Studi Kehandalan Meter Air Reliability Study of Water Meter

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR STUDI KEHANDALAN METER AIR

OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM ( TIRTA NAULI ) SIBOLGA Zuhendri Tanjung 1, Ahmad Perwira Mulia 2

ANALISIS KEHILANGAN AIR PADA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

4.1. PENGUMPULAN DATA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA KERETA API SANCAKA SERTA STASIUN SURABAYA (GUBENG SEMUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DALAM PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR UMBULAN UNTUK KOTA SURABAYA

METER GAS ROTARY PISTON DAN TURBIN

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN...1

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

BAB I PENDAHULUAN Maksud Dan Tujuan 1. Maksud Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang meter air.

BAB V ANALISIS MODEL HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

UJI EKSPERIMENTAL IMPELLER DENGAN BLADES SPLITTER TERHADAP KINERJA POMPA SENTRIFUGAL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISA MINIMALISASI WATER HAMMER DENGAN VARIASI PEMILIHAN GAS ACCUMULATOR PADA SISTEM PERPIPAAN DI PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

METODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Desa Sumberdadi Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PIPA TERHADAP BESARNYA HEADLOSSES SISTEM PERPIPAAN DI KAPAL

ANALISIS EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR KAMPUNG DAMAI BALIKPAPAN

Oleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN. Bakhtiar

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

SKRIPSI STUDI EKSPERIMENTAL ORIFICE FLOW METER PADA LAJU ALIR VOLUMETRIS RENDAH DENGAN VARIASI RASIO DIAMETER. Oleh : SYAMSUDIN NIM :

BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

ABSTRAK ANALISA PENGARUH KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP KESALAHAN PENGISIAN BAHAN BAKAR MINYAK DI SPBU

Gambar 3.1 Skema alat uji Head Loss Mayor

BAB III ALAT PENGUJIAN

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK

Evaluasi Sistem Plambing dan Perencanaan Pengolahan Air Buangan Serta Perencanaan Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah Rumah Susun Urip Sumoharjo

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

10/2/2012 TANK SYSTEM AQUACULTURE ENGINEERING

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA TAMBAKRIGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Mangetan Kanal Kabupaten Sidoarjo dengan Metode QUAL2Kw

PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN

PENGELOLAAN SISTEM PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PDAM DUA SUDARA KOTA BITUNG UNTUK MELANJUTKAN PELAYANAN

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BERDASARKAN PARAMETER DEBIT DAN TEKANAN AIR (STUDI KASUS PERUMAHAN NUSANTARA LESTARI KM.

JARINGAN AIR BERSIH DESA TIRTOMULYO KENDAL

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

Aliran Melalui Sistem Pipa

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

BAB III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

SISTEM PENDISTRIBUSIAN DEBIT AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOMUNAL DESA KANIGORO KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

Transkripsi:

Studi Kehandalan Reliability Study of Water Nasta Rofika a*, Loufzarahma T. Nazar b, Eddy S. Soedjono c Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111 * Email : nasta_fika@enviro.its.ac.id Abstrak air merupakan unit distribusi untuk mengukur jumlah air yang digunakan oleh pelanggan dari perusahaan air minum. air memiliki peranan sebagai sistem akuntabilitas dan berpengaruh terhadap kehilangan air. air yang digunakan dalam instalasi sebaiknya dalam kondisi yang handal dan akurat. Untuk mengetahui tingkat kehandalan meter air dilakukan pengujian kehilangan tekanan, akurasi, dan pengaruh starting flow terhadap kepekaan meter air. Pengujian ini berdasarkan SNI 2418.3:2009. Batas H meter air yang diijinkan sebesar 0,25 bar. Nilai penyimpangan akurasi meter pada Qmin-Qt ±5%. Pada Qt-Qn dengan temperatur <30 o C, nilai penyimpangan <3%. Sedangkan pada Qt-Qn dengan temperatur >30 o C, tidak dapat melebihi 3%. Untuk pengujian starting flow, indikasi kepekaan meter air berdasarkan nilai error yang paling rendah. Nilai kehilangan tekanan meter minimum dihasilkan oleh meter air merk C sebesar 0,071 bar. Nilai error akurasi minimum, dihasilkan oleh meter tipe B sebesar -3,8%, -2,5%, - 0,87%. Starting flow meter air merk A, B, dan C usia 0 tahun sebesar 28%, 90%, dan 50%. Dari aspek sensitivitas, memiliki sensitivitas maksimum dengan nilai error sebesar 28%. Setelah dilakukan penilaian pada ketiga aspek tersebut, meter air merk A, B, dan C memiliki skor masing-masing sebesar 7,15; 6,92; dan 7,14.. Kata Kunci: meter air, kehandalan, kehilangan tekanan, akurasi, starting flow Abstract Water meter is a distribution unit for measuring the amount of water used by customer of a water company. Water meter has a role as a measuring system and may affect water losses. An installed water mater must be reliable and accurate. To determine the level of reliability, water meter should be tested by pressure loss, accuracy, and starting flow testing of water meter sensitivity. This testing was based on SNI 2418.3:2009. Pressure loss limit of water meter is 0,25 bar. Error value of water meter in range of minimum flow (Qmin up to Qt) must be less than 5%. The same error value between transition flow and nominal flow (Qt up to Qn) must be less than 3%. Starting flow tests, water meter sensitivity based on the lowest error value. Pressure loss water meter was from type C water meter, e.a:0,071 bar, respectively. Minimum error value of accuration in term Qmin up to Qn, was from type B water meter, e.a: -3,8%, -2,5%, -0,87%, respectively. Starting flow error value from water meter types A, B, and C was 28%, 90%, and 50%, respectively. In term of sensitivity, meter typea has the lowest error value of starting flow. In term of reliability meter type A, B, and C has the score of 7.15, 6,92, and 7.14, respectively. Keyword: water meter, realibility, headloss, accuracy, starting flow

1. Pendahuluan International Water Association (IWA) menyebutkan bahwa permasalahan abad 21 mendatang adalah kehilangan air. Setiap perusahaan air minum wajib menurunkan tingkat kehilangan air hingga 20%. air merupakan salah satu unit distribusi yang berfungsi sebagai sistem akuntabilitas dan memiliki pengaruh terhadap kehilangan air dari segi non fisik. Spesifikasi kemampuan meter air memiliki pengaruh terhadap tingkat kehilangan air yang akan berdampak pada tingkat pendapatan PDAM maupun pengeluaran bagi pelanggan. Menurut PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Minum, untuk menjamin keakurasian, meter air wajib ditera/kalibrasi secara berkala oleh instansi yang berwenang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan penelitian untuk menguji kehandalan meter air. 2. Metodologi Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap kehilangan tekanan, akurasi, dan pengaruh debit rendah (starting flow) pada meter air berdasarkan SNI 2418.3:2009 dan SNI 2547:2008. Pengujian starting flow dilakukan untuk mengetahui tingkat sensitivitas meter air. Variasi yang digunakan adalah debit dan jenis meter air. 1. Variable tetap yang akan digunakan adalah usia pakai meter air 0,3, dan 6 tahun untuk meter type A dan 0 dan 9 tahun untuk meter type B dan C. Debit yang digunakan adalah debit minimum (Qmin) 0,46 L/menit, debit transisi (Qt) 0,7 L/menit, dan debit nominal (Qn) 3,5 L/menit. Sedangkan pengujian starting flow dilakukan pada debit 0,2 L/menit. (Tahun) Tabel 1. Jumlah Sampel Jenis (Unit) A B C 0 5 5 5 3 5 - - 6 5 - - 9-3 3 Jumlah 15 8 8 Keterangan : A. Reservoir B. Manometer C. yang diuji Gambar 1. Sistem Alat Uji E. Pompa F. air reference G. By Pass (Over Flow/Pressure Check) D. Penampung/Labu Ukur air yang akan diuji dipasang pada sistem alat uji pada gambar 1 diatas. Sebelum dilakukan pengujian dilakukan kalibrasi terhadap manometer, meter air reference, dan

neraca sebagai alat ukur. Pengujian dilakukan dengan mengalirkan air selama 5 menit pada masing-masing debit. Pada saat pengujian, dilakukan pengukuran terhadap kehilangan tekanan dengan membaca jarum pada manometer. Nilai kehilangan tekanan yang diijinkan berdasarkan SNI 2418.2:2009 maksimal sebesar 0,5 bar. Kehilangan tekanan didapatkan dengan rumus sebagai berikut: H meter= H (meter+pipa)- H pipa. (1) H (meter+pipa) didapatkan dengan membaca selisih pada kedua manometer pada sistem uji pada saat pengaliran air. Sedangkan H pipa didapatkan pada saat pengujian tanpa adanya instalasi meter air didalamnya. H pipa dapat dihitung dengan rumus Hazen-William sebagai berikut: Hf Keterangan: Hf = Kehilangan tekanan (m) Q = Debit air (m3/detik) L = panjang pipa (discharge dan suction) D = Diameter pipa (m) C = Koefisien kekasaran pipa Q 1,85 xl 0,00155xD 2,63 xc 1,85 (2) Pada pengujian akurasi dan starting flow, dilakukan pencatatan angka stan pada meter uji dan meter air reference sebelum dialirkan air selama 5 menit. Setelah dilakukan pengujian selama 5 menit, didapatkan angka stan pada meter uji dan meter reference. Besar volume yang terbaca oleh meter didapatkan dari selisih meter air setelah pengujian dan sebelum pengujian. Volume (L) =(angka stan akhir-angka stan awal)x 1000...(3) Untuk mengetahui nilai error dari masing-masing meter yag diuji, dilakukan perhitungan sebagai berikut: % Error= Vc-Vi x 100...(4) Vi Dimana : Vi = volume aktual oleh meter air Reference atau yang tertampung Vc = volume yang ditunjukkan oleh meter air pelanggan Nilai error pada pengujian akurasi yang diijinkan sebesar ±5% pada Qmin-Qt. Pada Qt-Qn dengan temperature <30 o C, nilai error <±3%. Sedangkan pada Qt-Qn dengan temperatur >30 o C, nilai error maksimal 3%. Gambar 2 Kehilangan Tekanan Pada Gambar 3. Error Curve Sensitivitas meter air didapatkan dari pengujian starting flow pada debit 0,2 L/menit. Indikasi senstivitas diketahui dengan memperhatikan putaran jarum pada meter air selama pengujian dan perhitungan nilai error seperti pada rumus (3). Semakin kecil nilai error, semakin baik sensitivitas meter air.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Kehilangan Tekanan Pengujian kehilangan tekanan dilakukan untuk mengetahui kehilangan tekanan yang terjadi akibat adanya meter air dalam suatu instalasi distribusi air rumah tangga. Tekanan aliran sebesar ±2 bar berdasarkan kondisi referensi yang ditentukan oleh SNI. Pengujian ini dilakukan pada 5 sampel selama 5 menit. Total kehilangan tekanan pada pipa tanpa meter air didapatkan dengan pengukuran menggunakan manometer. Kemudian dari hasil perbedaan nilai pada ketiga manometer tersebut didapatkan selisih tekanan yang disebut dengan kehilangan tekanan. Nilai kehilangan tekanan pada pipa masing-masing debit pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Nilai Kehilangan Tekanan Pada Pipa Debit Trial M1 M2 M3 H pipa 0.46 0.7 3.5 1 2 1.99 1.955 0.045 2 2.02 1.99 1.965 0.055 3 2 1.99 1.955 0.045 4 2.02 2 1.965 0.055 0.050 1 2 1.99 1.945 0.055 2 2 1.99 1.945 0.055 3 2.02 2 1.975 0.045 0.052 1 2 1.98 1.915 0.085 2 2.02 2 1.935 0.085 3 2.02 1.99 1.925 0.095 Sumber : Hasil Perhitungan 0.088 Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan terhadap kehilangan tekanan, pada masing-masing meter air didapatkan H meter sebagai berikut: a. Jenis A Tabel 3. H meter Jenis A Kehilangan Tekanan (bar) A 0 0.059 0.076 0.085 0.073 3 0.073 0.083 0.094 0.083 6 0.078 0.088 0.095 0.087 Sumber : Hasil Pengamatan Gambar 4. H meter Jenis A b. Jenis B Tabel 4. H meter Jenis B Kehilangan Tekanan (bar) B 0 0.063 0.073 0.080 0.072 9 0.084 0.095 0.106 0.095 Sumber : Hasil Pengamatan Gambar 5. H meter Jenis B

c. Jenis C Tabel 4. H meter Jenis C Kehilangan Tekanan (bar) C 0 0.062 0.071 0.080 0.071 9 0.085 0.095 0.105 0.095 Sumber : Hasil Pengamatan Gambar 6. H meter Jenis C Dari hasil pengujian kehilangan tekanan, secara umum masing-masing meter air menunjukkan data yang konsisten. Semakin besar debit, nilai H meter semakin besar. Secara matematis, nilai kehilangan tekanan kurang dari 0,25 bar. Nilai kehilangan rata-rata minimum dihasilkan oleh meter air jenis C usia 0 tahun. Jika ditinjau dari perubahan usia, semakin besar usia pemakaian meter air nilai kehilangan tekanan semakin besar. Nilai tersebut merupakan indikasi kualitas meter air yang semakin menurun. Semakin tua usia, meter air semakin tidak presisi. Untuk itu, peremajaan meter air sebaiknya dilakukan pada usia yang optimum untuk meminimisasi kerugian. 3.2. Akurasi dan Sensitivitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui akurasi meter air berdasarkan nilai error yang ditunjukkan. Pengujian dilakukan pada tekanan ±2 bar pada suhu ±30 o C. Pengukuran dilakukan selama 5 menit pada 5 sampel. Hasil pengujian akurasi meter air sebagai berikut: Tabel 5. Nilai Error Akurasi dan Starting Flow Akurasi % Starting Flow A 0 8.87 8.57 4.69 7.38-28.38 3-8.47 4.59 6.18 5.39-46.01 6-9.73-9.70-13.41-10.95-89.21 B 0-3.80-2.50-0.87-2.39-90.84 9-51.24-43.08 5.24-29.69-93.01 C 0-3.11 2.52 6.03 1.81-50.85 9-50.15-32.96 10.71-24.13-89.97 Sumber : Hasil Pengamatan Dari hasil pengujian akurasi, pada meter air jenis A nilai error rata-rata semakin tinggi sebanding dengan meningkatnya usia. Nilai akurasi pada masing-masing debit (3) didapatkan berdasarkan nilai rata-rata proporsi atau kecenderungan karakteristik pada kelima sampel yang sudah diuji. Sedangkan nilai rata-rata pada masing-masing usia (4), didapatkan berdasarkan rata-rata pemusatan. Sehingga dapat diketahui kecenderungan performansi masing-masing meter secara menyeluruh. Nilai error yang dihasilkan sebagian bertanda negatif dan positif. Nilai positif merupakan indikasi bahwa kerugian dikenakan pada PDAM, karena volume yang terbaca lebih kecil dari yang sebenarnya. Sebaliknya tanda positif menunjukkan kerugian dikenakan oleh pelanggan. Pada meter air jenis B dan C, nilai error mengalami peningkatan yang sangat siginifikan. Kondisi tersebut merupakan implikasi dari usia meter air yang sudah kadaluarsa terhadap kualitas meter air. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat kerugian signifikan akibat meter air yang sudah tidak layak pakai. Berdasarkan nilai matematis, meter air jenis C usia 0 tahun memiliki nilai rata-rata yang paling minimum. Namun, untuk debit nominal meter air jenis B paling optimum dengan nilai error paling

rendah. Pada pengujian starting flow dapat diketahui bahwa meter air yang memiliki sensitivitas yang baik adalah meter air jenis A. Kondisi tersebut diketahui berdasarkan nilai error yang yang dihasilkan sebesar 28,4%. Namun, sensitivitas yang tinggi tersebut menyebabkan meter air jenis A cenderung bernilai positif yang menunjukkan volume yang terbaca melebihi volume sebenarnya. 3.3. Kehandalan Penetuan kehandalan meter air dilakukan dengan menentukan setiap skor pada masing-masing kriteria. Kriteria yang digunakan adalah akurasi dengan bobot nilai 33%, kehilangan tekanan 33% dan sensitivitas 33%. Nilai kehandalan total 9,9. Sedangkan batas kehandalan minimum sebesar 70% dari nilai total. Skor kehandalan untuk masing-masing meter pada tabel 6 air sebagai berikut: Tabel 6. Skor Kehandalan Skor Kehandalan A B C 0 7.15 3 7.14 6 5.27 0 6.92 9 5.27 0 7.14 9 5.27 Sumber: Hasil Perhitungan 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kehandalan maksimum dihasilkan oleh meter air jenis A sebesar 7,15 karena sensitivitasnya yang maksimum dari dua variasi yang lain. Sedangkan meter air jenis B dan C masing-masing sebesar 6,92 dan 7,14. Masing-masing meter air memiliki kelebihan masing-masing. air jenis B memiliki nilai akurasi yang paling memenuhi syarat SNI meskipun memiliki kecenderungan pembacaan negatif. Sedangkan meter air C memiliki nilai kehilangan tekanan yang optimum dan akurasi yang relatif akurat meskipun karakteristik pembacaan cenderung kurang konsisten. 5. Daftar Pustaka Darmuji, S.F.L.E.2008.Studi Akurasi Pada Daerah Bertekanan Rendah, Sedang, dan Tinggi.Surabaya:Teknik Lingkungan ITS Surabaya SNI 2574:2008.2008.Spesifikasi Minum.Badan Standar Nasional Indonesia SNI 2418.3:2009.2009.Pengukuran Aliran Dalam Saluran Tertutup Untuk Minum - Bagian 3 : Metode Dan Peralatan Pengujian Minum.Badan Standar Nasional Indonesia Satterfield, Z.dan Vivin B.2004.Tech Brief Water. Morgantown: National Environmental Services Center at West Virginia University Soedjono, E.2002.Pengelolaan Penyediaan Bersih.Surabaya:Teknik Lingkungan ITS Surabaya