THE INFLUENCE OF COVER CROPS UTILIZATION OROK-OROK (CROTALARIA JUNCEA L.) TOWARD WEED CONTROL ON MAIZE (ZEA MAYS L.) IN RAIN SEASON ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH APLIKASI PUPUK KANDANG DAN TANAMAN SELA (Crotalaria juncea L.) PADA GULMA DAN PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH DAN JARAK TANAM PADA GULMA DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN

PEMBERIAN MULSA JERAMI PADI DAN PUPUK HIJAU Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG VARIETAS KRETEK TAMBIN

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

PENGARUH WAKTU PENGENDALIAN GULMA DAN DOSIS PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: (Print), ISSN: (Online, Vol. 4, No.2: , Oktober 2015

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PENGARUH WAKTU DAN METODE PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Volume 10 Nomor 2 September 2013

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PENGARUH WAKTU PENYIANGAN DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA KONDISI TANPA OLAH TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MULSA JERAMI PADI DAN FREKUENSI WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) PADA BERBAGAI WAKTU PEMBERIAN PUPUK NITROGEN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PENGARUH CARA PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN VEGETATIF AWAL TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) ASAL BIBIT BUD CHIP VARIETAS PSJK 922

PENGARUH PENCACAHAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN dan HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

Alusia Destia Sari *), Didik Hariyono dan Titin Sumarni

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS NUTRISI TANAMAN OROK-OROK DAN JAGUNG MANIS SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI SKRIPSI.

OPTIMALISASI PRODUKSI JAGUNG MANIS DENGAN PEMBERIAN PUPUK BERIMBANG ORGANIK DAN ANORGANIK

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

KAJIAN IKLIM MIKRO TERHADAP BERBAGAI SISTEM TANAM DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.)

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

Pengaruh Beberapa Dosis Kompos Jerami Padi dan Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GROWTH AND YIELD RESPONSE SWEET CORN (Zea mays L. saccharata) IN INTERCROPPING SYSTEM WITH MUNG BEAN (Vigna radiata L.)

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author: ABSTRACT

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 20 ISSN

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PYRACLOSTROBIN ROLE IN IMPROVING EFFICIENCY NITROGEN FERTILIZER AND EFFECT ON QUALITY OF YIELD SEEDS CORN (Zea mays L.)

Transkripsi:

512 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7, Oktober 2016: 512-519 ISSN: 2527-8452 PENGARUH PEMANFAATAN TANAMAN PENUTUP TANAH OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) TERHADAP PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI MUSIM HUJAN THE INFLUENCE OF COVER CROPS UTILIZATION OROK-OROK (CROTALARIA JUNCEA L.) TOWARD WEED CONTROL ON MAIZE (ZEA MAYS L.) IN RAIN SEASON Muhammad Yani *), Karuniawan Puji Wicaksono dan Agung Nugroho Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 66514, Indonesia *) Email: ahmatyani81@yahoo.co.id ABSTRAK Di Indonesia jagung merupakan bahan pangan kedua setelah padi. Penelitian Bertujuan untuk Mempelajari pengaruh tanaman penutup tanah orok-orok sebagai pengendali gulma pada pertanaman jagung serta pengaruh tanaman orok-orok terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dan mendapatkan cara pengendalian gulma yang tepat pada budidaya tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Dusun Bundar, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, kabupaten Malang pada bulan Januari 2014 April 2014. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 10 level perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukan Interaksi antara 10 perlakuan yang di ulang sebanyak 3 kali menunjukan bahwa perlakuan dengan memanfaatkan tanaman orok-orok dipangkas dan kemudian di mulsakan, menunjukan tingkat pertumbuhan tanaman meningkat lebih baik dibandingkan dari perlakuan yang pemangkasannya tidak dimulsakan. Gulma yang dominan pada perlakuan diantaranya adalah Cyperus rotundus, Eleusine indica, Cynodon dactylon dan Cleome rutidosperma. Kata kunci: Jagung, Gulma, Orok-orok, Varietas Bisi 2 ABSTRACT In Indonesia, maize is a staple foodstuff second after rice. The Research Aims to Study the effect of cover crops-snore snore as weed control in corn crops as well as the influence of plant-snore snore on the growth and yield of corn and getting the proper way weed control in maize cultivation. Research carried out in the Round Hamlet, Village Ampeldento, District Karangploso, Malang district in January 2014 - April 2014 The designations employed in this study is a randomized block design (RBD), consists of 10 levels of treatment repeated 3 times. The results showed interaction between the 10 treatment repeated 3 times showed that treatment with the use of plants snore snore-trimmed and then in doing mulch, showed increased growth rate is better than trimming of treatment are not mulched. The dominant weed in treatment include Cyperus rotundus, Eleusine indica, Cynodon dactylon and Cleome rutidosperma. Keywords: Corn, Weeds, Orok-orok, Bisi 2 Variety. PENDAHULUAN Permintaan yang terus meningkat menjadikan petani memproduksi tanaman jagung lebih banyak lagi pada setiap musimnya. Namun, hal tersebut tidak berbanding lurus dengan produktivitas

513 Yani, dkk, Pengaruh Pemanfaatan Tanaman jagung di Indonesia. Produktivitas tanaman jagung dalam 1 hektar lahan diperkirakan mencapai 2,9-3,6 ton ha -1 (Rahmi dan Jumiati, 2007). Sedangkan potensi produktivitas jagung manis hibrida tanpa klobot dapat mencapai 20 ton ha -1 (Syukur dan Rifianto, 2013). Salah satu faktor penyebab berkurangnya produktivitas tanaman jagung ialah gulma. Gulma menjadi tumbuhan pengganggu yang menjadi pesaing bagi tanaman budidaya, baik dalam hal pemanfaatan ruang, cahaya maupun dalam hal penyerapan air dan nutrisi, sehingga dapat menurunkan hasil panen dari tanaman jagung yang dibudidayakan. Penurunan hasil akibat gulma pada tanaman jagung dapat mencapai 50% (Sebayang, 2004). Gulma pada tanaman jagung dapat dikendalikan dengan penanaman tanaman penutup tanah, karena tanaman penutup tanah dapat menjadi pesaing bagi gulma. Akan tetapi diperlukan pengaturan sistem tanam untuk mengurangi terjadinya kompetisi antara tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah, antara lain dengan memilih jenis tanaman yang sesuai, pengaturan jarak tanam dan jumlah populasi tiap satuan luas. Orok-orok (Crotalaria juncea L.) merupakan tanaman Leguminosae yang dapat digunakan sebagai tanaman penutup tanah (Balkcom, K. S., and D. Wayne. 2005).. Orok-orok dapat ditanam sebagai pengendali gulma yang ditanam bersamaan dengan tanaman jagung, hal ini dikarenakan perakaran tanaman orok-orok tidak mengganggu perakaran tanaman jagung. Selain dapat menekan pertumbuhan gulma, tanaman orok-orok dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas, sehingga kebutuhan nitrogen tanaman orok-orok dapat terpenuhi tanpa mengurangi ketersediaan nitrogen bagi tanaman jagung. Kemudian pada tanaman orok orok berumur 14 hari setelah tanam, tanaman orok-orok mengandung 5.25% N dan 69.55% bahan organik, sedangkan pada saat umur 42 hari setelah tanam mengandung 2.49% N dan 66.78 bahan organik (Noviastuti, 2006). BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan Dusun Bundar, Desa Ampeldento, KecamatanKarangploso, kabupaten Malang pada bulan Januari 2014 April 2014. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 10 level perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. yang diberikan ialah : P0 = 100 orok-orok,tanpa disiang, P1 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan disiang 2 kali, P2 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P3 = 100 tanaman orokorok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, P4 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P5 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, P6 = 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P7 = 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, P8 = 200 100 tanaman orokorok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P9 = 200 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya dimulsakan. Persiapan lahan yaitu dengan melakukan pembersihan lahan dari sisasisa tanaman sebelumnya. Kemudian lahan diolah dan dibuat petak-petak percobaan dengan ukuran 4 m x 3 m. Orok-orok ditanam bersamaan dengan tanaman jagung pada petak percobaan dengan cara ditugal pada larikan diantara barisan tanaman jagung dengan kedalaman ± 1-2 cm, setelah benih di tanam kemudian ditutup dengan tanah. Penanaman jagung dilakukan dengan sistem tugal pada kedalaman ± 2 3 cm dengan 2 benih perlubang, kemudian ditutup dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan untuk tanaman jagung adalah 80 x 20 cm. Dosis dan pupuk untuk tanaman jagung adalah pupuk Urea sebanyak 350 kg/ha, pupuk SP- 36 sebanyak 175 kg/ha, dan pupuk KCl sebanyak 75 kg/ha. Pemupukan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, seluruh dosis KCl dan SP-36 diberikan saat tanam dengan cara ditugal. Tahap kedua, 200

514 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4 Nomor 7, Oktober 2016, hlm. 512-519 kg/ha Urea diberikan saat tanaman jagung berumur 7 hari setelah tanam. Tahap ketiga, 150 kg/ha Urea diberikan saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal didaerah tanaman yang akan di pupuk. HASIL DAN PEMBAHASAN Gulma Dapat dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan populasi, lama keberadaan dan pemulsaan orok-orok memberikan hasil bobot kering gulma yang berbeda nyata pada umur 15 sampai dengan 75 hst. Rerata bobot kering gulma akibat perlakuan populasi. Dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa pada pengamatan umur 15 hst menunjukkan perlakuan 100 orok-orok, tanpa disiang menunjukan bobot kering gulma tidak berbeda secara signifikan dengan perlakuan lainnya dan Pada pengamatan umur 45, 60, dan 75 hst menunjukkan bahwa perlakuan 100 orokorok, tanpa disiang menghasilkan bobot kering gulma yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 100 orok-orok, disiang 2 kali (Tabel 1). Rendahnya bobot kering gulma antara lain juga diakibatkan terbatasnya ruang tumbuh gulma dan terbatasnya cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan gulma untuk berfotosintesis akibat keberadaan tanaman orok-orok diantara tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Carolina (2007) yang keberadaan tanaman penutup tanah C. juncea diharapkan mampu menghambat energi matahari yang lolos 30% ke permukaan tanah sehingga pertumbuhan gulma disekitar tanaman pokok terhambat. Tinggi Tanaman Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst, dimanfaatkan sebagai mulsa dan 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 60 hst, hasil pemotongannya dimulsakan. Menunjukkan tinggi tanaman terus meningkat hingga umur pengamatan 90 hst. Lama keberadaan dan pemulsaan memberikan hasil tinggi tanaman yang sangat signifikan. dengan memanfaatkan hasil pemotongan orok-orok, tanpa disiang secara umum menghasilkan pertumbuhan tanaman yang rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya lainnya. Luas Daun Berdasarkan data pada table 3 luas daun dapat dilihat bahwa hasil penelitian komponen pertumbuhan luas daun terus meningkat sampai pengamatan 60 hst dan menurun pada pengamatan 90 hst. 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst dan 60 hst, menghasilkan rata-rata luas daun lebih tinggi pada setiap pengamatan. Maka dapat dapat dilihat dari table 3. Nilai luas daun tanaman jagung akibat perlakuan populasi, lama keberadaan Tabel 1 Nilai Bobot Kering Gulma Akibat Populasi, Lama Keberadaan dan Pemulsaan Orok-orok Nilai Bobot Kering Gulma (g) Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) 15 hst 30 hst 45 hst 60 hst 75 hst 90 hst p0 20.00 c 25.00 a 29.00 a 34.20 a 37.50 a 38.20 a p1 21.40 c 26.00 d 29.30 e 35.30 d 36.60 d 37.90 e p2 18.50 c 18.40 c 26.60 d 29.00 c 31.30 c 33.80 d p3 18.30 c 19.30 c 26.70 d 28.30 c 30.70 c 33.20 cd p4 19.00 c 18.70 c 27.00 d 28.30 c 31.00 c 34.50 d p5 14.60 c 18.10 c 26.80 d 28.60 c 31.00 c 34.40 d p6 12.50 ab 15.60 b 23.40 bc 25.10 b 27.30 b 31.70 bc p7 12.50 ab 14.60 b 23.80 c 24.80 b 27.40 b 31.10 b p8 12.10 ab 14.30 b 22.50 b 25.10 b 27.00 b 32.90 cd p9 20.00 13.00 b 20.80 bc 24.70 b 27.30 b 31.90 bc

515 Yani, dkk, Pengaruh Pemanfaatan Tanaman Tabel 2 Nilai Tinggi Tanaman Jagung Akibat Populasi, Lama Keberadaan dan Pemulsaan Orok-Orok Nilai Tinggi Tanaman (cm) Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) 45 hst 60 hst 75 hst 90 hst p0 140.30 b 171.20 a 175.30 a 184.00 bc p1 145.00 a 174.30 bc 183.30 bc 185.20 a p2 140.60 b 175.00 bc 185.60 b 188.00 b p3 149.00 b 177.30 bc 188.20 bc 189.20 bc p4 138.00 b 178.00 bc 187.10 b 188.20 b p5 155.20 b 178.60 b 188.40 b 189.00 bc p6 150.00 b 184.20 c 187.60 bc 180.00 bc p7 158.50 b 187.40 d 195.30 cd 190.60 d p8 153.00 c 186.40 d 190.20 e 189.60 c p9 159.50 b 187.50 c 196.10 de 193.20 c Tabel 3 Nilai Luas Daun Tanaman Jagung Akibat Populasi, Lama Keberadaan Dan Pemulsaan Orok-Orok Nilai Luas Daun (cm 2 ) Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) 45 hst 60 hst 75 hst 90 hst p0 1850.81 d 2871.86 d 2930.26 bc 2940.10 b p1 2186.90 a 3008.81 a 3200.30 a 3140.30 a p2 2460.52 b 3098.87 bc 3214.03 cd 3314.03 bc p3 2530.50 c 3302.60 bc 3421.46 d 3321.46 ab p4 2264.15 c 2385.83 bc 3060.44 b 3160.44 bc p5 2487.24 cd 3030.82 b 2997.91 cd 3097.91 ab p6 2423.04 cd 3494.42 cd 3929.82 d 3429.82 cd p7 3007.32 e 3051.38 d 3166.26 f 3766.26 d p8 2589.00 cd 3204.64 e 3184.70 e 3483.70 cd p9 3022.67 c 3534.37 d 3703.21 e 3703.21 bc Tabel 4 Rerata Bobot Kering Tanaman Jagung Akibat Populasi, Lama Keberadaan dan Pemulsaan Orok-orok Nilai Bobot Kering (g) Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) 45 hst 60 hst 75 hst 90 hst p0 57.40 bc 105.55 bc 171.30 c 186.00 c p1 61.71 a 122.55 a 185.90 a 209.90 a p2 69.97 ab 133.65 b 182.30 b 199.70 b p3 71.53 abc 141.61 b 187.10 bc 104.80 c p4 69.31 bc 136.30 bc 189.70 c 106.40 c p5 72.91 ab 141.94 b 188.80 c 107.10 c p6 77.23 cd 151.09 c 192.10 c 109.10 c p7 79.80 de 167.47 d 200.90 d 218.70 d p8 77.19 e 146.59 d 193.00 d 215,20 d p9 79.82 de 167.69 d 200.95 d 218.00 d dan pemulsaan orok-orok disimpulkan bahwa perlakuan 200 tanaman orokorok/petak percobaan 40 dan 60 hst, menghasilkan luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain (Tabel 3). Bobot Kering Tanaman Berdasarkan data penelitian bobot kering tanaman, menunjukkan bahwa perlakuan populasi, lama keberadaan dan pemulsaan orok-orok memberikan hasil bobot kering total tanaman yang berbeda nyata pada umur 45 sampai dengan 90 hst. Pada perlakuan 100 orok-orok,tanpa disiang pada semua umur tanaman 45 hst

516 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4 Nomor 7, Oktober 2016, hlm. 512-519 menghasilkan bobot kering total tanaman lebih rendah, hal ini dikarenakan adanya persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya. Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa perlakuan 200 tanaman orok-orok/ petak percobaan 40 hst, dimanfaatkan sebagai mulsa memiliki bobot biji kering per tanaman bobot dan hasil biji ton ha -1 yang tidak berbeda dengan perlakuan 100 orokorok, disiang 2 kali; 200 tanaman orok-orok/ petak percobaan 40 hst, dimanfaatkan sebagai mulsa dan 200 tanaman orok-orok/ petak 60 hst, tidak dimanfaatkan sebagai mulsa; akan tetapi memiliki bobot biji kering per tanaman yang lebih tinggi daripada perlakuan 100 orok-orok, tanpa disiang (Tabel 6). Hal tersebut dikarenakan Semakin Tinggi kerapatan gulma yang mendominasi pada suatu lahan, maka hasil tanaman jagung yang didapatkan akan semakin menurun. Sukma dan Yakup (2002) menyatakan, gulma dalam populasi rendah dapat juga menurunkan hasil panen, persaingan gulma pada awal pertumbuhan akan mengurangi kualitas dan kuantitas hasil, sedangkan persaingan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil. Menurut Sari,L.P. (2005). kerugian produksi pertanian yang diakibatkan oleh gangguan gulma sebesar 10% sampai 20%. Hal ini karena kehadiran gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman dalam mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan akhirnya akan menurunkan produksi. Fadhly, A.F. dan F. Tabri. (2008) menyatakan, selain untuk mengendalikan gulma, penyiangan juga ditujukan untuk mengaduk tanah di sekitar daerah perakaran sehingga meningkatkan aerasi udara di dalam tanah. Laju pertumbuhan tanaman Laju pertumbuhan tanaman dari data hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan populasi, lama keberadaan dan pemulsaan orok-orok memberikan hasil laju pertumbuhan tanaman yang berbeda nyata pada umur 45 sampai dengan 75 hst. Hal tersebut dapat dilihat pada table 5. Rerata laju pertumbuhan tanaman jagung akibat perlakuan populasi, lama keberadaan dan pemulsaan orok-orok. Menunjukan bahwa Pada pengamatan umur 45-60 hst menunjukkan bahwa perlakuan 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst dan 60 hst, dimanfaatkan sebagai mulsa memiliki laju pertumbuhan tanaman yang tidak berbeda dengan perlakuan 100 orokorok tanpa disiang (Tabel 5). Penurunan laju pertumbuhan diduga disebabkan oleh menurunnya intensitas cahaya. Hal ini mengakibatkan laju fotosintesis berkurang dan akhirnya menurunkan laju pertumbuhan tanaman. Menurut Gardner, et al. (1991) terjadi peningkatan laju fotosintesis yang berarti seiring dengan peningkatan intensitas cahaya sampai pada titik jenuh cahaya. Sebagian fotosintat dipergunakan tanaman untuk pertumbuhan. Tabel 5 Rerata Laju Pertumbuhan Tanaman Jagung Akibat Populasi, Lama Keberadaan dan Pemulsaan Orok-Orok Nilai Rata-Rata Laju Pertumbuhan Tanaman Jagung (g m -2 /hari) Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) 45-60 hst 60-75 hst 75-90 hst p0 23.53 a 21.32 c 7.21 a p1 27.00 cde 22.00 a 9.43 f p2 25,75 b 23.65 b 9.32 bcd p3 26.45 bc 24.89 c 8.46 bcd p4 23.75 bcd 24.90 c 7.94 b p5 26.73 cde 25.60 c 8.73 de p6 27.00 bc 24.90 c 8.18 bc p7 28.10 e 26.57 d 9.85 f p8 27.27 cde 25.04 c 8.87 e p9 27.83 de 24.90 c 9.80 cde

517 Yani, dkk, Pengaruh Pemanfaatan Tanaman Komponen hasil Pembentukan organ vegetatif yang baik akan berpengaruh pada organ generatif. Pengamatan komponen hasil meliputi tongkol tanpa klobot, panjang tongkol tanpa klobot, bobot kering tongkol, bobot biji kering pertanaman dan bobot hasil biji ton ha -1. Dapat dijelaskan bahwa perlakuan 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 60 hst, dimulsakan dan 200 tanaman orokorok/ petak percobaan 60 0 hst, tidak dimanfaatkan sebagai mulsa memiliki diameter tongkol yang tidak berbeda dengan perlakuan 200 tanaman orok-orok/ petak percobaan 40 hst, dimanfaatkan sebagai mulsa dan 100 orok-orok, disiang 2 kali; akan tetapi memiliki diameter tongkol yang lebih lebar dibandingkan dengan perlakuan 100 orok-orok, tanpa disiang. Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa perlakuan 200 tanaman orok-orok/ petak percobaan 40 hst, dimanfaatkan sebagai mulsa memiliki bobot biji kering per tanaman bobot dan hasil biji ton ha -1 yang tidak berbeda dengan perlakuan 100 orokorok, disiang 2 kali; 200 tanaman orok-orok/ petak percobaan 40 hst, dimanfaatkan sebagai mulsa dan 200 tanaman orok-orok/ petak 60 hst, tidak dimanfaatkan sebagai mulsa; akan tetapi memiliki bobot biji kering per tanaman yang lebih tinggi daripada perlakuan 100 orok-orok, tanpa disiang (Tabel 6). Hal tersebut dikarenakan Semakin Tinggi kerapatan gulma yang mendominasi pada suatu lahan, maka hasil tanaman jagung yang didapatkan akan semakin menurun. Selain itu, gulma dalam populasi rendah dapat juga menurunkan hasil panen, persaingan gulma pada awal pertumbuhan akan mengurangi kualitas dan kuantitas hasil, sedangkan persaingan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil. Menurut Sari,L.P. (2005). Tabel 6 Nilai Dari Rata-Rata Diameter Tongkol Tanpa Klobot, Panjang Tongkol Tanpa Klobot, Bobot Kering Tongkol Tanpa Klobot Per Tanaman, Bobot Biji Kering Per Tanaman, Bobot 100 Biji dan Hasil Biji (Ton Ha) Tanaman Jagung Akibat Populasi, Lama Keberadaan dan Pemulsaan Orok-orok. Nilai Rerata Komponen Hasil (g) Pada Berbagai Umur Pengamatan (hst) 15 hst 30 hst 45 hst 60 hst 75 hst 90 hst p0 3.10c 13.60 bc 178.00 d 131.00 bc 18.40 bc 6.50 bc p1 3.50 a 15.60 a 148.00 a 148.00 a 22.50 a 7.40 a p2 3.30 b 15.00 b 146.30 bc 146.30 b 21.70 b 7.30 b p3 3.30 b 16.60 bc 146.60 c 146.60 b 21.50 b 7.30 b p4 3.10 ab 17.30 b 146.00 b 146.00 b 21.80 b 7.20 b p5 3.20 ab 17.60 b 145.00 b 145.00 b 21.60 b 7.20 b p6 3.20 ab 18.00 bc 145.00 d 151.00 b 22.00 bc 7.40 b p7 3.60 c 18.60 bc 151.00 d 148.00 bc 24.40 b 7.50 bc p8 3.60 c 18.60 bc 148.60 e 148.60 c 22.90 bc 7.46 c p9 3.60 c 18.30 c 152.60 e 152.60 bc 24.90 c 7.55 bc Keterangan: P0 = 100 orok-orok,tanpa disiang, P1 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan disiang 2 kali, P2 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P3 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, P4 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P5 = 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, P6 = 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P7 = 200 tanaman orok-orok/petak percobaan 40 hst, hasil pemotongannya dimulsakan, P8 = 200 100 tanaman orok-orok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya tidak dimulsakan, P9 = 200 100 tanaman orokorok/petak percobaan 60 hst, hasil pemotongannya dimulsakan.

518 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4 Nomor 7, Oktober 2016, hlm. 512-519 Kerugian produksi pertanian yang diakibatkan oleh gangguan gulma sebesar 10% sampai 20%. Hal ini karena kehadiran gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman dalam mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan akhirnya akan menurunkan produksi. Fadhly, A.F. dan F. Tabri. (2008) menyatakan, selain untuk mengendalikan gulma, penyiangan juga ditujukan untuk mengaduk tanah di sekitar daerah perakaran sehingga meningkatkan aerasi udara di dalam tanah. Pertambahan jumlah daun dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman dan keberadaan gulma. Hal ini berkaitan dengan tingkat persaingan antara gulma dan tanaman, pada perlakuan pengaplikasian orok-orok keberadaan gulma berkurang akibat perlakuan sehingga tajuk gulma tidak menghalangi tajuk tanaman jagung dalam mendapatkan cahaya matahari yang akan berpengaruh pada proses fotosintesis tanaman. Widaryanto (2010) menyatakan, apabila dua atau lebih tumbuhan tumbuh berdekatan, maka perakaran kedua tumbuhan itu akan terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi. Tumbuhan yang memiliki perakaran yang lebih luas dan lebih besar volumenya serta tajuknya tinggi, maka akan menguasai (mendominasi) tumbuhan yang lainnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis vegetasi pergeseran dominasi gulma setelah perlakuan. Spesies gulma yang mendominasi pada analisis pengamatan gulma berdasarkan pengamatan pada umur 15 hst sampai 75 hst, gulma yang mendominasi ialah Cyperus rotundus dan Commelina diffusa Keberadaan 100 orok-orok/petak percobaan percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst dan 60 hst, kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa dan keberadaan 200 orok-orok/petak percobaan 4 m x 3 m yang tumbuh bersama jagung selama 40 hst dan 60 hst hari kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa dapat mengendalikan gulma pada pertanaman jagung. Pada pengamatan umur 45 hari setelah tanam, perlakuan tersebut menghasilkan bobot kering gulma 24.8 g, 24.9 g, 21.9 g dan 20.6 g, lebih rendah 15.06%, 14.72%, 25.00% dan 29.42% dibandingkan perlakuan tanpa penutup tanah orok-orok tanpa penyiangan yang menghasilkan bobot kering gulma 29.2 g. Interaksi antara 10 perlakuan yang di ulang sebanyak 3 kali menunjukan bahwa perlakuan dengan memanfaatkan tanaman orok-orok dipangkas dan kemudian di mulsakan, menunjukan tingkat pertumbuhan tanaman meningkat lebih baik dibandingkan dari perlakuan yang pemangkasannya tidak dimulsakan. DAFTAR PUSTAKA Balkcom, K. S., and D. Wayne. 2005. Sunn hemp utilezd as a legume crop cover for corn production. J. Agronomy. 97 (5): 26-31. Carolina, V. 2007. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Orok-orok (Crotalaria juncea L.) Pada Gulma Dan Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Fadhly, A.F. dan F. Tabri. 2008. Pengendalian Gulma Pada Pertanaman Jagung. Balai penelitian Tanaman Serealia. J. Agronomi. 17(3) : 238-254. Fisk, J.W., O.B. Hesterman., A. Shresta., J.J. Kells., R. R Harwood., J.M. Squire., and C.C Sheafer. 2001. Weed supresion by annual legume cover crops in no tillage corn. J. Agronomy 93 (4): 319-325. Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. Noviastuti, E.T. 2006. Pengaruh Jarak Tanam Dan Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Orok-Orok (Crotalaria juncea L.). J. Agrivita. 24 (4) : 254-256. Rahmi, A. dan Jumiati. 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI Terhadap Pertumbuhan

519 Yani, dkk, Pengaruh Pemanfaatan Tanaman dan Hasil Jagung. J. Agritrop 26 (4): 105-109. Reinboot, M.T., S.P Conley., and D.G Blevins. 2004. No tillage corn and grain sorghum responses to cover crop and nitrogen fertilization. J. Agronomy. 96 (2): 1158-1163. Sari, L. P. 2005. Kompetisi Gulma Dengan Tanaman Jagung Manis Akibat Perbedaan Frekuensi Penyiangan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. J. Littri 26(7) : 105-109. Sorongan, J. 1999. Kajian Ketebalan Mulsa Jerami Pada Komunitas Gulma Dipertanaman Jagung. J. Agrotrop.1 (2). 112-115. Syukur, M. dan A. Rifianto. 2003. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.