BAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia (Park & Kim,2012). Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

Anatomi/organ reproduksi wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. setidaknya pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al.

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB VI PEMBAHASAN. Studi kasus kontrol pada 66 orang pasien terdiri atas 33 orang sampel

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan memori adalah keluhan yang sering dijumpai pada. masyarakat umum, dan prevalensinya cenderung meningkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB I PENDAHULUAN. Late-onset hypogonadism (LOH) atau andropause secara klinis dan

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Alopesia androgenetik merupakan alopesia yang dipengaruhi oleh faktor

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria (Karli,2012). Sebagai contoh, 18% wanita memiliki migren sedangkan pria hanya 6%. Wanita juga lebih banyak mengalami tension type headache dibanding pria (Lieba,2011). Prevalensi migren meningkat sesuai dengan pertambahan usia: 22% pada wanita usia 20 hingga 24 tahun, 28% pada usia 25 sampai 29 tahun, 33 % pada usia 30 hingga 34 tahun, dan sebanyak 37% pada wanita usia 35-39 tahun (Edlow,2010). Hormon steroid seksual pada wanita mungkin memainkan peran penting dalam perbedaan ini. Steroid secara biologis adalah derivat aktif dari kolesterol. Sintesis steroid pada manusia terjadi terutama di korteks adrenal dan gonad pria dan wanita. Kolesterol dalam korteks adrenal diubah menjadi pregnenolon dalam tiga langkah, melibatkan oksidasi komplek enzim P-450 pada sitokrom mitokondria (Craig,2005). Hormon seks yang paling penting adalah estrogen dan progesteron yang mempengaruhi transmisi nyeri perifer dan sentral. Hal ini juga telah mendasari hipotesa bahwa fluktuasi kadar hormon memodulasi berbagai sistem neurotransmitter yang melibatkan serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT), noradrenalin, glutamat, GABA, atau opiat endogen (Martin 2006; Lieba,2011; Karli,2012). Kadar estrogen dan progesteron serum berfluktuasi selama siklus menstruasi. Kadar serum estradiol mencapai puncak menjelang akhir dari fase folikel (proliferasi / preovulasi) dan juga pada pertengahan fase luteal (sekresi) sedangkan puncak progesteron serum pada pertengahan fase luteal. Hanya

sebelum menstruasi, kadar serum estrogen dan progesteron turun drastis (Martin, 2006). Berhentinya fluktuasi hormon selama kehamilan dapat menjelaskan mengapa migren sering bertambah baik atau menghilang pada wanita hamil. Pada wanita penderita migren yang tidak hamil, migren lebih sering terjadi selama akhir fase luteal dan awal fase folikular pada saat kadar estrogen turun (MacGregor, 2006). Efek utama estrogen tampaknya menghambat dari sistem saraf simpatik dan memfasilitasi sistem glutaminergik dan serotonergik, sedangkan progesteron tampaknya mengaktifkan sistem GABAergik dan memodulasi efek sistem saraf pusat estrogen (Martin, 2006). Dari teori ini diketahui bahwa menstrual migraine mungkin dipicu jika kadar estradiol serum turun di bawah 45-50 pg / ml selama periode perimenstrual (Martin,2006). Bukti klinis yang mendukung teori ini berasal dari sebuah studi yang menunjukkan bahwa 100 mcg estradiol patch yang digunakan untuk perimenstrually efektif dalam mencegah menstrual migraine, tapi 50 mcg estradiol tidak efektif, mungkin karena dosis tersebut hanya dapat mempertahankan serum estradiol pada rentang 45-75 pg / ml (Martin,2006). Mengingat keberhasilan yang ditunjukkan dari 5-HT1B/1D (agonis triptans) dalam pengobatan menstrual migraine, menunjukkan adanya hubungan yang kompleks antara serotonin dan estrogen. Serotonin secara luas didistribusikan ke seluruh tubuh, bertindak tidak hanya sebagai neurotransmitter, tetapi juga sebagai hormon. Efeknya, termasuk vasokonstriksi, yang diperantarai oleh 14 subtipe reseptor 5 - HT yang berbeda. Peningkatan kadar estrogen dapat meningkatkan kadar serotonin terjadi dengan dua cara : dengan meningkatkan produksi enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis 5 - hydroxytryptophan dari triptofan dan dengan menekan

aktivitas serotonine reuptake transporter ( SERT ) (Rybaczyk 2005). Selain itu, peningkatan kadar estrogen akan meningkatkan regulasi estrogen reseptor- ß ( ER-ß ), yang pada gilirannya akan meningkatkan regulasi reseptor 5 - HT 2A. Pada saat yang sama, peningkatan estrogen akan menurunkan regulasi estrogen reseptor - α (ER-α), yang mengarah pada penurunan reseptor 5 - HT 1A. Peningkatan konsentrasi serotonin yang dihasilkan dari paparan estrogen juga meningkatkan aktivasi reseptor 5HT 1B. Ditemukan dalam jumlah besar pada endotelium dan otot polos pembuluh darah, reseptor 5 - HT 1B berperan dalam kontraksi otot polos pembuluh darah. Reseptor 5 - HT 1D ditemukan di saraf trigeminal dan diproyeksikan ke pembuluh darah dural, di mana mereka akan menghambat pelepasan neuropeptida vasoaktif dalam inti trigeminal di batang otak yang kemudian akan mengganggu sinyal nyeri vaskular (Tepper,2002). Telah ada penelitian khusus yang menjelaskan hubungan antara kadar lipid dengan migren sebagai tanda migren yang spesifik. Dalam sebuah studi berbasis populasi dari Belanda pada pria dan wanita berusia 20-65 tahun, kolesterol total yang meningkat dan rasio kolesterol total dengan kolesterol HDL ( high-density lipoprotein ) telah dihubungkan dengan migraine with aura. Dalam sebuah studi berbasis klinik dari Austria, pasien dengan migrain mengalami peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL ( low-density lipoprotein ), dan LDL teroksidasi ketika dibandingkan dengan kontrol ( Rist, 2011). Pada penelitian Tomaszewski dkk diketahui bahwa konsentrasi estradiol yang beredar menunjukkan hubungan yang signifikan dengan semua fraksi lipid dalam analisa data. Hubungan yang paling signifikan adalah antara estradiol dan kolesterol HDL (Tomaszewski,2009). Sebuah studi prevalensi dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur, dilaporkan 54,3% dari penderita migren lebih tinggi mengalami

nyeri kepala selama menstruasi, sedangkan 3,9% mengalami nyeri kepala hanya selama menstrusi. Dengan analisa regresi logistik mengungkapkan bahwa menstruasi adalah pemicu yang signifikan untuk migren dibandingkan pada tension type headache (TTH). Di sisi lain, hampir dua kali lipat jumlah penderita TTH dilaporkan mengalami pure menstrual headache dibandingkan dengan migren (p = 0,02). Sepertiga dari penderita migren melaporkan mengalami perbaikan selama kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral secara signifikan memperburuk migren. Menopause memiliki pengaruh lebih sedikit meningkatkan migren dibandingkan pada TTH (Karli, 2012). Menstrual migraine dan menstrually related migraine telah ada pada the International Headache Society classification system (Ailani,2010), yang menjelaskan bahwa perubahan hormon seks berdampak besar terutama pada migren, namun efek dari fluktuasi hormon pada TTH tidak boleh diabaikan (Karli, 2012). Pada penelitian yang dilakukan pada 165 subjek yang mengalami nyeri kepala, terdapat 21 orang memiliki kriteria menstrual tension type headache dengan 6 orang pure menstrual tension type headache dan 15 orang dengan menstrually tension type Dengan demikian menstrual tension type headache mungkin dapat diajukan dalam International Classification of Headache Dissorder (Arjona,2007). I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan kadar hormon seksual antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type headache?

I.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan kadar hormon seksual antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type 1.3.2. Tujuan Khusus. 1. Untuk mengetahui perbedaan kadar hormon estradiol antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type 2. Untuk mengetahui perbedaan kadar hormon progesteron antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type 3. Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol total antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type 4. Untuk mengetahui perbedaan kadar trigliserida antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type 5. Untuk mengetahui perbedaan kadar HDL antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type 6. Untuk mengetahui perbedaan kadar LDL antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type 7. Untuk mengetahui perbedaan BMI (body mass index) antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type

8. Untuk mengetahui hubungan antara BMI dan VAS (visual analog scale) dengan kadar hormon estradiol pada penderita migren dan tension type 9. Untuk mengetahui hubungan antara BMI dan VAS dengan kadar hormon progesteron pada penderita migren dan tension type 10. Untuk mengetahui hubungan kadar profil lipid dengan kadar hormon estradiol pada penderita migren dan tension type 11. Untuk mengetahui hubungan kadar profil lipid dengan kadar hormon progesteron pada penderita migren dan tension type 12. Untuk mengetahui hubungan fase menstruasi dengan kadar estradiol dan kadar progesteron pada penderita migren dan tension type I.4. Hipotesis Terdapat perbedaan kadar hormon seksual antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type I.5. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui perbedaan kadar hormon seksual antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type headache : 1.5.1. Manfaat penelitian untuk ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara keilmuan tentang pengaruh perubahan kadar hormon seksual terhadap migren dan tension type headache pada wanita.

1.5.2. Manfaat penelitian untuk penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang pengaruh perubahan kadar hormon seksual terhadap patofisiologi migren dan tension type headache pada wanita. 1.5.3. Manfaat penelitian untuk masyarakat Dengan mengetahui pengaruh perubahan kadar hormon seksual terhadap migren dan tension type headache pada wanita dapat dijadikan sebagai salah satu upaya pemilihan terapi yang tepat dan pencegahan nyeri kepala.