PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS XI SMA TUT WURI HANDAYANI CIMAHI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

YUNICA ANGGRAENI A

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya. Hamalik (Jihad dan Haris, 2012: 15) mengatakan tujuan belajar adalah

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

MAKALAH. Oleh RINA HERLINA NPM :

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

Desyandri, S.Pd., M.Pd NIP

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

BAB II KAJIAN TEORITIS

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TITIK ARIYANI HALIMAH A

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KRITIK SASTRA MAHASISWA UMTS PADANGSIDIMPUAN.

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOMPONEN QUESTIONING DAN LEARNING COMMUNITY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata mampu. yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya,

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PEMBELAJARAN SEJARAH SASTRA YANG MENYENANGKAN. oleh. Isah Cahyani. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH : BINTI UMI HANIK NPM :

Winaika Irawati Universitas Negeri Surabaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

Transkripsi:

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) ABSTRAK PADA SISWA KELAS XI SMA TUT WURI HANDAYANI CIMAHI TAHUN AJARAN 2012-2013 DIWI PRATIWI OKTARIANI 09210112 Pratiwit15@yahoo.com STKIP Siliwangi Bandung Penelitian ini berjudul pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada siswa kelas XI SMA Tut Wuri Handayani Cimahi. Penelitian mengangkat permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah siswa mampu mengapresiasikan kemampuan pembelajaran puisi siswa kelas XI SMA dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)? 2. Apakah pendekatan CTL efektif dalam pembelajaran peningkatan keterampilan apresiasi puisi siswa di kelas XI SMA Tut Wuri Handayani tahun ajaran 2012-2013? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikasi antara kemampuan apresiasi puisi siswa kelas XI SMA Tut Wuri Handayani tahun ajaran 2012-2013 sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)? Tujuan dari pada penilitian ini adalah ingin mengetahui sebatas mana kemampuan siswa dalam apresiasi puisi dengan menggunakan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dan dapat efektifkah motode ini dalam pembelajaran. metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi, dimana menekankan pada proses belajar terjadi dalam diri siswa dan dapat diterima dengan baik, dan dapat memberikan hasil yang maksimal. Setelah di analisis, dapat ditentukan bahwa efek yang terjadi setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunkan pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) di SMA tersebut, jumlah rata-rata keseluruhan peserta didik pada awal pretes 5 dan postes 7 jadi hasil rata-rata nilai postes lebih tinggi dari pada nilai pretes. Ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kontekstual telah berhasil walau tidak signifikan tetapi telah dikatan berhasil dalam pembelajaran apresiasi puisi. Kata kunci : Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) PENDAHULUAN : Bahasa indonesia merupakan bahasa indonesia adalah bahasa nasional yang wajib di pelajari dan dipahami oleh setiap masyarakat, oleh setiap itu pembelajaran yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia harus diajarkan dari dini. Pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia disekolah tentunya didukung pula dari, tetapi pada kenyataannya peserta didik kurang termotifasi dalam hal membaca dan menyimak. Sehinga fasilitatorlah yang menjadi peran penting dalam memilih metode pembelajaran pada saat menyampaikan materi yang kan disampaikan. Metode kontekstual diharapkan dapt membuat peserta didik lebih termotivasi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang penelitian ini yaitu : Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, perlu ada pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa pembelajaran apresiasi puisi diberikan ke siswa agar dapat mengerti pemahaman arti dari apresiasi dan juga puisi. Setiap pembelajaran tentunya memiliki pokokpokok pembahasan yang menjadi inti dari setiap materi yang diajarkan agar siswa dapat mengerti dan memahami nilai-nilai yang ada dalam materi yang diajarkan dalam pembelajaran apresiasi puisi Di dalam proses penyampaian materi pembelajaran apresiasi puisi tentunya materi harus didukung dengan pendekatan yang

sesuai, agar dalam proses penyampaiannya mudah diterima dan dipahami oleh siswa dengan baik. Dengan metode pendekatan kontekstual CTL (Contextual Teaching And Learning). Penelitian dilakukan berdasarkan pola berfikir siswa dan juga dilihat dari kehidupan keseharian siswa lah metode ini di gunakan agar dapat mendukung keberhasilan penelitian dan yang dianggap sesuai dengan pola dan cara berfikir siswa. Pendekatan kooperatif merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan materi terutama dapat mendukung keberhasilan pembelajaran apresiasi puisi di SMA Tut Wuri Handayani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Tut Wuri Handayani tahun ajaran 2012-2013 kelas XI tentunya diharapkan peningkatan pemahaman siswa tentang apresiasi puisi, baru penelitian bisa dikatan berhasil. Jadi, penelitian yang dilakukan memiliki batasan yang harus ditetapkan dalam penyampaiannya, agar terfokus dan mencapai tujuan peningkatan pembelajaran apresiasi puisi siswa dapat terwujud. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran apresiasi puisi dapat dilihat dari tingkat pemahaman siswa yang bertambah atau tetap bahkan tidak ada perubahan pemahaman akan materi yang telah disampaikan. Kajian Teori dan Metode A. Kajian Teori Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dapat membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka (Trianto : 104 ). Berdasarkan definisi diatas dapat menarik kesimpulan bahwa model pembelajaran itu merupakan suatu susunan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran atau belajar mengajar untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuannya. Adapaun tujuan dari pembelajaran yang dicapai tersebut adalah meningkatkan kognitif, psikomotor dan keafektifan yang terdapat didalam siswa. Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio mengindahkan atau menghargai. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pada sisi lain, squire dan taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti yaitu 1) aspek kognitif 2) aspek emotif 3) aspek evaluatif (amminudin, 1987/2009 : 34). Hakikat puisi adalah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Menurut praodpo ada tiga aspekyang perlu diperhatikan dengan baik agar dapat mengerti hakikat puisi, yaitu sifat seni atau fungsi seni, kepadatan dan ekspresi (pradopo, 2002:315-318). Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Tema/makna (sense) : media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. b. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Dalam pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. c. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. d. Amanat/tujuan/maksud (itention): sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual (Trianto, 2011:107), yakni : a. Konstruktivisme (constructivism) Salah satu landasan teoritis pendidikan modern termasuk CTL adalah teori pembelajaran kostruktivis. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri penetahuan mereka lewat keterampilan aktif proses belajar mengaja. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. b. Inkuiri (Inquiry) Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya, siklus inkuiri terdiri dari: a. Observasi (Observation) b. Bertanya (Questioning) c. Mengajukan dugaan (Hyphotesis) d. Pengupulan data (Conclussion) Langkah-langkah kegiatan inkuri adalah sebagai berikut : a. Merumuskan masalah b. Mengamati atau melakukan c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya. d. Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lainnya. c. Bertanya (Quenstioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya Questioning (bertanya) merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Hampir pada semua aktifitas belajar dapat menerapkan Questioning (bertanya) : antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas dan sebagainya. d. Masyarakat belajar (learning Community) Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar menimbang massa benda dengan menggunakan neraca O haus, ia bertanya kepada temannya. Maka dua orang anak tersebut sudah membentuk masyarakat belajar (learning Community) e. Pemodelan (modelling) Dalam sebuah belajar keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswa, misalnya guru memodelkan langkah-langkah cara menggunakan neraca O haus dengan demonstrasi sebelum siswanya melakukan suatu tugas tertentu. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. f. Refleksi (reflection) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang harus dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu. Siswa mengedepankan apa yang harus dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respons terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang harus diterima. g. Penilaian autentik (Authentic Assessment) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. B. Metode Penelitian dan Teknik Penelitian a) Metode Penelitian Untuk menghasilkan penelitian diperlukan sebuah metode-metode. Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk menyimpulkan data penelitian (Arikunto, 1996 : 150). Agar dapat menyimpulkan data penelitian dalam model pembelajaran apresiasi puisi dengan metode

kontekstual, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif membahas masalah dengan mengumpulkan data, kemudian menyusun dan menganalisis serta menginterpretasikan arti dari data tersebut. Menurut teori pembelajaran kontekstual, bahwa belajar hanya terjadi ketika murid (pelajar) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian sehingga informasi atau pengetahuan tersebut dipahami mereka dalam kerangka acuan (memori, pengalaman, dan respons mereka sendiri. Pembelajaran kontekstual atau (contextual teaching and learning) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan. b) Teknik Penelitian Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi puisi. Dengan menggunakan metode kontekstual data tersebut diperoleh dengan cara menguji pada siswa kelas XI SMA dengan memberikan tes awal (pretes) sebelum memperdalam materi dalam penelitian. Kegiatan uji coba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes dari siswa kelas XI yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisisan untuk pembelajaran unsur-unsur intrinsik dalam pembelajaran apresiasi Puisi Pada kelas XI C. Deskripsi Data Dan Pembahasan Data hasil penelitian ini adalah data nominal berupa skor hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Skor tersebut diperoleh dari hasil tes tentang apresiasi puisi setelah kegiatan pembelajaran apresiasi puisi dengan metode kontestual (contextual teaching and learning) pada siswa kelas XI. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 10 butir soal. Skala penilaian berkisar antara 0-10, dengan skor penilaian tiap butir soal memperoleh nilai 1 untuk jawaban yang benar, dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Data hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual (contextual teaching and learning) diperoleh dari hasil tes pilihan ganda sebanyak 10 butir soal. Kegiatan pertama yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang akan diterapkan dalam pembelajaran apresiasi puisi yaitu dengan memberikan pretes. D. KESIMPULAN Setelah penulis meneliti, mengolah, dan menganalisis data, maka kesimpulan yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pemahaman siswa terhadap menggunakan metode kontekstual (contextual teaching and learning) yang penulis terapkan mengalami peningkatan cukup baik. Data ini terlihat pada perbedaan yang signifikanantara hasil tes siswa sebelum mendapatkan menggunakan pendekatan (Metode) kontekstual (contextual teaching and learning) (Pretes) dengan nilai rata-rata 4 (empat) dan tes setelah siswa mendapatkan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunkan Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning) (Postes) dengan nilai rata-rata 7 (tujuh). Artinya, bahwa model menggunakan metode (contextual teaching and learning) efektif diterapkan pada siswa kelas XI SMA, karena dapat merangsang, mempengaruhi, dan khususnya pada pembelajaran apresiasi puisi. 2. Tingkat keberhasilan pembelajaran bergantung pada kesiapan seorang guru, baik kesiapan dalam penyusunan perencanaan persiapan pembelajaran atau kesiapan dalam menguasai materi yang

akan disampaikan. Artinya, bahwa dalam menerapkan model pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual (contextual teaching and learning) diperlukan persiapan yang sangat matang dari seorang pengajar atau guru, agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan baik, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Trianto. 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Aminuddin. 1987. Teori Pembelajaran sastra. Bandung Sinar Biru. Pradopo. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Zain. Aswan dan Djamarah. S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Esten. Mursal. 2007. Memahami Puisi. Bandung : Angkasa. Effendi. 2004. Pembelajaran Apresiasi. Bandung : Armico.