ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

dokumen-dokumen yang mirip
AS IR O R U O TI U N TI G P AD

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

Medi Taruk

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan Komputer. Konfigurasi Dynamic Routing RIP

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan internet semakin meningkat dari tahun ke tahun. Internet digunakan

Evaluasi Unjuk Kerja Routing Link-State Pada Jaringan Packet Switched Menggunakan NS-2 (Network Simulator 2)

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

MODUL SISTEM JARINGAN KOMPUTER MODUL 6 DYNAMIC ROUTING

ROUTING PADA TCP/IP. Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

EVALUASI UNJUK KERJA ROUTING LINK-STATE PADA JARINGAN PACKET SWITCHED MENGGUNAKAN NS-2 (NETWORK SIMULATOR 2)

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IP Routing. Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI ROUTING PROTOCOL OSPF DAN EIGRP, BERSERTA ANALISA PERBANDINGANNYA DALAM MENENTUKAN KINERJA YANG PALING BAIK

Analisa Perbandingan Quality of Service Pada Jaringan RIP dan OSPF Terhadap Layanan Video Streaming

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Static Routing & Dynamic Routing

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin majunya teknologi telekomunikasi, routing protocol

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN TESTBED

BAB 2. LANDASAN TEORI

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

Tujuan Menjelaskan role (peran) protokol routing dinamis dan menempatkannya dalam konteks desain jaringan modern.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan.

Modul 6 Routing dan protokol routing

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol

SIMULASI KINERJA ROUTING

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Pengaruh Routing Adaptif OSPF terhadap Penggunaan Bandwidth pada Jaringan Komputer

: ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 4.27 Perbandingan throughput rata-rata IIX ke Gateway 2

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

IGRP OPERASI IGRP. Tujuan dari IGRP yaitu:

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6

Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2

Rancang Bangun Animasi Protokol Routing Jenis Distance Vector dan Link State Menggunakan Teknologi Augmented Reality

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

Jaringan Komputer. Router dan Routing Protokol. Adhitya Nugraha.

Statik Routing. School of Industrial and System Engineering System Information Program 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Slide by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

IMPLEMENTASI DAN ANALISA PERFORMANSI REDUNDANCY PADA JARINGAN MULTICAST DENGAN METODE PROTOCOL INDEPENDENT MULTICAST

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

Transkripsi:

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111 e-mail : pinoliyo@ymail.com e-mail : zenhadi@eepis-its.edu, amran@eepis-its.edu Abstrak Proses routing sangat penting untuk pengiriman data dari node sumber ke node penerima. Dalam proses routing memiliki beberapa metode, di antaranya adalah dan. Pengaturan routing ini dapat menentukan dan meningkatkan kinerja sebuah jaringan. Pada paper ini telah dibuat suatu simulasi perbandingan 2 metode routing yaitu metode dan metode pada jaringan packet menggunakan Network Simulator 2 (NS 2). Kedua metode routing tersebut akan diuji menggunakan teknik paket homogen dan heterogen. Teknik pengujian paket homogen digunakan pada jaringan dengan jumlah router yang bervariasi, yaitu 20 router, 30 router, 40 router dan 50 router, namun menggunakan jenis paket, dan jenis aplikasi yang sama. Sedangkan untuk teknik pengujian paket heterogen digunakan pada jaringan dengan jumlah router yang sama atau tidak bervariasi, namun menggunakan jenis paket yang bervariasi dan jenis aplikasi yang bermacam macam. Pengujian ini digunakan untuk mendapatkan nilai QoS, dimana parameter QoS meliputi delay, packet loss, jitter dan throughput. Dari aspek aspek tersebut akan dianalisa metode routing manakah yang sesuai dan dapat meningkatkan kinerja jaringan packet. Kata kunci : routing,,, NS 2, paket homogen, paket heterogen, QoS 1. Pendahuluan Routing adalah sebuah proses untuk menemukan rute dari sumber ke tujuan dalam jaringan komunikasi. Rute terbaik adalah rute yang memiliki jarak terpendek dan biaya yang minimum. Proses routing memiliki beberapa metode, di antaranya adalah dan seperti yang digunakan dalam proyek akhir ini. Routing merupakan sebuah protokol yang menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak. Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju akan menjadi route terbaik. Sedangkan routing menggunakan teknik link state, dimana artinya tiap router akan mengumpulkan informasi tentang interface, bandwidth, roundtrip dan sebagainya. Kemudian antar router akan saling menukar informasi, nilai yang paling efisien yang akan diambil sebagai jalur dan di masukkan ke dalam table routing. Dalam hal ini penentuan metode routing sangat diperlukan dalam suatu jaringan komunikasi. Terutama yang bisa meningkatkan kinerja dan performa dari jaringan. Untuk mendapatkan metode mana yang paling tepat untuk digunakan pada jaringan, maka kedua metode tersebut akan dibandingkan berdasarkan QoS nya. QoS ini meliputi packet loss, delay, jitter dan throughput. 2. Teori Penunjang 2.1 Protokol TCP/IP Komunikasi data adalah proses mengirim data dari satu komputer ke komputer lainnya. Sekumpulan aturan untuk mengatur proses pengiriman data ini disebut protokol komunikasi data. TCP/IP adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data antar komputer, dimana masing-masing protokol tersebut bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. TCP menyediakan kehandalan transmisi data antara client dan server apabila data hilang atau diacak, TCP memicu transmisi ulang sampai galat terkoreksi. IP menjalankan paket data dari simpul ke simpul, mengdekode alamat dan rute data ke tujuan yang ditunjuk. 1

Gambar 1. Protokol TCP/IP 2.2 Network Topology Topologi suatu jaringan didasarkan pada cara penghubung sejumlah node atau sentral dalam membentuk suatu sistem jaringan. Gambar 2. Jenis Topologi Jaringan 2.3 Protocol Routing Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing, routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data. Algoritma routing yang menentukan pilihan melalui jaringan itu, tergantung metode yang digunakan untuk membagi informasi external, dimana algoritma sebagai metode yang digunakan untuk memproses informasi internal. 2.3.1 Sebuah distance vector protocol menginformasikan banyaknya hop ke jaringan tujuan (the distance) dan arahnya dimana sebuah paket dapat mencapai jaringan tujuan (the vector). Algoritma distance vector, juga dikenal sebagai algoritma Bellman-Ford, router mampu untuk melewatkan updates route ke tetanggganya pada interval rutin terjadwal. Setiap tetangga kemudian menerima nilai tujuannya sendiri dan menyalurkan informasi routing ke tetangga terdekat. Hasil dari proses ini sebuah table yang berisi kumpulan semua distance/tujuan ke semua jaringan tujuan. beberapa rotokol yang menggunakan algoritma ini adalah : a. RIP Merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. b. BGP Merupakan protokol routing eksterior dengan algoritma distance vector yang bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). 2.3.2 Routing ini menggunakan teknik link state, dimana artinya tiap router akan mengumpulkan informasi tentang interface, bandwidth, roundtrip dan sebagainya. Kemudian antar router akan saling menukar informasi, nilai yang paling efisien yang akan diambil sebagai jalur dan di masukkan ke dalam table routing. Dengan menggunakan algoritma pengambilan keputusan Shortest Path First (SPF), informasi LSA tersebut akan diatur sedemikian rupa hingga membentu suatu jalur routing. Protokol yang menggunakan algoritma ini adalah : a. OSPF OSPF merupakan routing protocol berbasis link state, termasuk dalam Interior Gateway Protocol (IGP). Menggunakan algoritma Dijkstra untuk menghitung Shortest Path First (SPF). Menggunakan cost sebagai routing metric. Setelah antar router bertukar informasi maka akan terbentuk database link state pada masingmasing router. 2.4 Parameter QoS Delay Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung dari saat pengiriman oleh transmitter sampai saat diterima oleh receiver. 2

Pem odelan Topology Jaringan Dimana : Tr = Waktu penerimaan paket Ts = Waktu pengiriman paket T = Waktu simulasi t = Waktu pengambilan sampel Packet Loss Packet loss adalah banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi ke tujuan. Paket hilang terjadi ketika satu atau lebih paket data yang melewati suatu jaringan gagal mencapai tujuannya. Dimana : Pd = Paket yang mengalami drop (paket) Ps = Paket yang dikirim (paket) T = Waktu simulasi t = Waktu pengambilan sampel Jitter Jitter adalah variasi delay, yaitu perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan semakin besar. Troughput adalah jumlah bit atau paket dari suatu unit data yang diterima dengan benar oleh receiver. Dimana : Pr = Paket yang diterima (paket) T = Waktu simulasi t = Waktu pengambilan sampel 3. Perancangan Sistem Pada perancangan simulasi perbandingan metode routing dan Link-State pada jaringan packet menggunakan software NS- 2. Proses pembuatan simulasi tersebut digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Gambar 2. Flowchart Pembuatan Simulasi NS 2 Tahapan perancangan simulasi jaringan ini adalah sebagai berikut: a ) Inisialisasi simulasi Dibuat dengan cara menuliskan scipt Tcl. b ) Pembuatan topologi Diawali dengan pembuatan node kemudian membuat link antar node. c ) Sending data Proses sending data pada NS dilakukan dengan membuat transport agent.. d ) Trafik yang dibangkitkan Menentukan trafik yang dibangkitkan, dengan jenis trafiknya. e ) Penentuan protocol routing f ) Pembebanan link Dilakukan dengan memberikan failure (down) pada suatu link atau node. g ) Menjalankan simulasi Start 4. Pengujian dan Analisa Penentuan N ode 3

4.1 Pengujian Packet Homogen Delay Tabel 1. Nilai Rata-Rata Delay Saat Packet Data 512kb Nilai Rata-Rata Delay 10 0.004146 0.004186 20 0.004146 0.004180 30 0.004143 0.004174 40 0.004141 0.004168 50 0.004141 0.004162 Tabel 2. Nilai Rata-Rata Delay Saat Packet Data 1024kb Nilai Rata-Rata Delay 10 0.088316 0.089863 20 0.043672 0.045645 30 0.031522 0.032558 40 0.025578 0.026082 50 0.022115 0.022016 Pada metode routing, tiap penambahan router untuk paket data 512 kb dan 1024 kb, nilai rata-rata delay relatif kecil dan mengalami penurunan. Begitu juga pada metode routing, nilai rata-rata delay semua trafik relatif kecil dan stabil. Namun nilai delay rata-rata metode routing lebih kecil daripada, hal ini karena metode routing menghitung jarak terpendek berdasarkan nilai cost untuk mendapatkan routing yang maksimal dan menghitung berdasarkan hop count sedangkan simulasi jaringan ini menggunakan nilai saluran cost default yaitu 1, sehingga metode routing yang lebih bisa optimal dalam memilih rute. Tabel 3. Nilai Rata-Rata Jitter Saat Packet Data 512kb Nilai Rata-Rata Jitter 10 0.000001 0.000001 20 0.000002 0.000001 30 0.000004 0.000002 40 0.000005 0.000003 50 0.000007 0.000003 Tabel 4. Nilai Rata-Rata Jitter Saat Packet Data 1024kb Nilai Rata-Rata Jitter 10 0.000129 0.000133 20 0.000130 0.000131 30 0.000125 0.000125 40 0.000118 0.000121 50 0.000114 0.000122 Pada metode routing, tiap penambahan router untuk paket data 512 kb dan 1024 kb, nilai rata-rata jitter relatif kecil dan mengalami penurunan, karena metode routing dapat memilih rute yang optimal. Begitu juga metode routing, tiap penambahan router untuk paket data 512 kb dan 1024 kb, nilai rata-rata jitter relatif kecil dan mengalami penurunan. Tabel 5. Nilai Rata-Rata Saat Packet Data 512kb Nilai Rata-Rata Metode Routing Link State 10 717.465 20 717.590 30 717.875 40 717.215 50 717.600 10 717.490 20 717.375 30 717.265 40 717.160 50 717.095 Jitter 4

Tabel 6. Nilai Rata-Rata Saat Packet Data 1024kb Nilai Rata-Rata Metode Routing Link State 10 866.080 20 867.300 30 866.815 40 867.080 50 867.675 10 868.120 20 868.045 30 867.740 40 867.205 50 865.585 Pada metode routing, saat penambahan router untuk paket data 512 kb dan 1024 kb, nilai rata-rata throughput mengalami kenaikan dan maksimal. namun untuk metode routing, saat penambahan router kedua paket data, nilai rata-rata throughput mengalami penurunan, terlihat nilai rata-rata throughput lebih besar daripada metode routing, hal ini terjadi karena metode routing lebih bisa beradaptasi dengan kegagalan fungsi saluran yang terjadi, seperti saat terjadi down link. Packet Loss Tabel 7. Nilai Rata-Rata Packet Loss Saat Packet Data 512kb Nilai Packet Loss (%) 10 0.0359 0.0375 20 0.0336 0.0364 30 0.0313 0.0349 40 0.0290 0.0330 50 0.0272 0.0308 Tabel 6. Nilai Rata-Rata Packet Loss Saat Packet Data 1024kb Nilai Packet Loss (%) 10 62.8885 63.6483 20 59.7428 63.9090 30 57.9529 62.7098 40 55.7628 60.8449 50 53.9644 58.0401 Nilai packet loss untuk metode routing lebih kecil daripada. Sedangkan untuk tabel berikutnya, terlihat bahwa nilai packet loss untuk packet data 1024 kb pada kedua metode routing relatif besar dan keduanya mengalami penurunan. Pada saat paket data 1024 kb, nilai packet loss relatif besar, ini terjadi karena paket data-nya besar (overload), pada saat terjadi down link banyak paket data yang mengantri. antrian memiliki batas, ketika paket data melebihi batas antrian maka paket data yang tidak masuk antrian akan loss sehingga prosentase nilai packet loss menjadi besar. 4.2 Pengujian Packet Heterogen Tabel 7. Nilai Rata-Rata Parameter QoS Packet Heterogen 512kb Parameter QoS Delay ratarata Jitter ratarata rata-rata Packet Loss rata-rata (%) Protokol Routing 0.008583 0.008980 0.000687 0.000659 721.61 720.83 0.3413 0.3351 Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Parameter QoS Packet Heterogen 1024 kb Protokol Routing Parameter QoS Delay ratarata 0.041378 0.046878 Jitter ratarata 0.000298 0.000225 rata-rata 870.43 870.20 Packet Loss rata-rata (%) 54.0714 61.1065 Dari tabel terlihat nilai rata-rata delay untuk metode routing lebih kecil daripada namun nilainya mendekati karena keduanya di implementasikan pada jaringan dengan topologi yang sama yaitu ring. Kemudian nilai rata-rata jitter untuk metode routing lebih besar daripada 5

, karena metode routing mampu beradaptasi dengan kegagalan jaringan. Nilai rata-rata throughput pada metode routing lebih besar daripada, namun belum maksimal karena trafik pada jaringan ini sangat padat. Untuk nilai rata-rata packet loss pada jaringan dengan paket data 512 kb jauh lebih kecil daripada jaringan dengan paket data 1024 kb. Nilai rata-rata packet loss relatif besar, terjadi karena packet data-nya besar (overload), pada saat terjadi down link banyak paket data yang mengantri. antrian memiliki batas, ketika paket data melebihi batas antrian maka paket data yang tidak masuk antrian akan loss sehingga prosentase nilai packet loss menjadi besar. 5. Penutup 1. Pada pengujian paket homogen untuk paket data 512 kb, metode routing lebih bagus daripada metode routing, dengan nilai rata-rata delay 0.004143 detik, nilai rata-rata jitter 0.000004 detik, nilai rata-rata throughput 717.549 bps dan nilai packet loss 0.0314%. 2. Pada pengujian paket homogen untuk paket data 1024 kb, metode routing lebih bagus daripada metode routing, dengan nilai rata-rata delay 0.042241 detik, nilai rata-rata jitter 0.000123 detik, nilai rata-rata throughput 866.99 bps dan nilai packet loss 58.0623%. 3. Pada pengujian paket heterogen untuk paket data 512 kb, metode routing lebih bagus daripada metode routing, dengan nilai rata-rata delay 0.008583 detik, nilai rata-rata jitter 0.000298 detik, nilai rata-rata throughput 721.61 bps dan nilai packet loss 0.3413%. 4. Pada pengujian paket heterogen untuk paket data 1024 kb, metode routing lebih bagus daripada metode routing, dengan nilai rata-rata delay 0.041378 detik, nilai rata-rata jitter 0.000687 detik, nilai rata-rata throughput 870.43 bps dan nilai packet loss 54.0714%. 5. Berdasarkan hasil QoS, metode routing lebih cocok digunakan pada jaringan paket homogen dan heterogen dengan paket data 512 kb dan 1024 kb. 6. Daftar Pustaka : [1] Sukiswo, Evaluasi Unjuk Kerja Routing Link-State pada Jaringan Packet Switched, Jurnal Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Jilid 10, Hal.138-143, 2008. [2] Muhamad Muhsin, Simulasi Traffic Jaringan Wirelan Berbasis Perangkat Lunak Network Simulator 2, Proyek Akhir PENS- ITS, 2006. [3] Andi Bayu Wirawan & Eka Indarto, Mudah Membangun Simulasi dengan Network Simulator - 2, Yogyakarta, 2004. [4] Abe Susanto & I Wayan Warmada, Gnuplot untuk Orang Lugu, St Pauli, 2000. [5] Network Simulator - ns - 2, http://www.isi.edu/nsnam/ns/doc/ns_doc.pdf [6] http://www.eepis-its.edu/~dhoto/buku_jar/ [7] http://kambing.ui.ac.id/bebas/v11/ref-ind- 1/network/TCPIP_Part1.pdf [8] http://lecturer.eepisits.edu/~zenhadi/kuliah/jarkom1/modul 6 Protokol Routing.pdf 6