BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu kedokteran anti penuaan (KAP) atau Anti-Aging

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

PEMBERIAN EKSTRAK DAUN GANDARUSA (Justicia gendarusa, Burm f.) MENGHAMBAT PROSES PENUAAN OVARIUM PADA MARMUT

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah. perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah

BAB I PENDAHULUAN. ini para dokter yang berada di bidang Anti Aging telah mampu menghambat penuaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.

BAB I PENDAHULUAN. insiden penyakit degeneratif di tiap negara. Selain itu, meningkatnya usia harapan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause

Hormon Replacement Therapy

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menawarkan berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program kesehatan pada umumnya dapat dilihat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (tua) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif maupun endokrinologik dari

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 200 tahun. Kenyataannya, Biro Kependudukan Amerika Serikat meramalkan pada

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bumi selesai mengelilingi matahari, usia bertambah satu tahun. Akan tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar hormon seseorang. Aging proses pada pria disebabkan oleh menurunnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. menopause. Jumlah populasi wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Fisik Dewasa Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Semua manusia tentu lebih senang jika usia kronologisnya terlihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diderita. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat penuaan, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan merupakan proses alamiah yang dilalui oleh setiap mahluk hidup bila mempunyai umur panjang, sekaligus sebagai proses yang sangat ditakuti oleh kebanyakan orang. Selama proses tersebut, terjadi perubahan anatomi dan penurunan fungsi organ tubuh. Perkembangan ilmu kedokteran anti penuaan (KAP) atau Anti-Aging Medicine (AAM) telah membawa konsep baru dalam dunia kedokteran. Ilmu kedokteran yang didasarkan pada penerapan ilmu terkini dan teknologiteknologi kedokteran untuk deteksi dini, pencegahan, pengobatan, dan pengembalian berbagai disfungsi yang berkaitan dengan penuaan, yang bertujuan memperpanjang hidup dalam keadaan sehat. Ilmu ini merupakan model pemeliharaan kesehatan yang mendukung penelitian-penelitian yang inovatif untuk memperpanjang harapan hidup yang berkualitas (Pangkahila, 2007). Tidak ada satupun teori yang dapat menjelaskan secara tuntas proses penuaan. Beberapa teori penyebab penuaan sebagai faktor internal adalah Wear and Tear Theory, diperkenalkan oleh Dr. August Weismann seorang ahli biologi dari Jerman pada tahun 1882. Dia menyatakan bahwa tubuh dan sel-selnya rusak oleh karena terlalu banyak digunakan (overuse) dan disalah gunakan (abuse). Neuroendocrine Theory, teori ini dikembangkan oleh Vladimir Dilman, menekankan pada sistem neuroendokrin, yang merupakan

2 jaringan biokimia yang rumit dalam pelepasan hormon dan elemen vital tubuh. Genetic Control Theory, fokus teori ini terletak pada program genetik DNA. Manusia dengan kode genetik unik yang menentukan berapa umur dan lama hidupnya. Free Radical Theory, diperkenalkan oleh R. Greschman, pada tahun 1954, kemudian dikembangkan oleh Dr. Denham Harman. Teori ini memberikan penekanan pada radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh manusia (Goldman and Kaltz, 2007). Empat teori di atas merupakan faktor internal. Sedangkan faktor eksternal yang berkontribusi terhadap proses penuaan adalah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan yang salah, lingkungan, stress dan kemiskinan (Pangkahila, 2007). Kematian sel pada organ reproduksi wanita telah dimulai pada bulan kelima masa embrio, dimana oogonia yang sudah menjadi oosit primer mengalami atresia. Pada bulan ketujuh sebagian oogonia mengalami degenerasi kecuali yang berada dekat permukaan ovarium. Pada saat lahir diperkirakan jumlah oosit primer antara 700 ribu sampai 2 juta. Selama 2 tahun masa kanak-kanak berikutnya, sebagian besar oosit menjadi atresia, menjelang pubertas hanya tinggal lebih kurang 40 ribu, dan kurang dari 500 akan mengalami ovulasi sepanjang masa reproduksi seorang wanita (Sadler, 2004). Proses penuaan yang paling mudah dilihat adalah proses penuaan secara fisik. Menopause merupakan proses alami, dimana seorang wanita mengalami gejala- gejala psikis seperti kehilangan gairah, depresi, sulit tidur, dan gejala fisik berupa gangguan kardiovaskuler, osteoporosis, gangguan metabolisme, gangguan pada saluran urogenital, sebagai akibat penurunan kadar estrogen.

3 Rata-rata usia wanita mencapai menopause adalah 51,4 tahun paling awal biasanya pada usia 40-an dan paling akhir pada usia 60 tahun. Pada tahun 2004 di Amerika Serikat, wanita mempunyai kemungkinan hidup rata-rata sampai 80 tahun. Jadi wanita akan hidup pada menopause selama 30-40 tahun (Harvey, 2008). Selama masa pubertas tiap bulannya 15-20 folikel primordial berkembang dan setiap 28 hari sekali mengalami ovulasi. Hal ini terjadi selama 30-40 tahun kemudian. Satu oosit yang dilepas setiap bulannya, jadi jumlah seluruhnya kira-kira 450 oosit yang dilepaskan selama masa reproduksi. Jumlah folikel yang tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki 100.000 folikel, sedangkan wanita lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Penyebab berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu sendiri. Seperti sel-sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh stress biologik seperti radikal bebas, kerusakan permanen dari DNA dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh. Oosit yang telah mengalami kelainan akan dikeluarkan melalui proses apoptosis, yaitu kematian sel yang terprogram (Gartner dan Hiatt, 2001). Proses penuaan dapat dihambat dengan beberapa upaya, antara lain dengan menjaga kesehatan tubuh, hindari stress, mengupayakan berfikir positif dan optimis, pemakaian obat sesuai petunjuk ahli (Pangkahila, 2007). Pengobatan pada menopause ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul dan mencegah atau memperingan keadaan kronis yang mungkin

4 timbul seiring dengan bertambahnya usia. Hormon replacement therapy (HRT) yang biasa dipakai adalah estrogen, gestagen, estrogen progesterone sekuensial, dan estrogen progesterone kombinasi secara kontinyu. Metode pemberian secara oral, transdermal, semprotan hidung, vaginal krem dan intramuscular (Baziad, 2003). Estrogen paling sering digunakan sebagai terapi sulih hormon (TSH) bagi wanita menopause. Efektivitas hormon tersebut dalam mengatasi keluhan selama masa menopause sangat tinggi, akan tetapi tidak semua wanita menopause boleh menggunakannya. Hal ini disebabkan oleh adanya kontra indikasi pemberian TSH tersebut, di antaranya adalah wanita yang menderita kanker (payudara, endometrium), kerusakan hati, hipertensi, hiperlipidemia, dan perdarahan per vaginam dengan penyebab tidak jelas (Baziad, 2003). Hasil penelitian Etnawati (1988), daun gandarusa mengandung justicin, alkaloida, saponin, flavonoida, minyak atsiri, dan tannin. Flavonoid adalah bagian dari fitoestrogen yang merupakan hormon estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki struktur mirip dengan estrogen, senyawa ini juga memiliki aktivitas estrogenik sehingga fitoestrogen berpotensi dikembangkan sebagai terapi alternatif pengganti estrogen. Mengingat makin besarnya pengaruh eksternal pada proses penuaan ditambah dengan apoptosis yang terjadi pada oosit, maka muncul pertanyaan apakah penelitian mengenai ekstrak daun gandarusa dapat menghambat proses penuaan ovarium marmut dengan meningkatkan jumlah folikel sekunder, dan menurunkan terbentuknya kista fungsional?

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:. 1.2.1 Apakah pemberian ekstrak daun gandarusa dapat mencegah penurunan jumlah folikel sekunder pada ovarium marmut (Cavia cobaya)? 1.2.2 Apakah pemberian ekstrak daun gandarusa dapat menurunkan terbentuknya kista fungsional pada ovarium marmut. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pemberian ekstrak daun gandarusa dapat menghambat proses penuaan pada ovarium marmut. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengetahui pemberian ekstrak daun gandarusa dapat mencegah penurunan jumlah folikel sekunder pada ovarium marmut. 1.3.2.2 Mengetahui pemberian ekstrak daun gandarusa dapat menurunkan terbentuknya kista fungsional pada ovarium marmut.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis 1.4.1.1 Memberi informasi ilmiah mengenai pemberian ekstrak daun gandarusa dalam proses penuaan ovarium. 1.4.1.2 Mendukung pengembangan penelitian hormon sebagai alternatif pengganti Hormon replacement therapy (HRT). 1.4.2 Manfaat praktis Bila terbukti ekstrak daun gandarusa dapat menghambat proses penuaan ovarium pada marmut, dapat dilanjutkan untuk uji klinis ketahap berikutnya atau penelitian lain pada manusia