2015 PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui. Wiyasa, 1997 dalam Budisusetio, 2004).

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia juga berada di tengah-tengah Kalimantan Tengah. Kota Palangka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dan perkembangan di era globalisasi ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lima pulau besar yang dimiliki serta pulau-pulau kecil yang tersebar dari

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI PENGUNJUNG DI WANA WISATA SITU CISANTI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Setiap kali mendengar nama Pulau Bali, yang langsung terlintas di kepala

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi wisata.dengan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. andalan di samping minyak dan gas bumi. Program pengembangan pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

2 Pada tahun 2010, Provinsi Bangka Belitung menyelenggarakan Tahun Kunjungan Bangka Belitung yang disebut dengan Visit Babel Archipelago 2010 untuk me

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU

IV. GAMBARAN UMUM SEKTOR HOTEL DAN RESTORAN KOTA CIREBON Kondisi Umum dan Perekonomian Kota Cirebon.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri kecil dan menengah merupakan kelompok industri yang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Khalid Saifullah Fil Aqsha, 2013

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

S, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

INTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

Transkripsi:

SBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Cirebon merupakan suatu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang letaknya di lintas jalur utara Pulau Jawa dengan luas wilayah administrasi 990,36 km² yang terdiri dari 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan dan menjadi wilayah perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108 40 108 48 Bujur Timur dan 6 30 7 00 Lintang Selatan. Jarak tempuh untuk mencapai Kabupaten Cirebon yaitu 270 Km dari arah Kota Jakarta dan 130 Km dari arah Kota Bandung. Kabupaten Cirebon dapat dikatakan sebagai wilayah yang sedang berkembang. Perkembangan wilayahnya tersebut diakibatkan oleh pertumbuhan usaha industri, baik yang diadakan oleh pemerintah maupun masyarakatnya itu sendiri. Usaha industri yang telah ada sangatlah bervariatif seperti industri pengrajin kayu, industri pembuatan alat rumah tangga, industri keramik dan yang saat ini sedang menjadi bahan perhatian pemerintah yaitu industri pariwisata. Kabupaten Cirebon memiliki sumber daya alam yang sangat bervariatif dan tersebar secara merata di wilayahnya. Beberapa diantaranya telah dijadikan sebagai daya tarik wisata karena keunikan dan kemenarikannya. Pemerintah Daerah saat ini sedang menjalani berbagai program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Cirebon. Berdasarkan susunan RIPPDA Kabupaten Cirebon, Visi industri pariwisata yang ingin dicapai adalah Kabupaten Cirebon Sebagai Destinasi Pariwisata Sejarah dan Budaya Yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya penawaran produk pariwisata, hal itu pula lah yang membuat banyak wisatawan berkunjung ke Kabupaten Cirebon baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik untuk melakukan kegiatan wisata. Berikut data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Cirebon.

2 Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Cirebon Tahun 2010-2013 Tahun 2010 2011 2012 2013 Jenis Wisatawan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara 159 Nusantara 483.521 Mancanegara 175 Nusantara 587.517 Mancanegara 136 Nusantara 583.008 Mancanegara 1913 Nusantara 795.462 Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon (2014) Berdasarkan Tabel 1.1, terdapatnya suatu peningkatan kunjungan wisatawan yang siginifikan baik dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara dari tahun ke tahun ke Kabupaten Cirebon. Dan jumlah wisatawan nusantara lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan mancanegara. Wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Cirebon smemiliki tujuan wisata yang berbedabeda. Berikut uraian daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Cirebon disusun berdasarkan jumlah kunjungan tertinggi hingga terendah dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Daya Tarik Wisata di Kabupaten Cirebon Daya Tarik Wisata Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Makam Sunan Gunung Jati 1.750.536 Banyu Panas 332.864 Batik Trusmi 230.395 Plangon 73.661

3 Makam Syekh Magelung Sakti 52.498 Kura-kura Belawa 5015 Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon (2012) Berdasarkan Tabel 1.2, bahwa daya tarik wisata yang paling diminati di Kabupaten Cirebon yaitu makam-makam para leluhur yang termasuk dalam jenis wisata religi. Pada dasarnya daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Cirebon itu cukup banyak akan tetapi masih terdapat daya tarik wisata yang belum tertata dan belum dikembangkan secara optimal. Padahal banyak sekali tempat di Kabupaten Cirebon yang memiliki potensi untuk dikembangan menjadi suatu daya tarik wisata baik dari karakteristik wilayahnya maupun keunikan wilayah itu sendiri. Salah satu daya tarik wisata yang sudah dikembangkan serta memiliki pengelola resmi yaitu Objek Wisata Banyu Panas Gempol-Cirebon. Banyu Panas merupakan tempat pemandian air panas yang berlokasi di Desa Palimanan Barat, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Banyu Panas ini merupakan daya tarik wisata kedua yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Lokasi Banyu Panas dapat ditempuh dengan jarak 16 Km dari pusat Kota Cirebon ke arah Kota Bandung atau dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Banyu Panas ini berlokasi di dalam komplek pabrik industri PT. Indocement, tepatnya dibawah kaki Gunung Kromong yang notabene merupakan Gunung Kapur. Pembentukan destinasi wisata Banyu Panas sebagai tempat pemandian air panas dikarenakan tersedianya sumber mata air panas alami yang muncul dengan sendirinya. Bedasarkan wawancara penulis dengan pengelola, air panas tersebut mengandung belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit ringan. Konon, keberadaan sumber air panas ini sudah ada ratusan tahun, tetapi belum menjadi daya tarik wisata, hanya berupa perbukitan yang di beberapa titiknya terdapat sumber mata air panas yang muncul. Semenjak diresmikannya Banyu Panas pada tanggal 2 Agustus 2010 oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, banyak wisatawan yang datang mengunjungi Banyu Panas baik untuk terapi pengobatan maupun untuk hanya sekedar mandi air panas.

4 Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan ke Banyu Panas Tahun Jumlah 2010 12.685 2011 119.864 2012 90.407 2013 94.168 2014 96.391 Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon (2014) Diresmikannya Banyu Panas sebagai daya tarik wisata merupakan upaya pertanggung jawaban PT. Indocement terhadap pemerintah atas eksploitasi lingkungan Gunung Kromong. Oleh karena itu, dalam bentuk CSR (Corporate Social Resposibility) PT. Indocement melakukan kerja sama dengan Pemda Kabupaten Cirebon, untuk mengelola dan mengembangkan Banyu Panas. Pengembangan yang telah dilakukan oleh pihak pengelola yaitu pembangunan produk serta fasilitas penunjang yang diperuntukkan untuk wisatawan yang berkunjung. Koperasi PT. Indocement dibawah naungan PT. Indocement merupakan pihak resmi sebagai pengelola operasional Banyu Panas. Pengadaan kelengkapan seperti fasilitas, keamanan, kebersihan, dan SDM operasional, semuanya berada di bawah naungan Koperasi PT. Indocement yang memiliki seksi unit usaha tersendiri. Tingkat kunjungan wisatawan ke Banyu Panas mengalami fluktuasi. Dan menurut hasil wawancara dengan pengelola, ketika siang hari terkadang tidak ada sama sekali wisatawan yang berkunjung. Jika dilihat dari kondisi iklim Kabupaten Cirebon yang bersuhu panas, maka dapat dikatakan wajar wisatawan enggan mengunjungi Banyu Panas ketika siang hari. Hal yang mempengaruhi penurunan kunjungan wisatawan karena produk inti dan fasilitas wisata yang ditawarkan di Banyu Panas hanya berupa pemandian air panas di kolam dan di sungai yang dilengkapi fasilitas untuk pemandian saja. Hanya pengunjung yang memiliki keperluan terapi pengobatan saja yang mengunjungi Banyu Panas lebih dari sekali. Tidak ada produk lain yang ditawarkan yang dapat menjadi alternatif

5 kegiatan lain yang bisa dilakukan wisatawan selain mandi air panas. Kelengkapan fasilitas untuk wisatawan pun masih terbilang kurang padahal fasilitas di destinasi wisata merupakan salah satu komponen penting untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal, lebih banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang dikunjungi (Yoeti, 1996: 9). Dengan luas wilayah Banyu Panas 20.000 m² dan masih banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan, Banyu Panas berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut khususnya pada aspek fasilitas wisata sebagai penunjang kebutuhan wisatawan agar wisatawan dapat lebih lama menghabiskan waktunya di Banyu Panas dan dapat melakukan aktivitas selain pemandian air panas. Pada dasarnya pengelola Banyu Panas merencanakan pembangunan fasilitas lainnya yang didasarkan adanya penurunan kunjungan wisatawan. Pembangunan fasilitas tambahan itu bertujuan untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan yang berkunjung dan yang lebih khususnya agar di siang hari Banyu Panas tetap dikunjungi oleh wisatawan. Tetapi rencana tersebut belum diimplementasikan oleh pihak pengelola, karena masih adanya pertimbangan terkait fasilitas yang memang dibutuhkan oleh wisatawan serta dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. Bedasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian, terkait analisis kebutuhan wisatawan terhadap fasilitas yang hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menyelesaikan permasalahan yang dimiliki Banyu Panas. Adapun judul penelitian ini yaitu Pengembangan Fasilitas Wisata Berdasarkan Preferensi Wisatawan di Banyu Panas Kabupaten Cirebon B. Identifikasi Masalah Banyu Panas merupakan tempat pemandian air panas yang berlokasi di Desa Palimanan Barat Kabupaten Cirebon. Terdapatnya sumber mata air panas alami yang muncul dengan sendirinya serta mengandung belerang dan air panas tersebut dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit ringan. PT. Indocement merupakan pengelola Banyu Panas yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon untuk melakukan pengelolaan dan pengembangan Banyu

6 Panas itu sendiri. Kunjungan wisatawan relatif fluktuasi. Hanya pada tahun pertama saja terdapatnya peningkatan signifikan, tetapi pada tahun selanjutnya terdapat penurunan kunjungan. Pengelola menjelaskan bahwa saat ini Banyu Panas jarang dikunjungi oleh wisatawan ketika siang hari. Untuk mengantisipasi penurunan yang lebih banyak lagi, maka pengelola berencana melakukan pengembangan fasilitas wisata yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Fasilitas wisata yang ingin diadakan tersebut berdasarkan kebutuhan wisatawan. C. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka hal mendasar dari permasalahan yang dimiliki Banyu Panas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon? 2. Bagaimana penilaian wisatawan terhadap kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon? 3. Bagaimana upaya pengembangan fasilitas wisata berdasarkan preferensi wisatawan di Banyu Panas Kabupaten Cirebon? D. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon. 2. Mengidentifikasi penilaian wisatawan terhadap kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon. 3. Menganalisis upaya pengembangan fasilitas wisata berdasarkan preferensi wisatawan di Banyu Panas Kabupaten Cirebon. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang terkait baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya : 1. Manfaat akademis

7 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi pengetahuan mengenai ilmu kepariwisataan dan sebagai referensi untuk penelitian sejenis dalam upaya pengembangan Banyu Panas. 2. Manfaat praktis a. Bagi Pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan untuk mengimplementasikan pengembangan Banyu Panas secara optimal. b. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai daya tarik wisata yang berada dekat dengan wilayah kehidupan masyarakat sehingga adanya ketertarikan untuk berkontribusi dalam menjaga aset-aset yang berpotensi dapat dikembangkan. c. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi hasil nyata F. Sistematika Penulisan pengaplikasian teori-teori yang telah didapatkan selama perkuliahan mengenai pengembangan suatu daya tarik wisata. Penulisan ini terdiri atas 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori-teori yang relevan sebagai landasan dalam penelitian serta kerangka pemikiran dalam menyusun penelitian ini. BAB III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan lokasi penelitian, metode penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian dan metode analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

8 Bab ini menguraikan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teori dan data yang diperoleh dari penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan saran mengenai pengembangan fasilitas wisata di Banyu Panas.