BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Catatan 31 Maret Maret 2010

Pengakuan Pendapatan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN PENDEKATAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. BENTAN SONDONG TANJUNGPINANG

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JUMLAH AKTIVA

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan adanya perkembangan ekonomi yang sangat pesat, maka peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

LAPORAN KEUANGAN & KAS

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI

PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

6 A. Pengertian Akuntansi Keuangan BAB II LANDASAN TEORI Menurut Charles T Horrgren Walter T Harrison Jr dan Linda Smith Bamber (2006 : 4) mendefinisikan akuntansi adalah Sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis memproses informasi menjadi laporan keuangan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pembuat pengambil keputusan. Sedangkan menurut American Instituteof Certified Publik Accountant (AICPA) no 4 Akuntansi adalah : Suatu kegiatan jasa fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif terutama yang mempunyai sifat keuangan dan kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan pengambilan keputusan ekonomi dalam memilih alternatif dari suatu keadaan. Didalam PSAK no 34 tahun 2007 yang mengatur ketentuan tentang akuntansi kontrak konstruksi mempunyai pengertian sebagai berikut : Suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rencana, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok. Adapun tujuan dari pelaporan keuangan berdasarkan atas Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no 1 adalah : 1. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit, dan keputusan lainnya. Informasi uang yang dihasilkan itu harus memadai bagi

7 mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa peristiwa ekonomi serta bermaksud untuk menelaah informasi informasi itu secara sungguh - sungguh. 2. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh temponya surat surat berharga atau pinjaman pinjaman. 3. Menunjukkan sumber sumber ekonomi dari suatu perusahaan klaim atas sumber sumber tersebut ( kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan ) dan pengaruh dari transaksi transaksi, kejadian kejadian dan keadaan yang memungkinkan sumber sumber dan klaim atas sumber sumber tersebut. B. Konsep, Pengukuran dan Timing Pendapatan 1) Konsep Pendapatan Permasalahan dalam akuntansi untuk pengakuan pendapatan pada perusahaan konstruksi adalah menentukan kapan pendapatan harus diakui dan berapa nilai yang harus diakui, kita perlu mengetahui batasan dari pendapatan itu sendiri. Pada umumnya konsep pendapatan belum dirumuskan dengan jelas dalam kepustakaan akuntansi terutama karena pendapatan biasanya dibahas dalam

8 kaitannya dengan pengukuran serta pencatatannya. Konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan merupakan proses arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jarak waktu tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 23) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk ini mngakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 2) Pengukuran Pendapatan Pengukuran pendapatan ini dilakukan dengan menggunakan nilai tukar dari barang atau jasa. Nilai tukar ini merupakan cash equivalent atau present value dari tagihan tagihan yang diharapkan akan diterima dari transaksi pendapatan ini. Adapun pengukuran pendapatan dengan cash equivalent atau present value terhadap unsur unsur yang harus dikurangkan pada saat menghitung pendapatan yaitu diskon penjualan, retur penjualan dan pengurang pengurang lain yang berkaitan dengan perolehan pendapatan tersebut. Belkaohi Ahmed Riahi (2006 : 17) menyebutkan unsur unsur pengurang pendapatan antara lain : a) Diskon Penjualan Biasanya pemberian diskon penjualan ini ditawarkan kepada pelanggan oleh beberapa perusahaan dengan tujuan agar pelanggan melunasi pembayaran lebih cepat sehingga dapat mengurangi kerugian piutang ragu ragu. Dengan semakin cepat pembayaran dilakukan oleh pelanggan maka akan berpengaruh juga pada cashflow perusahaan.

9 b) Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Dalam kegiatan normal perusahaan ada kemungkinan beberapa barang yang akan dikembalikan (diretur) dan sejumlah pengurangan harga (allowance) harus diberikan karena adanya faktor faktor seperti kerusakan barang selama pengiriman, barang yang cacat atau kesalahan pengiriman mengenai kuantitasnya. c) Potongan potongan lain Potongan potongan ini misalnya kerugian akibat piutang yang tidak dapat ditagih oleh perusahaan. Al Haryono Jusuf (2005 : 32) mengemukakan bahwa besarnya pendapatan diakui dalam satuan uang dengan transaksi timbulnya pendapatan, adapun hubungan antara transaksi penjualan dengan pendapatan antara lain : a. Apabila terjadi penjualan tunai maka pendapatan diukur sebesar kas yang diterima. b. Apabila terjadi penjualan secara kredit maka pendapatan diukur sebesar piutang yang timbul. c. Apabila terjadi barter maka pendapatan diukur sebesar nilai pasar barang atau jasa yang diserahkan atau nilai barang dan jasa yang diterima. d. Apabila terjadi kompensasi hutang maka pendapatan diukur sebesar penurunan hutang yang disetujui. 3) Timing Pendapatan Pada umumnya bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh tahapan dari siklus operasi (yaitu selama penerimaan pesanan, produksi, penjualan dan penagihan). Dengan adanya kesulitan dalam mengalokasikan pendapatan dan laba ketahapan yang berbeda dari siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih kejadian penting (critical event) dalam siklus tersebut untuk penentuan waktu pendapatan dan pengakuan laba.

10 Dengan demikian timing pendapatan diakui pada saat : a. Kejadian penting yang dipilih untuk mengindikasikan kapan perubahan tertentu dalam aktiva dan kewajiban dapat dipertanggungjawabkan secara memadai. (Ahmed Riahi Belkaoui, 2004:280) b. Dilihat dari titik pandang ekonomi pertambahan nilai merupakan suatu proses yang terus menerus.dari bentuk pemikiran kemudian dituangkan dalam bentuk rencana dan spesifikasi teknik, kemudian dengan adanya bahan baku penambahan nilai akan terjadi dalam proses produksi sampai barang terjual. Produk dapat dijual dengan suatu garansi atas reparasi atau penggantian yang diperlukan.oleh karena itu pada hakekatnya timingdari revenuebisa terjadi pada setiap titik dalam suatu proses. c. Dilihat dari segala kegiatan dan peristiwa yang mendukung terjadinya revenue, maka secara teoritis timingdari pendapatan bisa terjadi pada saat selama berlangsungnya produksi terlihat pada kontrak-kontrak pembangunan yang bersifat jangka panjang, pada proses peningkatan nilai secara alamiah (accretion)dan accruals. C. Konsep dan Pelaporan Beban 1) Pengertian Konsep Beban Menurut Roy H Garisson dan Eric W Nooren (2000 : 45) beban dapat diartikan sebagai pemakaian barang dan jasa dalam proses mendapatkan pendapatan. Pada setiap akhir periode diharapkan pendapatan yang diakui

11 melebihi jumlah biaya yang dibebankan, sehingga dalam pendapatan terkandung unsur laba. Dalam keadaan tertentu mungkin saja total pendapatan lebih kecil dari pada total beban. Dari pengertian tersebut tersirat dua hal yaitu : a. Adanya pemakaian barang dan jasa (expiration of services) b. Nilai nilai dari barang dan jasa ini menjadi habis atau expire pada saat produk perusahaan ditransfer kepada pembeli. Apabila produk ini belum meninggalkan perusahaan barang dan jasa yang dipakai dianggap terikat dalam pengukuran nilai dari produk yang bersangkutan. Menurut Armanto Witjaksono (2006:4) mendefinisikan beban adalah sebagai berikut : Arus keluar aktiva (asset) terhadap penghasilan karena perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada, Beban berasal dari aktiva atau terjadi langsung tanpa melalui aktiva. Contohnya beban yang berasal dari aktiva misalnya saja penyusutan peralatan kantor seperti meja,kursi,komputer dan sebagainya. Peralatan ini dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari dan mendukung terjadinya penjualan barang atau jasa (walau secara tidak langsung) beban yang terjadi langsung tanpa melalui aktiva misalnya saja biaya reklame. 2) Pelaporan Beban Saat pelaporan beban bisa bersamaan dengan penggunaan barang atau jasa dan bisa juga sebelum penggunaan barang dan jasa. Saat pelaporan beban juga ditentukan oleh pendekatan terhadap laba. Laba dalam arti perusahaan nilai menyarankan agar beban dilaporkan apabila ada penurunan

12 nilai, atau apabila tidak ada manfaat yang dapat diharapkan dikemudian hari dari penggunaan barang atau jasa. Konsep laba yang menekankan kepada arus kas menyimpulkan bahwa : a) Beban harus dilaporkan sedekat mungkin dengan saat pengeluaran kas. Sedangkan menurut pandangan akuntansi berbasis akrual dikatakan bahwa beban harus diakui pada saat pendapatan yang berhubungan dengannya juga diakui. b) Konsep ini dikenal dengan nama matching concept atau prinsip penandingan antara beban terhadap pendapatan. Yaitu pendapatan dilaporkan dahulu kemudian disusul dengan pelaporan beban yang berhubungan dengan pendapatan tersebut dalam periode yang sama. Menurut Henry Simamora (2000:358) prinsip pengaitan (matching principle) menyatakan laba bersih ditentukan dengan mengaitkan (matching) atau menghubungkan (linking) beban yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diakui, Beban dicatat dalam periode dimana beban tersebut membantu untuk msnghasilkan pendapatan yang tercatat. Prinsip pemanduan dapat digunakan sebagai dasar untuk : a. Mengidentifikasi seluruh beban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. b. Mengukur atau menghitung beban. c. Bagaimana penandingan beban dengan pendapatan yang diperoleh dalam waktu yang berjalan.

13 Para akuntan menciptakan kriteria bagi saat dilaporkannya beban kriteria ini diciptakan atas dasar pembedaan antara lain : a. Direct Matching atau Product Matching Mengaitkan biaya atau ukuran lainnya dari barang atau jasa yang digunakan dengan produk, dan dengan membebankannya sebagai harga pokok ke beban pada saat pelaporan pendapatan yang berkaitan, maka penandingan beban dengan pendapatan diperoleh. Sehingga beban dilaporkan dalam periode yang sama dengan pendapatannya. b. Indirect Matching atau Period Matching. Menjelaskan bahwa Indirect Matching yaitu beban dilaporkan pada waktu barang atau jasa dipakai, atau pada saat turunnya nilai ekonomis yang dapat diukur. D. Akuntansi Untuk Usaha Jasa Konstruksi 1) Pengertian Jasa Konstruksi Menurut PP No. 51 tahun 2008 jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan konstruksi. Perusahaan konstruksi biasanya bekerja berdasarkan perjanjian kontrak kerja yang telah dinegosiasikan dengan pemberi kerja.

14 Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Menurut UU no.18 jasa konstruksi berdasarkan usahanya maka perusahaan konstruksi dapat bertindak sebagai : a. Kontraktor Utama Tugasnya adalah mengadakan kontrak dengan pemberi kerja untuk melaksanakan seluruh pekerjaan proyek dan memikul tanggung jawab hingga proyek selesai. Biasanya kontraktor utama ini mendapat kontrak langsung dengan pemberi kerja. b. Sub Kontraktor Bertugas mengadakan kontrak dengan kontraktor utama dan bertanggung jawab pada kontraktor utama untuk penyelesaian proyek proyek yang diberikan. c. Manajer Konstruksi Yaitu perusahaan konstruksi yang mengadakan kontrak dengan pemberi kerja untuk mengawasi dan mengkoordinir jalannya pembangunan dan juga mengadakan kontrak dengan dengan pihak lain untuk semua pekerjaan pembangunan di dalam proyek tersebut. 2) Metode Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Konstruksi Metode pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa konstruksi muncul karena jangka waktu penyelesaian proyek relatif panjang Menurut Kieso (2008:521) terdapat dua metode pengakuan pendapatan yang biasa digunakan oleh perusahaan jasa konstruksi yaitu : a. Metode Persentase Penyelesaian. Menurut metode ini suatu perusahaan akan mengakui pendapatan atau biaya sesuai dengan kemajuan perusahaan dalam menyelesaikan kontrak Karena pengukuran didasarkan pada tingkat kemajuan proyek maka laba atau rugi suatu proyek sudah ditentukan pada akhir periode akuntansi walaupun proyek tersebut belum selesai dikerjakan. Sebagian besar jenis kontrak pembangunan jangka panjang harus dilaporkan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian.

15 Beberapa unsur yang harus ada yaitu : 1) Taksiran yang handal yang dapat dibuat mengenai sejauh mana kemajuan (progress) pendapatan kontrak dan biaya kontrak mendekati penyelesaian. 2) Kontrak itu sendiri harus menetapkan dengan jelas pelaksanaan hak mengenai barang atau jasa yang akan disediakan dan diterima oleh para pihak yang bersangkutan, kepentingan yang akan dipertukarkan dan cara serta syarat syarat penyelesaian. 3) Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya menurut kontrak. 4) Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan kontrak. Pada metode persentase penyelesaian, pendapatan diakui atas dasar persentase penyelesaiaan pekerjaan. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur kemajuan suatu kontrak. Menurut Kieso (2008:523) metode - metode tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu: 1) Ukuran masukan ( Input measures ) Ukuran ini didasarkan pada suatu hubungan yang nyata antara suatu unit masukan dan produktivitas. Kelemahan dari ukuran masukan karena ukuran masukan didasarkan atas hubungan yang sudah ada antara suatu unit masukan dan produktivitas. Jika infiensi menyebabkan hubungan produktivitas berubah, pengukuran itu menjadi tidak akurat. Ukuran masukan terdiri dari beberapa metode meliputi : a) Metode Biaya ke Biaya (Cost to Cost Method) Menurut metode ini, ditunjukkan dalam rumus berikut : Biaya yang dikeluarkan sampai akhir periode berjalan X100%. Total taksiran biaya terbaru Jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap tahun dihitung dengan rumus sebagai berikut :

16 Biaya yang Jumlah Jumlah Dikeluarkan Taksiran Pendapatan Sampai sekarang X Pendapatan ( laba kotor ) - Periode Sebelumnya Taksiran biaya b) Metode usaha yang dicurahkan (Egorts Expended Method) Metode ini didasarkan pada ukuran tertentu dari pekerjaan yang dilaksanakan. Ukuran itu meliputi: jam kerja, upah buruh, jam mesin, atau kuantitas barang. 2). Ukuran Keluaran (Output Measures) Ukuran keluaran ini dibuat berdasarkan hasil yang dicapai. Metode yang didasarkan pada unit yang dihasilkan dan pada penambahan nilai (value added). Kelemahan dari ukuran keluaran adalah Menghasilkan ukuran yang tidak akurat, bila unit-unit yang digunakan baikwaktu, upaya, maupun biaya-biaya penyelesaiannya tidak dapat diperbandingkan. Keunggulan dari metode persentase penyelesaiaan adalah : a. Besarnya laba atau rugi periodik yang dapat diakui sesuai dengan tingkat penyelesaian kontrak. b. Mencerminkan keadaan kontrak yang sedang dikerjakan dengan taksiran yang memadai atas biaya - biaya yang masih diperlukan. Kelemahan metode persentase penyelesaiaan adalah : a. Hasil perhitungantergantung pada taksiran biaya bagian yang masih harus diselesaikan. b. Laba rugi dipengaruhi oleh unsur ketidakpastian. c. Dengan adanya taksiran biaya maka perhitungan pendapatan yang diakui pada tahun sebelumnya harus dikoreksi. b. Metode Kontrak Selesai Metode kontrak selesai umumnya digunakan untuk proyek dengan masa kontrak yang relatif pendek atau selesai dalam satu periode akuntasi. Menurut metode ini pendapatan suatu kontrak baru dapat diukur pada saat pekerjaan telah selesai seluruhnya. Dalam metode kontrak selesai, pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada waktu kontrak selesai. Metode kontrak selesai dapat digunakan hanya: 1. Jika kesatuannya mempunyai kontrak - kontrak jangka pendek. 2. Jika syarat-syarat untuk pemakaian metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi. 3. Jika dalam kontrak terdapat bahaya yang melekat diluar resikoresiko usaha yang normal.

17 Keunggulan dari metode kontrak selesai adalah : a. hasil operasi dapat dihitung dengan cepat, karena tidak dihitung berdasarkan taksiran-taksiran. b. Pelaporan pendapatan didasarkan pada hasil akhir dan bukan pada taksiran pekerjaan yang belum dilakukan. Kelemahan dari metode kontrak selesai adalah : a. Perusahaan tidak dapat mengetahui dengan pasti laba bersih yang diperoleh. b. Ketidakseimbangan antara pendapatan dengan biaya perusahaan dalam tiap periode juga dapat terjadi. c. Informasi yang dihasilkan kurang relevan, sehingga dapat mengakibatkan kesulitan pada pemegang saham yang ingin menjual sahamnya sebelum penyelesaian kontrak - kontrak yang dikerjakan. E. Jurnal Transaksi Jurnal transaksi yang terdapat dalam perusahaan kontraktor, yaitu : 1. Penagihan termin. 2. Pengeluaran biaya kontruksi. 3. Penerimaaan kas dari termin yang ditagih. 4. Pengakuan laba pada akhir tahun. 5. Penyelesaian dan penyerahan proyek. Namun terdapat perbedaan pada penyelesaian jurnal transaksinya.ada pun perbedaannya menurut Kieso (2008:524-526) pada metode pendapatannya dapat dilihat dalam tabel 2.1 dan tabel 2.2 adalah sebagai berikut :

18 Tabel 2.1 Metode Persentase Penyelesaian No Keterangan Debet Kredit 1 Jurnal pengeluaran biaya konstruksi Bangunan dalam perlaksanaan Kas, bahan-bahan,dsb 2 Jurnal penagihan termyn Piutang dagang Termyn proyek pembangunan 3 Jurnal penerimaan kas Kas Piutang dagang 4 Jurnal pengakuan laba Tahun 19X1 Biaya proyek pembangunan Bangunan dalam perlaksanaan Pendapatan atas kontrak Tahun 19X2 Biaya proyek pembangunan Bangunan dalam perlaksanaan Pendapatan atas kontrak 5 Jurnal penyelesaian dan penyerahan proyek Termyn proyek pembangunan Bangunan dalam pelaksanaan Sumber: Kieso (2008:524) Tabel 2.2 Metode Kontrak Selesai No Keterangan Debet Kredit 1 Jurnal Pengeluaran biaya konstruksi Bangunan dalam pelaksanaan Kas, bahan-bahan, dsb 2 Jurnal penagihan termyn Piutang dagang Termyn proyek pembangunan 3 Jurnal penerimaan kas Kas Piutang dagang

19 4 Jurnal pengakuan laba Pada akhir tahun 19X1 tidak ada jurnal pengakuan laba karena kontrak pembangunan selesai pada akhir tahun 19X2 5 Jurnal penyelesaian dan penyerahan proyek Biaya proyek pembangunan Bangunan dalam pelaksanaan Termyn proyek pembangunan Pendapatan atas proyek Sumber: Kieso (2008:525) Pada saat menyerahkan proyek, biaya proyek pembangunan yang diakui sebesar total biaya kontruksi riil yang dikeluarkan dalam tahun 19x1 dan 19x2. Dan pendapatan atas proyek diakui sebesar harga kontrak. F. Pelaporan Neraca Menurut PSAK no 34 pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas pada tanggal neraca (percentage of completion).perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk pekerjaan dalam penyelesaian pada tanggal neraca yaitu jumlah akumulasi biaya yang terjad dan laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal neraca, jumlah uang muka yang diterima dan jumlah retensi. Perkiraaan termin proyek bangunan harus dikurangkan dari perkiraan bangunan dalam pelaksanaan. Jika selisihnya positif (dalam arti bangunan dalam

20 perlaksanaan lebih besar daripada termin proyek bangunan), maka dianggap sebagai persediaan dan dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar. Aktiva Lancar Piutang dagang... Bangunan dalam perlaksanaan..... Termin proyek pembangunan... ( ) + Sedangkan jika selisih negatif (dalam arti termin proyek pembangunaanlebih besar daripada bangunan dalam (perlaksanaan), maka dilaporkan dalam kelompok hutang lancar. Aktiva Lancar Piutang Dagang...... Hutang Lancar Termin proyek pembangunan..... Bangunan dalam perlaksanaan.... () - G. Pelaporan Laba Rugi 1. Metode Persentase Penyelesaiaan Menurut PSAK no 34 metode persentase penyelesaian (percentage of completion) pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi dalam periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan. Biaya

21 kontrak biasanya sebagai beban dalam laporan labarugi dalam periode akuntansi dimana pekerjaan yang berhubungan dilakukan. Namun setiap ekspektasi selisih lebih total biaya kontrak terhadap total pendapatan kontrak segera diakui sebagai beban. Perhitungan untuk memperoleh besarnya pendapatan dan laba yang boleh diakui adalah: Pada saat tahun 19X1, pengakuan laba sebesar : Harga kontrak Biaya yang dikeluarkan Taksiran biaya untuk menyelesaikan + Total taksiran biaya - Taksiran laba Persentase Penyelesaian tahun 19X1 dan 19X2 : Biaya yang dikeluarkan tahun 19X1 + 19X2 X 100% Total taksiran biaya Taksiran laba tahun 19X1 + 19X2 = Persentase penyelesaiaan tahun 19X1 Jadi, pada tahun 19X2 laba yang diakui sebesar = dan 19X2 X taksiran laba Taksiran laba tahun 19X1 + 19X2 - laba tahun 19X1

22 1) Metode Kontrak Selesai Pada metode ini, pelaporan dalam laba rugi tahun 19X1 tidak ada, karena tahun 19X1 kontrak belum selesai. Pelaporan dalam laba - rugi tahun 19X2 = Harga kontrak - Total biaya yang Jadi, keseluruhan laba diakui pada tahun 19X2. dikeluarkan Menurut Kieso (2008:524-526) contoh kasusnya adalah sebagai berikut : Untuk mengilustrasikan metode persentase penyelesaian asumsikan bahwa Hardhat Construction Company memiliki kontrak yang dimulai pada bulan uli 2001, untuk membangun sebuah jembatan senilai $ 4.500.000 yang diharapkan selesai pada bulan Oktober 2003 dengan estimasi biaya sebesar $ 4.000.000. Data berikut ini berkaitan dengan periode konstruksi tersebut( perhatikan bahwa pada akhir tahun 2002 estimasi total biaya telah meningkat dari $ 4.000.000 menjadi $ 4.050.000) 2001 2002 2003 Biaya sampai tanggal ini $ 1.000.000 $ 2.916.000 $ 4.050.000 Estimasi biaya untuk 3.000.000 1.134.000 - meyelesaikan Termin selama tahun berjalan 900.000 2.400.000 1.200.000 Kas yang tertagih selama tahun 750.000 1.700.000 2.000.000 berjalan Persentase selesai dihitung sebagai berikut : 2001 2002 2003 Harga kontrak $ 4.500.000 $ 4.500.000 $ 4.500.000 Dikurangi estimasi biaya : Biaya sampai tanggal ini 1.000.000 2.916.000 4.050.000 Estimasi biaya untuk 3.000.000 1.134.000 - menyelesaikan Estimasi total biaya 4.000.000 4.050.000 4.050.000 Estimasi total laba kotor $ 500.000 $ 450.000 $ 450.000 Persentase penyelesaian 25% 72% 100% ($ 1.000.000) ($ 2.916.000) ($ 4.050.000) ($ 4.000.000) ($ 4.050.000) ($ 4.050.000)

23 Berdasarkan data di atas ayat jurnal berikut akan dibuat untuk mencatat (1) biaya konstruksi (2) termyn (progress billings) dan (3) hasil penagihan. Ayat jurnal ini dibuat sebagai ikhtisar berbagai transaksi yang dimasukkan satu per satu pada saat terjadi selama tahun berjalan. Untuk mencatat biaya konstruksi : 2001 2002 2003 Konstruksi dalam Proses 1.000.000 1.916.000 1.134.000 Bahan, Kas, Hutang 1.000.000 1.916.000 1.134.000 dan sebagainya Untuk mencatat Termin Piutang usaha 900.000 2.400.000 1.200.000 Penagihan atas Konstruksi 900.000 2.400.000 1.200.000 dalam proses Untuk mencatat hasil penagihan Kas 750.000 1.750.000 2.000.000 Piutang 750.000 1.750.000 2.000.000 Dalam ilustrasi ini biaya biaya yang terjadi sampai tanggal ini sebagai proporsi dari estimasi total biaya yang akan dikeluarkan atas proyek tersebut merupakan ukuran tingkat kemajuan kea rah penyelesaian. Estimas pendapatan dan laba kotor yang akan diakui untuk setiaptahun dihitung sebagai berikut : Pendapatan yang diakui pada tahun 2001 2002 2003 2001 $ 4.500.000 x 25% $ 1.125.000 2002 $ 4.500.000 x 72% $ 3.240.000 Dikurangi : Pendapatan yang diakui 1.125.000 Pada tahun 2001 Pendapatan tahun 2002 $ 2.115.000 2003 $ 4.500.000 x 100% $ 4.500.000 Dikurangi : Pendapatan yang diakui 3.240.000 Pada tahun 2001 dan 2002 Pendapatan tahun 2003 $ 1.260.000 Laba kotor yang diakui pada tahun : 2001 $ 500.000 x 25% $ 125.000 2002 $ 400.000 x 72% $ 324.000 Dikurangi : Laba kotor yang diakui $ 125.000 Pada tahun 2001 Laba kotor tahun 2002 $ 199.000 2003 $ 450.000 x 100% $ 450.000 Dikurangi : Laba yang diakui 324.000 Pada tahun 2001 dan 2002 Laba kotor tahun 2003 $ 126.000

24 Ayat jurnal untuk mengakui pendapatan serta laba kotor setiap tahun dan untuk mencatat penyelesaian serta persetujuan akhir atas kontrak tersebut diperlihatkan dibawah ini. 2001 2002 2003 Untuk mengakui pendapatan Dan laba kotor Konstruksi dalam Proses 125.000 199.000 126.000 (laba kotor) Beban Konstruksi 1.000.000 1.196.000 1.134.000 Pendapatan dari kontrak 1.125.000 2.115.000 1.260.000 Jangka panjang Untuk mencatat penyelesaian Kontrak Penagihan atas Konstruksi 4.500.000 dalam proses Konstruksi dalam Proses 4.500.000 Perhatikan bahwa laba kotor yang dihitung diatas didebet ke Konstruksi dalam Proses, sementara Pendapatan dari Kontrak Jangka Panjang dikredit sebesar jumlah yang dihitung diatas. Selisih antara jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap tahun di debet kea kun nominal, Beban Konstruksi (yang serupa dengan harga pokok penjualan dalam perusahaan manufaktur), yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Jumlah ini merupakan biaya konstruksi actual yang terjadi selama periode berjalan. Misalnya, dalam contoh biaya terhadap biaya Hardhat Construction Company, biaya actual sebesar $ 1.000.000 pada tahun 2001 digunakan untuk menghitung laba kotor sebsesar $ 125.000 dan persentase penyelesaian (25%). Biaya ini harus terus diakumulasikan pada akun Konstruksi dalam Proses untuk mempertahankan catatan mengenai total biaya yang (ditambah laba yang diakui) dilakukan sampai tanggal ini. Walaupun secara teoritis terjadi serangkaian penjualan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, namun biaya persediaan tidak dapat dipindahkan sampai konstruksi diselesaikan dan diserahkan kepada pemilik baru. Akun Konstruksi dalam Proses akan mencakup ayat jurnal Ikhtisar berikut sepanjang jangka waktu proyek konstruksi.

25 Konstruksi dalam Proses Biaya Konstruksi tahun 2001 $ 1.000.000 31/12/03 Untuk menutup proyek Laba kotor yang diakui tahun 2001 $ 125.000 yang sudah Biaya Konstruksi tahun 2002 $ 1.196.000 diselesaikan Laba Kotor yang diakui tahun 2001 $ 199.000 $ 4.500.000 Biaya Konstruksi tahun 2003 $ 1.134.000 Laba kotor yang diakui tahun 2003 $ 126.000 Total $ 4.500.000 Total $ 4.500.000 Ilustrasi mengenai Hardhat Construction Company memuat suatu perubahan estimasi (change in estimate) pada tahun kedua yaitu 2002, ketika estimasi total biaya meningkat dari $ 4.000.000 menjadi $ 4.050.000. Dengan menyesuaikan persentase penyelesaian terhadap estimasi total biaya yang baru serta kemudian mengurangkan jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui pada periode sebelumnyadari pendapatan dan laba kotor yang dihitung untuk kemajuan sampai tanggal ini, perubahan estimasi ini dipertanggungjawabkan dengan cara susulan kumulatif (cumulative catch-up manner). Yaitu perubahan estimasi dipertanggung jawabkan dalam periode perubahan sehingga neraca pada akhir periode perubahan dan akuntansi dalam periode berikutnya akan seperti jika estimasi yang direvisi itu merupakan estimasi semula. Penyajian Laporan Keuangan Persentase Penyelesaian Biasanya bila piutang dari suatu penjualan dicatat, maka akun Persediaan dikurangi. Akan tetapi dalam kasus ini baik piutang maupun persediaan terus tercatat. Pengurangan saldo akun Penagihan dari Konstruksi dalam Proses akan mencegah persediaan dihitung dua kali (perhitungan ganda). Selama umur kontrak, selisih antara akun Konstruksi dalam Proses dan Penagihan atas Konstruksi dalam Proses dilaporkan di neraca sebagai aktiva lancer bila jumlahnya debet, dan sebagai kewajiban lancer jika jumlahnya kredit. Bila biaya-biaya yang terjadi ditambah laba kotor yang diakui sampai tanggal ini (saldo Konstruksi dalam Proses) melebihi penagihan maka kelebihan ini dilaporkan sebagai aktiva lancar dengan judul Biaya dan Pengakuan Laba yang melebihi Penagihan. Bagian yang belum tertagih atas pendapatan yang diakui sampai tanggal ini dapat dihitung setiap saat dengan mengurangkan pengajuan tagihan sampai tanggal ini dari pendapatan yang diakui sampai tanggal ini, seperti yang digambarkan berikut selama tahun 2001 untuk Hardhat Construction.

26 Pendapatan Kontrak yang diakui sampai tanggal ini = $ 4.500.000 x $1.000.000 = $ 1.125.000 $4.000.000 Pendapatan sampai tanggal ini = $ 900.000 Pendapatan yang belum ditagih = $ 225.000 Bila hasil penagihan melebihi biaya yang terjadi dan laba kotor sampai tanggal ini, maka kelebihan tersebut dilaporkan sebagai kewajiban lancer dengan judul Penagihan Yang Melebihi Biaya dan Pengakuan Laba. Apabila perusahaan mempunyai sejumlah proyek, serta biaya melebihi hasil penagihan atas beberapa kontrak dan hasil penagihan melebihi biaya pada kontrak lainnya, maka kontrak tersebut harus dipisahkan. Sisi aktiva hanya akan mencakup kontrak kontrak dengan biaya dan laba yang diakui yang melebihi penagihan, sementara sisi kewajiban hanya mencakup kontrak kontrak dengan penagihan yang melebihi biaya dan laba yang diakui. Pengungkapan volume dolar penagihan dan biaya secara terpisah ini akan lebih baik daripada penyajian ikhtisar selisih bersih. Dengan menggunakan data dari ilustrasi sebelumnya, Hardhat Construction Company akan melaporkan status dan hasil aktivitas konstruksi jangka panjangnya menurut metode Persentase Penyelesaiannya seperti pada ilustrasi 19-12 Hardhat Construction Company 2001 2002 2003 Laporan Laba-Rugi Pendapatan dari kontrak jangka panjang $ 1.125.000 $2.115.000 $1.260.000 Biaya konstruksi 1.000.000 1.916.000 1.134.000 Laba Kotor 125.000 199.000 126.000 Neraca (31/12) Aktiva Lancar Piutang Usaha $ 150.000 $ 800.000 Persediaan Konstruksi dalam proses $1.125.000 Dikurangi: Penagihan 900.000 Biaya dan laba yang diakui $ 225.000 Yang melebihi penagihan Kewajiban Lancar Penagihan ($3.300.000) melebihi $ 60.000 Biaya dan laba yang diakui ($ 3.240.000)

Catatan 1. Ikhtisar Kebijakan akuntansi yang signifikan Kontrak Konstruksi Jangka Panjang. Perusahaan mengakui pendapatan dan melaporkan laba dari Kontrak Konstruksi Jangka Panjang yang merupakan bisnis utama perusahaan, menurut metode akuntansi persentase penyelesaian kontrak kontrak ini biasanya melibatkan periode lebih dari satu tahun. Jumlah pendapatan dan laba yang diakui setiap tahun didasarkan pada rasio biaya yang terjadi terhadap total estimasi biaya. Biaya biaya yang terlibat pada Konstruksi dalam Proses mecakup bahan langsung, tenaga kerja langsung serta overhead yang berkaitan dengan proyek. Beban umum dan administrasi perusahaan dibebankan pada periode terjadinya dan tidak dialokasikan ke kontrak konstruksi. 27