II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 3, Mei 2013

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

BAB II. Kajian Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuannya sendiri dan realitas ditentukan oleh pengalaman orang itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. ini yang saling berinteraksi, siswalah yang lebih aktif bukan guru. Seperti yang. sentral pembelajaran (Fathurrohman, 2010: 14).

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif - Produktif. pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Minat Minat selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Dalam belajar mengajar, penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76) Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri arti atau semantara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Hal tersebut didukung oleh pendapat Slameto (2003: 180)

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa minat, tujuan belajar tidak akan tercapai. Dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah keadaan mental atau kondisi jiwa yang menjadi motor penggerak dalam mencapai suatu tujuan tertentu. 7 Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu memberikan pada siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Slameto (2003: 176) Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar. Cara untuk membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada, membentuk minat-minat baru, ataupun menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita

8 sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Tanner & Tanner dalam Slameto (2003: 181) Disarankan para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Menurut Purwanto dalam Zanikhan (2010: 120) Minat itu timbul dengan menyatakan diri dalam kecenderungan umum untuk menyelidiki dan menggunakan lingkungan dari pengalaman, anak bisa berkembang ke arah berminat atau tidak berminat kepada sesuatu. Untuk itu ada dua hal yang menyangkut minat yang perlu diperhatikan yakni: a. minat pembawaan, minat muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik itu kebutuhan maupun lingkungan. Minat semacam ini biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada. b. minat muncul karena adanya pengaruh dari luar, maka minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh dari luar, seperti: lingkungan, orang tuanya, dan bisa saja gurunya. Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, dapat ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa itu sendiri. Namun pada dasarnya faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor intern (dalam diri) siswa yang belajar, faktor ekstern (dari luar diri) siswa yang belajar dan faktor teknik atau pendekatan belajar, Soeryabrata dalam (Kusumah: 2010) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu: a. faktor-faktor yang berasaldari luar diri pelajar dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor non sosial dan faktor sosial. b. faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

9 2. Cara Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang siswa. Dengan belajar seoarang siswa dapat mengembangkan potensipotensi yang dibawa sejak lahir. Tuntutan untuk belajar secara berkesinambungan hendaknya harus dipenuhi sepanjang yang bersangkutan ingin mendapatkan sebuah pemahaman yang utuh terhadap sebuah subtansi ilmu pengetahuan yang sedang digeluti. Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Ada banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya: a. Djamarah (2002: 11) mengemukakan: belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau individu. Hasil dari kegiatan pembelajaran ini tercermin dalam perubahan prilaku baik secara material, subtansial, struktural-fungsional, maupun behavior. b. Slameto (2003: 5) secara psikologis berpendapat: belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. c. Hudojo, 2003: 83 (dalam Mahabbah, 2007: 8) menyatakan belajar adalah suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.

10 Berdasarkan pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa belajar merupakan proses yang disengaja yang didalamnya terdapat interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Belajar menurut Sardiman, dalam Mariam, (2009: 8) memiliki tujuan-tujuan, yaitu (1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan pengetahuan serta (3) pembentukan sikap. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan suatu cara atau strategi yang diterapkan siswa dalam belajarnya yang disebut dengan cara belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Gie dalam Mariam (2009: 8) cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Senada dengan Gie, menurut Hamalik (2004: 38) cara belajar adalah kegiatan-kagiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran menghadapi ulangan/ujian dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa cara belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan siswa yang merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya. Cara belajar seseorang siswa mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan menguasai suatu konsep. Seorang siswa perlu mengetahui cara yang tepat untuk menguasai suatu konsep, tidak hanya hal-hal yang

11 membantu dia sukses tetapi juga hal-hal yang sering membuat dia gagal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 73) Banyak siswa atau mahasiswa gagal atau tiadak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal saja. Menurut Fransiska (2007: 22) cara belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu cara belajar efektif dan cara belajar tidak efektif. Seorang siswa yang mempunyai cara belajar yang efektif, memungkinkan dirinya mencapai prestasi yang lebih tinggi dari siswa yang mempunyai cara belajar yang tidak efektif. Menurut Hakim dalam Fransiska (2007: 22) cara belajar efektif adalah metode atau cara belajar yang memungkinkan seorang siswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Selanjutnya Gie dalam Fransiska (2007: 22) berpendapat bahwa cara belajar yang efektif adalah rangkaian aktivitas belajar yang memberikan perbandingan terbaik antara usaha yang dilakukannya dengan hasil yang didapatkannya. Definisi cara belajar lainnya dikemukakan oleh Hamalik (2004: 39), yaitu cara belajar yang tepat, praktis, ekonomis, terarah, sesuai dengan situasi dan tuntutan-tuntutan yang ada guna mencapai tujuan belajar. Berdasarkan definisi di atas, dapat didefinisikan bahwa cara belajar yang efektif adalah metode atau cara yang digunakan dalam belajar berupa

12 rangkaian aktivitas yang tepat, praktis dan terarah guna mencapai tujuan belajar. 3. Hasil Belajar Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Menurut Hamalik (2004: 155), hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Munawar (2009), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Hamalik (2004: 30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti.

13 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau criteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan. Menurut Bloom, dalam Dimyati (2002: 26): Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu: 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Ranah Afektif Ranah Afekif terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. 3. Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima pengetahuan, dimana hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kriteria hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan kriteria dari Arikunto seperti pada tabel 2.1.

14 Tabel 2.1 Kriteria Hasil Belajar Siswa Nilai Siswa Kualifikasi Nilai 80 100 Baik sekali 66 79 Baik 56 65 Cukup 40 55 Kurang 30-39 Gagal (Arikunto, 2010: 245) Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar maupun dari luar dirinya. Berdasarkan pendapat Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor intern 1) Faktor jasmaniah Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan,pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis. Faktor-faktor itu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

2. Faktor ekstern Faktor eksternyang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 1) Faktor lingkungan keluarga Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. 2) Faktor lingkungan sekolah Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. 3) Faktor lingkungan masyarakat Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain. 15 Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkakan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran. 4. Interactive Conceptual Instruction (ICI) Pembelajaran konseptual interaktif atau Interactive Conceptual Instuction merupakan landasan pembelajaran keterampilan berfikir. Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction yaitu pendekatan belajar untuk membentuk konsep atau pengertian berdasarkan kemampuan berfikir. Dalam pendekatan belajar ini siswa diharapkan mampu membuat pengertian sesuatu setelah melihat data, fakta realitas untuk menghubungkan satu dengan lainnya sehingga menjadi suatu konsep. Model pembelajaran ini adalah salah

16 satu alternatif model pembelajaran perubahan konseptual yang berbasis konstruktivisme. Santyasa (2004) dalam Utomo (2010) berpendapat bahwa: Interactive Conceptual Instruction atau ICI yang dikembangkan oleh Savinainen dan Scott (2002) sangat mendukung perkembangan keterampilan berfikir siswa dimulai dari tingkatan pemahaman konsep yang memerlukan suatu proses interaktif yang memberi peluang mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir. Salah satu pendekatan pembelajaran yang didesain dengan fokus pada penanaman konsep yang baik di kalangan siswa adalah pendekatan pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction). Berdasarkan pendapat Savinen dan Scott (2001: 53) dalam Sinaga (2010), pendekatan konseptual, mengutamakan interaksi kelas, menggunakan bahan ajar berbasis penelitian, dan menggunakan teks. Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction terdiri atas empat tahapan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu 1) Conceptual focus, 2)classroom interaction, 3) Use of texts, 4) Classroom based assessment. Hal tersebut berdasarkan pendapat Utomo (2010) yang menjelaskan bahwa: 1. Conceptual focus merupakan pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada pemahaman konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi matematik. Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pendemonstrasian fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari. 2. Classroom interaction Pada tahapan ini dilibatkan interaksi-interaksi kelas. Siswa dibentuk menjadi kelompok-kelompok yang heterogen. Tahapan ini didasari premis bahwa pembuatan makna merupakan dialog antar komunitas

kelas untuk mengembangkan gagasan melalui proses berpikir. Dalam interaksi kelas, terjadi pembelajaran yang melibatkan teman sebaya. 3. Use of texts Penggunaan buku, LKS atau hand out dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan buku teks, LKS atau hand out dapat melibatkan siswa dalam metakognisi, proses-proses berpikir, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir inti, dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dengan pengetahuan yang didapat pada buku, LKS atau hand out. 4. Classroom based assessment Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi yang telah dipelajari atau belum diperlukan penilaian atau assessment. Penilaian merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar untuk menetapkan apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi siswanya. Dalam hal ini, penilaian yang dilakukan lebih berfokus pada penilaian berbasis kelas (classroom based assessment). Classroom based assessment atau penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian belajar. Berdasarkan pendapat Thohari (2012): Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas dan ulangan umum. Berbagai jenis penilaian berbasis kelas antara lain : tes tulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap dan penilaian portofolio. 17 Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas peserta didik memberilkan jawaban atas pertanyaan maupun tanggapan atas yang diberikan. Tes tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian dan

18 ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah, isian singkat, dan uraian (esai). Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian tugas dilakukan bisa dilakukan mulai awal kelas sesuai dengan akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta didik. Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal sebagai berikut; (a) Banyaknya tugas mata pelajaran diusahakan tidak memberatkan peserta didik. Karena mereka memerlukan waktu bermain, bersosialisasi dengan teman dan lain-lain. (b) Jenis dan pemberian tugas harus didasarkan pada tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih peserta didik menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan pengetahuannya. (c) Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta kemandirian. Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus disesuaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Penilaian Produk adalah penilaian hasil kerja peserta didik terhadap penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik tertentu. Misalnya :

19 Siswa diberi tugas untuk membuat kliping Koran tentang bencana alam di Indonesia, selanjutnya siswa diberi tugas untuk mengomentarinya dan solusi untuk meringankan beban mereka.penilaian Sikap merupakan penilaian berbasis kelas. Terhadap suatu konsep psikologi yang komplek. Penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran secara umum dapat dilakukan berkaiatan dengan berbagai obyek sikap antara lain, a) Sikap terhadap mata pelajaran, b) Sikap terhadap guru mata pelajaran, c) Sikap terhadap proses mata pelajaran, d) Sikap terhadap materi pembagian. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara observasi perilaku, pertanyan langsung, laporan pribadi, penggunaan skala sikap. Penilaian Portofolio. Penilaian ini merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. semua obyek portofolio atau avidence di bedakan menjadi empat macam yaitu (a) Hasil karya peserta didik (arti facts), yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan di kelas. (b) Reproduksi (reproduction) yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar kelas. (c) Pengesahan (affes tations) yaitu pernyataan dan hasil

20 pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik. (d) Produksi (productions) yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio. Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran Interactive Conceptual Instruction tidak lepas dari empat tahapan, yaitu pengembangan konsep pada diri siswa dan diharapakan siswa dapat memiliki ide-ide baru, interaksi kelas juga turut mempengaruhi dimana para siswa dibuat aktif oleh pembelajaran tersebut, kemudian penggunaan buku, LKS dan hand out yang digunakan sebagai sumber belajar diharapkan dapat mendukung pemahaman siswa akan konsep, yang terakhir adalah penilaian, semua pembelajaran tidak lepas dari penilaian. Hal itu diperlukan karena untuk mengetahui penguasaan konsep yang telah diberikan guru dan berhasil tidakkah pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian berbasis kelas yang dapat diterapkan dalam model pembelajaran ini antara lain: tes tertulis, tes tertulis dapat berupa posttest atau ulangan harian untuk mengetahui sejauh mana konsep yang telah diberikkan guru diterima oleh siswa. Kemudian tes perbuatan, tes ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek yang mana dalam pembelajaran ICI salah satunya adalah menggunakan bahan ajar berbasis penelitian. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana siswa melakukan praktek untuk memahami sebuh konsep. Selanjutnya adalah penilaian

21 portofolio, yaitu penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik dalam pelajaran. Termasuk untuk mengetahui seberapa jauh konsep yang telah dipahami siswa. B. Kerangka Pikir Setiap siswa memiliki minat dan cara belajar yang berbeda-beda. Perbedaan itu juga yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa. Ketertariakan atau minat dalam diri siswa terhadap mata pelajaran berbeda-beda, siswa yang memiliki minat tinggi cenderung akan memberi perhatian lebih pada mata pelajaran. Cara belajar siswa juga turut mempengaruhi hasil belajar, cara belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal namun cara belajar yang kurang efektif dapat menghambat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut agar dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai, guru perlu memperhatiakan kemenarikan pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan minat siswa serta memperhatiakan proses pembelajaran sehingga siswa dapat aktif dan memiliki cara belajar yang baik, hal tersebut dilakukan agar peningkatan hasil belajar siswa dapat terwujud.

22 Salah satu pendekatan pembelajaran yang didesain dengan fokus pada penanaman konsep yang baik dikalangan siswa adalah pendekatan pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction). Dalam pendekatan belajar ini siswa diharapkan mampu membuat pengartian sesuatu setelah melihat data, fakta realitas untuk menghubungkan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi suatu konsep. Pada pembelajaran ini siswa dituntut berperan aktif untuk menemukan ide-ide tentang suatu konsep, diharapkan pula siswa dapat memiliki cara belajar yang lebih efektif dari sebelumnya. Kemenarikan juga menjadi hal penting dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk menggunakan media-media pembelajaran secara maksimal agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan minat siswa untuk memperhatikan pelajaran lebih besar. Selain itu siswa dapat memahami suatu fenomena yang sulit atau tidak dapat diamati secara langsung dalam suatu demonstrasi. Berdasarkan uraian di atas, faktor minat dan cara belajar siswa diharapkan memiliki hubungan dengan hasil belajar fisika yang diperoleh siswa. Dengan minat yang tinggi diharapkan siswa memiliki keinginan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan. Dengan adanya cara belajar yang efektif, siswa diharapkan akan mendapat hasil belajar yang optimal. Pelaksanaan pembelajaran akan dilakukan dengan pembelajaran interactive conceptual instruction, siswa akan dibagi menjadi kelompok kecil yang

23 masing-masing kelompok memiliki 4-5 anggota dengan minat dan cara belajar yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas. Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat siswa (X 1 ), dan cara belajar siswa (X 2 ) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y 1 ). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat dijelaskan dengan kerangka pikir seperti sebagai berikut ini: X 1 r Y X 2 r Gambar 2.1 kerangka pemikiran Keterangan: X 1 X 2 Y r = minat = cara belajar = hasil belajar = pengaruh minat dan cara belajar terhadap hasil belajar

24 C. Anggapan Dasar Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah: 1. Setiap sampel memperoleh materi yang sama. 2. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan D. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar melalui pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI) 2. Terdapat pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)