2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

RUSTAM D Proposal Tugas Akhir

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT

KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Rencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Riki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN


DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 9 NO. 1 April 2016

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

Perencanaan Produksi dan Pentahapan Pengupasan Lapisan Penutup pada Bulan Maret - Desember 2015 di PT Cipta Kridatama Site Cakra Bumi Pertiwi

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penambangan terdiri dari tahapan penggalian, pemuatan, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal yang maksimal. Kebutuhan modal yang maksimal. menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE.

BAB III LANDASAN TEORI

Artikel Pendidikan 23

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.4 Agustus 2017 ISSN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

MODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

SINKRONISASI ALAT ANGKUT DENGAN ALAT MUAT TERHADAP TARGET PRODUKSI ASPAL PADA PT. WIJAYA KARYA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

SIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BACKHOE LIEBHERR R 996 PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PIT JUPITER PT KALTIM PRIMA COAL

EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

Prasmoro Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

MINE (ROM) AIR TALANG SEGINIM PT. DANAU MAS HITAM, BENGKULU

KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR TON/BULAN PT

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI...

Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

RINTA ANGGRAINI

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA

PERBAIKAN JALAN ANGKUT TAMBANG : PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR LAPIS JALAN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT

STUDI KASUS : PROYEK PELEBARAN JALAN BATU AJI KUARO, KALIMANTAN TIMUR, MULTIYEARS CONTRACT (MYC) MUHAMMAD HAYKAL NIP

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Transkripsi:

KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag. Isjudarto 2 dan A.A. Inung Arie Adnyano 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Khaerulnujum@ymail.com 2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Is_darto@yahoo.com Arie_adnyano@yahoo.com Abstrak Kombinasi alat mekanis pada kegiatan pengambilan lumpur di Katala pond dan pengambilan tanah pucuk di Loading Point 405 pada PT. Newmont Nusa Tenggara masing-masing terbagi menjadi 2 kombinasi. Berdasarkan pengamatan aktual di lapangan, pada kegiatan pengambilan lumpur dan pengambilan tanah pucuk tidak tercapai keserasian kerja (Match Factor jauh kurang dari 1). Pada pengambilan lumpur, nilai MF Kombinasi I yang menggunakan alat gali-muat yaitu 1 (satu) unit CAT Excavator 390D LRA dengan alat angkut 4 (empat) unit CAT Haul Truck (HT) 777D Tailgate adalah 0,67 dan nilai MF Kombinasi II menggunakan alat gali-muat 1 (satu) unit CAT Excavator 336D LRA dengan alat angkut 4 (empat) unit CAT Articulated Dump Truck (ADT) 740B Tailgate adalah 0,75. Pada kegiatan pengambilan tanah pucuk, untuk nilai MF Kombinasi I yang menggunakan alat galimuat yaitu 1 (satu) unit CAT Excavtaor 390D dengan alat angkut 4 (empat) unit CAT Haul Truck (HT) 777D adalah 0,67 dan nilai MF kombinasi II yang menggunakan alat gali-muat 1 (satu) unit CAT Excavator 336D dengan alat angkut 4 (empat) unit CAT Articulated Dump Truck (ADT) 740B adalah 0,65. Berdasarkan analisis, perbaikan keserasian kerja agar nilai MF 1 dilakukan dengan menambahkan unit alat angkut. Pada pengambilan lumpur, perbaikan nilai MF Kombinasi I menjadi = 0,99 dengan penambahan 2 unit alat angkut dan perbaikan nilai MF Kombinasi II menjadi = 0,94 dengan penambahan 1 unit alat angkut. Pada pengambilan tanah pucuk, perbaikannilai MF Kombinasi I = 1 dengan penambahan 2 unit alat angkut dan perbaikan nilai MF Kombinasi II = 0,98 dengan penambahan 2 unit alat angkut. Kata Kunci: Match Factor, Alat Mekanis, Excavator, Haul Truck, Articulated Dump Truck. 1. Pendahuluan PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas yang menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode open pit. Untuk mendukung kegiatan penambangan dan pengelolaan air di area tambang, maka pada setiap musim kering akan dilakukan kegiatan pembukaan lahan dan pemeliharaan kolam-kolam pengendapan. Kegiatan pembukaan lahan bertujuan untuk menyediakan area sebagai tempat penimbunan material waste, dimana pada kegiatan ini meliputi pemotongan pohon dan pengambilan tanah pucuk yang akan dipindahkan ke area reklamasi. Pada kegiatan perawatan kolam sedimen yang bertujuan 289

untuk menjaga kapasitas kolam pengendapan untuk menampung air tambang, dilakukan kegiatan pengambilan lumpur yang diendapkan pada dasar kolam sedimen untuk dipindahkan sebagai material timbunan.proses pengambilan lumpur pada lokasi Katala ponddan tanah pucuk pada lokasi loading point 405di PT. Newmont Nusa Tenggara dilakukan dengan tahapan penggalian, pemuatan dan pengangkutan. Keutamaan alat mekanis sebagai sarana vital dalam kelancaran mencapai target produksi, selain penentuan jenis alat yang tepat juga perlu dilakukan penentuan kombinasi kebutuhan alat yang tepat agar kemampuan produksi alat dapat optimal serta mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi. Pada pengambilan lumpur alat mekanis yang digunakan untuk alat gali-muat yaitu Excavator 390D LRA dan Excavator 336D LRA dengan alat angkut yang digunakan yaitu Haul Truck (HT) 777D Tailgate dan Articulated Dump Truck (ADT) 740B Tailgate. Pada pengambilan tanah pucuk alat mekanis yang digunakan untuk alat gali-muat yaitu Excavator 390D dan Excavator 336D dengan alat angkut yang digunakan yaitu Haul Truck (HT) 777D dan Articulated Dump Truck (ADT) 740B. Makalah iniakan melakukananalisa teknis yaitu berupa menganalisa waktu edar dan produktivitas aktual dari alat gali-muat dan alat angkut, sehingga dapat ditentukan kebutuhan kombinasi alat. Penentuan kombinasi alat mekanis yang tepat pada kegiatan pengambilan lumpur dan tanah pucuk agar tercapainya keserasian kerja sehingga kemampuan produktivitas alat dapat efisien dan optimal dalam pencapaian target produksi 2. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deduktif.penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan : a. Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai penyusunan dan sebagai data pelengkap untuk menjadi referensi dalam melakukan pengolahan data.sumber data yang dilakukan pengolahan nantinya berasal dari data perusahaan dan data dari hasil pustaka baik itu dari itu dari kampus maupun dari luar seperti internet dan perpustakaan. b. Tahap Penelitian di Lapangan Pengamatan di lapangan dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung sehingga dapat menggmbarkannya dengan jelas pada saat melakukan penyusunan. Data yang diamati pada saat di lapangan seperti topografi daerah, keadaan vegetasi, cuaca, keadaan material, kondisi kerja, kegiatan kerja serta data yang akan dilakukan pengolahan. c. Pengambilan Data Data primer : edar alat gali-muat dan alat angkut, kapasitas nyata alat gali-muat dan alat angkut, dan data aktual pengisian alat gali-muat dan alat angkut. Data sekunder : Spesifikasi alat, target produksi, kesediaan dan penggunaan alat, kombinasi aktual alat, curah hujan, dan peta lokasi dan kesampaian daerah. d. Tahap Pengolahan Data Dari data yang telah didapatkan dari hasil pengamatan selama di lapangan akan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan dan penggambaran selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik atau rangkaian perhitungan dalam penyelesaian permasalahan dalam penyusunan. e. Analisa Data dan Kesimpulan Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Kemudian kesimpulan sementara akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan. Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data dengan permasalahan yang diteliti dan kesimpulan ini merupakan hasil akhir untuk direkomendasikan dari semua masalah yang dibahas. 2.1. Metode Pengumpulan Data Pada tahapan awal yaitu melakukan observasi lapangan mengenai kombinasi alat yang digunakan yaitu berupa jenis alat dan jumlah alat yang digunakan pada daerah penelitian yaitu lokasi pengambilan lumpur di katala pond dan pengambilan tanah pucuk di lokasi loading point 405. Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan agustus-oktober tahun 2015, data yang dikumpulkan terbagi menjadi data primer dan data sekunder.data primer yangdiambil meliputi waktu edar alat, kapasitas nyata alat, dan data aktual pengisian alat gali-muat dan alat angkut peneliti ambil dengan cara pengamatan langsung pada kegiatan dilapangan dan dengan cara peneliti mengikuti alat pada saat kegiatan kerja. Sedangkandata sekunder meliputi spesifikasi alat, target produksi, kesediaan dan penggunaan alat, serta kombinasi aktual 290

alatpeneliti dapatkan berdasarkan arsip laporan perusahaan. 2.2. Metode Analisis Data Metode yang akan digunakan dalam melakukan perhitungan dan analisis nilai faktor keserasian kerja adalah Match Factor. Setelah diketahui metode yang digunakan, kemudian dilakukan pengambilan datadata yang digunakan dalam melakukan analisis.hasil pengumpulan data tersebut dipakai dalam melakukan perhitungan-perhitungan untuk mengetahui nilai faktor keserasian kerja (match factor).hasil dari perhitungan kemudian dianalisis untuk mengetahui ketercapaian keserasian kerja pada kombinasi alat yang digunakan dan dapat dilakukan perbaikan kombinasi sehingga dapat tercapai nilai keserasian kerja yang lebih baik. 2.3. Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor) Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-muat dan alat angkut, maka produksi alat gali-muat harus sesuai dengan produksi alat angkut.faktor keserasian alat gali-muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat gali-muat dan produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor (MF). Secara perhitungan teoritis, produksi alat gali-muat haruslah sama dengan produksi alat angkut, yaitu : Produksi alat gali-muat = Produksi alat angkut Sehingga perbandingan produksi antara alat angkut dan alat gali-muat mempunyai nilai satu. MF = 1 = Produksi alat Produksi alat angkut gali muat 60 1 = x n x Cb x Fk x Ek x Dl x Na 60 x Cb x Fk x Ek x Dl x Nm Ctm 1 = n Ctm x n x Ctm x x x Nm Na Nm Na MF = Match Factor atau faktor keserasian Na = Jumlah alat angkut dalam kombinasi kerja, unit Nm N Ctm = Jumlah alat gali-muat dalam kombinasi kerja, unit = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut = edar alat angkut, menit = edar alat gali-muat, menit Keserasian kerja antara alat gali-muat dan alat angkut berpengaruh terhadap faktor kerja. Hubungan yang tidak serasi antara alat gali-muat dan alat angkut akan menurunkan faktor kerja. Faktor kerja alat gali-muat dan alat angkut akan mencapai 100% bila MF = 1, sedangkan bila MF < 1 maka faktor kerja alat angkut = 100%dan faktor kerja alat gali-muat < 100%, sebaliknya bila MF >1 maka faktor kerja alat gali-muat = 100% dan faktor kerja alat angkut < 100%. Keserasian kerja antara alat gali-muat dan alat angkut akan terjadi pada saat harga MF = 1, pada saat itu kemampuan alat gali-muat akan sesuai dengan alat angkut. 2.4. Produksi Alat Gali Muat dan Alat Pada perhitungan produksi alat terdapat 2 macam kemampuan alat yaitu kemampuan alat secara teoritis dan kemampuan alat secara nyata.produksi teoritis alat merupakan hasil terbaik secara perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja alat selama waktu operasi tersedia dengan memperhitungkan faktor koreksi yang ada. Besarnya produksi dari alat gali-muat dan alat angkut didapat dengan mengalikan kapasitas mangkuk (bucket), jumlah trip per jam dan faktor koreksi.faktor koreksi terdiri dari yaitu Dl (Density loose), Ff (Fill factor), dan EU (Effective Utilization) atau Efisiensi Kerja. a. Produksi Alat Pa 60 x n x C b x Ff x EU x Dloose P a = Produksi alat angkut, ton/jam = edar alat angkut, menit n = Jumlah pengisian alat gali-muat C b = Kapasitas bucket alat gali-muat, m 3 Ff = Faktor isian mangkuk (Fill factor) EU = Penggunaan efektif (Effective Utilization), % 291

Dloose = Density Loose, ton/m 3 b. Produksi Alat Gali-Muat P m 60 Ctm x C b x Ff x EU x Dloose P m = Produksi alat gali-muat, ton/jam Ctm = edar alat gali-muat, menit C b = Kapasitas bucket alat gali-muat, m 3 Ff = Faktor isian mangkuk (Fill factor) EU = Penggunaan efektif (Effective Utilization), % Dloose= Density Loose, ton/m 3 2.5. Edar edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk menyelesaikan sekali putaran kerja, dari mulai kerja sampai dengan selesai dan bersiapsiap memulainya kembali. a. edar alat gali-muat edar alat gali-muat dapat dirumuskan sebagai berikut : CT m = Bt + Stf + Dt + Ste Ct m = edar alat gali-muat, detik Bt = menggali material, detik Stf = putar dengan bucket terisi, detik Dt = menumpahkan muatan, detik Ste = putar dengan bucket kosong, detik b. edar alat angkut edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut : CT a = STl + LT + TTf + STd + DT + TTe CT a = edar alat angkut, menit STl = mengambil posisi untuk dimuati, menit LT = diisi muatan, menit TTf = tempuh mengangkut muatan, menit STd = mengambil posisi untuk penumpahan, menit DT = pengosongan muatan, menit TTe = kembali kosong, menit 3. Hasil dan Pembahasan Pada kegiatan pengambilan lumpur dan pengambilan tanah pucuk kombinasi alat mekanis yang digunakan masing-masing terbagi menjadi 2 kombinasi. Pada kegiatan pengambilan lumpur, untuk kombinasi I menggunakan alat gali-muat yaitu 1 (satu) unit Excavator jenis 390D LRA kapasitas bucket 2,5 m 3 dengan alat angkut 4 (empat) unit Haul Truck (HT) jenis 777D Tailgatekapasitas buck 100 ton dan kombinasi II menggunakan alat gali-muat yaitu 1 (satu) unit Excavator jenis 336D LRAkapasitas bucket 1 m 3 dengan alat angkut 4 (empat) unit Articulated Dump Truck (ADT) jenis 740B Tailgatekapasitas buck 40 ton. Pada kegiatan pengambilan tanah pucuk, untuk kombinasi I menggunakan alat gali-muat yaitu 1 (satu) unit Excavator jenis 390D kapasitas bucket 4,5 m 3 dengan alat angkut 4 (empat) unit Haul Truck (HT) jenis 777D kapasitas buck 100 ton dan kombinasi II menggunakan alat gali-muat 1 (satu) unit Excavator jenis 336D kapasitas bucket 1,7 m 3 dengan alat angkut 4 (empat) unit Articulated Dump Truck (ADT) jenis 740B kapasitas buck 40 ton. 3.1. Keadaan Lokasi Pengamatan a. Pada Kegiatan Pengambilan Lumpur Lokasi pengambilan lumpur pada PT. Newmont Nusa Tenggara pada area Katala pond, lebar loading point ± 40 meter sudah baik untuk alat galimuat dan alat angkut bisa melakukan manuver. Pola pemuatan berdasarkan posisi alat gali-muat dengan alat angkut menggunakan pola bottom loading,dan berdasarkan jumlah penempatan alat angkut menggunakan single back up. Keadaan jalan angkut menggunakan 2 jalur yaitu untuk alat angkut yang berangkat dan alat angkut yang kembali dengan lebar jalan angkut ± 60m.Kondisi jalan yang digunakan dalam pengangkutan lumpur menuju tempat penimbunan lumpur sudah cukup baik.kegiatan perawatan jalan dilakukan dengan 1 unit grader untuk pemerataan jalan dan untuk pembersihan jalan dari lumpur-lumpur atau material yang tumpah, serta 1 unit water truck untuk penyiraman secara berkala di sepanjang jalan angkut, loading area, dumping area. b. Pada Kegiatan Pengambilan Tanah pucuk Lokasi pengambilan tanah pucuk pada PT. Newmont Nusa Tenggara pada area loading point 405, lebar daerah loading point ± 40 meter dianggap sudah baik 292

untuk alat gali-muat dan alat angkut melakukan manuver. Keadaan front pada loading point kurang baik, dimana struktur tanah yang kurang compact sehingga menghasilkan permukaan yang bergelombang setiap dilewati oleh alat angkut. Intensitas alat grader untuk melakukan kegiatan perawatan lebih sering, sehingga menghambat atau meningkatkan cycle time alat angkut. Pola pemuatan berdasarkan posisi alat gali-muat dengan alat angkut menggunakan pola top loading dan berdasarkan jumlah penempatan alat angkut menggunakan single back up. Keadaan jalan angkut menggunakan 2 jalur yaitu untuk alat angkut yang berangkat dan alat angkut yang kembali, dengan lebar jalan angkut ± 60m.Kondisi jalan yang digunakan dalam pengangkutan tanah pucuk menuju tempat penimbunan tanah pucuk sudah cukup baik. Kegiatan perawatan jalan dilakukan dengan 1 unit grader untuk pemerataan jalan yang bergelombang, serta 1 unit water truck untuk penyiraman secara berkala di sepanjang jalan angkut, loading point area, dan dumping area point. 3.2. Cycle Time Alat Gali-Muat dan Alat a. Pada Kegiatan Pengambilan Lumpur Berdasarkan pengamatan yang telah penyusun lakukan, pada kombinasi I cycle time untuk alat galimuat Excavator jenis 390D LRA adalah 0,5 menit, dengan rincian waktu menggali material 0,19 menit, waktu putar dengan bucket berisi 0,12 menit, waktu menumpahkan muatan 0,09 menit, waktu putar dengan bucket kosong 0,1 menit dan cycle time untuk alat angkut Haul Truck (HT) jenis 777D Tailgate adalah 21,03 menit, dengan rincian waktu mengambil posisi untuk dimuati 0,56 menit, waktu pemuatan 2,94 menit, waktu mengangkut muatan 9,68 menit,waktu mengambil posisi untuk penumpahan 0,39 menit, waktu penumpahan 0,76 menit, dan waktu jalan kembali kosong 6,71 menit. Pada kombinasi II cycle time untuk alat gali-muat Excavator jenis 336D LRA adalah 0,52 menit, dengan rincian waktu menggali material 0,20 menit, waktu putar dengan bucket berisi 0,16 menit, waktu menumpahkan muatan 0,07 menit, waktu putar dengan bucket kosong 0,09 menit dan cycle time untuk alat angkut Articulated Dump Truck (ADT) jenis 740B Tailgate adalah 23,86 menit, dengan rincian waktu mengambil posisi untuk dimuati 0,49 menit, waktu pemuatan 3,47 menit, waktu mengangkut muatan 11,49 menit,waktu mengambil posisi untuk penumpahan 0,47 menit, waktu penumpahan 0,66 menit, dan waktu jalan kembali kosong 7,29 menit. b. Pada Kegiatan Pengambilan Tanah pucuk Berdasarkan pengamatan yang telah penyusun lakukan pada kegiatan pengambilan tanah pucuk, pada kombinasi I cycle time untuk alat gali-muat Excavator jenis 390D adalah 0,42 menit, dengan rincian waktu menggali material 0,15 menit, waktu putar dengan bucket berisi 0,11 menit, waktu menumpahkan muatan 0,07 menit, waktu putar dengan bucket kosong 0,09 menit dan cycle time alat angkut Haul Truck (HT) jenis 777D adalah 20,03 menit, dengan rincian waktu umengambil posisi untuk dimuati 0,52 menit, waktu pemuatan 3,21 menit, waktu mengangkut muatan 9,19 menit,waktu mengambil posisi untuk penumpahan 0,48 menit, waktu penumpahan 0,84 menit, dan waktu jalan kembali kosong 5,79 menit. Pada kombinasi II cycle time untuk alat gali-muat Excavator jenis 336D adalah 0,38 menit, dengan rincian waktu menggali material 0,14 menit, waktu putar dengan bucket berisi 0,09 menit, waktu menumpahkan muatan 0,06 menit, waktu putar dengan bucket kosong 0,08 menit dan cycle time untuk alat angkut Articulated Dump Truck (ADT) jenis 740B adalah 16,34 menit, dengan rincian waktu mengambil posisi untuk dimuati 0,47 menit, waktu pemuatan 2,25 menit, waktu mengangkut muatan 6,66 menit,waktu mengambil posisi untuk penumpahan 0,54 menit, waktu penumpahan 0,78 menit, dan waktu jalan kembali kosong 5,64 menit. 3.3. Faktor Keserasian Kerja (Match Factor) Faktor keserasian kerja atau match factor alat gali-muat dan alat angkut merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai target produksi. Artinya, hasil produksi alat gali-muat dan alat angkut merupakan hasil produksi yang dicapai dalam sutau kegiatan pemuatan dan pengangkutan. a. Faktor Keserasian Kerja Pada Pengambilan Lumpur Nilai faktor keserasian kerja berdasarkan jumlah keseluruhan alat sesuai dengan kombinasi 293

aktual di lapangan, pada Kombinasi I adalah sebesar 0,67 dan pada Kombinasi II adalah 0,75, dimana pada kegiatan pengambilan lumpur nilai MF < 1, artinya alat gali-muat bekerja kurang dari 100%, sedangkan alat angkut bekerja 100% sehingga masih terdapat waktu tunggu bagi alat gali-muat untuk datangnya alat angkut. b. Keserasian Kerja Pada Pengambilan Tanah pucuk Nilai faktor keserasian kerja pada kegiatan pengambilan Tanah pucuk berdasarkan jumlah keseluruhan alat sesuai dengan kombinasi aktual di lapangan. Pada kombinasi I adalah sebesar 0,67 dan pada kombinasi II adalah 0,65. Nilai MF < 1, artinya alat gali-muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali-muat untuk datangnya alat angkut. 3.4. Upaya Perbaikan Faktor Keserasian Kerja (Match Factor) a. Upaya Perbaikan Faktor Keserasian Kerja Pada Pengambilan Lumpur Upaya perbaikan keserasian kerja antara alat galimuat dengan alat angkut berdasarkan nilai MF < 1 maka dilakukan dengan cara penambahan jumlah alat angkut. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan, penambahan alat angkut pada Kombinasi I sebanyak 2 (dua) unit dan pada kombinasi II sebanyak 1 (satu) unit, Sehingga keseluruhan jumlah alat angkut pada kombinasi I yaitu 6 (enam) unit, dan pada kombinasi II menjadi 5 (lima) unit. Adanya penambahan unit alat angkut menyebabkan nilai faktor keserasian kerja alat gali-muat dan alat angkut pada Kombinasi I meningkat menjadi 0,99 dan pada Kombinasi II meningkat menjadi 0,94. Penambahan jumlah alat angkut mengakibatkan nilai faktor keserasian kerja meningkat dan mendekati 1. Oleh karena nilai MF < 1, maka alat gali-muat bekerja masih kurang dari 100% sedangkan alat angkut bekerja 100%, sehingga masih terdapat waktu tunggu bagi alat gali-muat. Nilai faktor keserasian kerja setelah dilakukan penambahan jumlah alat angkut tersebut dianggap lebih baik dibandingkan dengan nilai faktor keserasian kerja sebelumnya. Peningkatan faktor keserasian kerja yang mendekati satu, akan mengurangi waktu yang terbuang karena adanya waktu tunggu sehingga dapat memaksimalkan produksi. b. Upaya Perbaikan Faktor Keserasian Kerja Pada Pengambilan Tanah Pucuk Upaya perbaikan keserasian kerja antara alat galimuat dengan alat angkut pada pengambilan tanah pucuk dilakukan dengan penambahan jumlah alat angkut.berdasarkan hasil analisis dan perhitungan penambahan alat angkut pada kombinasi I dan kombinasi II adalah sebanyak 2 (dua) unit, Sehingga keseluruhan jumlah alat angkut pada kombinasi I dan kombinasi II menjadi 6 unit. Adanya penambahan unit alat angkut menyebabkan nilai faktor keserasian kerja alat gali-muat dan alat angkut pada kombinasi I meningkat menjadi 1 dan pada kombinasi II meningkat menjadi 0,98 (dapat dilihat pada Lampiran G). Penambahan jumlah alat angkut mengakibatkan nilai faktor keserasian kerja pada Kombinasi I meningkat menjadi 1 sedangkan pada Kombinasi II meningkat dan mendekati 1. Pada Kombinasi I nilai MF = 1 maka alat gali-muat dan alat angkut bekerja sama 100% sedangkan pada kombinasi II karena nilai MF < 1, maka alat gali-muat bekerja masih kurang dari 100% dan alat angkut bekerja 100%. Nilai faktor keserasian kerja tersebut dianggap lebih baik dibandingkan dengan nilai faktor keserasian kerja sebelumnya. Peningkatan faktor keserasian kerja yang mendekati 1 pada Kombinasi I akan mengurangi waktu yang terbuang karena adanya waktu tunggu dan nilai MF = 1 pada Kombinasi II menghilangkan waktu tunggu, sehingga kegiatan produktivitas efisien dan maksimal. 3.5. Tabel Type Alat Gali-Muat Tabel 3.1 Cycle Time Alat Gali-Muat Menggali Ayun Isi (Sumber : Hasil pengolahan data) Penumpahan Ayun Kosong Edar Excavator 390D LRA 0,2 0,1 0,1 0,1 0,50 Excavator 336D LRA 0,2 0,2 0,1 0,1 0,52 Excavator 390D 0,2 0,1 0,1 0,1 0,42 Excavator 336D 0,1 0,1 0,1 0,1 0,38 294

Loading Point Katala Pond Pengambilan Lumpur Type Alat Haul Truck 777D Tailgate Articulated Dump Truck 740B Tailagate Haul Truck 777D Articulated Dump Truck 740B Manuver Kosong Tabel 3.2 Cycle TimeAlat Memuat Travel Bermuatan Manuver Isi ( menit) (Sumber : Hasil pengolahan data) Dump Material Travel Kosong Edar Banyak Bucket 0,56 2,94 9,68 0,39 0,76 6,71 21,03 7 0,49 3,47 11,49 0,47 0,66 7,29 23,86 9 0,52 3,21 9,19 0,48 0,84 5,79 20,03 8 0,47 2,25 6,66 0,54 0,78 5,64 16,34 7 Kombinasi Tabel 3.3 Match Factor Aktual Alat Galimuat Alat Match Factor (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015) Gambar 3.2 Loading Point 405 Pengambilan Tanah pucuk Lumpur I 1 unit 4 unit 0,67 Lumpur II 1 unit 4 unit 0,75 Tanah pucuk I 1 unit 4 unit 0,67 Tanah pucuk II 1 unit 4 unit 0,65 (Sumber : Hasil pengolahan data) Tabel 3.4 Match Factor Perbaikan Setelah Penambahan Alat Kombinasi Alat Galimuat Alat Match Factor Lumpur I 1 unit 6 unit 0,99 Lumpur II 1 unit 5 unit 0,94 Tanah Pucuk I 1 unit 6 unit 1 Gambar 3.3 Grafik Match Factor terhadap Faktor Kerja Perbandingan Aktual dengan Perbaikan Pada Pengambilan Lumpur Tanah Pucuk II 1 unit 6 unit 0,98 (Sumber : Hasil pengolahan data) 3.6. Gambar (Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015) Gambar 3.1 Gambar 3.4 Grafik Match Factor terhadap Faktor Kerja 295

Perbandingan Aktual dengan Perbaikan Pada Pengambilan Tanah Pucuk 4. Kesimpulan dan Saran Kombinasi aktual alat gali-muat dan alat angkut pada kegiatan pengambilan lumpur dan tanah pucuk belum mencapai keserasian kerja, dimana nilai faktor keserasian kerja masih jauh < 1.Sehinga perlu perubahan kombinasi dengan melakukan penambahan unit alat angkut pada kegiatan pengambilan lumpur dan tanah pucuk agar nilai faktor keserasian kerja mendekati atau menjadi 1 (MF 1). Kombinasi alat dengan nilai faktor keserasin kerja yang 1akan menghasilkan kegiatan produksi yang optimal dan efisien. Berdasarkan hasil analisis, penambahan unit alat angkut pada kegiatan pengambilan lumpur untuk kombinasi I sebnayak 2 unit dan Kombinasi II sebnayak 1 unit, sedangkan pada kegiatan pengambilan tanah pucuk untuk kombnasi I dan kombinasi II sebanyak 2 unit. 5. Daftar Pustaka Prodjosumarto,Partanto,(1995).Pemindahan Tanah Mekanis.Jurusan Teknik pertambangan, ITB. Indonesianto,Yanto,(2013). Pemindahan Tanah Mekanis. Penerbit Seri Tambang Umum, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta Indonesianto,Yanto,(2014). Pemindahan Tanah Mekanis. Penerbit Seri Tambang Umum, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta...,(20013).Caterpillar Performance Handbook, 43nd edition, Caterpillar Inc., Peoria, Illinois, U.S.A...,(2015). Arsip Mine Operation DepartmentPT. Newmont Nusa Tenggara. 296