakah yang menjadi predictor terbaik bagi bobot badan umur tahun dan pengukurannya mudah di lapangan. Analisis data dibantu dengan program Minitab versi 1.0 tahun 000. HASIL DAN PEMBAHASAN dan lingkar dada rata-rata dari anak-anak betina per pejantan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. yang diperoleh dalam penelitian tampaknya lebih rendah daripada karakteristik sapi Holstein yaitu sekitar 90 pound ( kg) pada saat lahir, dan di saat dewasa mencapai bobot badan 100 pound (70 kg) dan tinggi badan 8 inchi. Sapi dara dapat dikawinkan ketika mencapai bobot badan 800 pound (00 kg) yaitu di saat berumur sekitar 1 bulan Umur terbaik pada saat melahirkan anak pertama kali adalah sampai 7 bulan (HOLSTEIN ASSOCIATION, 000). Hal ini diperkirakan karena bervariasinya kondisi lingkungan yang lebih mengarah pada tingkat manajemen yang lebih jelek. dan ukuran tubuh linier lainnya, meskipun bukan merupakan sifat-sifat ekonomis pada sapi perah seperti produksi susu, tetapi merupakan pencerminan potensi pertumbuhan dari ternak, hal ini karena pertumbuhan yang baik menunjukkan kerja hormonal terutama hormon pertumbuhan cukup baik. Menurut AKERS (000) bahwa hormon pertumbuhan mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar mammae. Ditambahkan pula oleh 171
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 Tabel 1. dan lingkar dada rata-rata anak betina per pejantan Umur (hari) Nomor pejantan 1 1 0 1 180 1 6 1 8 1 70 1 sb = simpangan baku (kg) X ± sb,8 ± 6,,9 ± 6, 6,8 ± 6,9,6 ± 6, 1,6 ±,0, ± 6, 0,8 ± 10,, ±,8 1,8 ± 6,9 7,6 ± 6,,9 ± 9, 0, ± 8, 19,8 ± 1,9 16, ± 10, 119, ± 6,9 11,1 ± 6, 8, ± 11, 117,6 ± 1, 1,7 ± 7,7 0, ±, 0,9 ±,6 00,7 ±,6 01,7 ±, 1, ± 7,9 10, ± 9,6 10, ±,0 7, ± 9, 8, ± 6,7 87, ± 8,0 0,6 ± 0, 99,8 ± 61,9 99, ± 6,8,6 ± 6,1 67,6 ± 9, 7, ± 61,6 9. ± 6,8 Lingkar dada (cm) X ± sb 6, ± 9, 6, ± 9, 67,1 ± 11, 60, ± 9,01 9,1 ± 10, 6, ± 9,7,1 ± 9, 80,8 ± 7, 79,1 ± 11, 7, ± 9,01 7 ± 9,9,6 ± 9, 110,96 ± 9, 110,8 ± 9, 11,6 ± 11, 106,8 ± 9,01 106, ± 10, 110,01 ± 9,7 16,9 ± 9, 16,7 ± 9, 19,6 ± 11, 1, ± 9,01 11,6 ± 10, 1,9 ± 9,7 1, ± 9, 1,1 ± 1,0 17,9 ± 11, 11,1 ± 9,01 19,9 ± 10, 1,9 ± 10, 17,96 ± 9, 17, ± 9, 171,7 ± 1, 169, ± 9,01 167,1 ± 11,1 171, ± 9,98 ANDERSON (198) bahwa pertumbuhan kelenjar mammae dipercepat semenjak ternak mengalami pubertas, di mana aktivitas seksual diawali oleh beberapa perubahan hormonal dalam tubuh, yaitu dengan dilepaskannya FSH dan LH dalam suatu siklus dari pituitari depan. Hormon-hormon tersebut merangsang ovarium untuk mensintesa dan melepaskan hormon kelamin betina, estrogen dan progestin. Setiap bagian dari siklus estrus tersebut estrogen merangsang proliferasi kelenjar mammae. Pertumbuhan tersebut terutama memanjangnya dan bercabangnya duktus-duktus. Estrogen sendiri tidak merangsang pertumbuhan tersebut secara optimal. Pengaruhnya terjadi akibat kerja sinergisnya dengan hormon-hormon pituitari depan (adenohypophyse) yaitu prolactin dan somatothropin (hormon pertumbuhan). Dengan demikian evaluasi berdasarkan bobot badan di awal hidup ternak merupakan salah satu indikator potensi sapi perah yang baik. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari dapat dilihat pada Tabel. Dari Tabel tersebut tampaknya hanya bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari (1 bulan) yang mempunyai nilai heritabilitas yang layak digunakan sebagai patokan seleksi, karena termasuk dalam kategori tinggi. Meskipun nilai tersebut mempunyai Standart Error (salah baku) cukup besar, tetapi cukup realistis mengingat cakupan wilayah Program Progeny Testing III cukup luas sehingga dimungkinkan adanya variasi lingkungan yang cukup besar. Heritabilitas variabel lainnya termasuk rendah karena di bawah 10% (LASLEY, 1981). Seperti variable bobot umur 1 hari (bobot lahir) termasuk rendah, karena pada umumnya sekitar 10 0% (WILCOX et al., 199). Beberapa penyimpangan dari nilai heritabilitas yang diperoleh dalam penelitian antara lain: 1. Nilai heritabilitas lebih rendah daripada Standard Error (salah baku). Nilai heritabilitas lebih dari 1 17
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 Contohnya untuk umur bobot badan umur 180 hari yaitu,87. Hal ini dimungkinkan mengingat jumlah sampel (N) tidak terlalu besar, dan adanya kemungkinan hubungan kekerabatan diantara induk yang dikawini pejantan. Hubungan kerabat diantara sapi betina sulit dihindari karena adanya kenyataan bahwa induk-induk sapi perah dipelihara pada kondisi peternakan rakyat yang catatan nenek moyangnya sulit ditelusuri. Tabel. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 1, 0, 180, 6, 8 dan 70 hari Umur (hari) 1 0 180 6 8 70 Banyak catatan (N) Heritabilitas (h ± SE) 0,16 ± 0,88 0, ± 0,0 0,87 ± 0,60 0,088 ± 0, 0,08 ± 0,1 0,08 ± 0, Lingkar dada (h ± SE) 0,08 ± 0,08 0,6 ± 0,079 0,07 ± 0,188 0,091 ± 0,6 0,007 ± 0,1 0,0 ± 0,168 Hubungan antara bobot badan dan ukuran linier Terdapat hubungan antara bobot badan umur 70 hari dengan bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari memberikan indikasi bahwa semakin baik pertumbuhan anak sapi yang dimulai dari lahir maka akan memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan seleksi terhadap produksi susu. Hal ini karena bobot badan mempunyai korelasi genetik positif dan tinggi dengan produksi susu (r G = 0,) (BUCKLEY et al., 000). Disamping itu, dengan pertumbuhan yang baik menunjukkan bahwa pertumbuhan kelenjar mammae juga baik. Kelenjar mammae sudah mulai berbentuk mammary bud (mulai terbentuk pada embrio umur hari). Pertumbuhan mammary bud akan dipengaruhi oleh hormon somatotropin yang kerjanya adalah pada sel-sel somatis pada tubuh (ANDERSON, 198; HAFEZ, 000). Dengan garis regresi pada Tabel maka lingkar dada dapat digunakan sebagai predictor bagi bobot badan umur 70 hari ( tahun). Hal ini tentu akan memudahkan pada pelaksanaan di lapangan (di desa-desa dengan topografi sulit), karena tidak perlu membawa alat timbangan kemana-mana, cukup menggunakan alat pita ukur saja. Tabel. Persamaan garis regresi linier antara bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari dengan bobot badan umur 70 hari Variabel 0 hari Lingkar dada 0 hari Persamaan Y bobot70 hari = 79,6967 + 6,66 X bobot 0 hari Y bobot 70 hari =,818 +,619 X lingkar dada 0 hari KESIMPULAN Koefisien determinasi (%) 7, 7, Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada pada berbagai umur yang diperoleh dalam penelitian ini umumnya mempunyai salah baku besar yang disebabkan bervariasinya kondisi lingkungan dan manajemen di mana sapi dipelihara. Dari semua variabel, hanya bobot badan dan lingkar dada umur 0 hari yang dapat digunakan sebagai patokan seleksi dan predictor untuk bobot badan umur 70 hari ( tahun). DAFTAR PUSTAKA AKERS, R.M. 000. Lactation and The Mammary Gland. Iowa State Press. Iowa. ANDERSON, R.R. 198. Mammary Gland. In: Lactation. B.L. LARSON. (Ed.). The Iowa State University Press, Iowa. BECKER, W.A. 197. Manual of Quantitative Genetics. rd Ed. Washington State University. Pullman, Washington. BUCKLEY, F., P. DILLON, J. MEE, R. EVANS and R. VEERKAMP. 000. Trends in genetic merit for milk production and reproductive performance. Teagasc National Dairy Conference 000. Paper. 17
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 00 HAFEZ, E.S.E. and B. HAFEZ. Reproduction in Farm Animals. 7 th Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. HOLSTEIN ASSOCIATION. 000. Oklahoma State University Board of Regents. LASLEY, J.F. 1981. Genetics of Livestock Improvement. rd Ed. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. WILCOX, C.J., D.W. WEBB and M.A. DELORENZA. 199. Genetic Improvement of Dairy Cattle. Dairy Production Guide, published September, Florida Cooperative Extension Service. DISKUSI Pertanyaan: Berapa liter susu/hari yang dihasilkan oleh sapi perah normal? Jawaban: Produksi susu optimal rata-rata 1 l/hari tetapi di lapangan banyak yang 10 l/hari. 17