BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Audit Internal Perkembangan disektor perekonomian dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan perkembangan dunia usaha ini, ilmu akuntansi berkembang menjadi dua kelompok besar yaitu ilmu akuntansi (accounting) dan ilmu audit (auditing). Salah satu sub bab bidang akuntansi yang dikenal luas adalah auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara bebas. Menurut Sawyers (2005:6) audit dibedakan menjadi dua yaitu ekternal audit dan internal audit. Keduanya memiliki tujuan sendiri dan prosedur tersendiri dalam melaksanakan audit audit. Internal audit akan terlihat lebih fungsi pengawasannya kepada organisasi. Pada umumnya tindakan memeriksa dapat dilakukan oleh semua orang dan bukan hanya oleh pemeriksa yang tugas pokoknya sehari-hari melakukan pemeriksaan. Pengawasan adalah proses dimana kualitas desain kontrol internal dan operasinya dapat dinilai. Internal audit dilaksanakan oleh pegawai dalam perusahaan itu sendiri. Seorang internal auditor perusahaan dapat mengawasi kegiatan-kegiatan entitas dalam prosedur yang terpisah. Mereka mengumpulkan bukti kecukupan
kontrol dengan menguji kontrol, kemudian mengkomunikasikan kekuatan dan kelemahan kontrol kepada manajemen. Sawyers (2005:10) menyatakan bahwa audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua dilakukan dengan tujuan-tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Menurut Institute of Internal Auditor (IIA) dikutip oleh Messier (2005:514) mendefinisikan audit internal adalah Aktivitas independent, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi. Secara umum definisi audit internal merupakan sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan audit internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: a) Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan. b) Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi. c) Peraturan ekternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan diikuti. d) Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi. e) Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
Pengelolaan usaha yang baik tidak terlepas dari sistem pengendalian intern yang dimiliki suatu entitas bisnis. Pengendalian intern yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan tercapainya tujuan perusahaan dan penentuan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Dengan demikian, pemahaman yang sama tentang pengendalian intern yang efektif merupakan suatu hal yang sangat penting. Terlebih dalam era persaingan global dengan perkembangan sistem operasi dan persaingan bisnis yang begitu kompleks. Boynton, Jhonson dan Kell dalam bukunya Modern Auditing (2002:372), mengatakan bahwa sebuah langkah penting telah dilakukan oleh COSO (Committee of Sponsoring Organizations) pada tahun 1992 dari Treadway Commision yaitu berhasil membuat Control Integrated Framework yang isinya antara lain rumusan pengertian pengendalian intern, yang kemudian diterima secara luas di dunia. COSO mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut: Pengendalian Intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: 1. Keandalan pelaporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efesiensi operasi Pekerjaan audit intern harus dilakukan oleh seorang yang memiliki kemampuan teknis dan latar belakang pendidikan pemeriksaan intern yang layak dan harus memiliki pengetahuan kecakapan dan disiplin yang diperlukan untuk melakukan tanggung jawab pemeriksaan. Berikut adalah perngertian dari internal auditor yang dikemukakan oleh Mulyadi (2002:6) :
Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakandan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Internal auditor merupakan orang pilihan dengan beberapa tahun pengalaman yang dimiliki. Internal auditor biasanya telah melakukan pemeriksaan pada berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga internal auditor tersebut mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup mengenai perusahaan dimana dia bekerja. Dengan demikian para pimpinan perusahaan dapat mengharapkan bantuan internal auditor untuk dapat ikut serta memberikan pemecahan masalahmasalah yang dihadapi perusahaan. Laporan COSO dalam buku yang ditulis oleh Boynton, Jhonson dan Kell (2002:373) juga menekankan bahwa konsep fundamental (fundamental concepts) dinyatakan dalam defenisi berikut: a. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Ini berarti alat untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri. Pengendalian intern terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan tidak ditambahkan ke dalam infrastruktur suatu entitas. b. Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, tetapi orang pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen dan personel lainnya.
c. Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari pengadaan pengendalian. d. Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi. Untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan tujuan entitas, laporan COSO dalam buku Modern Auditing oleh Boynton, Jhonson dan Kell (2002:379-400) mengidentifikasi lima komponen pengendalian intern yang saling berhubungan, yaitu: 1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment) yang menetapkan suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur. Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yang dinyatakan oleh Boynton, Jhonson dan Kell (2002:379) yang diantaranya adalah sebagai berikut: a) Integritas dan nilai etika
b) Komitmen terhadap kompetensi c) Dewan direksi dan komite audit d) Filosofi dan gaya operasi manajemen e) Struktur organisasi f) Penetapan wewenang dan tanggung jawab g) Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia 2) Penilaian Resiko (Risk Assessment) dinyatakan oleh Boynton, Jhonson dan Kell (2002:383) merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola. Penilaian resiko oleh manajemen juga harus mencakup pertimbangan khusus atas resiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti : a) Perubahan dalam lingkungan operasi b) Personel baru c) Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi d) Pertumbuhan yang cepat e) Teknologi baru f) Lini, produk, atau aktivitas baru g) Restrukturisasi perusahaan h) Operasi di luar negeri i) Pernyataan akuntansi 3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities) yang merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah
dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan resiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam berbagai cara, yaitu : a) Pemisahan tugas b) Pengendalian pemrosesan informasi (1) Pengendalian umum (2) Pengendalian aplikasi c) Pengendalian fisik d) Review kinerja 4) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) yang merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya. 5) Pemantauan (Monitoring) yang merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Model Pengendalian Internal COSO dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Amin Widjaja Tunggal (2008:79) Gambar 2.1 Model Pengendalian Intern COSO Pengendalian intern dapat juga disebut sebagai struktur pengendalian intern yang meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu sistem pengendalian akuntansi (internal accounting control), yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi. Sistem pengendalian akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Dan yang kedua adalah sistem pengendalian administrasi (internal administrative control), yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dari definisi di atas, kita dapat mengetahui bahwa tujuan pemeriksaan yang dilakukan internal auditor adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan analisis penilaian, rekomendasi dan komentar yang objektif mengenai aktivitas masing-masing bagian dari perusahaan yang diperiksa oleh internal auditor. 2. Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor Penerapan fungsi internal auditor dalam perusahaan tidaklah selalu sama. Secara umum fungsi internal auditor di dalam perusahaan adalah untuk mengawasi dan menjamin pelaksanaan kegiatan usaha agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Karena fungsi internal auditor adalah bagian dari aktivitas pengawasan/pemantauan maka auditor independen harus cukup memahami fungsi itu untuk mengidentifikasi aktivitas internal auditor yang relevan dengan perencanaan audit. Seiring dengan perkembangan zaman peranan dan fungsi internal auditor bertambah. Salah satu alasan mengapa peran internal auditor semakin dibutuhkan perusahaan adalah semakin besarnya perusahaan dengan berbagai aktivitas yg semakin banyak pula serta persaingan yang semakin ketat. Internal auditor tidak hanya sebagai pengawas, tetapi juga membantu manajemen dalam mengelola resiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat perusahaan.
Internal Auditor sebagai staf pimpinan perusahaan, yang khusus menangani masalah internal audit harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang keberhasilan struktur pengawasan intern dapat berlangsung dengan optimal. Fungsi audit internal menurut Mulyadi (2002:211) adalah: a. Fungsi audit intern adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi audit intern merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain. b. Fungsi audit intern merupakan kegiatan penilaian bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen, auditor intern menyediakan jasa tersebut. Audit intern berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit sebagai catatan akuntansi. Kedudukan internal auditor dalam suatu struktur organisasi perusahaan yang satu dengan yang lain belum tentu sama. Karena hal ini bergantung pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan bagian audit internal. Kedudukan ataupun status internal auditor dalam suatu struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan, peranan serta tingkat kebebasan di dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Kedudukan internal auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga internal auditor dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik. Internal auditor dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya seperti yang diinginkan pihak manajemen apabila internal auditor bebas dalam menjalankan aktivitas yang diperiksanya. Hal ini memungkinkan bagi
internal auditor untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagianbagian lain yang harus diperiksanya. Kebebasan yang dimaksudkan di sini adalah dapat memasuki setiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Menurut Sukrisno Agoes, ada empat alternatif kedudukan, yaitu 1) Bagian Internal Audit dibawah Direktur Keuangan Sumber: Sukrisno Agoes (2004:243) Gambar 2.2 Internal Audit Dibawah Direktur Keuangan Dari gambar terlihat bahwa audit internal berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Dimana bagian audit sepenuhnya bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. Kelemahan dalam posisi ini fungsi audit internal hanya ditekan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja.
2) Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama d) Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Sumber: Sukrisno Agoes (2004:244) Gambar 2.3 Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Dari gambar tersebut terlihat bahwa kedudukan bagian audit internal adalah merupakan Staff Direktur Utama. Dalam hal ini audit internal mempunyai tingkat independensi yang tinggi, karena audit internal dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan fungsi ini, dimana Direktur Utama mempunyai tugas yang banyak sehingga Direktur Utama tidak dapat mempelajari hasil audit internal secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak segera diambil 3) Bagian Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris
Sumber: Sukrisno Agoes (2004:245) Gambar 2.4 Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris Pada gambar ini terlihat bahwa bagian audit internal berfungsi sebagai staff bagian Dewan Komisaris dan posisinya berada diatas Direktur Utama. Status ini memberikan tingkat independensinya yang tinggi sekali, para anggota Dewan Komisaris tidak setiap saat bisa ditemui. Mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak dapat dengan cepat mengambil tindakan atau saran-saran yang diajukan oleh auditor internal untuk pencegahan atau perbaikan, selain itu karena tugas Dewan Komisaris sangat banyak sehingga laporan yang diberikan oleh auditor internal tidak dapat dengan segera dipelajari. 4) Bagian Internal Audit dipimpin oleh seorang Internal Audit Direktur
Sumber: Sukrisno Agoes (2004:246) Gambar 2.5 Internal Audit dipimpin oleh seorang Internal Audit Direktur Direktur Internal Audit mengarahkan personel dan aktivitas-aktivitas departemen audit intern dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staff audit. Direktur audit intern mempunyai akses yang bebas terhadap Ketua Dewan Komisaris. Tanggung jawab Direktur Audit Intern adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan mengajukan program tersebut untuk persetujuan. Auditing Supervisor membantu dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior Auditor mempunyai Staff Auditor dalam pekerjaan lapangan audit. Staff Auditor melaksanakan tugas pada
suatu lokasi audit. Kelemahan pada struktur ini adalah ketika Direktur Internal Audit tidak dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen. 3. Ruang Lingkup Audit Internal Ruang lingkup audit internal pada mulanya tertuju pada pemeriksaan data akuntansi yang dikenal dengan financial audit atau pemeriksaan keuangan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan disertai kebutuhan akan informasi oleh manajemen untuk pengambilan keputusan atas semua kegiatan organisasi perusahaan maka timbullah management audit atau pemeriksaan manajemen. a. Pemeriksaan Keuangan ( Financial Audit ) Pemeriksaan keuangan mencakup pengujian dan penilaian secara independent dan objektif terhadap tingkat kewajiban untuk kecermatan data keuangan atau administrasi untuk memberikan jaminan atas keamanan harta perusahaan dengan mengevaluasi kelayakan dari internal control yang ditentukan. b. Pemeriksaan Manajemen ( Management Audit ) Pemeriksaan manajemen merupakan suatu penilaian yang dilakukan secara sistematis dan independent yang berorientasi ke masa depan atas keputusan dan kebijaksanaan yang dilakukan oleh manajemen dengan tujuan untuk meningkatkan profitabilitas organisasi. Hal ini juga bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dengan cara perbaikan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen dan pencapaian rencana strategis yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. 4. Tanggung Jawab Internal Auditor Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan tergantung pada status dan kedudukannya di dalam struktur organisasi. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Tanggung jawab Auditor menurut Hiro Tugiman (1997:53) antara lain: a) merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan, yang harus disetujui dan ditinjau atau direview oleh pengawas, b) pemeriksa internal haruslah mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan, c) auditor internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya, d) auditor internal harus terus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat. Tanggung jawab yang dipikul oleh audit internal menurut Bambang Hartadi (2000:37-38) adalah: a. Menilai prosedur dan menilai hal-hal yang berhubungan, yang terdiri dari:
1) memberi pendapat efisiensi atau kelayakan prosedur, 2) mengembangkan atau memperbaiki prosedur, 3) menilai personalia, 4) ide-ide seperti pembuatan standard/pembuatan metode yang baik, b. Verifikasi dan analisis data, yang menyangkut: 1) penelahaan data yang menghasilkan sistem akuntansi guna membuktikan bahwa laporan yang dihasilkan adalah benar, 2) membuat analisis-analisis lebih lanjut untuk mencari dasar/membantu penyimpulan-penyimpulannya, c. Verifikasi kelayakan, yaitu untuk menentukan: 1) prosedur akuntansi atau kebijakan lainnya yang telah dilakukan, 2) Prosedur operasi/kegiatan yang telah diikuti, 3) Peraturan-peraturan pemerintah telah dilaksanakan, 4) Kewajiban-kewajiban yang bersangkutan dengan kontrak telah berjalan/dipatuhi, d. Fungsi perlindungan 1) Menghindari dan menemukan penggelapan, ketidakjujuran atau kecurangan, 2) Memeriksa semua kelayakan perusahaan, 3) Meneliti transaksi dengan pihak luar, e. Melatih dan memberi bantuan kepada karyawan perusahaan terutama di bidang akuntansi,
f. Jasa-jasa lainnya, termasuk penyelidikan khusus dan membantu dengan pihak luar seperti, Kantor Akuntan Publik (yang memeriksa laporan keuangan secara periodik), atau konsultan lainnya dan yang berkepentingan dengan data kegiatan-kegiatan perusahaan. Disamping tanggung jawab lainnya yang juga merupakan peran internal auditor yaitu menyediakan jasa analisis dan eveluasi, Internal auditor juga memberi keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen dan Dewan Komisaris serta pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. 5. Standar Audit Interal Institute of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan pernyataan standar audit dalam Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA). Standar yang diimplementasikan per 1 Januari 2002 berisi pokok-pokok sebagai berikut : 1. Independensi Internal auditor menempatkan independensi pada tingkat yang paling tinggi. Independensi memungkinkan internal auditor untuk membuat keputusan yang tidak bias dalam memberikan jasa kepada entitas. Tentu saja, karena internal auditor merupakan karyawan penuh waktu dari entitas yang diaudit, maka internal auditor tidak memiliki independensi setajam yang dimiliki auditor eksternal. Independensi internal auditor diperoleh melalui: o status organisasi
status organisasi departemen audit internal harus memadai untuk memungkinkan terlaksananya tanggung jawab audit, o obyektivitas Para internal auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Penugasan internal auditor harus mencegah terjadinya konflik kepentingan, baik potensial maupun aktual. 2. Kemampuan Profesional Agar dapat mempertanggung jawabkan dengan benar, seorang profesional harus memiliki tingkat kemampuan teknis yang tinggi. Sesuai dengan standar IIA, kemampuan teknis meliputi : pengetahuan, keterampilan, disiplin ilmu, supervisi, hubungan dan komunikasi antar karyawan, pendidikan yang berkelanjutan, serta keahlian profesional. 3. Ruang Lingkup Pekerjaan Standar ruang lingkup pekerjaan audit memberikan pedoman kepada internal auditor untuk melakukan audit keuangan, audit ketaatan, atau audit operasional. Standar tertentu berkaitan dengan reliabilitas dan integritas informasi; ketaatan terhadap kebijakan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan; perlindungan aktiva; penggunaan sumber daya yang efisien dan ekonomis; serta pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk operasi atau program. 4. Pelaksanaan Pekerjaan Audit
Standar pekerjaan audit memberikan pedoman tentang struktur audit secara keseluruhan, yang meliputi bidang-bidang perencanaan audit, pemeriksaan dan evaluasi informasi, komunikasi hasil, dan tindak lanjut penugasan. 5. Manajemen Departemen Audit Internal Direktur audit internal harus mengelola dengan benar departemen audit internal. Direktur audit internal bertanggung jawab menentukan pelaksanaan pekerjaan audit telah mencapai tujuan umum dan tanggung jawab sebagaimana ditetapkan oleh manajemen dan dewan direksi, sumber daya di departemen audit internal telah dikelola secara efisien dan efektif, pekerjaan audit yang dilakukan sesuai dengan Standards for the Professional Practice of Internal Auditing. Direktur audit internal juga merencanakan tanggung jawab departemen yang dipimpinnya. Tanggung jawab ini meliputi penetapan sasaran dari departemen audit internal dan jadwal kerja, jadwal staf, anggaran keuangan, laporan kegiatan, membuat kebijakan tertulis dan prosedur tertulis sebagai pedoman bagi para staf audit, menetapkan program untuk memilih dan mengembangkan sumber daya manusia departemen audit internal, mengkoordinasikan upaya antara internal auditor dan ekternal auditor, menetapkan dan mengelola program jaminan mutu untuk mengevaluasi operasi departemen audit internal.
6. Laporan Audit Internal Laporan internal auditor merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Menurut Hiro Tugiman (1997:68) laporan internal auditor antara lain : 1. laporan tertulis yang ditandatangani haruslah dikeluarkan setelah pengujian terhadap pemeriksaan (audit examination) selesai dilakukan. Laporan sementara dapat dibuat secara tertulis atau lisan dan diserahkan secara formal atau informal, 2. internal auditor harus terlebih dahulu mendiskusikan berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkat manajemen yang tepat, sebelum mengeluarkan laporan akhir, 3. suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu, 4. laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan hasil pelaksanaan pemeriksaan; dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan pernyataan tentang pendapat auditor, 5. laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagi berbagai perkembangan yang munkin dicapai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif, 6. pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan, 7. pimpinan audit internal atau staf yang ditunjuk harus mereview dan menyetujui laporan pemeriksaan akhir, sebelum laporan tersebut
dikeluarkan, dan menentukan kepada siapa laporan tersebut akan disampaikan. Hasil akhir dari suatu audit intern adalah berupa laporan yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang didalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan. Di samping itu laporan menjadi penting karena dapat dijadikan referensi berharga mengenai pekerjaan pemeriksaan untuk pemeriksaan selanjutnya di masa yang akan datang. Menurut Agoes Sukrisno (2004:236), internal audit department harus menyampaikan laporan yang objective, clear (jelas), concise (singkat tetapi padat), constructive (membangun), dan timely (cepat waktu). Temuan audit yang disampaikan dengan baik dalam laporan audit internal akan memberitahukan manajemen mengenai kelemahan dalam pengendalian intern yang bila dibiarkan dapat menimbulkan terjadinya kecurangan yang merugikan perusahaan. Selain itu rekomendasi yang disampaikan audit internal akan membantu manajemen dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan bisa diperkecil. Laporan audit internal dapat berupa laporan lisan dan laporan tertulis. Dalam data tertulis laporan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh. Sementara laporan lisan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut tabel dalam Tinjauan Penelitian Terdahulu : Nama Mahasiswa Uliasi Hotmauli (2006) Tengku Rifki Fauzan (2007) Judul Penelitian Perumusan Masalah Hasil Penelitian kedudukan dan fungsi Internal Auditor pada PT. Binasan Prima Analisa Fungsi dan Peranan Internal Auditor pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Belawan 1. Apakah kedudukan dan fungsi Internal Auditor sudah efektif dalam berperan dalam pengawasan operasional persahaan? 2. Apakah kendala yang dihadapi sehingga fungsi Internal Auditor tidak berjalan sebagaimana mestinya? 1. Apakah fungsi-fungsi internal auditor telah diterapkan dalam menilai manajemen operasional pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk Cabang Belawan? 2. Apakah kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan telah memadai atau cukup independen? 1. Kedudukan Internal auditor sudah baik tetapi belum efektif, karena hasil pemeriksaan yang dilaporkan oleh internal auditor kurang dilakukan tindakan yang tepat oleh pihak manajemen 2. Kendala yang dihadapi internal auditor dalam melakukan pemeriksaan yaitu kurang dilakukan tindakan yang tepat oleh pihak manajemen, dengan alas an kurang sesuai dengan keadaan dilapangan. 1. Fungsi internal auditor pada perusahaan merupakan fungsi pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan.pelaksan aan pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan tanggung tawabnya. 2. Kedudukan internal auditor pada stuktur organisasi perusahaan berada dibawah kepala cabang, maka internal auditor merupakan unsur pengawasan di dalam
Artha L. Tambunan (2009) Peranan Internal Auditor Dalam Memelihara Sistem Manajemen Mutu Pada PT Socfin indonesia Medan 1. Apakah internal auditor pada PT Socfin Indonesia Medan sudah berfungsi sebagaimana mestinya dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan? 2. Apakah penerapan sistem manajemen mutu di perusahaan telah sesuai dengan standar internasional manajemen mutu? 3. Apakah internal auditor sesuai kedudukannya dapat berperan dalam memelihara sistem manajemen mutu pada PT Socfin Indonesia Medan? melaksanakan operasianal perusahaan. Penempatan ini sangat penting artinya untuk menjaga unsure independen dari fungsi pengawasan tersebut. 1. Internal auditor telah befungsi secara efektif dan memiliki kedudukan yang cukup bagus yaitu merupakan staf dari Principal Director. Dengan kedudukan seperti itu tingakat independensinya menjadi tinggi dan dapat menjadi objektifitas dalam menjalankan fungsi pengawasan yang dilakukan pada seluruh aktivitas operasional perusahaan. 2. Kesesuaian penerapan sistem manajemen mutu dengan standar internasional sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang berlaku telah sangat sesuai. Hal ini dapat dilihat dari sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis dan penilaian atas sertifikasi yang didapat oleh PT Socfin Indonesia telah sesuai dengan syaratsyarat standar internasional sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 yang telah ditetapkan. 3 Peranan internal auditor sangat bermanfaat dalam memelihara sistem manajemen mutu. Hal ini dapat dilihat dari sasaran dan ruang lingkup tugas satuan kerja internal audit tang mengajukan bidang penerapan ISO 9001:2000 pada lingkup penugasannya yaitu dengan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 oleh pelaku-pelaku bisnis dalam perusahaan termasuk penilaian atas kebijakan penerapan sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan perusahaan.
C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual akan mempermudah dalam pemahaman alur skripsi yang dapat dilihat pada gambar berikut: Dewan Komisaris PT Buana Finance Internal Auditor Kantor Pusat Internal Auditor Kantor Cabang Gambar 2.6 Kerangka Konseptual Dalam hal pencapaian tujuan perusahaan, maka pihak manajemen membutuhkan suatu bagian dalam perusahaan yang disebut dengan internal auditor. Pihak manajemen memerlukan internal auditor dalam membantu tugastugas menajemen yaitu untuk melakukan pengawasan dengan menelaah dan mempelajari kegiatan-kegiatan perusahaan baik di Kantor Cabang maupun di Kantor Pusat serta memberikan penilaian bebas terhadap pihak yang diperiksa. Dengan adanya internal auditor diharapkan dapat membantu tugas-tugas manajemen dalam melakukan pengawasan agar kecurangan atau kesalahan yang ada dalam perusahaan dapat diidentifikasi dan dihindari melalui hasil temuan audit setelah internal auditor melakukan pemeriksaan. Internal auditor harus dapat
bekerja secara independen dan profesional dalam melakukan pengawasan tanpa memandang bagian-bagian dalam perusahaan atau membedakan bagian-bagian mana saja dalam perusahaan yang akan diperiksa. Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan baik di Kantor Cabang maupun di Kantor Pusat terdapat temuan berupa kesalahan prosedur, internal auditor dapat membantu manajemen dengan memberikan rekomendasi saran perbaikan. Laporan yang diberikan internal auditor dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan lewat rekomendasi saran tersebut.