PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VIRUS BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

Ita Ratiyani 22, Wachju Subchan 23, Slamet Hariyadi 24

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

Pendahuluan. Fitria Fatmawati et al., Pengembangan Buku Siswa Berbasis Problem Based Learning...

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

Lioni Anka Monalisa 23, Dinawati Trapsilasiwi 24 PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERDASARKAN WHOLE BRAIN TEACHING POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IX SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Yudy Tri Utami 3, Susanto 4, Arif 5

Vivi Darmayanti 28, Slamet Hariyadi 29, Sulifah Aprilya Hariani 30

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) POKOK BAHASAN PERBANDINGAN UNTUK SMP KELAS VII BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ETNOMATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

DEVELOPING OF BIOLOGY MODULE ORIENTED QUATUM TEACHING COMPLATED BY MIND MAP TO STUDENT IN SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI PROGRAM LINEAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMKN 6 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN BEBAN KOGNITIF PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMK

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual Disertai Peta Konsep Pada Materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG.

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI KELIPATAN DAN FAKTOR BILANGAN DI KELAS IV SDN 26 GASAN KECIL KABUPATEN AGAM.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

Alvian Agung K 22, Suharto 23, Dinawati Trapsilasiwi 24

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Konsep Disertai Contoh pada Materi Sel untuk Siswa SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA/MAKELAS X ARTIKEL ILMIAH FIRMANA JUTIN NIM.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Oleh. Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ), Rahima ** ) ABSTRACT

Key Words: Whole Brain Teaching, Quantum Learning, Lesson Plan, Student Book, Worksheet and Final Test.

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI GAMBAR DAN PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA UNTUK SMP. Oleh:

JURNAL SUSANTI NIM

PRAKTIKALITAS PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS XI SMAN 3 PADANG ARTIKEL E-JURNAL

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN KOMIK AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIK PEMASANGAN DASAR INSTALASI LISTRIK SEBAGAI BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN HANDOUT BIOLOGI SMA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI GAMBAR BERWARNA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA. Oleh:

Rahma Nur Azizah 7, Pujiastuti 8, Slamet Hariyadi 9

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER Rizka Elan Fadilah 7, Suratno 8, Dwi Wahyuni 9 Abstract. A Concept map provides a concrete visual aid to help organizing the information before it is learned in order to create a meaningful learning. This research aimed to determine process of learning materials of human movement system based on the concept map and to know the level of mastery concepts of the students. This research was a developmental research using 4-D models. To evaluate the quality of learning materials, it used the questionnaire validation that assessed by 6 validators. The learning materials applied to three different school to get respons of learning materials quality. The results showed that the average from material expert was 75% with proper category, the average from developmental expert was 81,25% with very proper category, the average from media expert was 76,6% with proper category, and the average from teachers were 87,8% with very proper category. The results of the research indicated that learning materials of human movement system based on concept maps improved the level of mastery concepts with an average of the evaluation test enhancement, at the first meeting was 68.70, second meeting was 77.70, and third meeting was 82.76. The average of evaluation result increased at 9.00 in the first and second test and 5.06 in the second and third test. Key Words : Learning materials, mastery concept, concept maps, 4-D models, human movement system. PENDAHULUAN Trianto mengatakan bahwa salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal tersebut dikarenakan kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 pasal 20 yang mengisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran. Menurut Trisnaningsih pengembangan bahan ajar merupakan salah satu bentuk dari kegiatan proses pembelajaran untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung. Pemerintah menyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan oleh guru dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga memudahkan siswa untuk memahami substansi dari materi pembelajaran tersebut. 7 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember 8 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember 9 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember

42 Pancaran, Vol. 4, No. 3, hal 41-50, Agustus 2015 Berdasarkan hasil angket pendapat siswa yang disebarkan di 3 SMA di Kabupaten Jember, yaitu SMA Negeri 1 Jember, SMA Negeri 3 Jember, dan SMA Negeri 1 Pakusari diketahui bahwa sebesar 63,3% siswa menyatakan sulit untuk memahami uraian materi dalam buku-buku yang mereka gunakan, dan 76,7% siswa menyatakan menggunakan teknik menghafal untuk belajar biologi. Hal ini mengakibatkan 76,7% siswa mengalami kesulitan untuk mengingat kembali materi yang telah diajarkan karena siswa hanya sekedar menghafal materi tanpa memahami substansinya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian pengembangan mengenai pengembangan bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep dan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa yang telah menggunakan bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep yang telah dikembangkan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan mengacu pada model 4-D (four-d model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebarluasan (disseminate). Namun dalam penelitian ini dilaksanakan hingga tahap pengembangan (develop) saja. Produk yang dikembangkan adalah bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep berupa buku siswa untuk siswa SMA kelas XI. Penelitian dilaksanakan di tiga sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Jember, SMA Negeri 3 Jember, dan SMA Negeri 1 Pakusari. Uji keterbacaan dan tingkat kesulitan bahan ajar dilaksanakan di tiga sekolah tersebut. Sedangkan untuk megetahui efektifitas bahan ajar dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa dilaksanakan di SMA Negeri 3 Jember. Data yang dikumpulkan dari tahapan pengembangan bahan ajar berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk menentukan validitas bahan ajar berbasis peta konsep, keterbacaan dan tingkat kesulitan bahan ajar, serta respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan. Sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menentukan tingkat penguasaan konsep siswa dari hasil tes evaluasi yang diberikan. Analisis data hasil validasi bahan ajar dianalisis menggunakan teknik analisis data presentase sebagai berikut.

Rizka dkk: Pengembangan Bahan Ajar Sistem Gerak Manusia 43 Keterangan: P P% = jumlah skor hasil pengumpulan data skor maksimal : persentase validasi bahan ajar Skor kriteria : skor tertinggi tiap aspek x 100% Data hasil uji keterbacaan dan tingkat kesulitan dan respon siswa dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus: Persentase(%) = Jumlah yang menjawab" ya" pada semua opsi jumlah seluruh siswa x 100% Data hasil tes evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa setelah implementasi bahan ajar hasil pengembangan dalam pembelajaran. Ratarata hasil tes evaluasi dibandingkan dari tes evaluasi pertama, kedua, dan ketiga. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil tes evaluasi pertama, kedua, dan ketiga menggunakan uji statistik Paired sample T-test. HASIL DAN PEMBAHASAN pada Tabel 1. Hasil validasi bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep dapat dilihat Tabel 1. Hasil Penilaian Validasi Ahli Terhadap Bahan Ajar Sistem Gerak Manusia Berbasis Peta Konsep No Validator Rata-Rata Validasi Kategori Tiap Aspek 1 Ahli Materi 75% Layak 2 Ahli Pengembangan 81,25% Sangat layak 3 Ahli Media 76,6% Layak 4 Guru 87,8% Sangat layak Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata hasil validasi ahli materi sebesar 75% dengan kategori layak; rata-rata hasil validasi ahli pengembangan sebesar 81,25% dengan kategori sangat layak; rata-rata hasil validasi ahli media sebesar 76,6% dengan kategori layak; dan rata-rata hasil validasi oleh guru sebesar 87,8% dengan kategori sangat layak. Untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahan ajar digunakan

44 Pancaran, Vol. 4, No. 3, hal 41-50, Agustus 2015 angket uji keterbacaan dan tingkat kesulitan bahan ajar. Data hasil uji keterbacaan dan tingkat kesulitan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Uji Keterbacaan dan Tingkat Kesulitan Bahan Ajar No Aspek Penilaian Persentase Kategori Jawaban Ya 1 Kemudahan memahami bahasa 97% Sangat layak 2 Ketertarikan terhadap materi 90% Sangat layak 3 Penggunaan ilustrasi, gambar, dan contoh 93% Sangat layak 4 Kemutakhiran bahan ajar 93% Sangat layak 5 Ketercapaian tujuan pembelajaran 100% Sangat layak 6 Kemudahan memahami istilah 63% Layak 7 Kemudahan membaca peta konsep 83% Sangat layak 8 Kemudahan memahami peta konsep 83% Sangat layak 9 Kemudahan mengenal peta konsep 80% Sangat layak 10 Ketertarikan membuat peta konsep 80% Layak 11 Kemudahan memahami cara membuat peta 83% Sangat layak konsep 12 Kejelasan evaluasi 100% Sangat layak Rata-rata penilaian 86,5% Sangat layak Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil uji keterbacaan dan tingkat kesulitan bahan ajar untuk semua aspek adalah sebesar 86,5% dengan kategori sangat layak. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran digunakan angket respon siswa. Hasil angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Respon Siswa terhadap Bahan Ajar Sistem Gerak Manusia Berbasis Peta Konsep No Aspek Penilaian Persentase Kategori Jawaban Ya 1 Pembelajaran dengan menggunakan bahan 81% Sangat layak ajar berbasis peta konsep 2 Pemahaman terhadap materi bahan ajar 73% Layak 3 Ketertarikan menggunakan bahan ajar 88% Sangat layak berbasis peta konsep 4 Kemudahan menggunakan bahan ajar 88% Sangat layak 5 Kemudahan belajar biologi menggunakan 73% Layak bahan ajar berbasis peta konsep 6 Kelayakan bahan ajar 81% Sangat Layak 7 Ketertarikan mengguanakan bahan ajar berbasis peta konsep pada pembelajaran selanjutnya 52% Layak Rata-rata penilaian 77% Layak Berdasarkan data respon siswa pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sebesar 81% siswa menyatakan senang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis peta konsep, 73% siswa menyatakan lebih memahami materi sistem gerak manusia apabila disajikan dengan menggunakan bahan ajar berbasis peta konsep, 88% siswa lebih termotivasi belajar biologi setelah menggunakan bahan ajar berbasis peta

Rizka dkk: Pengembangan Bahan Ajar Sistem Gerak Manusia 45 konsep, dan 88% siswa menyatakan bahan ajar berbasis peta konsep yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu dalam proses pembelajaran. Selain itu sebesar 73% siswa menyatakan mudah belajar biologi setelah mengikuti pembelajaran biologi dengan menggunakan bahan ajar berbasis peta konsep, 81% siswa menyatakan bahan ajar berbasis peta konsep secara umum sudah baik, dan sebesar 52% siswa menyatakan tertarik untuk menggunakan bahan ajar berbasis peta konsep pada bab selanjutnya. Rata-rata respon siswa pada semua aspek penilaian sebesar 77% dan termasuk kategori layak. Untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa menggunakan hasil tes evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Hasil nilai tes evaluasi siswa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji t-test Nilai Tes Evaluasi Tes Siswa Rata-rata Std. Dev Std. Error Peningkatan Rerata Sig. Evaluasi 1 33 68.70 7.71 1.34 9.00 0.000 * Evaluasi 2 33 77.70 7.99 1.39 Evaluasi 3 33 82.76 7.70 1.34 5.06 0.001 * Keterangan Sig. Std. Dev Std. Error Hipotesis : taraf signifikansi : standar deviasi : standar error H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata tes evaluasi 1-2 atau tes evaluasi 2-3 H1 : terdapat perbedaan rata-rata tes evaluasi 1-2 atau tes evaluasi 2-3 ( * ) Berdasarkan analisis data pada tabel Tabel 4 diketahui bahwa nilai hasil tes evaluasi 1 dan 2 mengalami peningkatan dengan rerata peningkatan sebesar 9.00. Sedangkan nilai hasil tes evaluasi 2 dan 3 juga mengalami peningkatan dengan rerata peningkatan sebesar 5.06. Nilai signifikansi pada tes evaluasi 1-2 dan 2-3 menunjukkan nilai kurang dari 0.05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan nilai hasil tes evaluasi antara tes evaluasi 1, 2, dan 3 signifikan. Menurut Harijanto, salah satu kegiatan awal dalam meningkatkan pembelajaran adalah merancang bahan ajar yang mengacu pada suatu model pengembangan agar memudahkan belajar. Pada penelitian ini bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep dikembangkan berdasarkan model pengembangan 4-D (four-d model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan.

46 Pancaran, Vol. 4, No. 3, hal 41-50, Agustus 2015 Berdasarkan data analisis hasil validaasi pada Tabel 1 diketahui bahwa bahan ajar yang telah dikembangangkan memperoleh hasil validasi sebesar 80.1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep yang dikembangkan berkategori layak untuk digunakan, baik dari segi kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, kelayakak kegrafikaan, dan kelayakan peta konsep. Lestari menyatakan bahwa proses evaluasi ini berfungsi untuk menginformasikan kepada pengembang seberapa besar bahan instruksional disajikan sesuai tujuan pembelajaran. Pemerintah mengevaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar telah baik atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. Pada uji coba terbatas tahap I dilakukan uji keterbacaan dan tingkat kesulitan bahan ajar dengan menggunakan angket uji keterbacaan dan tingkat kesulitan bahan ajar. Angket diisi oleh masing-masing 10 siswa dari tiga sekolah yang berbeda yaitu SMA Negeri 1 Jember, SMA Negeri 3 Jember, dan SMA Negeri 1 Pakusari. Pemilihan tiga sekolah tersebut dianggap dapat mewakili kemampuan akademik dari seluruh siswa SMA di Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil angket uji keterbacaan dan tingkat kesulitan pada Tabel 2 diketahui bahwa sebesar 97% siswa menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam bahan ajar mudah untuk dipahami, dan 93% siswa menyatakan ilustrasi, gambar, dan contoh dalam bahan ajar dapat membantu memahami materi sistem gerak manusia. Pemerintah mengindikasikan bahwa bahan ajar berupa buku siswa yang dikembangkan telah memenuhi kriteria buku yang baik, yaitu ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya. Hasil uji keterbacaan dan tingkat kesulitan bahan ajar mencapai rata-rata penilaian sebesar 86,3% yang berarti bahan ajar yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan. Pada uji coba tahap II dilakukan pembelajaran menggunakan bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep. Menurut Mulyatiningsih, implementasi bahan ajar yang dikembangkan ini bertujuan untuk menguji efektifitas bahan ajar dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa. Harijanto menyatakan bahwa efisiensi proses pembelajaran dapat dilihat pada peningkatan kualitas belajar atau penguasaan pebelajar. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dengan rerata kenaikan nilai antara tes evaluasi pertama dan

Rizka dkk: Pengembangan Bahan Ajar Sistem Gerak Manusia 47 kedua sebesar 9 dan rerata kenaikan nilai antara tes evaluasi kedua dan ketiga sebesar 5,06. Hal ini berarti bahwa penguasaan konsep siswa meningkat dari pertemuan pertama, kedua, hingga pertemuan ketiga. Peningkatan hasil tes evaluasi siswa menandakan bahwa siswa telah berhasil menggunakan metode peta konsep. Menurut Riduan, hal tersebut dikarenakan peta konsep mampu membantu siswa untuk memahami sebuah relasi antara konsep-konsep dan penjelasannya dengan lebih mudah. Dengan membaca atau membuat peta konsep, siswa dirangsang untuk membuat hubungan-hubungan antar konsep. Peta konsep juga membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang telah mereka miliki, menghubungkannya dengan pengetahuan yang baru saja mereka dapat, sehingga terbentuk pemahaman baru. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Iswanarti menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan suatu proses belajar dimana informasi baru dikaitkan pada konsep-konsep relevan yang telah ada pada struktur kognitif siswa. Di akhir pertemuan siswa mengisi angket respon siswa untuk mengetahui respon, minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar sistem gerak berbasis peta konsep. Hobri menyatakan motivasi merupakan unsur yang paling penting dan memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menentukan keberhasilan suatu pengajaran. Berdasarkan analisis data respon siswa terhadap bahan ajar sistem gerak manusai berbasis peta konsep pada Tabel 3 diperoleh hasil bahwa rata-rata respon siswa kelas XI IPA 3 mencapai 77% dengan kategori layak dalam arti siswa merasa senang dan termotivasi ketika melaksanakan pembelajaran menggunakan bahan ajar sistem gerak berbasis peta konsep. Implementasi bahan ajar yang direspon siswa secara positif tersebut dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya penguasaan konsep siswa terhadap materi sistem gerak manusia. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Proses pengembangan bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep dalam penelitian ini mengacu pada model 4-D (four-d model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan yang terdiri dari empat tahap pengembangan. Namun dalam penelitian

48 Pancaran, Vol. 4, No. 3, hal 41-50, Agustus 2015 ini hanya menggunakan tiga tahapan pengembangan saja yaitu (1) tahap pendefinisian (define), (2) tahap perancangan (design), dan (3) tahap pengembangan (develop). Uji validasi oleh para ahli diperoleh hasil: rata-rata hasil validasi ahli materi sebesar 75% dengan kategori layak; rata-rata hasil validasi ahli pengembangan sebesar 81,25% dengan kategori sangat layak; rata-rata hasil validasi ahli media sebesar 76,6% dengan kategori layak; dan rata-rata hasil validasi oleh guru sebesar 87,8% dengan kategori sangat layak. b. Penggunaan bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa yang dapat dilihat dari rata-rata nilai tes evaluasi yang semakin meningkat. Rata-rata hasil tes evaluasi pada pertemuan pertama sebesar 68.70, pertemuan kedua sebesar 77.70, dan pertemuan ketiga sebesar 82.76 dengan rerata peningkatan sebesar 9.00 pada tes evaluasi pertama dan kedua, 5.06 pada pada tes evaluasi kedua dan ketiga. Saran yang dapat diberikan setelah mengadakan penelitian ini adalah: a. Pada penelitian selanjutnya yang sejenis hendaknya menggunakan minimal tiga validator pada tiap validator ahli sehingga hasil validasi lebih valid. b. Pada penelitian selanjutnya yang sejenis hendaknya menggunakan dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) untuk melakukan implementasi bahan ajar supaya dapat diketahui perbandingan hasil pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dan yang tidak menggunakan bahan ajar hasil pengembangan dengan lebih jelas lagi. c. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan penelitian selanjutnya. d. Bagi guru dan lembaga pendidikan, penelitian pengembangan ini dapat dijadikan masukan dalam menyusun bahan ajar. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Harijanto, Mohammad. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajaran Sekolah Dasar. Didaktika, vol 2 (1): 216-226. [on line] http://utsurabaya.files. wordpress.com/2010/08/harijanto 1-pengembangan-bahan-ajar-sd.pdf [27 Maret 2013].

Rizka dkk: Pengembangan Bahan Ajar Sistem Gerak Manusia 49 Hobri. 2010. Metode Penelitian Pengembangan. Jember: Pena Salsabila. Iswanardi. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Peta Konsep. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 1 (1):10-29. Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia. Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Riduan. 2006. Penggunaan Peta Konsep dalam Pendidikan Awal. [on line] http://pelangiilmu.jurnal.unesa.ac.id/69363/penggunaan-peta-konsep-dalam-pendi dikan-awal [2 Februari 2013]. Trianto. 2011a. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trisnaningsih. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Kuliah Demografi Teknik. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol 4 (2). [on line] http://journal.uny.ac.id/ index.php/jep/article/view/607/464 [27 Maret 2013].

50 Pancaran, Vol. 4, No. 3, hal 41-50, Agustus 2015