BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data, maka dihasilkan beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat disimpulkan

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Palembang-Prabumulih, km 32 Ogan Ilir Indralaya

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

Borang Kinerja Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

Standar Pengabdian Masyarakat STIKES HARAPAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

PENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT

PENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

WALIKOTA TASIKMALAYA

FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pengganti dari Undang-Undang No.2 Tahun 1989, Tujuan

BUKU STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di Kabupaten Lingga dikategorikan baik. Guru memanfaatkan hasil penilaian dan melakukan refleksi untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukannya, karena pembelajaran siklus pertama belum tentu baik. Guru dapat menguasai karakteristik peserta didik, mengembangkan kurikulum, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Mempelajari teori belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan pengelolaan pembelajaran dari para pakar pendidikan yang belum tentu bisa diperoleh dari pengalaman mengajar guru sehari-hari di sekolah. Bahasa yang khas diperlukan guru dalam berkomunikasi dengan siswa dalam pembelajaran, sesuai usia siswa SD 7 12 tahun yang secara psikologis berada pada tahap operasional konkrit. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik bermanfaat untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan mendorong pencapaian prestasi belajar secara optimal. Prinsip-prinsip evaluasi belajar dan aspek-aspek yang dinilai diperlukan guru dalam menyelenggarakan evaluasi belajar sesuai karakteristik mata pelajaran. Menurut Kunandar (2009:380), prinsip evaluasi proses dan hasil belajar yang penting adalah akurat, ekonomis, dan mendorong peningkatan mutu pembelajaran. 222

Demikian juga dengan Kinerja Guru di Kabupaten Lingga dikategorikan baik. Pengontrolan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang dilaksanakan, baik selama pembelajaran berlangsung maupun pada akhir sesi pembelajaran. Hasil pengontrolan menjadi bahan laporan kepada wali murid dan pertanggung jawaban guru kepada pihak-pihak tertentu yang berwenang. Selain itu pengontrolan dimanfaatkan untuk refleksi pada diri guru sendiri. Guru-guru fokus pada pelaksanaan pengontrolan karena ingin mengetahui hasil pembelajaran yang dilakukannya, bagaimana dampaknya pada siswa, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Sementara pengorganisasian dilakukan untuk menata berbagai unsur yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan sukses. Pengorganisasian meliputi pengorganisasian personal maupun material. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai bahan persiapan untuk mengajar, digunakan pada saat pembelajaran dilaksanakan. Dengan hasil perencanaan yang baik, diharapkan pelaksanaannya akan baik. Mutu Pembelajaran yang dikelola guru-guru di Kabupaten Lingga juga pada kategori baik. Mutu pembelajaran lebih tinggi dari sisi persepsi mutu menurut konsumen daripada persepsi mutu menurut produsen. Ini artinya guru memperhatikan harapan-harapan wali murid terhadap pendidikan anak-anaknya. Guru juga berusaha memenuhi kebutuhan belajar tiap-tiap peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik keunikan masing-masing individu. Kepuasan terhadap pelayanan pendidikan menjadi perhatian guru. Selain itu, pengalaman mengajar sehari-hari dapat mewarnai cara dan pola mengajar guru dibandingkan dengan pengetahuan teoritis yang umumnya diperoleh 223

dari buku-buku. Hal ini terjadi karena tidak semua guru-guru rajin membaca dan berusaha mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya dari berbagai literatur. Dengan pengalaman mengajar saja sebenarnya tidak banyak dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, mengingat tidak banyak temuan unik yang bisa diperoleh guru dalam kurun waktu masa kerjanya yang hanya beberapa puluh tahun. Ilmu tentang pendidikan hanya bisa diperoleh dari kajian secara ilmiah. Guru yang memiliki bidang keahlian yang tidak relevan dengan tugas mengajar, atau dengan kata lain belum memenuhi kualifikasi pendidikan keguruan untuk mengajar di sekolah dasar, biasanya akan mengajar seperti saat ia belajar. Persepsinya tentang dunia anak, dan cara mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan biasanya keliru. Situasi pembelajaran yang dihadirkan juga kurang tepat. Landasan kependidikan bermanfaat dalam pengelolaan pembelajaran. Landasan kependidikan mencakup: 1) landasan psikologi pendidikan yang terdiri dari psikologi perkembangan, psikologi pembelajaran, aspek-aspek individu, dan kesiapan belajar; 2) landasan hukum, yang terdiri dari pengetahuan dan pemahaman tentang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, serta kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan; 3) landasan filsafat yang mencakup penerapan norma-norma, budi pekerti, perilaku, dan afeksi (sikap) dalam pembelajaran yang dikelola; dan 4) landasan profesionalisme pendidik yang mencakup pemahaman profesi dan pemahaman kode etik dalam arti luas. Spesifikasi tentang mutu pendidikan ditetapkan oleh pihak penyedia jasa pendidikan termasuk sekolah. Penjaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi. 224

Spesifikasi dalam bidang pendidikan atau lebih luasnya adalah standar pendidikan mengacu pada mutu menurut produsen. Spesifikasi dapat berupa kebijakan sekolah, kebijakan dinas pendidikan, visi dan misi sekolah, kurikulum yang berlaku, segala bentuk peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkini, rencana kegiatan sekolah, dan lain-lain. Dengan sosialisasi bentuk spesifikasi kepada konsumen pendidikan, maka diharapkan tidak terjadi kesenjangan pemahaman terhadap bentuk pendidikan yang diharapkan. Di samping produsen pendidikan perlu memenuhi harapan konsumen, konsumen juga diharapkan mengerti apa yang akan dilakukan pihak sekolah dan bagaimana bentuk pendidikan sesuai spesifikasi. Kerja sama dilakukan untuk menjadikan sekolah akuntabel. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh antar variabel menunjukkan: - Secara simultan kompetensi pedagogik dan kinerja guru berpengaruh terhadap tinggi rendahnya mutu pembelajaran di sekolah. Pengaruh tersebut positif dan signifikan. Lebih dari sepertiga bagian dari mutu pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik bersama-sama dengan kinerja guru. Proporsi ini cukup besar. Guru yang menghasilkan mutu unggul adalah guru yang mampu memberdayakan kompetensi pedagogik yang dimiliki bersama-sama dengan kinerjanya dalam melaksanakan pembelajaran dengan semangat kerja yang tinggi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan mampu mengatasi beban kerja dengan menemukan metode-metode dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat dan ilmiah. - Secara langsung kompetensi pedagogik berpengaruh terhadap tinggi rendahnya mutu pembelajaran di sekolah. Pengaruh tersebut positif dan signifikan. 225

Seperempat bagian dari mutu pembelajaran dipengaruhi langsung oleh kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik guru-guru SD dapat ditingkatkan melalui pemahaman ilmu mendidik dan mempraktikkannya. - Kompetensi pedagogik di samping berpengaruh langsung, juga berpengaruh tidak langsung terhadap mutu pembelajaran, dengan dimediasi atau disalurkan melalui kinerja guru. Kurang lebih seperseratus bagian dari mutu pembelajaran terpengaruh oleh kompetensi pedagogik dengan dimediasi oleh kinerja guru. Kompetensi pedagogik guru yang diaktualisasikan pada kinerja guru bersinergi dengan kondisi lingkungan organisasi sekolah, dan tuntutan pekerjaan yang berlaku di tempat kerja, berpengaruh terhadap mutu pembelajaran. - Pengaruh total merupakan pengaruh langsung kompetensi pedagogik terhadap mutu pembelajaran ditambah dengan pengaruh kompetensi pedagogik terhadap mutu pembelajaran melalui kinerja guru. Besarnya pengaruh total mencakup seperempat bagian mutu pembelajaran. Pengaruh total kompetensi pedagogik merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dan pengaruh yang dimediasi. - Secara langsung kinerja guru berpengaruh terhadap tinggi rendahnya mutu pembelajaran di sekolah. Pengaruh tersebut positif dan signifikan. Seperduapuluhlima bagian dari mutu pembelajaran adalah pengaruh langsung kinerja guru. Dalam meningkatkan kinerjanya guru perlu membuat perencanaan kegiatan pembelajaran, mengorganisasikan berbagai unsur dan sarana, seperti memahamami fungsi dan peran pimpinan sekolah, sejawat pendidik, orang tua siswa, ruang, mobiler, komputer, buku, administrasi, dana, dan lain-lain. Kemudian mewujudkannya dalam praktik bentuk kegiatan sesuai standar 226

prosedur operasional, lalu mengontrol praktik pelayanan proses dan hasil belajar sesuai tuntutan mutu produsen dan konsumen. - Duapertiga bagian dari mutu pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh gabungan faktor-faktor lain di luar kompetensi pedagogik dan kinerja guru misalnya: kepemimpinan, budaya organisasi sekolah, iklim organisasi sekolah, kompensasi, remunerasi, kepuasan, loyalitas, negosiasi, pembiayaan, sarana prasarana, pengelolaan, dan faktor lain-lain yang tidak teridentifikasi. Faktor-faktor ini dapat dijadikan bahan penelitian lanjutan. - Tidak terdapat perbedaan pengaruh kompetensi pedagogik terhadap mutu pembelajaran dengan kinerja guru terhadap mutu pembelajaran. Hal ini berarti masing-masing variabel berpengaruh secara sendiri-sendiri terhadap mutu pembelajaran di sekolah. Perbedaan pengaruh pada kedua jalur ini tidak terlalu berarti. Tanpa kompetensi pedagogik, artinya kompetensi pedagogik guru yang sangat rendah, kinerja guru mampu menunjukkan pengaruh pada mutu pembelajaran. Sebaliknya tanpa kinerja yang baik, yang artinya tingkat kinerja guru sangat rendah, kompetensi pedagogik mampu berpengaruh terhadap mutu pembelajaran di sekolah. B. Rekomendasi 1. Perlu ada peningkatan dalam pemahaman dan penguasaan secara teoritis tentang ilmu pedagogik. Kata pedagogik secara harfiah mempunyai arti membimbing anak menuju kedewasaan. Peningkatan kompetensi pedagogik guru-guru SD Negeri di seluruh Kabupaten Lingga perlu dilakukan mengingat besarnya 227

pengaruh tersebut terhadap mutu pembelajaran. Dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pedagogis, dan menggunakan pengetahuan dan pemahaman tersebut dalam praktik mengajar sehari-hari akan berdampak pada kinerja dan mutu pembelajaran yang dikelola guru-guru baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengelolaan pembelajaran yang baik tidak cukup hanya diperoleh dari pengalaman kerja semata, tetapi perlu ada landasan dan pemahaman yang kuat terhadap teori-teori ilmu pendidikan. Landasan keilmuan tersebut perlu dipraktikkan dalam kegiatan mengajar dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi riil dilapangan yang menuntut kepekaan serta kecerdasan dalam memahami kondisi riil tersebut serta bagaimana cara penerapannya yang tepat. Guru dapat memilih, memilah, dan menyaring cara-cara dan teori-teori yang tepat untuk digunakan. Pengembangan diri guru-guru juga dapat dilakukan secara otodidak. 2. Untuk meningkatkan kinerja guru, guru-guru SD Negeri di seluruh Kabupaten Lingga dapat melaksanakan manajemen berbasis kelas yang mengutamakan mutu dengan berpedoman pada empat pilar kegiatan yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengontrolan (controlling). Pengelolaan berbasis kinerja profesional mendasarkan pelaksanaannya pada kinerja guru dalam penyelenggaraan pelayanan pembelajaran terhadap sasaran pelayanan. Kinerja guru profesional ditujukan untuk terwujudnya penjaminan mutu pelayanan kepada seluruh peserta didik dengan motivasi altruistik. Guru perlu melaksanakan penjaminan mutu pembelajaran dengan melaksanakan empat pilar kegiatan tersebut yang bebas 228

cacat sejak dari awal. Kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan tidak hanya diperbaiki setelah pekerjaan dilaksanakan, tetapi bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Kinerja guru seharusnya sesuai dengan standar prosedur operasional pada tiap tahap pelaksanaan pekerjaan. Perbaikan terus menerus perlu dilakukan, dan yang bertanggung jawab terhadap itu adalah guru, bukan hanya menunggu kepala sekolah dan pengawas mengadakan pengawasan dan pengarahan. Selain itu perlu pemahaman terhadap landasan pendidikan yang baik. 3. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, guru-guru SD Negeri di Kabupaten Lingga melaksanakan pembelajaran yang mengutamakan mutu isi dan mutu proses pembelajaran dengan memperhatikan bentuk pelayanan pendidikan terhadap konsumen sesuai dengan standar. Berbagai input dan proses adalah untuk mencapai mutu hasil (output). Mutu pembelajaran mengacu pada mutu menurut produsen dan mutu menurut konsumen. Penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan Pasal 91, PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwa satuan pendidikan pada jalur formal dan non formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan, yang bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan, dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. Penjaminan mutu pendidikan adalah pemenuhan spesifikasi penyedia jasa pendidikan (produsen). Untuk ini, dapat dilakukan dengan mensosialisasikannya kepada pelanggan eksternal (konsumen) pendidikan dengan mengemukakan 229

tujuan dan manfaat penyelenggaraannya serta memantau umpan baliknya. Penerimaan umpan balik perlu diadakan terus-menerus untuk tujuan perbaikan. Sebelum sosialisasi terhadap pelanggan ekternal, perlu ada sosialisasi terhadap pelanggan internal yaitu kelompok penyedia jasa pendidikan itu sendiri, yang merupakan personil pihak sekolah, agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang penjaminan mutu yang dilakukan. Pertemuan dengan pelanggan ekternal, ataupun stakeholders secara umum perlu dilakukan dengan intensif, untuk tujuan akuntabilitas, transparansi, dan saling memahami. 4. Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga dapat memberikan fasilitas dan kemudahan bagi seluruh guru-guru SD Negeri di wilayah Kabupaten Lingga untuk meningkatkan kualifikasi akademik mencapai S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1 PGSD) sesuai dengan profesinya sebagai guru SD. 5. Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga melalui para pengawas sekolah melaksanakan pemantauan intensif dalam pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan, agar manajemen pelaksanaan pendidikan dan manajemen pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai mutu hasil pembelajaran. Pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan ditujukan untuk mencapai mutu lulusan. 6. Para kepala sekolah di Kabupaten Lingga dapat berperan dengan baik dalam tugasnya. Kepala Sekolah sebagai manajer menempati posisi puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam pencapaian tujuan strategis yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut menunjukkan kepala sekolah adalah profesional yang sangat khusus. Sebagai manajer peran kepala sekolah terutama tertuju pada 230

pemeliharaan struktur, prosedur, dan tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai pemimpin diharapkan peran kepala sekolah dapat melakukan perubahan serta inovasi sesuai dengan kondisi yang ada. Dalam hal pembelajaran kepala sekolah dapat mengarahkan dan memberdayakan para guru dengan memberikan kesempatan maksimal kepada guru-guru untuk melakukan inovasi dan mengembangkan pola belajar siswanya. Tentang profesi guru, kepala sekolah dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru-guru. Sekolah dapat menyediakan kepemimpinan yang mendukung, kesempatan pengembangan, otonomi yang memadai, dan menjadikan lingkungan sekolah yang kondusif yang memotivasi kerja guru. 7. Untuk peneliti lanjutan dapat menggunakan variabel-variabel seperti dalam penelitain ini dengan menggunakan analisis faktor mengidentifikasi dan menetapkan variabel manifes dari variabel laten yang sudah ada, dilanjutkan dengan analisis SEM. Selain itu bisa mengembangkan model paradigma dengan menambah variabel laten yang ikut berpengaruh. 231