BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
2015 STRATEGI TIND AK TUTUR D IREKTIF GURU DAN RESPONS WARNA AFEKTIF SISWA

584 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

I. PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi karena tanpa adanya bahasa maka seseorang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian di Sekolah Dasar 5

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

WUJUD PRAGMATIK KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PONDOK KELAPA BENGKULU TENGAH

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI INSTRUKSIONAL GURU SD DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

LOGIKA SEBAGAI PERETAS KONSTRUKSI TUTURAN IMPERATIF LITERAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam sistem pendidikan

proses penyambungan. Setelah proses penyambungan berhasil maka internet siap digunakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

KESANTUNAN IMPERATIF BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif melukiskan secara sistematis

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

BAB V PENUTUP. hasil evaluasi peneliti dari penelitian ini. menyimpulkan, yang pertama, jenis- jenis dan fungsi tindak tutur yang

WUJUD KESANTUNAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dijelaskan metode penelitian, teknik serta instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 7 JEMBER SKRIPSI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

Transkripsi:

324 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini berjudul Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dan Respons Warna Afektif Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Kajian pragmatik dan implikasinya dalam pembelajaran ini dilakukan di SMPN 22 Bandar Lampung dan SMP IT Fitrah Insani Bandar Lampung selama Sembilan bulan, dari April sampai Desember 2014. Subjek penelitian terdiri atas empat orang guru Bahasa Indonesia yang bersuku Jawa, Sunda, dan Lampung. Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian, data penelitian berupa tindak tutur direktif guru dan respons warna afektif siswa dianalisis dan dibahas dengan simpulan bahwa STTDG memunculkan RWAS, baik positif maupun negatif. Adapun simpulan setiap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Fungsi komunikasi dalam Tindak tutur direktif guru terdiri atas menyuruh, meminta, melarang, menyarankan, menanya, dan mengajak. Fungsi komunikasi menyuruh secara langsung ditandai dengan verba dasar di awal kalimat, prefiks di-+v, prefiks per-+v, disertai sufiks V+ kan atau partikel lah. Fungsi komunikasi meminta ditandai dengan verba penghalus makna, yakni tolong, silakan, dan coba; fungsi komunikasi melarang ditandai dengan adverbial jangan; fungsi komunikasi menyarankan ditandai dengan konjungsi agar, sebaiknya, dan kateori fatis ya; fungsi komunikasi menanya ditandai dengan kata tanya berapa, bagaimana, siapa, apa, mengapa, dan intonasi tanya; serta fungsi komunikasi mengajak ditandai dengan kata seru ayo dan mari. 2) Strategi atau realisasi tindak tutur direktif guru dituturkan secara langsung dan tidak langsung. Tindak tutur direktif secara langsung menggunakan struktur imperatif dengan fungsi menyuruh, meminta, melarang,

325 menyarankan, mengajak, dan struktur interogatif dengan fungsi komunikasi menanya. Sementara itu, tindak tutur direktif secara tidak langsung menggunakan struktur deklaratif dan interogatif dengan strategi pertanyaan retoris, memberi petunjuk, elipsasi, tautologi, menyindir, dan membandingkan. 3) Strategi kesantunan bertutur atau berbahasa dalam tindak tutur direktif guru menggunakan strategi kesantunan positif dan kesantunan negatif serta mematuhi maksim-maksim kesantunan. Strategi kesantunan positif yang digunakan dalam TDG adalah (a) mengintensifkan perhatian mitra tutur, (b) memberikan perhatian kepada mitra tutur, (c) memberi pujian, (c) memperhatikan kebutuhan mitra tutur, (d) menggunakan sapaan, (e) mengupayakan kesepakatan, (f) menghindari perbedaan pendapat, (g) berjanji memberi penghargaan, (h) menyertakan penutur dan mitra tutur dalam kegiatan, (i) menggunakan lelucon. Strategi kesantunan negatif TTDG adalah (a) tuturan tidak langsung, (b) menggunakan pertanyaan, dan (c) menghindari penggunaan kata saya dan kamu. Di samping strategi kesantunan positif dan negatif tersebut, TTDG juga menggunakan strategi ketidaksantunan, yakni (a) menyapa dengan kata seru, (b) tuturan tidak langsung mengandung sindiran, (c) menggunakan kata kamu, (d) tidak memberi perhatian atau simpati kepada mitra tutur, dan (e) tuturan langsung. 4) Respons warna afektif siswa (RWAS) terhadap STTDG terdiri atas respons warna afektif positif dan respons warna afektif negatif. Respons warna afektif positif siswa (RWAPS) ialah perasaan gembira, senang, bangga, dan netral, sedangkan respons warna afektif negatif siswa (RWANS) terdiri atas perasaan kesal, takut, dan malu. STTDG yang memunculkan RWAPS adalah (a) tuturan langsung, (b) mengandung unsur pujian, (c) menggunakan sapaan penanda saying dan nama, (d) menghindari penggunaan kata saya dan kamu, (e) melibatkan penutur dan mitra tutur dalam kegiatan, (f) menggunakan penanda permintaan halus,

326 (g) mengandung lelucon, (h) mempertimbangkan keinginan mitra tutur, (i) mengupayakan kesepakatan, dan (j) tuturan tidak langsung. STDG yang memunculkan RWANS adalah (a) tuturan tidak langsung bernada menyindir, (b) menyapa dengan kata seru, (c) memperbandingkan, dan (d) ada unsur cacian. 5) Implikasi temuan penelitian terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia diwujudkan dengan disusunnya rancangan model pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP yang berbasis STTDG be-rwaps melalui model sinektik. Implikasi ini dapat diperikan secara praktis dan teoretis, seperti yang dipaparkan berikut ini. (a) Implikasi secara Praktis (1) Pemilihan STDG yang memunculkan RWAPS telah memenuhi kebutuhan defisiensi siswa (cinta dan harga diri) sehingga mereka akan mudah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya (mengetahui, memehamai, dan katualisasi diri). (2)STDG yang memunculkan RWAPS akan mengondisikan pembelajaran di kelas secara kondusif, efektif, dan menyenangkan. (3)Implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis STDG yang be-rwaps dengan model sinektik dapat mengeksplorasi kemampuan siswa sehingga mereka aktif dan kreatif. (4)Siswa belajar dengan nyaman dan senang ketika guru memperhatikan STDG yang dapat memunculkan RWAPS karena terjalin interaksi komunikasi secara harmonis. (5)Kreativitas dan aktualisasi siswa akan tumbuh dan berkembang optimal sebagai dampak dari pemilihan STDG yang dapat memeunculkan RWAPS. Siswa cenderung aktif, kreatif, dan berani dalam mengungkapkan gagasan serta inkuiri pemecahan masalah pembelajaran. (6)Rasa cinta dan penghargaan pada diri siswa akan sangat terasa oleh mereka selama guru senantiasa memperhatikan STDG yang be-

327 RWAPS. Ini akan memunculkan kepatuhan serta kasih sayang yang tulus dari siswa kepada guru. (b) Implikasi secara Teoretis (1)Strategi tuturan direktif langsung yang sesuai dengan konteks pembelajaran dapat digunakan guru sebagai alternatif strategi tindak tutur tidak langsung yang dapat menjaga wajah siswa. (2)Strategi tindak tutur tidak langsung tidak selamanya dapat menjaga wajah siswa sebagai mitra tutur jika penggunaannya disertai dengan ironi. Hal ini menunjukkan penutur melakukan kesantunan atau menjaga wajah mitra tutur secara tidak tulus. (3)STTDG yang dapat memunculkan RWAPS meliputi strategi langsung, strategi kesantunan (positif dan negatif), serta strategi tidak langsung. B. Saran Penelitian ini telah menyelesaikan permasalahan utamanya, yakni mendeksripsikan strategi tindak tutur direktif guru dan respons warna afektif siswa terhadap tuturan tersebut. Ditemukan sepuluh STDG yang memunculkan respons warna afektif positif siswa dan tiga STDG yang memicu respons warna afektif negatif siswa. Temuan ini telah diujicobakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP dan hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran kondusif, menyenangkan, dan efektif. Untuk itu, dapat peneliti sarankan kepada para pendidik, khususnya guru Bahasa Indonesia dan kepada para peneliti berikutnya yang tertarik mengkaji pragmatik dalam pembelajaran hal-hal sebagai berikut. 1. Saran kepada para Pendidik Bahasa Indonesia di SMP Keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar di kelas banyak ditentukan oleh kemampuan guru untuk membangun penghubung di antara kedua proses tersebut. Meskipun proses belajar mengajar merupakan dua hal yang

328 berbeda, guru dituntut untuk menggapai keberhasilan keduanya secara bersamaan. Salah satu upaya terbaik untuk menggapai keduanya adalah membangun warna afektif positif siswa melalui tindak tutur direktif dalam pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu para pendidik diharapkan a. memahami bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan defisiensi, yakni kebutuhan fisiologi, keselamatan, cinta, dan harga diri sebagai kebutuhan dasar yang harus terpuaskan terlebih dahulu sebelum kebutuhan pertumbuhan (mengetahui dan memahami, estetika, serta aktualisasi diri); b. mengakui bahwa pembelajaran akan terganggu jika kebutuhan dasar siswa tidak terpenuhi, yakni kebutuhan cinta dan harga diri. c. mampu mengaktifkan seluruh warna afektif positif siswa yang akan membangun interaksi pembelajaran kondusif, nyaman, menyenangkan, tanpa tekanan dan memberi ruang bagi peserta didik untuk mengeksplorasi diri dan pengetahuan yang didapatnya; d. menggunakan strategi tuturan langsung dengan pertimbangan keefektifan dan kekomunikatifan bukan karena memaksa, menekan, dan membebani peserta didik; e. menggunakan tuturan tidak langsung secara tulus, tanpa ada sindiran, atau celaan yang menyakitkan hati peserta didik; f. menerapkan STDG yang menggunakan strategi kesantunan positif dan negatif serta mematuhi maksim kesantunan agar RWAPS terjaga selama pembelajaran berlangsung; g. mengimplementasikan STTDG yang be-rwaps dengan menggunakan model pembelajaran sinektik agar peserta didik dapat mengeksplorasi kemampuannya secara aktif, kreatif, dan bersemangat belajar. 2. Saran kepada Peneliti Selanjutnya Setiap karya manusia pastilah memiliki keterbatasan dan kekurangan, demikian halnya dengan penelitian ini. Penulis menyadari hasil penelitian STDG

329 dan RWAS mempunyai kekurangan. Untuk itu, beberapa saran dapat penulis sampaikan bawah ini. a. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Untuk itu, kepada peneliti yang berminat terhadap kajian STDG dan RWAS disarankan menggunakan pendekatan kuantitatif atau mixmethode dengan metode eksperimen agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan secara representatif. b. Kajian terhadap strategi kesantunan berbahasa dalam penelitian ini menggunakan dua parameter Brown dan Levinson dan Leech. Bagi peneliti yang berminat dalam kajian kesantunan berbahasa hendaknya menggunakan parameter yang lebih komprehensif. c. Peristiwa tutur dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran di kelas sehingga data penelitian tidak meliputi semua konteks peserta didik di sekolah, seperti kantin, koperasi, perpustakaan, dan kegiatan ekstrakurikuler. Untuk itu, bagi yang berminat mengkaji STDG memperluas peristiwa tutur di semua konteks yang ada di sekolah. d. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi dan teknik rekam audio-visual secara manual sehingga partisipan peristiwa tutur cenderung terganggu dan data penelitian kurang alami/natural. Oleh karena itu, sebaiknya para peneliti yang mengkaji tindak tutur hendaknya menggunakan alat rekam yang automatis terpasang di ruangan, seperti CCTV.