PERTEMUAN 4 ATURAN PENYAJIAN GAMBAR

dokumen-dokumen yang mirip
PROYEKSI PROYEKSI. Proyeksi Ortogonal (Posisi Pemproyeksian) - Sebuah titik - Sebuah garis - Sebuah bidang - Sebuah benda.

PEMBERIAN UKURAN DIMENSI

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MENGGAMBAR TEKNIK (T.INDUSTRI /S1) KODE / SKS KD /2 SKS

MENGGAMBAR POTONGAN BENDA KERJA

PERTEMUAN 5. Gambar potongan

ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

Pencerminan dan Simetri Lipat

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Toleransi& Implementasinya

Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA.

PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

B. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar 1 Menentukan Persyaratan Kerja

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

Pokok bahasan pada materi Gambar 2 Dimensi meliputi definisi, macam proyeksi orthogonal dan teknik-teknik pembuatan gambar proyeksi 2D orthogonal.

Mesin sekrap disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin inidigunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,beralur, dan

dengan toleransi batas suaian* toleransi c. Ukuran d. Ukuran Suaian Suaian Suaian halus sedang Sampai dengann 3 6 kasar ±

: mampu membaca gambar potongan dan irisan benda. A. Pendahuluan

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA

GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

Menafsirkan gambar teknik listrik. Menerapkan standarisasi dan normalisasi gambar teknik ketenagalistrikan

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

TOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

Pertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TOLERANSI LINIER Basori

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MENGGAMBAR DETAIL SECARA RINCI

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai. salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan

1.1 GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

PERTEMUAN 12 TOLERANSI LINIER DAN TOLERANSI SUDUT

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Garis dan kegunaannya pada gambar Teknik.

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar TABEL ILUSTRASI TABEL TABEL. Pedoman Penulisan Tabel dan Gambar sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di IPB

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

INSTRUMEN TES PADA RANAH KOGNITIF PENELITIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK DASAR

BAB II LANDASAN TEORI

MATA KULIAH PROYEKSI DAN PERSPEKTIF. Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

MENGGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

MENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI

GAMBAR TEKNIK & PENGUKURAN

DIGITAL MODEL & RENDERING

BAB VI Mesin Shaping I

BAB III Mesin Milling I

MESIN BOR. Gambar Chamfer

fungsi Dan Grafik fungsi

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSAMAAN GARIS LURUS

MENGGAMBAR KONSTRUKTIF

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

JOB SHEET Menggambar Proyeksi Isometrik. B. Kompetensi Dasar Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan dan potongan

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

PERTEMUAN 2 GARIS, HURUF DAN KONSTRUKSI GEOMETRIS

Potongan Pengertian Dalam bidang teknik, seringkali isi (interior) suatu objek sangat kompleks sehingga sangat tidak mungkin untuk menunjukan interior

MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEOMETRIS A.20.02

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

TEKNIK MEMBACA GAMBAR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

DESKRIPSI TEKNIS LOMBA MENGGAMBAR BANGUNAN DENGAN KOMPUTER PROGRAM CADD (CADD BUILDING)

3.1. Sub Kompetensi Uraian Materi MODUL 3 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

TUGAS MATEMATIKA INDUSTRI APLIKASI INTEGRAL DI BIDANG EKONOMI DAN KETEKNIKAN

Transkripsi:

PERTEMUAN 4 ATURAN PENYAJIAN GAMBAR 4.1. Penentuan pandangan Untuk menggambar pandangan-pandangan sebuah benda, pandangan depan benda dianggap sebagai gambar pokok, dan pandangan-pandangan lain dapat disusun. Tetapi pada gambar kerja, jumlah pandangan harus dibatasi seperlunya, yang dapat memberikan bentuk benda secara lengkap. Pandangan depan harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat memberikan bentuk atau fungsi benda secara umum, dan jika pandangan depan ini belum dapat memberikan gambaran cukup dari benda tadi, pandangan-pandangan tambahan seperti misalnya pandangan atas, pandangan kanan, dan lainnya dapat ditambahkan. Jika benda yang terdapat pada Gb.7.2 ingin diperlihatkan dalam gambar pandangan atas, pandangan kanan dan pandangan belakang tidak diperlukan sesuai dengan bentuknya, hanya dua pandangan diperlukan untuk menggambarkan benda secara jelas. Jika bendanya berbentuk simetris, seperti misalnya sebuah poros, satu pandangan cukup memberikan gambaran dari benda tersebut, dengan hanya menambahkan lambang pada ukuran diameter poros. Gb. 4.1 memilih pandangan 1

Gb. 7.2 Gambar dengan dua pandangan Gb. 7.3 Gambar dengan satu pandangan saja Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam gambar adalah sangat penting. Karena gambar pandangan depan dapat langsung memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya. Lagi pula jumlah gambar pandangan juga ditentukan oleh gambaran pandangan depan tadi. Pandangan depan tidak selalu berarti pandangan depan dalam arti kata sehari-hari. Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khasnya atau fungsinya. Umpamanya wajah seorang wanita yang ingin diabadikan dalam gambar. Maka disini pandangan depan dari wajah tersebut, ialah muka itu sendiri, karena bagian ini sudah memberikan sifat-sifat khas dari wajah tadi. Di lain pihak, sebagai pandangan depan dari seekor kuda justru diambil pandangan sampingnya, karena pandangan ini sudah cukup memberi keterangan tentang ciri-ciri khas dari benda tersebut. Pada Gb.4.3 diperlihatkan pula badan pesawat yang mana diambil sebagai pandangan depan. Begitu pula halnya dengan sebuah mobil. 2

Gb. 4.3 Gambar garis bentuk sebuah pesawat terbang 4.2. Susunan gambar-gambar pandangan Jika pandangan depan dari benda telah ditentukan, maka pandangan-andangan lain yang dianggap perlu dapat dipilih dan disusun dalam satu gambar yang merupakan satu kesatuan. Dalam gambar kerja bagian bagian benda digambar dalam kedudukan pengerjaannya (Gb. 7.6 ). misalnya poros yang dikerjakan pada mesin bubut harus digambar mendatar pula, seperti contoh-contoh pada Gb.7.7(a) dan (b) benda-benda yang dikerjakan pada mesin planer, shaper atau fres harus digambar dengan bagian permukaan yang dikerjakan dalam kedudukan mendatar (Gb.7.8). Gb. 4.4 pandangan depan dari beberapa alat 3

4.3. Pandangan sebagian, Pandangan Khusus dan Detail. Benda-benda yang memiliki bagian-bagian dengan permukaan miring, tidak akan terlihat bentuk yangsebenarnya dalam gambar pandangan ortogonal. Jika diperlukan gambar yang menunjukkan bentuk sebenarnya, maka pandangan tambahan dapat digambarkan. Pandangan tambahan ini digambar pada bidang bantu, dekat pada bagian yang akan digambar, dan tegak lurus pada arah penglihatan. Jadi dasar proyeksi orthogonal disini tetap dipertahankan. a) Pandangan sebagian Kadang-kadang suatu benda tidak perlu digambar secara lengkap. Dalam hal demikian hanya bagian yang ingin diperlihatkan dibuatkan gambarnya. Bagian ini dibatasi dengan garis titik kontinu bebas. Artinya garisnya ditarik tanpa bantuan alat gambar (Gb. 4.5). Dalam hal gambar pandangan samping yang menghasilkan gambar yang mengaburkan bentuk bendanya, maka gambar pandangannya tidak digambar secara lengkap. Dengan pandangan sebagian artinya gambar pandangan yang tidak lengkap, terlihat jelas bentuk bendanya. Gb. 4.5 Pandangan sebagian 4

b) Pandangan setempat Di samping gambar pandangan sebagian ini, masih terdapat gambar pandangan yang lebih sempit, yaitu pandangan setempat. Gb. 4.5 memperlihatkan pandangan setempat dari alur pasak. Pandangan ini dimaksud untuk melengkapi gambar dari sebuah poros. Perhatikan disini bahwa porosnya hanya digambar dengan pandangan sebagian. Pandangan setempat digambar dengan garis tebal, dan harus dihubungkan dengan gambar pokok oleh garis sumbu (tidak selalu! ). Gb. 4.6 memperlihatkan cara menggambar pandangan setempat dari pasak. Di sini tidak diperlukan gambar pandangan samping lengkap. Cara demikian menghemat waktu dan tempat (kertas gambar) Gb. 4.6 Pandangan setempat c) Pandangan khusus dengan menggunakan anak panah Jika diperlukan arah penglihatan yang berbeda dari pada yang telah ditentukan, atau gambar pandangannya tidak dapat ditempatkan pada tempat yang sebenarnya, maka cara dengan menggunakan anak panah harus diterapkan. Disini dalam satu gambar dipergunakan dua cara proyeksi yang pada dasarnya tidak diperkenankan. Hanya pada keadaan-keadaan tertentu cara demikian diperbolehkan. 5

Gb. 4.7 Pandangan khusus d) Pandangan detail Dalam hal-hal dimana bagian dari benda begitu kecil, sehingga tidak dapat digambarkan atau diberi ukuran dengan baik, bagian tersebut dapat digambar secara mendetail, dengan skala pembesaran. Seperti terlihat pada Gb. 4.8, bagian poros yang akan dibesarkan dilingkari dan dapat ditandai dengan huruf. Bagian ini kemudian digambar ditempat lain disertai dengan tandanya dan skalanya. 6

4.4. Penanganan Gambar Ada beberapa jenis gambar sehubungan dengan lembaran kertas gambar dan benda-benda. System gambar satu-satu adalah jenis dimana satu benda digambar pada satu lemabr kertas gambar. Sitem gambar kelompok adalah jenis dimana beberapa benda digambar pada satu kertas gambar. Gambar berlembar banyak adalah jenis dimana sebuah benda digambar pada beberapa lembar kertas gambar. Susunan pada kertas gambar harus memenuhi cara produksi tradisional dan penanganan gambar teknik yang lebih baru. Isi susunan gambar dalam kertas gambar adalah: 1. Posisi dan ukuran kepala gambar 2. Batas dan rangka 3. Tanda tengah kertas gambar 4. Tanda orientasi 5. Skala referansi metric 6. System referensi kisi-kisi 7. Tanda pemotongan 8. Dan lain-lain 7