JENIS PELAYANAN DAN PERSYARATAN PERIZINAN AIR TANAH. I. Permohonan Surat Izin Pengeboran (SIP)

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR A. PENDAHULUAN Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi

A.4.1. Izin Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Lintas Daerah Kabupaten/Kota Dalam Satu Daerah Provinsi NO KOMPONEN URAIAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH

LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI JAWA TIMUR

CHECKLIST KELENGKAPAN PERSYARATAN PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS SURAT IZIN PENGEBORAN AIR TANAH (SIP)

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMAKAIAN AIR TANAH DAN IZIN PENGUSAHAAN AIR TANAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG IZIN SEMENTARA PEMANFAATAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN REKOMENDASI TEKNIS IZINPENGUSAHAAN AIR TANAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN AIR TANAH BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENGELOLAAN AIR TANAH

I. PENGATURAN KEGIATAN PERTAMBANGAN MINERAL NON LOGAM DAN BATUAN DAI KABUPATEN LAMONGAN. Pengaturan kegiatan pertambangan mineral non logam dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PENGEBORAN DAN PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH SERTA MATA AIR

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan bertindak yang diberikan undang-undang yang berlaku untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 9TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2013

IJIN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) SIPPAT, SIPA, SIP, SIPMA PADA

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN KETENAGALISTRIKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. 1.VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN AIR TANAH

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Izin Usaha Industri (IUI) Besar

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG PENGAMBILAN AIR TANAH

29. STANDAR PELAYANAN IZIN PEMAKAIAN AIR TANAH DAN IZIN PENGUSAHAAN AIR TANAH KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA CIMAHI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI. NOMOR : 111 TAHUN : 2010 SERI : E aa PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2007

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

- 5 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKIMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LAMPIRAN VII KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNG MAS,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR A. PENDAHULUAN Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN PERTAMBANGAN RAKYAT MINERAL DAN BATUBARA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP

B. STANDAR PELAYANAN Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Izin Usaha Industri (IUI)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 45 TAHUN : 2003 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 9 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

S U R A B A Y A 60175

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

39. PROSEDUR TETAP / STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR (IPALASA)

B. STANDAR PELAYANAN Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Izin Lokasi

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

1. Tanda Daftar Usaha Kawasan Pariwisata Lintas Kabupaten/ Kota

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR25- TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

: BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA SAMARINDA. : IZIN PENGAMBILAN AIR BAWAH TAHAN (SIPA)

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Satuan Kerja : Kantor Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN REKLAME WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 11 SERI PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2005 SERI C ============================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MEMTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1451 K/10/MEM/2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

1. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG

Transkripsi:

- 70 - A.2. SUB URUSAN GEOLOGI JENIS PELAYANAN DAN PERSYARATAN PERIZINAN AIR TANAH 1 Persyaratan Umum 1. Permohonan diajukan secara tertulis diatas kertas dibubuhi materai dan ditanda tangani 2. Permohonan dilampiri KTP Pemohon yang masih berlaku 3. Keterangan Domisili pemohon 4. Permohonan Izin SIP, SIPA dan SIPPAT dapat diajukan oleh : a. Perorangan b. Badan Usaha / Koperasi c. Kelompok d. Lembaga / Badan / Dinas / Instansi 5. Permohonan yang diajukan oleh Badan Usaha / Koperasi harus dilampiri Akta Pendirian Badan usaha / Koperasi 2 Tambahan kelengkapan /Persayarata n Khusus I. Permohonan Surat Izin Pengeboran (SIP) l.1. Sumur Eksplorasi Persyaratan Administratif berupa fotocopy SIPPAT, STIB dan SIJB dari perusahaan pengeboran yang masih berlaku; a. Peta situasi berskala 1:10.000 (atau lebih besar), dan peta topografi berskala 1:50.000 yang memperlihatkan titik dan koordinat lokasi rencana pengeboran air tanah; b. Informasi Mengenai Rencana Pengeboran Air tanah ( rencana pengambilan dan kedalaman dan Rencana Konstruksi Sumur Bor); Dokumen UKL dan UPL (untuk permohonan dengan debit kurang dari 50 ltr/det); atau Dokumen AMDAL (untuk permohonan dengan debit sama atau lebih besar dari 50 ltr/det). 1.2. Sumur Produksi Persyaratan Administratif : fotocopy SIPPAT, STIB dan SIJB dari perusahaan pengeboran yang masih berlaku; a. Peta situasi berskala 1:10.000 (atau lebih besar), dan peta topografi berskala 1:50.000 yang menunjukkan titik koordinat lokasi rencana pengeboran air tanah; b. Informasi Mengenai Rencana Pengeboran Air tanah (rencana pengambilan, kedalaman dan rencana konstruksi sumur bor); a. Dokumen UKL dan UPL (untuk permohonan dengan debit kurang dari 50 ltr/det); atau Dokumen AMDAL (untuk permohonan dengan debit

- 71 - sama atau lebih besar dari 50 ltr/det). l.3. Sumur Pasak: Persyaratan Administratif : a. Kartu Tanda Penduduk ; b. Surat keterangan domisili; a. Peta situasi berskala 1:10.000 (atau lebih besar), dan peta topografi berskala 1:50.000 yang memperlihatkan titik koordinat lokasi rencana pengeboran air tanah; b. Informasi Mengenai Rencana Pengeboran Air tanah - rencana pengambilan, - kedalaman dan - rencana konstruksi sumur pasak); Dokumen UKL dan UPL II. SURAT IZIN PENGUSAHAAN AIR TANAH (SIPA) ll.1. Sumur Bor Baru Persyaratan Administratif : a. Akte pendirian badan usaha yang telah disahkan oleh yang berwenang; b. Kartu Tanda Penduduk Pemohon; c. Surat keterangan domisili perusahaan; d. Surat Pernyataan Sanggup Membuat Sumur Resapan; a. Informasi Mengenai Pengambilan Air tanah dan b. Diagram Alir Penggunaan Air Tanah; c. Penyegelan Meter Air dihadiri oleh Dinas Teknis berwenang; d. Gambar penampang litologi / batuan hasil rekaman logging sumur; e. Berita Acara Pemasangan Konstruksi Sumur Bor yang diketahui Dinas Teknis ; f. Bagi permohonan sumur bor ke 5 atau jumlah pengambilan air tanah lebih besar atau sama dengan 50 lt/det harus melampirkan bukti kepemilikan sumur pantau yang dilengkapi Alat perekam Otomatis Muka Air Tanah (Automatic Water Level Recorder- AWLR) g. Gambar bagan penampang pelaksanaan konstruksi sumur bor; h. Berita Acara Hasil Uji Pemompaan yang diketahui Dinas Teknis berwenang; h. Laporan uji pemompaan. i. Hasil analisis fisika dan kimia air tanah dari laboratorium sesuai standar peruntukan. II.2. Sumur Bor Lama / sumur telah terbangun tanpa SIP Persyaratan Administratif : Untuk Badan Hukum : a. Akte pendirian badan usaha / Koperasi yang telah disahkan oleh

- 72 - pejabat yang berwenang; b. Kartu Tanda Penduduk Pemohon ; c. Surat keterangan domisili perusahaan; d. Surat Pernyataan Sanggup Membuat Sumur Resapan; Untuk Perseorangan : a. Kartu Tanda Penduduk; b. Surat keterangan domisili. c. Surat Pernyataan Sanggup Membuat Sumur Resapan; Untuk Badan Hukum / Perseorangan a. Informasi Mengenai Pengambilan Air tanah b. Diagram alir Penggunaan Airtanah; c. Informasi Mengenai Pengeboran Air tanah (rencana pengambilan, kedalaman dan konstruksi sumur bor); d. Peta situasi berskala 1:10.000 (atau lebih besar), dan peta topografi berskala 1:50.000 yang memperlihatkan titik dan koordinat lokasi rencana pengeboran air tanah; e. Gambar bagan penampang konstruksi sumur bor hasil borehole camera; f. Gambar Survey Konstruksi Sumur Bor dengan Bore Hole Camera yang diketahui Dinas Teknis berwenang; g. Hasil Uji Pemompaan yang diketahui Dinas Teknis berwenang; h. Bagi permohonan SIPA sumur bor ke 5 atau jumlah pengambilan air tanah lebih besar atau sama dengan 50 lt/det pada kawasan kurang dari 10 (sepuluh) hektaharus melampirkan bukti kepemilikan sumur pantau yang dilengkapi Alat perekam Otomatis Muka Air Tanah ( Automatic Water Level Recorder- AWLR). i. Berita Acara Pemasangan dan Penyegelan Meter Air dihadiri Dinas Teknis berwenang; j. Gambar penampang litologi/batuan dan hasil rekaman logging sumur atau Hasil Pengamatan Survey dengan Bore Hole Camera; k. Hasil analisis fisika dan kimia air tanah 6 (enam) bulan terakhir dari laboratorium sesuai standar peruntukan. Dokumen UKL dan UPL (untuk penggunaan kurang dari 50 ltr/det); atau Dokumen AMDAL (untuk penggunaan sama atau lebih besar dari 50 ltr/det). II.3. Sumur Pasak / Gali Baru Persyaratan Administratif a. Akte Pendirian Badan Usaha bagi Badan usaha ; b. Kartu Tanda Penduduk Pemohon ; c. Surat keterangan domisili; d. SIP untuk Sumur Pasak; a. Gambar penampang konstruksi sumur pasak. b. Informasi Mengenai Pengambilan Air tanah; c. Bukti Penyegelan Meter Air oleh Dinas Teknis ; d. Hasil analisis fisika dan kimia air tanah 6 (enam) bulan terakhir dari laboratorium sesuai standar peruntukan. Dokumen UKL dan UPL.

- 73 - II.4. Sumur Pasak / Gali Lama Persyaratan Administratif Untuk Hukum / Perseorangan a. Akte Pendirian Badan Usaha ( bagi Badan Usaha ) ; b. Kartu Tanda Penduduk Pemohon ; c. Surat keterangan domisili; a. Peta situasi berskala 1:10.000 (atau lebih besar), dan peta topografi berskala 1:50.000 yang memperlihatkan titik koordinat lokasi rencana pengeboran air tanah; b. Informasi Mengenai Rencana Pemanfaatan Air tanah (kedalaman dan konstruksi sumur pasak); c. Penyegelan Meter Air diketahui Dinas Teknis berwenang; d. Gambar penampang konstruksi sumur pasak. e. Informasi Mengenai Pengambilan Air tanah; f. Hasil analisis fisika dan kimia air tanah 6 (enam) bulan terakhir dari laboratorium sesuai standar peruntukan. Dokumen UKL dan UPL. III. IZIN PERPANJANGAN SIPA Untuk Sumur Bor/Sumur Gali/Pasak : Persyaratan Administratif d. fotocopy SIPA yang terakhir; b. fotocopy surat keterangan jumlah pengambilan air tanah satu bulan sejak SIPA berlaku dan pengambilan 1 (satu) tahun terakhir sesuai surat ketetapan pajak pemanfaatan air tanah; Hasil analisis fisika dan kimia air tanah 6 (enam) bulan terakhir dari laboratorium sesuai standar peruntukan. Bukti Kepemilikan Sumur Resapan khusus untuk sumur bor; IV. IZIN PENINGKATAN DEBIT PENGUSAHAAN AIR TANAH Untuk Sumur Bor : Persyaratan Administratif a. Diagram alir rencana Penggunaan Air Tanah; b. fotocopy SIPA yang terakhir; c. fotocopy jumlah pengambilan air tanah satu bulan sejak SIPA diterbitkan dan pengambilan 1 (satu) tahun terakhir sesuai surat ketetapan pajak pemanfaatan air tanah. a. Hasil Uji Pemompaan Sumur yang diketahui oleh Dinas b. Hasil analisis fisika dan kimia air tanah 6 (enam) bulan terakhir dari laboratorium sesuai standar peruntukan. V. SURAT IZIN PERUSAHAAN PENGEBORAN AIR TANAH

- 74 - (SIPPAT) Untuk mendapatkan Surat Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah (SIPPAT), Badan Usaha, Koperasi harus mengajukan permohonan bermaterai cukup dan ditandatangani, dengan melampirkan persyaratan : V.1. SIPPAT BARU Persyaratan a. Surat pernyataan kepemilikan instalasi bor bermeterai; b. Foto instalasi bor berukuran 9 x 12 cm dan 4 x 6 cm, masing masing sebanyak 3 (tiga) lembar; c. Data teknis instalasi bor ( daftar isian terlampir ); d. Salinan sertifikat klasifikasi dan sertifikat kualifikasi Badan Usaha yang dikeluarkan oleh Asosiasi dan telah diregistrasi di LPJK; Jika persyaratan permohonan lengkap Gubernur menerbitkan SIPPAT Gubernur dapat menolak permohonan Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah disertai dengan alasan penolakannya Ketentuan ketentuan yang harus dilaksanakan atau ditaati oleh pemegang SIPPAT yaitu : a. Setiap perubahan instalasi bor harus mendapatkan STIB berikut plat nomor instalasi bor yang baru dari assosiasi yang telah diakreditasi oleh LPJK; b. Setiap instalasi bor harus dijalankan oleh seorang juru bor yang mempunyai Surat Izin Juru Bor (SIJB); c. Pelaksanaan pengeboran wajib diawasi oleh tenaga ahli / asisten ahli dalam bidang geologi atau bidang hidrogeologi; d. Pemegang SIPPAT wajib melaporkan hasil kegiatan usahanya secara tertulis dan mengirimkan laporan teknik hasil pengeboran kepada Gubernur cq. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur; e. Tidakan perusahaan yang bertentangan dengan ketentuan ketentuan tersebut diatas dan atau ketentuan ketentuan lain yang berlaku dibidang air tanah dapat mengakibatkan dicabutnya SIPPAT; f. Pemilik / pengurus perusahaan pemegang SIPPAT yang terbukti telah melakukan pelanggaran melakukan pengeboran tanpa izin lebih dari 2 (dua) kali tidak diizinkan bergerak dibidang air tanah; g. Perusahaan pemegang SIPPAT yang terbukti melakukan pengeboran tanpa izin dikenakan sangsi berupa penyegelan instalasi bor; h. Perusahaan pemegang SIPPAT wajib memperpanjang izin sebelum habis masa berlakunya. V.2. PERPANJANGAN SIPPAT SIPPAT dapat diperpanjang dengan mengajukan kepada Gubernur melalui Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) Provinsi Jawa Timur; Persyaratan perpanjang SIPPAT dengan melampirkan Sertifikat klasifikasi dan kualifikasi Badan Usaha yang telah mendapat penilaian ulang dari assosiasi dan telah diregristasi oleh LPJK.

- 75-3. Sistem, mekanisme dan prosedur STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR I. IZIN PENGEBORAN AIR TANAH (SIP) Prosedur Proses penyelesaian pelayanan : 1. Pemohon mencari informasi tentang perizinan air tanah; 2. Pemohon mendapatkan informasi tentang tata cara dan persyaratan perizinan air tanah; 3. Pemohon mempersiapkan kelengkapan SIP dan menyampaikan berkas permohonan perizinan air tanah ke P2T; 4. Pemohon mengambil nomor antrian; 5. Pemohon menyerahkan berkas permohonan pada loket pelayanan P2T dan dilakukan pengecekan kelengkapan berkas (tidak lengkap dikembalikan pada pemohon dan jika lengkap diteruskan ke TIM Teknis); 6. Verifikasi Berkas Izin ( Tidak lengkap dikembalikan pada loket pelayanan untuk dikembalikan pada pemohon, jika lengkap diproses lebih lanjut); 7. Dibuatkan permintaan Rekomendasi teknis dan dikirim ke Dinas Teknis/ Tim URC ( untuk yang berada pada CAT Tunggal dan Lintas Kabupaten/ Kota ke Dinas Teknis Provinsi dan Untuk yang berada pada kawasan CAT Lintas Provinsi pada Badan Geologi). 8. Dinas teknis Provinsi (Tim URC) atau Badan Geologi menerima berkas perizinan; 9. Dinas Teknis/Tim URC atau Tima Badan Geologi melakukan Kajian Teknis; 10. P2T mengadakan rapat koordinasi bersama dinas teknis (Tim URC) baik Provinsi maupun Badan Geologi, dilanjutkan peninjauan lapangan dengan dibuatkan Berita Acara apabila Izin tersebut untuk pengeboran sumur ke 5 dalam kawasan 10 Ha. atau debit yang direncanakan > 50 ltr / dt. Karena ada kewajiban untuk membuat sumur pantau; 11. Hasil kajian teknis dan berita acara peninjauan sebagai bahan pertimbangan diterbitkan Rekomendai Teknis ( ditolak / disetujui) dan dikirim ke P2T Provinsi; 12. Rekomendasi teknis yang telah ditanda tangani Kepala Dinas dikirimkan ke P2T Provinsi; 13. Rekomtek diterima selanjutnya diterbitkan SIP dan jika ditolak dibuatkan surat Penolakan oleh P2T disertai alasannya dan dikirim kepada pemohon; 14. P2T Provinsi mengirimkan SIP kepada Pemohon dengan tembusan Dinas Teknis Provinsi.

- 76 - STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR II. IZIN PENGAMBILAN PENGUSAHAAN AIR TANAH (SIPA) Prosedur Proses penyelesaian pelayanan : 1. Pemohon mencari informasi tentang perizinan air tanah 2. Pemohon mendapatkan informasi tentang tata cara dan persyaratan perizinan air tanah 3. Permohonan mempersiapkan kelengkapan SIPA dan menyampaikan berkas perizinan air tanah ke P2T. 4. Pemohon mengambil nomor antrian. 5. Pemohon menyerahkan berkas permohonan pada loket pelayanan P2T dan dilakukan pengecekan berkas ( tidak lengkap dikembalikan pada pemohon dan jika lengkap diteruskan ke TIM Teknis). 6. Verifikasi Berkas Izin ( Tidak lengkap dikembalikan pada loket pelayanan untuk dikembalikan pada pemohon, jika lengkap diproses lebih lanjut) 7. Dibuatkan permintaan Rekomendasi teknis dan dikirim ke Dinas Teknis/ Tim URC ( untuk yang berada pada CAT Tunggal dan Lintas Kabupaten/ Kota ke Dinas Teknis Provinsi dan Untuk yang berada pada kawasan CAT Lintas Provinsi pada Badan Geologi). 8. Dinas Teknis/Tim URC Provinsi / Badan Geologi menerima berkas perizinan 9. Dinas Teknis/Tim URC melakukan Kajian Teknis. 10. P2T Melakukan rapat koordinasi bersama Dinas Teknis baik Provinsi maupun Badan Geologi, dilanjutkan peninjauan lapangan dan dibuatkan Berita Acara. 11. Hasil Kajian Teknis dan Berita Acara Peninjauan sebagai saran pertimbangan diterbitkan Rekomendai Teknis ( ditolak / disetujui) dan dikirim ke P2T Provinsi. 12. Rekomendasi Teknis yang telah ditandatangani Kepala Dinas dikirimkan ke P2T Provinsi; 13. Jika diterima diterbitkan SIPA dan jika ditolak dibuatkan surat Penolakan oleh P2T disertai alasannya dan dikirim pada pemohon. 14. P2T Provinsi mengirimkan SIPA pada pemohon dengan tembusan kepada Dinas Teknis

- 77 - STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR III. IZIN PERPANJANGAN PENGUSAHAAN AIR TANAH Prosedur Proses penyelesaian pelayanan : 1. Pemohon mencari informasi tentang perizinan air tanah; 2. Pemohon mendapatkan informasi tentang tata cara dan persyaratan perizinan air tanah; 3. Pemohon mempersiapkan kelengkapan perpanjangan SIPA dan mengirimkan berkas perizinan air tanah ke P2T; 4. Pemohon Mengambil Nomor Antrian; 5. Pemohon menyerahkan berkas permohonan pada loket pelayanan P2T dan dilakukan pengecekan berkas ( tidak lengkap dikembalikan pada pemohon dan jika lengkap diteruskan ke TIM Teknis); 6. Verifikasi Berkas Izin ( Tidak lengkap dikembalikan pada loket pelayanan untuk dikembalikan pada pemohon,, jika lengkap diproses lebih lanjut); 7. Dibuatkan permintaan Rekomendasi teknis dan dikirim ke Dinas Teknis/ Tim URC ( untuk yang berada pada CAT Tunggal dan Lintas Kabupaten/ Kota ke Dinas Teknis Provinsi dan Untuk yang berada pada kawasan CAT Lintas Provinsi pada Badan Geologi). 8. Dinas Teknis/Tim URC Provinsi / Badan Geologi menerima berkas perizinan; 9. Dinas Teknis/Tim URC melakukan Kajian Teknis; 10. P2T Mengadakan rapat koordinasi bersama Dinas Teknis/Tim URC baik Provinsi / Badan Geologi, apabila diperlukan dilanjutkan peninjauan lapangan dan dibuatkan Berita Acara apabila Izin tersebut untuk pengeboran sumur ke 5 dalam kawasan 10 Ha. atau Debit yang dirancakan > 50 ltr / dt. Karena ada kewajiban untuk membuat sumur pantau; 11. Hasil Kajian Teknis dan Berita Acara Peninjauan sebagai bahan pertimbangan diterbitkannya Rekomendai Teknis (ditolak / disetujui) dan dikirim ke P2T Provinsi 12. Rekomendasi Teknis yang telah ditandatangani Kepala Dinas dikirimkan ke P2T Provinsi; 13. Jika diterima diterbitkan SIPA dan jika ditolak dibuatkan surat Penolakan oleh P2T disertai alasannya dan dikirim pada pemohon. 14. P2T Provinsi mengirimkan SIPA pada Pemohon dan Dinas Teknis Provinsi sebagai arsip.

- 78 - STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IV. IZIN PENINGKATAN DEBIT PENGUSAHAAN AIR TANAH Prosedur Proses penyelesaian pelayanan : 1. Pemohon mencari informasi tentang perizinan air tanah; 2. Pemohon mendapatkan informasi tentang tata cara dan persyaratan perizinan air tanah; 3. Pemohon mempersiapkan kelengkapan peningkatan debit SIPA dan mengirimkan berkas perizinan air tanah ke P2T. 4. Pemohon Mengambil Nomor Antrian. 5. Pemohon menyerahkan berkas permohonan pada loket pelayanan P2T dan dilakukan pengecekan berkas ( tidak lengkap dikembalikan pada pemohon dan jika lengkap diteruskan ke TIM Teknis). 6. Verifikasi Berkas Izin ( Tidak Benar dikembalikan pada loket pelayanan untuk dikembalikan pada pemohon, jika lengkap diproses lebih lanjut) : 7. Dibuatkan permintaan Rekomendasi teksin dan dikirim ke Dinas Teknis/Tim URC ( untuk yang berada pada CAT Tunggal dan Lintas Kabupaten/ Kota ke Dinas Teknis Provinsi dan Untuk yang berada pada kawasan CAT Lintas Provinsi pada Badan Geologi). 8. Dinas Teknis/Tim URC Provinsi atau Pusat / Badan Geologi menerima berkas perizinan 9. Dinas Teknis/Tim URC melakukan Kajian Teknis. 10. P2T Mengadakan rapat koordinasi bersama Dinas Teknis/Tim URC baik Provinsi maupun Pusat/ Badan Geologi, apabila diperlukan dilanjutkan penijauan lapangan dan dibuatkan Berita Acara. 11. Hasil Kajian Teknis dan Berita Acara Peninjauan sebagai bahan pertimbangan diterbitkannya Rekomendai Teknis (ditolak / disetujui) dan dikirim ke P2T Provinsi. 12. Rekomendasi Teknis yang telah ditandatangani Kepala Dinas dikirimkan ke P2T Provinsi; 13. Jika diterima diterbitkan SIPA dan jika ditolak dibuatkan surat Penolakan oleh P2T disertai alasannya dan dikirim pada pemohon. 14. P2T Provinsi Mengirimkan SIPA pada Pemohon dan Dinas Teknis Provinsi sebagai arsip.

- 79 - STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR V. Surat Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah ( SIPPAT ) Prosedur Proses penyelesaian pelayanan : 4. Jangka Waktu Penyelesaian 1. Pemohon mencari informasi tentang izin perusahaan pengeboran air tanah 2. Pemohon mendapatkan informasi tentang tata cara dan persyaratan izin perusahaan pengeboran air tanah 3. Permohonan mempersiapkan kelengkapan SIPPAT dan mengirimkan berkas perijinan air tanah ke P2T. 4. Pemohon Mengambil Nomor Antrian. 5. Pemohon menyerahkan berkas permohonan pada loket pelayanan P2T dan dilakukan pengecekan berkas ( tidak lengkap dikembalikan pada pemohon dan jika lengkap diteruskan ke TIM Teknis). 6. Verifikasi Berkas Izin ( Tidak Benar dikembalikan pada loket pelayanan untuk dikembalikan pada pemohon,, jika benar diproses lebih lanjut) 7. Dibuatkan permintaan Rekomendasi teknis dan dikirim ke Dinas Teknis.Provinsi Jawa Timur 8. Instansi Teknis Provinsi menerima berkas perizinan 9. Instansi Teknis melakukan Kajian Teknis. 10. P2T Melakukan rapat koordinasi bersama instansi dilanjutkan penijauan lapangan dan dibuatkan Berita Acara. 11. Diterbitkan Rekomendai Tenis ( ditolak / disetujui) dan dikirim ke P2T Provinsi. 12. Rekomendasi Teknis dikirimkan ke P2T Provinsi. 13. Jika ditolak maka dibuatkan surat Penolakan dan dikirim pada pemohon, selanjutnya jika diterima diterbitkan SIPPAT. 14. P2T Provinsi Mengirimkan SIPPAT pada Pemohon dan Instansi Teknis Provinsi sebagai arsip. 17 (tujuh belas) hari kerja 5. Biaya/tarif Gratis 6. Produk Pelayanan Surat Izin Pengeboran (SIP) Air Tanah, Surat Izin Pengambilan Pengusahaan Air Tanah (SIPA), Surat Izin Perpanjangan Pengambilan Air Tanah (SIPA) Perpanjangan, Surat Izin Peningkatan Debit Pengambilan Pengusahaan Air Tanah (SIPA) Peningkatan Debit, dan Surat Izin Perubahan Nama, Jenis Pengambilan Air Tanah (SIPA) Perubahan.

- 80-7. Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas 8. Kompetensi Pelaksana 9. Pengawasan Internal 1. Ruang kerja 2. ATK 3. Komputer dan printer 4. Server 5. Alat ukur/meteran 6. Kendaraan roda 2 atau 4 1. Jumlah SDM adalah 9 (sembilan) orang yang terdiri dari Teknik baik Geologi/ Teknik lainnya serta 2 (dua) orang administrasi, namun tidak menutup kemungkinan ada staf memiliki sertifikasi Diklat Teknis Hidrogeologi dll. pada verifikasi dan validasi berkas permohonan yang berada di PPT. 2. Petugas mempunyai kualifikasi trampil, teliti dan cepat dalam penanganan berkas dan pengambilan keputusan apabila terdapat kekurangan persyaratan baik secara administrasi maupun teknis. 3. Petugas adalah staf dinas teknis yang telah berpengalaman didalam pemrosesan rekomendasi teknis perizinan terutama didalam menyeleksi persyaratan permohonan. Ada unit organisasi fungsional yaitu Auditor Inspektorat Daerah yang melaksanakan fungsi pengawasan internal Pemerintah Daerah Prosedur yang ditempuh adalah : 1. Surat pemberitahuan 2. Melengkapi dokumen 3. Pemeriksaan 4. Laporan Hasil Pemeriksaan 5. Tindak Lanjut Pemeriksaan 10. Penanganan Pengaduan Prosedur proses penyelesaian penanganan pengaduan sebagai berikut : Surat/ Telephon/ SMS Pengaduan Kotak atau layanan Telepon/ SMS Administrator menginventarisir pengaduan yang yang masuk Ruang Proses Papan Pengumuman Aduan, saran dan masukan dapat dilakukan dengan prosedur : 1. Datang langsung 2. Surat 3. SMS 4. Website Tindak lanjut penanganan aduan, saran dan masukan adalah : 1. Verifikasi aduan 2. Mediasi 3. Koordinasi dan cek lokasi 4. Sanksi SDM yang menerima tugas penanganan aduan, saran dan masukan adalah : 1. 3 orang seksi pengaduan dan advokasi 2. 2 orang SKPD teknis 3. 1 orang Bagian Hukum Sarana yang digunakan dalam penanganan aduan, saran dan masukan adalah : 1. Ruang Pengaduan 2. Kotak aduan 3. Telepon 4. Komputer 5. Kendaraan roda 2 atau 4

- 81 - Unit organisasi yang menerima penanganan aduan, saran dan masukan adalah unit struktural : Sub Bidang Pengaduan dan Advokasi 11 Jumlah Pelaksana 1 orang UPT P2T 3 orang Dinas ESDM 12 Jaminan Pelayanan 13 Jaminan Keamanan a. Dijamin ditangani oleh pegawai yang kompeten b. Dijamin Gratis / tidak ada pungutan liar Dokumen dijamin tidak palsu dengan kertas hologram, cap basah, tanda tangan Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur selaku Administrator UPT Pelayanan Perizinan Terpadu, Nomor Registrasi dan barcode. 14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Dilakukan berkala 3 bulan sekali dan tahunan 15 Catatan -