BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

BAB 2 LANDASAN TEORI

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Operations Management

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II. Landasan Teori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Operations Management

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang


BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

ANTRIAN. pelayanan. Gambar 1 : sebuah sistem antrian

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Lecture 2 : Teori Antrian

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN

MODEL SISTEM ANTRIAN

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan (server) serta suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 2 Judul Materi Pertemuan 2

SIMULASI ANTRIAN : SUATU TINJAUAN KONSEP PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

Unnes Journal of Mathematics

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB 2 LANDASAN TEORI. proses yang menimbulkan deretan tunggu disebut antrian. Deretan bagian, mesin atau

Transkripsi:

13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Antrian merupakan kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan kasir untuk membayar barang yang kita beli, menunggu pengisian bahan bakar, menunggu dalam pembelian tiket. Dan beberapa kasus menunggu yang lain sering ditemui atau mungkin dialami. Bukan saja orang yang mengalami antrian, tapi juga bisa barang, misalnya mesin-mesin yang rusak menunggu untuk diperbaiki, barang-barang di pabrik menunggu untuk berbagai tahapan proses produksi dan lain-lain. Karena menunggu memakan waktu, sementara waaktu merupakan sumberdaya yang berharga, maka pengurangan waktu menunggu merupakan tema yang menarik untuk dianalisis, tetapi tidak berarti analisis antrian hanya membahas waktu menunggu. Teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan persoalan. Walaupun demikian, teori ini menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan dengan cara memprediksi beberapa karakteristik dari baris penungguan, seperti misalnya waktu penungguan rata-rata (Tjutju Tarliah Damayanti,Operation Research,Jakarta,2003) Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K.Erlang (1913) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan pelayanannya. Saat ini analisis antrian banyak diterapkan dibidang bisnis (bank, supermarket),

14 industri (pelayanan mesin otomatis), transportasi (pelabuhan udara, pelabuhan laut, jasa-jasa pos) dan lain-lain. Analisis antrian memberikan informasi probabilitas yang dinamakan operating characteristics, yang dapat membantu pengambilan keputusan dalam merancang fasilitas pelayanan antrian untuk mengatasi permintaan pelayanan yang fluktuatif secara random. 2.2 Struktur Dasar Model-Model Antrian Proses yang terjadi pada model antrian dapat digambarkan sebagi berikut : Sumber gambar : Tjutju Tarliah Gambar 2.1. Proses Antrian Gambar 2.1. diatas dapat diterangkan sebagai berikut : Unit-unit (langganan) yang memerlukan pelayanan yang diturunkan dari suatu sumber input memasuki sistem antrian dan ikut dalam sistem antrian. Dalam waktu-waktu tertentu, anggota antrian dipilih untuk dilayani. Pemilihan ini didasarkan pada suatu aturan tertentu yang disebut disiplin pelayanan atau service discipline. Pelayanan yang diperlukan,

15 dilaksanakan dengan suatu mekanisme pelayanan tertentu (service mechanism). Setelah itu, unit-unit (langganan) tersebut meninggalkan sistem antrian. 2.3 Komponen Proses Antrian Komponen dasar proses antrian adalah : kedatangan, pelayanan dan antri (Mulyono, 2007). Komponen-komponen ini disajikan pada gambar berikut, Sumber gambar : Mulyono Gambar 2.2. Komponen Proses Antrian Struktur dasar antrian terdiri dari : 1. Sumber Input (sumber kedatangan) Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, atau panggilan telepon untuk dilayani. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan proses random. Sumber kedatangan dibagi menjadi 2 jenis yaitu : Infinite : Jumlah pelanggan tidak tergantung pada jumlah pelanggan yang telah ada di didalam sistem, contohnya : bank.

16 Finite : Jumlah pelanggan tergantung pada jumlah pelanggan yang telah ada di dalam sistem, contohnya : perbaikan mesin. 2. Antrian Karakteristik suatu antrian ditentukan oleh jumlah unit maksimum yang boleh ada di dalam sistemnya. Antrian ini dikatakan terbatas atau tidak terbatas, bergantung pada apakah jumlah unitnya terbatas atau tidak terbatas. 3. Disiplin Pelayanan Disiplin pelayanan berkaitan dengan cara memilih pelanggan dari antrian untuk memulai pelayanan disebut sebagai peratutan pelayanan (service discipline). Ada empat macam disiplin antrian yaitu : FCFS (first come, first served / datang pertama, dilayani pertama) FCFS merupakan salah satu disiplin antrian dimana pelanggan yang dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang lebih awal. LCFS (last come, first served / datang terakhir, dilayani pertama) LCFS merupakan salah satu disiplin antrian dimana pelanggan yang datang paling akhirlah yang akan dilayani terlebih dahulu. SIRO (service in random number / pelayanan dalam urutan acak) SIRO merupakan salah satu disiplin antrian dimana pelayanan dilakukan dengan urutan acak.

17 GD (General Discipline) Para pelanggan yang dilayani dipilih secara random. Antrian Prioritas (priority queue) Para pelanggan yang datang pada sebuah sarana pelayanan dapat ditempatkan dalam antrian ini sehingga prioritas yang lebih tinggi akan menerima preferensi untuk mulai dilayani terlebih dahulu. 4. Mekanisme Pelayanan Mekanisme pelayanan terdiri atas satu atau lebih fasilitas pelayanan yang masing-masing terdiri atas satu atau lebih saluran pelayanan paralel. Jika ada lebih dari satu fasilitas pelayanan, maka unit-unit yang memerlukan pelayanan akan dilayani oleh serangkaian fasilitas pelayanan ini (saluran pelayanan seri). Pada fasilitas pelayanan semacam ini, unit yang memerlukan pelayanan memasuki salah satu saluran pelayanan paralel dan dilayani sepenuhnya oleh pelayan yang bersangkutan. Pelaku-pelaku utama dalam sebuah situasi antrian adalah pelanggan dan pelayan. Dalam model antrian, interaksi antara pelanggan dan pelayan adalah menarik hanya dalam hal kaitannya dengan periode waktu yang diperoleh pelanggan untuk menyelesaikan sebuah pelayanan. Jadi, dari sudut pandang kedatangan pelanggan ketertarikan terletak pada interval waktu yang memisahkan kedatangan

18 yang berturut-turut. Juga, dalam kasus pelayanan, yang diperhitungkan adalah waktu pelayanan per pelanggan. Pola kedatangan dan pelayanan adalah faktor- faktor penting dalam analisis antrian, walaupun begitu faktor-faktor lain juga penting dalam pengembangan model antrian. Faktor pertama adalah cara memilih pelanggan dari antrian untuk memulai pelayanan. Faktor kedua berkaitan dengan rancangan sarana tersebut dan pelaksanaan pelayanan. Faktor ketiga berkaitan dengan ukuran antrian yang diijinkan. Faktor keempat berkaitan dengan sifat sumber yang meminta pelayanan. Ada tiga macam perilaku dari sumber yaitu : Penolakan (balking), terjadi apabila seseorang pelanggan menolak untuk memasuki fasilitas pelayanan karena antriannya terlalu panjang. Pembatalan (reneging), terjadi apabila seorang pelanggan yang telah berada dalam suatu antrian meninggalkan antrian dan fasilitas pelayanan yang dituju karena ia menunggu terlalu lama. Jockying yaitu pelanggan yang dimintakan orang lain untuk mengantri. Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dasar dari model antrian bergantung pada faktor berikut (Hamdy A Taha, 1997) : 1. Distribusi kedatangan (kedatangan tunggal atau kelompok). 2. Distribusi waktu pelayanan (pelayanan tunggal atau kelompok). 3. Rancangan sarana pelayanan (stasiun serial, paralel, atau jaringan).

19 4. Peraturan pelayanan (FCFS, LCFS, SIRO) dan proritas pelayanan. 5. Ukuran antrian (terhingga atau tidak terhingga). 6. Sumber pemanggilan (terhingga atau tidak terhingga). 7. Perilaku manusia (perpindahan, penolakan, atau pembatalan). 2.4 Struktur Dasar Proses Antrian Proses antrian pada umumnya dikelompokkan ke dalam empat struktur dasar menurut sifat-sifat fasilitas pelayanan, yaitu : 1. Single Channel Single Phase (satu saluran satu tahap) Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang, masuk dan membentuk antrian pada satu baris/aliran pelayanan dan selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan. Contoh dari struktur antrian ini adalah seorang pelayan toko (tunggal), seorang tukang cukur,dan lain-lain. Gambar 2.3 berikut ini akan menunjukkan struktur antrian single channel single phase. Gambar 2.3. Model antrian single channel single phase Sumber gambar : Tjutju Tarliah

20 2. Multi Channel Single Phase (banyak saluran satu tahap) Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang, masuk dan membentuk antrian pada satu baris/aliran pelayanan dan selanjutnya akan berhadapan dengan beberapa fasilitas pelayanan identik yang paralel. Contoh dari struktur antrian ini yaitu proses pelayanan seperti pada pelayanan pembelian tiket yang dilayani lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut dimana terdapat lebih dari satu tukang potong, pelayanan di suatu bank dimana ada beberapa loket. Gambar 2.4 berikut ini akan menunjukkan struktur antrian multiple channel single phase. Gambar 2.4. Model antrian multiple channel single phase Sumber gambar : Tjutju Tarliah 3. Single Channel Multi Phase (satu saluran banyak tahap) Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang, masuk dan membentuk antrian pada beberapa aliran pelayanan dan

21 selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan sampai pelayanan selesai. Contoh dari struktur antrian ini seperti mengurus ijin usaha beberapa orang pejabat pemerintah (pembuatan paspor).gambar 2.5 berikut ini akan menunjukkan struktur antrian single channel multiple phase. Gambar 2.5. Model antrian single channel multiple phase Sumber gambar : Tjutju Tarliah 4. Multi Channel Multi Phase (banyak saluran banyak tahap) Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang dan masuk ke dalam sistem pelayanan yang dioperasikan oleh beberapa fasilitas pelayanan paralel yang identik menuju ke fasilitas pelayanan setelahnya sampai pelayanan selesai. Contoh dari struktur antrian ini adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Di dalam rumah sakit, beberapa perawat akan mendatangi pasien secara teratur dan memberikan pelayanan dengan kontinyu (sebagai suatu urutan pekerjaan). Gambar 3. berikut ini akan menunjukkan struktur antrian multiple channel multiple phase.

22 Gambar 2.6. Model antrian multiple channel multiple phase Sumber gambar : Tjutju Tarliah 2.5 Pola Distribusi Antrian Terdapat beberapa pola distribusi diskret antara lain: 1. Distribusi Poisson Definisi dari sebaran poisson adalah sebaran peluang bagi peubah acak Poisson x yang menyatakan banyaknya hasil percobaan yang terjadi selama suatu selang waktu atau daerah tertentu. (Ronald E. Walpole,Pengantar Statistika,Jakarta,1992) Suatu distribusi mengikuti pola distribusi Poisson jika mengikuti aturan berikut ini: a. Tidak terdapat dua kejadian yang terjadi bersamaan. b. Proses kedatangan bersifat acak. c. Rata-rata jumlah kedatangan per interval waktu sudah diketahui dari pengamatan sebelumnya.

23 d. Bila interval waktu dibagi ke dalam interval yang lebih kecil, maka pernyataan-pernyataan berikut ini harus dipenuhi: - Probabilitas tepat satu kedatangan adalah sangat kecil dan konstan. - Probabilitas dua kedatangan atau lebih selama interval waktu tersebut angkanya sangat kecil sehingga mendekati nol. - Jumlah kedatangan pada interval waktu tersebut tidak tergantung pada kedatangan di interval waktu sebelum dan sesudahnya. Berikut ini merupakan probability mass function dari distribusi Poisson: x λ λ P( x) = e x! Pola distribusi kontinyu yang biasa digunakan antara lain: 1. Distribusi Normal Distribusi normal merupakan distribusi yang paling dikenal dalam teori probabilitas karena kemampuannya untuk mendeskripsikan fenomena kejadian acak. Kurva normal berbentuk lonceng dengan nilai rata-ratanya berada pada titik tengah kurva yang berarti jumlahnya paling banyak. Berikut ini merupakan probability density function dari distribusi normal: P ( x) = σ 1 (2 π ) 1/ 2 ( x μ) exp 2 2σ 2

24 2. Distribusi Exponential Distribusi eksponensial biasanya berguna untuk mendeskripsikan waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dalam teori antrian. Distribusi eksponensial memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Waktu antar kejadian bersifat acak. b. Waktu antar kejadian berikutnya independen terhadap waktu antar kejadian sebelumnya. c. Waktu pelayanan dalam antrian tergantung dari unit yang dilayani. Berikut ini merupakan probability density function dari distribusi Exponential: x P( x) = λe λ 3. Distribusi Gamma Distribusi Gamma hanya digunakan jika jumlah jumlah kejadian yang berhasil berupa integer. Jika jumlah kejadian berhasil bukan integer, maka variabel acak Gamma tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan jumlah variabel acak eksponensial yang identik. Distribusi Gamma biasanya memiliki kurva berbentuk kurva normal yang menjulur positif. Berikut ini merupakan probability density function dari distribusi Gamma: n λ n 1 λx P( x) = x Γ( n) e

25 4. Distribusi Weibull Distribusi Weibull merupakan salah satu distribusi data kontinyu yang paling berguna untuk memodelkan kegagalan (failure) dari sebuah produk. Berikut ini merupakan probability density function dari distribusi Weibull: β P( x) = x β α β 1 x exp α β 2.6 Notasi Kendall Terdapat banyak variasi yang mungkin dari model antrian. Ciri-ciri masingmasing model akan diringkas dalam notasi kendall yang diperluas. Notasi tersebut dituliskan sebagai berikut : [ a/ b/ c/ d/ e/ f ] Notasi baku yang dijabarkan diatas pada awalnya dirancang oleh D.G. Kendall (1953) dalam bentuk [ a/ b/ c ] dan dikenal sebagai notasi Kendall. Selanjutnya, A. M. Lee (1966) menambahkan symbol d dan e ke dalam notasi Kendall tersebut. (Hamdy. H. Taha (1997) Dalam buku ini, merasakan manfaat dengan menambahkan notasi Kendall-Lee dengan symbol f, yang mewakili kapasitas sumber pemanggilan. Keterangan : a : Distribusi kedatangan b : Distribusi keberangkatan atau waktu pelayanan

26 c : Jumlah pelayanan parallel (c = 1, 2,., ) d : Disiplin antri, seperti FCFS, LCFS, prioritas, dan random e : Jumlah maksimum pengantri dalam sisitem (antri dan dilayani) f : Ukuran sumber pemanggilan. Notasi baku tersebut mengganti symbol a dan b untuk kedatangan dan keberangkatan dengan kode berikut ini. M = Distribusi kedatangan atau keberangkatan Poisson (atau Markov atau distribusi antar kedatangan atau waktu pelayanan eksponensial yang setara). D = Waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan yang konstan atau deterministik. Ek = Distrubusi Erlangian atau gamma dari distribusi antar kedatangan atau waktu pelayanan dengan parameter k. GI = Distribusi independen umum dari kedatangan (atau waktu antarkedatangan) G = Distribusi umum dari keberangkatann (atau waktu pelayanan). 2.7 Rumus dan Notasi Antrian 2.7.1 Model Antrian Satu Saluran Satu Tahap [M/ M/ 1] : [GD/N/ ] Pada model ini memiliki satu perbedaan dari model [M/M/1]: [GD/ / ] adalah bahwa jumlah pelanggan maksud yang diijinkan dalam sistem adalah N ( panjang antrian maksimum = N- 1 ). Ini berarti bahwa setelah terdapat N pelanggan

27 dalam sistem, mereka yang baru tiba akan membatalkan niatnya atau tidak diijinkan bergabung dengan antrian. Rumus untuk Pn dapat diringkas sebagai berikut : P n 1 ρ = ρ n, dimana λ/µ tidak perlu kurang dari 1, seperti 1 ρ N + 1 dalam kasus [ M/M/1]: [ GD/ / ] dan n=0,1,2,...,n Secara intuitif, kita memahami hasil ini, karena jumlah pelanggan yang diijinkan dikendalikan oleh panjang antrian ( = N-1 ) bukan berdasarkan laju kedatangan dan keberangkatan relatif, λ dan µ. Dengan menggunakan rumus Pn diatas kita dapat menghitung operasi yang lain, seperti : Jumlah kedatangan sepatu yang diperkirakan dalam sistem L s 1 ( 1) + 1 ρ N + ρ N + Nρ N = ( 1 ρ )( 1 ρ N + 1 ) Laju kedatangan efektif ( ) λ eff = λ 1 p N Jumlah kedatangan sepatu yang diperkirakan dalam antrian Lq = L s λ eff μ Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian L q W q = λ eff Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem

28 W s = W q + 1 μ 2.7.2 Model Antrian Banyak Saluran Satu Tahap [M/ M/ C][GD/N/ ] Jika traffic intensity (R = 1/µ) mendekati satu, rata-rata waktu antri menjadi makin lama dan pengantri dapat menjadi frustasi. Dalam menghadapi ini kasus ini, dapat diatasi dengan menambah saluran pelayanan. Ada beberapa cara menambah saluran seperti : Sumber gambar : Tjutju Tarliah Gambar 2.7. Model antrian (menambah saluran)

29 Gambar 2.8. Model antrian (menambah saluran) Sumber gambar : Tjutju Tarliah Situasi antrian ini berbeda dari (M/M/c) : (GD/N/ ) dalam hal kapasitas sistem dibatasi sampai N (yaitu, ukuran antrian maksimum = N c). Pada hal umum dengan Pn dan mencatat bahwa ρ = λ/µ, kita memperoleh 0! P c c P c n n N = ρ, dimana c n N Dimana, 1 1 0 1 0 1! 1! = + + = c n c N c n c c c n P ρ ρ ρ ρ,ρ/c 1 Dengan catatan bahwa perbedaan satu-satunya antara Pn dalam model ini dengan (M/M/c) : (GD/ / ) terjadi dalam ekspresi untuk Po. Catat juga bahwa faktor pemanfaatan ρ/c tidak perlu kurang dari 1.

30 Selanjutnya menghitung Lq sebagai L q = p ρ c+ 1 ρ 1 ( N c) 1,ρ/c 1 0 2 ( c 1 )(! c ρ ) c c c ρ N c ρ N c Dan Ls sebagai Keterangan : λ eff L s = L q +, dimana λeff didapat dari rumus : μ λ eff = λ( 1 PN ) λ λeff : Tingkat kedatangan rata-rata. : Laju kedatangan efektif. µ : Tingkat pelayanan rata-rata. Po Pn Lq Ls Wq W : Peluang tidak adanya pelanggan dalam sistem. : Peluang adanya n pelanggan dalam sistem : Rata-rata banyaknya pelanggan yang sedang antri : Rata-rata banyaknya pelanggan dalam sistem. : Rata-rata waktu antri. : Rata-rata waktu menunggu dalam sistem. Keterangan : λ λeff : Tingkat kedatangan rata-rata. : Laju kedatangan efektif. µ : Tingkat pelayanan rata-rata.

31 Po Pn Lq Ls Wq W : Peluang tidak adanya pelanggan dalam sistem. : Peluang adanya n pelanggan dalam sistem : Rata-rata banyaknya pelanggan yang sedang antri : Rata-rata banyaknya pelanggan dalam sistem. : Rata-rata waktu antri. : Rata-rata waktu menunggu dalam sistem. ( Hamdy A Taha,Riset Operasi,Jakarta,2003) 2.8 Identifikasi Distribusi Satu cara yang cepat untuk memeriksa apakah satu himpunan data mentah tertentu sesuai dengan distribusi teoritis tertentu adalah membandingkan secara grafik distribusi empiris kumulatif dengan fungsi kepadatan kumulatif yang bersesuain dari distribusi teoritis yang bersangkutan. Jika kedua fungsi tersebut tidak meperlihatkan deviasi yang berlebihan, terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa distribusi teoritis itu sesuai dengan data mentah tersebut. Uji Kolmogrov- Smirnov (K- S). Gagasan untuk membandingkan distribusi empiris dan distribusi teoritis. Uji ini, hanya dapat diterapkan untuk variable acak kontinyu, memanfaatkan sebuah statistik untuk menerima atau menolak distribusi yang dihipotesiskan dengan tingkat signifikansi tertentu.

32 Uji Chi- Kuadrat Uji berlaku baik untukn variabel acak diskrit maupun kontinyu. uji ini didasari oleh perbandingan fungsi kepadatan probabilitas, daripada fungsi kepadatan kumulatif seperti dalam uji K-S. 2.9 Perhitungan Biaya Definisi umum dari biaya memilki arti sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai sasaran tertentu. Saat ini, biaya telah diukur dalam cara akuntansi konvensional, sebagai jumlah moneter ( misalnya, rupiah atau dollar ) yang harus dibayarkan untuk mendapatkan barang dan jasa. ( Charles T.Horngren, Akuntansi Biaya, Jakarta, 1994 ) Cost setiap menit menunggu mengakibatkan loss sales, maka : Waiting cost = Wq Cost Total Produksi Per Hari Dimana : Total Produksi /hari = x 60 menit 8 jam x = waktu rata rata untuk menyelesaikan 1 unit produk per menit, dimana dihitung dari awal proses pertama hingga produk selesai. Total cost = Waiting Cost + Operator Cost ( A. Taha,Hamdy,Riset Operasi 2, Jakarta, 1996)

33 Cost Of Good Sold adalah suatu harga produk dari produksi sebelum ditambahkan margin profit ( Anonim, 2007, cost of goods sold, (ON- LINE),D\My Documents\cost_of-goods_sold.htm, 10 juli 2007) Cost work in progress adalah harga suatu produk sebelum sampai pada tahap akhir produksi. (Sucipto, 2003, akuntansi, (ON-LINE), http://library.usu.ac.id/fe/akuntansi-sucipto2.pdf, 8 juli 2007)