Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

dokumen-dokumen yang mirip
tak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi.

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Yijk=^ + ai + )3j + (ap)ij + Iijk. Dimana:

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN. 3. Pembuatan natriimi tiosulfat 0,02 N Sebanyak 20 ml natrium tiosulfat 0,1 N diencerkan dalam 100 ml aquadest

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Bab III Pelaksanaan Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

PROSEDUR PENELITIAN PEMBUAT MINYAK VCO (Virgin Coconut Oil) Oleh : Ngatemin Prodi Teknolologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN SIFAT MINYAK DAN LEMAK. ANGKA PENYABUNAN ANGKA IOD ANGKA REICHERT-MEISSL ANGKA ESTER ANGKA POLENSKE TITIK CAIR BJ INDEKS BIAS

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN DAN WAKTU PENDIAMAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI (VCO)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN GETAH PEPAYA TERHADAP KUALITAS MINYAK KELAPA MURNI YANG DIPEROLEH DARI METODE BASAH

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Minyak kelapa sawit mentah (Crude palm oil)

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

a. Kadar Air (SNI) ), Metode Oven b. Kadar Abu (SNI ), Abu Total

Transkripsi:

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida pellet dalam 1000 ml aquadest (Ditjen POM, 1995). Asam klorida encer dibuat dengan mengencerkan 17 ml asam klorida pekat dengan air suling hingga 100 ml (Ditjen POM, 1979). Natrium tiosulfat 0,01 N dibuat dengan melarutkan 2,482 g, kemudian ditambahkan 200 mg natrium karbonat dan dilarutkan dalam labu takar dengan aqua bebas CO 2 hingga 1000 ml. Indikator amilum 1% dibuat dengan menimbang 1 g pati (amilum) dan tambah 100 ml aquades yang sedang mendidih (Ditjen POM, 1979). 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembakuan Larutan KOH 0,1 N Ditimbang seksama 360 mg kalium biftalat yang telah dikeringkan pada suhu 28 0 C selama 2 jam. Kemudian dilarutkan dalam 25 ml air suling bebas karbon dioksida. Dititrasi dengan KOH menggunakan indikator fenolftalein sampai terbentuk merah jambu yang mantap (Ditjen POM, 1995). 3.3.2 Pembakuan Larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N Timbang seksama 210 mg K 2 Cr 2 O 7 yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 120 0 C selama 4 jam, dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml dalam labu 500 ml, digoyang hingga larut, ditambah 3 g KI, ditambah 2 g NaHCO 3 dan 5 ml HCl 2 N, digoyang hingga larut, biarkan ditempat gelap 10 menit, kemudian dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 menggunakan indikator larutan kanji (Ditjen POM, 1979). 3.3.4 Pembuatan Minyak Kelapa Murni dengan variasi kecepatan sentrifu gasi dan lama sentrifugasi 34

Parut daging buah kelapa yang sudah tua, dibuat santan, diambil sebanyak 950 ml. Santan dibiarkan selama 2 jam dalam wadah transparan sampai air terpisah dari santan kanil. Santan kanil dipisahkan dari air dan dipindahkan dalam wadah. Kemudian diaduk dengan alat sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10 menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit, 10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit). Terbentuk 3 lapisan yaitu protein, air dan blondo. Protein dipisahkan dari air dan blondo, dimasukan dalam wadah dan dibiarkan selama 24 jam sampai terbentuk 2 lapisan minyak dan protein. Minyak dipisahkan dari protein, kemudian minyak kelapa murni disaring dengan kertas saring Whatman 42 (Haryani, 2006) dan bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Kemudian dihitung rendemen minyak kelapa murni. Perhitungan rendemen menurut Badan Standarisasi Indonesia: jumlah min yak kelapa murni Rendemen = x100% jumlah san tan kanil 3.4 Uji Kualitas Minyak Kelapa Murni 3.4.1 Organoleptik Menurut Badan Standarisasi Nasional 2008, bau minyak kelapa murni secara organoleptik dapat dilakukan dengan organ penciuman (hidung) yaitu minyak kelapa murni dikocok dalam wadah, kemudian tutupnya dibuka dan dicium baunya pada jarak kira-kira 5 cm dari hidung, kemudian dikebaskan dari arah hidung untuk mengetahui baunya (Badan Standarisasi Nasional, 2008). Rasa minyak kelapa murni secara organoleptik dapat dilakukan dengan dengan organ perasa (lidah) yaitu dengan menuangkan minyak kelapa murni kedalam sendok 35

teh dan rasakan dengan lidah. Warna minyak kelapa murni secara organoleptik dapat dilakukan dengan organ penglihatan (mata) yaitu dengan memindahkan minyak kelapa murni kedalam tabung reaksi lalu diamati. 3.4.2 Kadar air Ditimbang sampel 5 gram dengan botol timbang kemudian dipanaskan dengan oven pada suhu 105 0 C selama 1 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Kemudian botol ditimbang dan dicatat. Bagan alirannya dapat dilihat pada Lampiran 2. Pemanasan dan penimbangan diulangi sampai diperoleh berat konstan (Badan Standarisasi Nasional, 2008). Kadar air = berat awal berat awal berat akhir x 100% 3.4.3 Berat Jenis Sampel yang telah didinginkan sampai 20-23 0 C dimasukkan kedalam piknometer dan direndam dalam waterbath pada suhu 25 ± 0,2 0 C selama 30 menit. Sisi luar piknometer dilap dengan tissue. Kemudian piknometer dan sampel tersebut ditimbang. Bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Haryani, 2006). Berat jenis = 3.4.4 Angka Asam ( berat piknomete r min yak) berat piknometer volume pada piknometer Sampel sebanyak 5 g dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 50 ml alkohol netral 96% kemudian dipanaskan dalam penangas air sambil diaduk dengan magnetic stirrer dan ditutup dengan pendingin tegak. Alkohol berfungsi untuk melarutkan asam lemak. Setelah didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1000 N menggunakan indikator PP sampai tepat berwarna 36

merah jambu bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Badan Standarisasi Nasional, 2008). Angka asam = 3.4.5 Angka peroksida ml KOHx N KOH x MR KOH berat sampel (g) Ditimbang 5 g sampel dan dimasukkannya ke dalam erlenmeyer 300 ml dan ditambahkan 30 ml campuran pelarut (terdiri dari 40% kloroform dan 60% asam asetat glasial) untuk melarutkan sampel, lalu dikocok kuat, lalu ditambahkan 0,5 ml KI jenuh, ditutup dan dikocok. Kemudian ditambahkan 30 ml aquades dan dikocok dengan kuat. Kelebihan iod dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 N dengan larutan amilum sebagai indikator. Melakukan hal yang sama pada blanko (tanpa menggunakan sampel), bagan alirnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 2008). mltitrasi( sampel blanko) NNa2S 2O3 Angka peroksida = x1000 beratg sampel( g) 37

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kecepatan dan Lama Waktu sentrifugasi Terhadap rendemen dan beberapa Parameter Kualitas Minyak Kelapa Murni Contoh perhitungan dan data dari pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12. Hasil penelitian pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni No Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit ) Rendeme n (%) Kadar air (%) Berat jenis (ml/g) Angka asam Angka peroksida (mg ek/kg) organoleptik 1 7000:5 37,25 0,1756 0,9156 0,1281 0 Khas kelapa 2 7000:10 28,57 0,1651 0,9158 0,1317 0 segar tidak 3 7000:15 38,23 0,1057 0,9160 0,1332 0 berbau tengik, normal khas 4 8500:5 22,54 0,0858 0,9162 0,1367 0 5 8500:10 25,24 0,0664 0,9164 0,1418 0 minyak kelapa, tidak 6 8500:15 21,35 0,0584 0,9168 0,1455 0 7 10000:5 30,55 0,0417 0,9168 0,1523 0,3660 berwarna 8 10000:10 30,55 0,0290 0,9171 0,1544 0.3680 hingga 9 10000:15 21,00 0,0178 0,9175 0,1668 0.3680 kuning Keterangan: hasil didapat dari data rata-rata tiga kali pengulangan kecuali rendemen satu kali pengulangan Pengujian kualitas minyak kelapa murni yang dilakukan hanya terhadap beberapa parameter saja yaitu kadar air, berat jenis, angka asam, angka peroksida dan organoleptik karena beberapa parameter ini merupakan nilai penting untuk menentukan derajat kerusakan minyak atau lemak. 38

4.2 Rendemen minyak kelapa murni Dari penelitian yang dilakukan, maka rendemen minyak kelapa murni yang dihasilkan dari kecepatan dan lama sentrifugasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 3.1. Kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi rendemen minyak kelapa murni. Semakin tinggi kecepatan dan semakin lama sentrifugasi maka minyak yang dihasilkan sedikit. Semakin rendah kecepatan dan semakin singkat waktu sentrifugasi maka minyak yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada pembuatan minyak kelapa murni dengan kecepatan dan lama sentrifugasi yang tinggi, air yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan hasil pembuatan dengan kecepatan sentrifugasi yang rendah dan waktu sentrifugasi yang singkat. Rendemen minyak kelapa murni dari hasil variasi kecepatan dan lama sentrifugasi rendemen tertiggi diperoleh dari kecepatan sentrifugasi 7000 rpm selama 15 yaitu 38,23%. Rendemen ini lebih tinggi daripada rendemen yang didapat Wardani (2007) yang telah melakukan penelitian mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan yaitu 20,05%. 4.3 Kualitas Minyak Kelapa Murni 4.3.1 Kadar air Hasil analisa kadar air minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. 39

Kadar air (%) 0,2 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 Gambar 4.1. Kadar air minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi kadar air minyak kelapa murni. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi maka kadar air semakin kecil. Semakin lambat kecepatan dan lama sentrifugasi kadar airnya semakin tinggi. Dari sembilan hasil tersebut diperoleh bahwa kadar air minyak kelapa murni dalam penelitian ini memenuhi Standar Nasional Indonesia 2008, yaitu maksimal 2%. Gambar 1 menunjukkan bahwa kadar air semakin kecil dengan bertambahnya kecepatan dan waktu sentrifugasi. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pengadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan kadar air yang diperoleh memenuhi standart mutu minyak kelapa murni sesuai dengan Standart Nasional 2008. Kecpatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit) Apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel artinya terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Berdasarkan analisis statistik dari Lampiran 12 dapat dilihat bahwa kecepatan sentrifugasi F hitung (9,301) > F tabelnya (3,55) 40

pada α = 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Nilai F hitung lama sentrifugasi adalah (1,389) < F tabelnya (3,55) artinya lama sentrifugasi tidak signifikan. Nilai F hitung untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi adalah (5,345) > F tabelnya (2,93). Hal ini berarti bahwa kecepatan terhadap lama sentrifugasi signifikan terhadap perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda ratarata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap kadar air dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap kadar air Perlakuan Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm Lama sentrifugasi: 5 menit 10 menit 15 menit Taraf nyata α = 0,05 N 1 2 9 0,04322 9 0,10898 9 0,06900 9 0,07564 9 0,08567 9 0,05989 Pada tabel 4.2 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm dan 10000 rpm tidak adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata dengan kecepatan sentrifugasi 8500 rpm, sendangkan pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata. 4.3.2 Berat jenis Berat jenis minyak adalah perbandingan berat dari volume minyak pada suhu 25 0 C dengan berat air dengan volume yang sama (Ketaren, 1986). Penentuan berat jenis dilakukan dengan menggunakan alat piknometer. Hasil analisis berat jenis minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrif- 41

ugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. 0,918 0,9175 berat jenis (ml/g) 0,917 0,9165 0,916 0,9155 0,915 0,9145 kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit) Gambar 4.2. Berat jenis minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama pengadukansentrifugasi Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi berat jenis minyak kelapa murni. Pada Tabel 4.1 dan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa harga berat jenis minyak kelapa murni hampir mendekati berat jenis standart yaitu sebesar 0,915-0,920 (Prayugo dan Bambang, 2006). Gambar 4.2 menunjukan bahwa dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi, maka bertambah pula berat jenisnnya. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pengadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas minyak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan berat jenis yang diperoleh juga memenuhi standar mutu minyak kelapa murni sesuai dengan Standar Nasional 2008. 42

Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi nilai F hitung (25,800) > nilai F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara perlakuan, sedangkan lama sentrifugasi F hitung (2,400) < F tabelnya (3,55 ) berarti tidak ada perbedaan yag signifikan. Untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasi nilai F hitungnya (1,200) < F tabelnya (2,93) hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap berat jenis dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap berat jenis Perlakuan Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm Lama sentrifugasi: 5 menit 10 menit 15 menit Taraf nyata α = 0,05 N 1 2 3 9 0,915911 9 0,916000 9 0,916056 9 0,915967 9 0,915989 9 0,916011 Pada tabel 4.3 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm, 85000 rpm dan 10000 rpm adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata, tetapi pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata. 4.3.3Angka asam Hasil analisa angka asam minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi pengadukan dan lama sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.3. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8. 43

Angka asam 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit) Gambar 4.3 Angka asam minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.3 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi angka asam minyak kelapa murni. Tabel 3.1 menunjukan bahwa minyak kelapa murni mempunyai angka asam yang rendah, yang sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional 2008 yaitu maksimal 0,2. Dari Gambar 4.3, menunjukan bahwa angka asam semakin bertambah, dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi pembuatan minyak kelapa murni, berarti kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak juga bertambah banyak. Kemungkinan hal ini terjadi proses hidrolisis minyak oleh air dan panas yang berasal dari alat sentrifugasi. Semakin tinggi angka asam maka akan semakin rendah kualitasnya (Handayani, 2007). Selain karena adanya air, asam lemak bebas juga dapat disebabkan kenaikan suhu dan semakin lama kontak dengan oksigen dalam udara menyebabkan oksidasi semakin cepat. Proses oksidasi tersebut menghasilkan asam lemak bebas (Ginting dan Herlina, 2002).. Dari hasil penelitian Haryani (2006) mengenai pengaruh waktu pengadukan terhadap virgin coconut oil dan Wardani (2007) mengenai uji kualitas min- 44

yak kelapa murni berdasarkan cara pembuatan dari proses pengadukan tanpa pemancingan dan proses pengadukan dengan pemancingan angka asam yang diperoleh memenuhi standart mutu minyak kelapa murni sesuai dengan Standar Nasional 2008 yaitu maksimal 0,2%. Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi F hitung (56,758) > nilai F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti adanya perbedaan yang signifikan terhadap perlakuaan. F hitung lama sentrifugasi (11,958) (Lampiran 12) > F tabelnya (3,55) berarti adanya perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Nilai F hitung untuk kecepatan terhadap lama pengadukan (0,310) < F tabelnya (2,93), hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka asam dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka asam Perlakuan Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm Lama sentrifugasi: 5 menit 10 menit 15 menit Taraf nyata α = 0,05 N 1 2 3 9 0,133389 9 0,141344 9 0,156756 9 0,139067 9 0,142644 9 0,149778 Pada tabel 4.3 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm, 8500 rpm dan 10000 rpm adanya perbedaan yang nyata tetapi. Pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata antara lama waktu 5 menit dan 10 menit, tetapi pada waktu 15 menit menunjukan perbedaan yang nyata. 45

4.3.4 Angka peroksida Dalam penelitian ini ditentukan angka peroksida karena angka peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan minyak. Asam lemak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Semakin kecil angka peroksida maka kualitas minyak semakin baik. Hasil analisis angka peroksida minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.4. Contoh perhitungan dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10. Angka peroksida (mg/kg) 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Kecepatan dan lama sentrifugasi (rpm;menit) Gambar 4.4. Angka peroksida minyak kelapa murni dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi Dari Tabel 3.1 dan Gambar 3.4 dapat dilihat variasi kecepatan dan lama sentrifugasi mempengaruhi angka peroksida minyak kelapa murni. Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.4 bahwa minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10 menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit) mempunyai angka peroksida 0, yang berarti tidak terdapat peroksida dalam minyak tersebut. Sedangkan, minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi ke- 46

cepatan dan lama sentrifugasi (10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit) yaitu mempunyai angka peroksida 0,3667 mg/kg, 0,3668 mg/kg, 0,3668 mg/kg. angka peroksida ini lebih tinggi di bandingkan dengan penelitian yang dilakukan Haryani (2006) minyak kelapa murni yang dibuat dengan waktu sentrifugasi 25 menit mempunyai angka peroksida 0,2033 mg/kg dan Wardani (2007) minyak kelapa murni yang dibuat dengan waktu sentrifugasi 25 menit mempunyai angka peroksida 0,1433 mg/kg. Kemungkinan hal ini terjadi oleh panas dari alat sentrifugasi saat pengolahan dan lamanya kontak dengan oksigen dalam udara. Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya adalah dengan terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam asam lemak bebas (Ketaren, 1986). Dari Lampiran 12 untuk kecepatan sentrifugasi F hitung (2,192) < F tabelnya (3,55) pada α = 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Nilai F hitung lama sentrifugasi (0,042) < F tabelnya (3,55) berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Nilai F hitung untuk pengaruh kecepatan dan lama sentrifugasinya (0,042) (Lampiran 12) < F tabelnya (2,93) berarti tidak adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara perlakuan dilakukan uji rata-rata Duncan. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka peroksida dapat dilihat pada Tabel 4.4. 47

Tabel 4.4. Hasil uji beda rata-rata Duncan pada kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap angka peroksida Perlakuan Kecepatan sentrifugasi: 7000 rpm 8500 rpm 10000 rpm Lama sentrifugasi: 5 menit 10 menit 15 menit Taraf nyata α = 0,05 N 1 2 9 0,000000 9 0,000000 9 0,366700 9 0,122211 9 0,122267 9 0,122222 Pada tabel 4.2 tampak bahwa kecepatan sentrifugasi 7000 rpm dan 8500 rpm tidak adanya perbedaan yang nyata tetapi berbeda nyata dengan kecepatan sentrifugasi 10000 rpm, sendangkan pada lama sentrifugasi tidak adanya perbedaan yang nyata. 4.3.5 Organoleptik Salah satu parameter mutu yang penting yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional adalah kejernihan, bau dan rasa. Semua minyak kelapa murni yang dibuat dengan cara variasi kecepatan dan lama sentrifugasi diperoleh dalam keadaan khas kelapa segar tidak berbau tengik, normal khas minyak kelapa, tidak berwarna hingga kuning pucat. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan terhadap rendemen dan beberapa parameter kualitas minyak kelapa murni, maka rendemen minyak kelapa murni dari hasil variasi kecepatan dan lama sentrifugasi tertinggi diperoleh dari kecepatan dan lama sentrifugasi 7000 rpm selama 15 menit yaitu 38,23%. Minyak kelapa murni yang dibuat dengan kecepatan dan lama sentrifugasi yang bervariasi mempengaruhi kualitas minyak kelapa murni yang dihasilkan, yaitu dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentifugasi maka kadar air semakin besar. Dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasi minyak kelapa murni, maka bertambah pula berat jenisnnya. Dengan bertambahnya kecepatan dan lama sentrifugasipembuatan minyak kelapa murni, berarti kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak juga bertambah banyak. Minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi (7000 rpm;5 menit, 7000 rpm;10 menit, 7000 rpm;15 menit, 8500 rpm;5 menit, 8500 rpm;10 menit, 8500 rpm;15 menit) mempunyai angka peroksida 0, yang berarti tidak terdapat peroksida dalam minyak tersebut. Sedangkan, minyak kelapa murni yang dibuat dengan variasi kecepatan dan lama sentrifugasi (10000 rpm;5 menit, 10000 rpm;10menit, 10000 rpm;15 menit) yaitu mempunyai angka peroksida 0,3667 mg ek/kg, 0,3668 mg ek/kg, 0,3668 mg ek/kg. Hal ini dikarenakan adanya panas dari alat sentrifugasi saat pengolahan dan Lebih banyak kon- 49