PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN TAMBAKSARI I KOTA SURABAYA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SEKOLAH DASAR

Penerapan Model Pembelajaran CTL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS IV SDN KRAMATTEMENGGUNG II KEC.

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Penggunaan Modul Pembelajaran

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVSD KARYA PUTRA SURABAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SD Inpres VII Labuan Baru

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK PESERTA DIDIK KELAS III MI DARUL ULUM PALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Joyful Learning Journal

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DENGAN MODEL STAD DI SMKN 1 BAGOR NGANJUK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

Misno Pendidikan Dasar, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DENGAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DI SDN 43 SIGUNTUR MUDA PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

Kewords: process skill approach, activities, learning process

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

Transkripsi:

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA Mustokiyah PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (mustokiyah@gmail.com) Abstrak: Dalam kenyatannya berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di lapangan terhadap realitas pembelajaran IPA di SDN. Sidotopo Wetan I No. 255 pada tanggal 18 Pebruari 212, menunjukkan adanya kelemahan dalam pembelajaran IPA yang mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa. Berdasarkan pemikiran atas kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah dasar dengan menggunakan berbagai macam metode, salah satunya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang memberikan pengalaman kepada anak di mana anak memberi perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Sidotopo Wetan I Surabaya melalui penerapan metode demonstrasi. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN Sidotopo Wetan I Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dianalisis dalam bentuk persentase. Data tes hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara individu dan klasikal. Hasil penelitian menunjukkan Aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 18,75% yaitu dari 76,25% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II. Sedangkan aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 28,2%, yaitu dari 63,75% pada siklus I menjadi 91,95% pada siklus II. Pengamatan aktivitas guru dan siswa dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,75% yaitu dari 72,7% pada siklus I menjadi 95,45% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar, IPA. Abstract: In reality based on observations made by the author in the field of reality science learning in SDN Sidotopo Wetan I No.255 on February 18, 212, showing a weakness in science learning that result in decreased student learning results. Based on the consideration of the fact, then there needs to be an increase in the quality of science teaching in primary schools using a variety of methods, one of which is the method of demonstration. Demonstration method is a method that provides experiences for children in which the child the treatment of something and watch the result. This study aimed to describe the activities of teachers and students, and improve student learning results class II SDN Sidotopo Wetan I Surabaya through the application of methods of demonstration. The subjects were all students of class II SDN Sidotopo Wetan I Surabaya. This type of research is classroom action research consisting of 2 cycles. Each cycle is carried out through four phases: planning, implementation, observation and reflection. Data were obtained through observation and tests. Data observations analyzed the activities of teachers and students in the form of a percentage. Student achievement test data were analyzed based on the percentage of mastery learning individually and classical. The results showed increased activity teacher 18.75%, from 76.25% in the first cycle to 95% in the second cycle. While the student activity increased by 28.2%, from 63.75% in the first cycle to 91.95% in the second cycle. Observation activities of teachers and students to apply the method in learning science demonstration went well and achieve success. Student learning outcomes has increased by 22.75% from 72.7% in the first cycle to 95.45% in the second cycle. It can be concluded that the application of the method demonstration to improve student learning result. Keywords: method of demonstration, learning result, IPA. PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan (BSNP,26:2). Dalam kenyatannya berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis di lapangan terhadap realitas pembelajaran IPA di SDN. Sidotopo Wetan I No. 255 pada tanggal 18 Pebruari 212, menunjukkan adanya kelemahan dalam pembelajaran IPA yang mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa. Pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini lebih menekankan pada penguasaan 1

sejumlah konsep tetapi kurang menekankan pada kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA sehingga menjadi kurang bermakna. Komunikasi hanya terjadi melalui satu arah dari guru ke siswa. Siswa cenderung pasif dan mudah merasa bosan ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan hasil belajar yang diperoleh menjadi kurang optimal dan tidak mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah. Menurut data yang diperoleh pada observasi awal, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA untuk kelas II di SDN Sidotopo Wetan I No. 255 Kecamatan Kenjeran pada semester I tahun ajaran 211/212 adalah 6,5. Rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa kelas II pada semester I adalah 67,5. Akan tetapi dari 48 siswa di kelas II, hanya ada 3 siswa yang hasil belajarnya mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah dan 18 siswa lainnya masih belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Artinya 62,5% siswa kelas II mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 37,5% lainnya masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Tingginya persentase siswa yang belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yakni 37,5 % menunjukkan bahwa ketutasan hasil belajar siswa secara klasikal di kelas tersebut masih belum optimal sehingga perlu ditingkatkan. Berdasarkan pemikiran atas kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah dasar dengan menggunakan berbagai macam metode, salah satunya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang memberikan pengalaman kepada anak di mana anak memberi perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya. Melihat kesesuaian antara pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung dengan penggunaan metode demonstrasi maka dirasa penting meneliti penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas II SDN Sidotopo Wetan I No. 255. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya. Menurut (Sulistyorini 27:9 dalam Julianto, dkk 211:2), pada hakekatnyan IPA dipandang dari segi produk, proses, dan dari pengembangan sikap ilmiah. Dalam kurikulum KTSP (Mulyasa 27:11 dalam Julianto, dkk 211:4), menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang dikaitkan dengan fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karen itu, pembelajaran IPA diharapakan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta proses pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses Pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung pada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar, yang pada akhirnya mereka menemukan sendiri konsep materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Selain itu, pembelajaran IPA diarahkan untuk memberikan pengalaman langsung dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam untuk alam sekitar. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya melakukan proses sumber energi yang menghasilkan panas, melakukan proses getaran yang menghasilkan bunyi, dan sebagainya (Ahmadi dan Prasetyo, 25:62). Adapun segi positif dan negatif dalam menggunakan metode demonstrasi, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1). Segi Positif meliputi; a). Perhatian anak akan terpusat kepada apa yang didemonstrasikan dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis; b). Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak; c). Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan karena anak mengamati langsung terhadap suatu proses; dan d). Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat dijawab. Sedangkan dari segi negatif meliputi; a). Dalam melaksanakan metode demonstrasi biasanya memerlukan waktu yang banyak; b). Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif. (Ahmadi dan Prasetyo, 25:63). Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seorang siswa, karena usaha belajar yang telah dilakukan dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Adapun istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa dari hasil tes yang dibuat oleh penulis yang dinyatakan dalam hasil tes. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah Penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Kelas II SDN Sidotopo Wetan I Surabaya. 2

METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis refleksi terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajarmengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajarpeneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas. Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Sidotopo Wetan I no.255, Kecamatan Kenjeran Surabaya. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas II di SDN Sidotopo Wetan I No. 255 tahun pelajaran 211/212. Jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian ada 48 siswa, terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Adapun model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wibawa, 24:14). Menurut model penelitian tindakan kelas ini di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yang meliputi : 1) perencanaan (planning); 2) aksi/tindakan (acting); 3) observasi (observing); dan 4) refleksi (reflekting). Jumlah siklus pembelajaran dibentuk berdasarkan ketercapaian indikator keberhasilan dalam penelitian. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa serta hasil belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh sesuai dengan harapan peneliti, yaitu ada peningkatan hasil belajar yang sangat maksimal karena hampir seluruh siswa dapat mencapai nilai > 75 dalam pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yaitu sebesar 95,45% siswa mencapai nilai 75 atau lebih. Selain itu, dengan menerapkan metode demonstrasi siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menemukan konsep sendiri dalam pembelajaran. Siswa tidak lagi merasa bosan atau jenuh dalam mengikuti pembelajaran IPA. Siswa dapat membangun kemampuannya selangkah demi selangkah sehingga informasi yang disampaikan oleh guru dapat terekam lebih lama dan tidak mudah dilupakan. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari kenyataan tersebut. Aktivitas guru memberikan peran penting bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengemas kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Kualitas aktivitas guru dalam menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Peningkatan aktivitas guru pada setiap siklus disajikan pada Diagram 1. 1 9 8 7 5 3 2 1 76.25 siklus I 95% siklus II Diagram 1. Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II Berdasarkan Diagram 1 terlihat bahwa aktivitas guru dalam menerapkan metode demonstrasi pada siklus I memperoleh persentase sebesar 76,25%. Hal ini berarti aktivitas guru pada siklus I belum mencapai persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan, yaitu 8%. Secara umum, aktivitas guru pada siklus I sudah baik, tetapi masih belum mencapai keberhasilan karena masih terdapat beberapa kekurangan. Ketika menyampaikan tujuan pembelajaran, guru belum memberikan motivasi kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Guru belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam menyampaikan materi. Pada saat menyampaikan materi guru belum memberikan contoh-contoh yang relevan kepada siswa sehingga siswa mendapatkan kesulitan dalam menghubungkan materi dengan kehidupan nyata mereka. Guru juga belum memberikan kegiatan tindak lanjut kepada siswa diakhir pembelajaran sebagai upaya pendalaman materi. Berdasarkan kekurangan tersebut, maka diadakan upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Upaya perbaikan dilakukan dengan memberikan motivasi kepada siswa setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran, memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menyajikan materi, dan memberikan kegiatan tindak lanjut pada akhir pembelajaran. Setelah ada perbaikan, kualitas aktivitas guru pada siklus II menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari adanya

peningkatan sebesar 18,75% menjadi 95% pada siklus II. Aktivitas guru dalam semua aspek sudah baik. Guru menyampaikan materi secara sistematis kepada siswa. Ketika memberikan pemodelan kepada siswa, guru juga membimbing siswa untuk menirukan pemodelan yang diberikan sehingga siswa lebih mudah memahami materi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Sanjaya (dalam Sugiyanto, 29:17), bahwa pembelajaran dengan memberikan pemodelan lebih cepat dipahami siswa dari pada hanya bercerita atau memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan model atau contoh. Dalam menciptakan masyarakat belajar, guru melaksanakan dengan membimbing siswa secara langsung. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru juga melaksanakan penilaian proses untuk menilai perkembangan belajar siswa pada aspek afektif dan kognitif. Kemudian pada akhir pembelajaran, guru melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa secara tertulis. Penilaian hasil belajar siswa dilakukan secara menyeluruh karena menurut Sanjaya (dalam Sugiyanto, 29:23) dalam pembelajaran langsung, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan intelektual saja, tetapi perkembangan seluruh aspek baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Peningkatan kualitas pada aktivitas guru menyebabkan suasana pembelajaran menjadi semakin kondusif, siswa lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran, serta hasil belajar siswa semakin bermakna melalui pengalaman langsung yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang dikemas oleh guru. Dengan demikian, maka aktivitas guru pada siklus II telah berhasil. Selain aktivitas guru, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada Diagram 2. model pembelajaran langsung pada siklus I memperoleh persentase sebesar 63,75%. Hal ini berarti aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan, yaitu 8%. Hal ini karena terdapat beberapa aspek pada aktivitas siswa yang masih belum muncul secara optimal. Pada saat mengikuti pembelajaran, siswa cenderung masih pasif dalam menjawab atau mengajukan pertanyaan kepada guru secara lisan. Kepercayaan diri siswa ketika mempresentasikan hasil pengamatan juga masih kurang. Siswa tampak ragu-ragu ketika menyampaikan hasil diskusi mereka. Kekurangan dalam aktivitas siswa pada siklus I diberikan upaya perbaikan kualitas pembelajaran pada siklus II agar mengalami peningkatan. Dalam mengemas pembelajaran, guru meningkatkan upaya pemberian motivasi bagi siswa melalui pemberian penguatan berupa pujian kepada siswa yang aktif menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan kepada guru. Selain itu, guru juga memotivasi siswa dengan menyampaikan bahwa siswa yang paling aktif bertanya atau menjawab pertanyaan selama pembelajaran akan mendapatkan penghargaan berupa tanda bintang pada akhir pembelajaran. Upaya ini dapat meningkatkan aktivitas siswa pada siklus I. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas siswa sebesar 28,28%, menjadi 91,95% pada siklus II. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa lebih berani menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Ketika mempresentasikan hasil pengamatan, mereka terlihat lebih percaya diri. Aktivitas siswa pada aspek yang lain, seperti menyimak pejelasan guru, mengikuti pemodelan, bekerja dalam pengamatan, menyimpulkan materi, dan mengerjakan evaluasi juga terlihat semakin baik pada siklus II. Dengan demikian, aktivitas siswa telah mencapi persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan. Peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada Diagram 3. 1 8 2 63.75 Siklus I 91.95 Siklus II Diagram 2. Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Berdasarkan Diagram 2 terlihat bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA menggunakan 1 9 8 7 5 3 2 1 63.75 Siklus I 91.95 Siklus II Diagram 3. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Berdasarkan Diagram 3 terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari tes siklus I dan II maka hasil yang

diperoleh semakin meningkat disetiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I hasil belajar siswa yang mencapai nilai 75 atau lebih sebesar 72,7%, sebenarnya hasil tersebut sudah cukup baik. Tetapi hasil tindakan siklus I belum mencapai indikator keberhasilan karena indikator keberhasilan yang harus dicapai adalah 85% siswa mendapat nilai 75 atau lebih. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 22,75%, menjadi 95,45% pada siklus II. Hasil tersebut sangat memuaskan dan melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Perbedaan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II disebabkan karena pada siklus I siswa belum terbiasa dengan metode demonstrasi dan siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah yang digunakan oleh guru dan siswa juga belum terbiasa melakukan percobaan karena merasa canggung dan tidak serius dalam melakukan pengamatan. Sehingga hasil yang diperoleh dalam siklus I lebih rendah dibandingkan siklus II. Kenyataan seperti inilah yang diharapkan membawa perubahan dalam proses pembelajaran dimana pada pembelajaran sebelumnya siswa hanya menerima materi dari ceramah atau penjelasan guru, sekarang siswa melakukan percobaan dan menemukan sendiri pengetahuannya selangkah demi selangkah. Sehingga dapat meninggkatkan hasil belajar siswa dan secara tidak langsung keterampilan proses siswa juga meningkat. meningkatkan hasil belajar di dalam kelas; dan 2). Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menerapkan metode demonstrasi lebih dilihat karakteristik materi yang akan diajarkan dengan metode tersebut. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A., dan Prasetya, J. T.25. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia BSNP.26. Sekolah Dasar Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional BSNP.27. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Julianto, dkk. 211. Teori Dan Implementasi Model- Model Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa University Press Sugiyono.211. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Wibawa, B.24. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan PENUTUP Berdasarkan hasil tindakan yang telah diperoleh dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN. Sidotopo Wetan I No. 255 Kecamatan Kenjeran Surabaya. Hal ini dibuktikan dengan: 1). Aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 18,75% yaitu dari 76,25% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II. Sedangkan aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 28,2%, yaitu dari 63,75% pada siklus I menjadi 91,95% pada siklus II. Pengamatan aktivitas guru dan siswa dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan; dan 2) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,75% yaitu dari 72,7% pada siklus I menjadi 95,45% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1). Para guru supaya dapat mengembangkan metode demonstrasi dengan pendekatan atau model pembelajaran inovatif lain sehingga siswa terbiasa dan dapat 5