BAB IV MERENCANAKAN DAN MENGATUR. Bagaimana aku dapat merencanakan dan mengatur pembelajaran berbasis inquiry, terfokus pada discovery?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat

Pencarian Bilangan Pecahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Pembelajaran yang Ramah M.SUGIARMIN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah. a. Masalah, Pedagogi, dan Permbelajaran Berbasis Masalah. 2) Masalah dan Pedagogi

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Konstruktivisme

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SIKLUS BELAJAR. Melibat kan. Eksplor asi. Evaluasi. Penjela san. Perluas an. Pembelajaran. Siklus Belajar. Afid Burhanuddin, M.Pd.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus Belajar 5/12/2015. Siklus Belajar. Afid Burhanuddin. Mahasiswa dapat memahami siklus belajar. Indikator

MASSA JENIS (DENSITY)

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra-Siklus

RENPEL TEKANAN PADA BENDA PADAT, CAIR DAN GAS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : ALOKASI WAKTU : 6 JAM PELAJARAN

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Simple & Powered Machines Category Ball in Box

LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES BERKARYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sesuai dengan kurikulum yang telah dirumuskan. Guru dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XI IPS/ 1 Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Kurikulum Circuit. Minggu 4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa seperti representasi gambar, grafik, tabel, dan teks melalui pendekatan

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

BELAJAR ALKITAB DAN DOA (Ada Surat untuk Anda), 13 Oktober 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

Rubrik untuk Menilai Soft Skills

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran : 1 65

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

Cara uji bliding dari beton segar

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

Bab 3 Mengapa Lesson Study?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

Archimedes (Massa Jenis dan Gaya Angkat)

BAB III METODE PENELITIAN. Rejosari menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang ada untuk pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sumber Energi Panas Mata Pelajaran IPA Kelas II-B MI Darun Najah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. menuntun siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN TEKNIK THIK- TALK-WRITE (TTW) Oleh: Usep Kuswari. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Metode Pembelajaran Delikan, Kemampuan Komunikasi, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

BAB II METODE PERANCANGAN

Standar Kompetensi : 5.Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi, serta fungsinya.

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS

I. PENDAHULUAN Permasalahan dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha

Transkripsi:

BAB IV MERENCANAKAN DAN MENGATUR Bagaimana aku dapat merencanakan dan mengatur pembelajaran berbasis inquiry, terfokus pada discovery? A. Menentukan susunan kurikulum Sebenarnya, tidak terdapat jawaban yang pasti tentang susunan kurikulum. Namun, empat petunjuk di bawah bisa membantu anda mempertimbangkan bagaimana anda akan menempatkan materi-materi sains yang akan diajarkan. a. Pembelajaran dioptimalkan saat isi pembelajaran sesuai dan memiliki makna bagi anak-anak. Keputusan apapun yang dibuat harus memunculkan keterlibatan dan minat dalam pembelajaran. b. Aturlah pengalaman pembelajaran dari anak-anak ke arah luar. Yaitu, pilihlah pengalaman yang berhubungan langsung dengan anak baru kemudian hubungkan dengan materi sains. Sebagai contoh dalam mengajarkan listrik, mintalah anak-anak memikirkan bagaimana mereka menggunakan listrik sebelum mereka mempelajari sumbernya. c. Saat menjelaskan suatu konsep pada anak yang dapat dijelaskan secara kongkrit atau abstrak, gunakan pendekatan kongkrit terlebih dahulu. d. Susunan topik harus terhubung secara logis. Ada banyak hubungan yang mungkin di antara topik-topik tersebut. Sebagai contoh, pada saat mengajarkan sebuah unit tentang siklus air, seseorang mungkin memilih memulai dengan prinsip penguapan dan kondensasi. Siklus air dapat diperkenalkan terlebih dulu dan dijelaskan dengan lebih mendalam dalam pelajaran, selanjutnya menjelaskan tentang penguapan dan kondensasi. Dalam memilih susunan materi, hubungan antar topik harus masuk akal dan dapat dapat dimengerti. B. Rencana Pembelajaran

1. Mengembangakan rencana pembelajaran yang baik dengan menggunakan enam elemen Garis besar rencana pembelajaran yang dibahas disini yaitu elemen-elemen utama yang perlu dipertimbangkan dalam rencana pembelajaran guru. Rencana pembelajaran yang baik menghasilkan pengalaman belajar yang fokus dan dinamis dimana anak-anak terlibat dan ikut berpikir. Rencana pembelajaran yang dipikirkan secara matang ditunjang dengan fasilitas ruang kelas yang baik, bisa memaksimalkan waktu belajar siswa dan meminimalkan masalah-masalah kedisiplinan. Elemen 1: Identifikasi apa yang akan guru ajarkan Langkah pertama yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran adalah merumuskan materi yang akan diajarkan. Guru harus benar-benar jelas mengenai hal yang akan diajarkan. Jika pada awalnya guru tidak jelas mengenai hal yang akan dipelajari oleh anak-anak, maka pelajaran tersebut akan menjadi lebih sulit untuk direncanakan. Elemen 2: Pengetahuan awal : Mendeskripsikan miskonsepsi mengenai topik tersebut Tidak ada anak yang putih bersih pikirannya. Mereka mempunyai gagasan-gagasan awal mengenai dunia berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya. Terkadang ide-ide mereka akurat, namun yang lebih sering ide mereka tidak lengkap atau tercampuri miskonsepsi (naive conceptions). Oleh karena itu, guru harus mengetahui tingkat kemampuan anak dalam memahami suatu pengetahuan tertentu dan memahami miskonsepsi yang sering terjadi. Hal ini akan lebih mudah dilakukan oleh guru karena pengalaman guru yang lebih lama berinteraksi dengan siswa di kelas. Elemen 3: Tujuan-tujuan unjuk kerja (performance objectives) Tujuan-tujuan unjuk kerja merupakan pernyataan yang jelas tentang tingkah laku-tingkah laku yang akan ditunjukkan anak-anak untuk menunjukkan hasil pembelajaran mereka. Satu-satunya cara untuk menilai pembelajaran yaitu melalui tingkah laku dan penampilan mereka. Tujuan-tujuan penampilan terdiri dari tiga komponen: kondisi yang menunjukkan siswa melakukan aktivitas pembelajaran, unjuk kerja yang teramati dan menunjukkan hasil aktivitas pembelajaran siswa, dan kriteria untuk menilai tingkat unjuk kerja. Performance objectives yang

jelas akan membuat lebih mudah dalam memberikan penilaian tentang pemahaman pada anakanak diakhir pelajaran menggunakan asesmen unjuk kerja. Elemen 4: Pengembangan Konsep Gunakan siklus belajar 5E. Elemen 5: Evaluasi (penilaian) Lihat fase evaluasi dalam siklus belajar 5E. Elemen 6: Akomodasi. Akomodasi didesain untuk memberi anak-anak lingkungan yang tidak membatasi pengalaman belajar mereka. Sebagai contoh, guru menambah penjelasan mereka dengan menggunakan diagram dan ilustrasi. Gambar yang besar dan mendudukkan anak di barisan depan sangat bermanfaat untuk anak yang memiliki mata minus (rabun jauh). 2. Contoh Rencana Pelajaran a. Isi yang diajarkan Anak-anak akan belajar bahwa bentuk benda mempengaruhi benda tersebut, yaitu akan tenggelam atau terapung. Makin luas benda yang tercelup dalam air, maka akan lebih cenderung terapung karena benda berdiam di atas permukaan air yang lebih luas sehingga gaya apung yang diberikan makin besar. b. Pengetahuan awal anak-anak dan miskonsepsi Anak-anak telah belajar pada pelajaran sebelumnya bahwa bahan-bahan tertentu mengapung atau tenggelam. Miskonsepsi yang umum terjadi bahwa agar benda mengapung, maka benda harus terbuat dari bahan yang tidak akan tenggelam ketika diletakkan diatas air (miskonsepsi: mengapung atau tidak ditentukan hanya oleh bahan penyusun benda). c. Tujuan unjuk kerja (performance objective) Diberikan dua tanah liat dengan jumlah yang sama (kondisi), anak-anak akan membentuk tanah liat ke dalam bentu-bentuk yang akan membuatnya mengapung atau tenggelam dan menjelaskan dengan tulisan (performance) bahwa makin luas benda yang tercelup dalam air,

maka akan lebih cenderung terapung karena benda berdiam di atas permukaan air yang lebih luas sehingga gaya apung yang diberikan makin besar (kriteria). d. Pengembangan konsep ENGAGEMENT Bahan: 3 bola tanah liat, wadah galon air Keamanan: lantai bisa menjadi basah dan licin. Letakkan sebuah wadah untuk menampung luapan di bawah wadah air. Sediakan handuk atau koran untuk menyerap tumpahan. Minta kepada anak-anak untuk memprediksi apakah tanah liat tersebut akan tenggelam atau terapung ketika anda memasukkannya ke dalam air. Guru akan mendapatkan jawaban yang beragam. Catat kedua pendapat anak-anak di papan tulis. Ketika tanah liat tenggelam maka itu akan menjadi suatu keadaan ganjil, bagi anak-anak yang mengira benda itu akan mengapung. Bahkan bagi anak-anak yang menganggap itu akan tenggelam, paling tidak mereka menjadi bertanya-tanya. Sekarang, tanyakan anak-anak tersebut dengan pertanyaan, Bagaimana cara anak-anak akan membuat tanah liat tersebut mengapung?. Ini akan menjadi pertanyaan dasar seorang anda. EKSPLORASI Bahan-bahan untuk masing-masing kelompok yang terdiri dari 3 orang: 3 bola tanah liat yang berukuran sama, wadah galon, cangkir merah dan hijau yang direkatkan (Ini akan digunakan untuk mengindikasikan bahwa kelompok tersebut telah selesai, cangkir merah diatas, atau jika kelompok tersebut ingin mengajukan pertanyaan, cangkir hijau diletakkan diatas). Prosedur: Masing-masing anak harus mempunyai buku catatan Bagian I: Minta masing-masing anak untuk mencatat dalam buku mereka mengenai hal yang harus mereka lakukan terhadap tanah liat untuk membuatnya mengapung. Bagian II: Atur anak-anak dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang. Instruksikan anakanak untuk mendiskusikan antaranggota kelompok mereka mengenai bagaimana mereka akan membuat tanah liat tersebut terapung. Minta anak-anak untuk mencatat pertanyaan dalam buku mereka. Ketika mereka telah selesai, minta mereka untuk mengganti cangkir

merah atau hijau sehingga cangkir yang merah ada diatas, menandakan bahwa kelompok tersebut telah selesai dan siap untuk melanjutkan bagian III. Guru akan memberikan instruksi-instruksi bagian III untuk masing-masing kelompok. Bagian III: Minta anak-anak untuk menggunakan tanah liat dan tempat air untuk menguji ide mereka. Biarkan masing-masing siswa bergantian melakukan percobaan. Instruksikan pada anak-anak untuk menggambar desain mereka dan menjelaskan dengan tulisan alasan tanah liat tersebut terapung atau tidak terapung. Semua cara ditulis dalam buku mereka. PENJELASAN Tanyakan kepada anak-anak, Apakah ada yang berhasil membuat tanah liatnya mengapung? Respon-respon proses: Sediakan dua tempat di atas meja di depan ruang kelas, beri label terapung dan tenggelam. Minta anak-anak untuk membewa model tanah liat yang mereka buat ke meja dan kelompokkan mereka termasuk tenggelam atau terapung. Jika mereka semua terapung, siapkan beberapa bentuk yang akan tenggelam dan letakkan di samping bola tanah liat dalam kelompok tenggelam. Refleksi Individu: Minta masing-masing anak untuk menciptakan gambar model benda yang mengapung dan benda yang tenggelam, pastikan bahwa mereka memasukkan hasil pengamatan yang menunjukkan interaksi yang terjadi antara tanah liat tersebut dengan air. Kemudian minta mereka untuk menuliskan penjelasannya di buku mereka yaitu menggambarkan alasan yang mereka miliki mengenai mengapa banda-benda yang terapung bisa mengapung dan benda-benda yang tenggelem bisa tenggelam. Berpasangan dan diskusi: Minta anak-anak untuk membagi ide mereka dengan teman yang lain (berpasangan). Kemudian arahkan pada sebuah diskusi mengenai ide anak-anak di kelas. Pertanyaanpertanyan untuk mendorong diskusi dapat berupa: 1) Apa kesamaan benda-benda yang bisa terapung? 2) Apa yang membedakan benda-benda yang terapung dengan bola tanah liat yang tenggelam?

3) Menurutmu mengapa perbedaan bentuk bisa membuat perbedaan? 4) Saran apa yang kalian berikan kepada seseorang yang ingin membuat kapal yang terbuat dari baja? Ringkasan Tunjukkan dan kuatkan konsep bahwa makin luas benda yang tercelup dalam air, maka akan lebih cenderung terapung karena benda berdiam di atas permukaan air yang lebih luas sehingga gaya apung yang diberikan makin besar. ELABORASI Minta anak-anak untuk menjelaskan bagaimana kapal yang terbuat dari baja bisa mengapung? EVALUASI Instruksi: 1. Kamu akan diberi dua buah bata dari tanah liat yang berukuran sama. 2. Bentuk salah satu bata sesuai dengan kreasimu, yang akan mengakibatkan benda tersebut tenggelam. 2. Bentuk bola tanah liat yang satu ke dalam bentuk yang sesuai dengan kreasimu, yang mengakibatkan benda tersebut terapung. 3. Buatlah gambar masing-masing desain dalam kotak kosong di bawah. 4. Tulis penjelasan yang menggambarkan alasan desain yang dibuat tenggelam atau terapung. Bentuk tanah liat yang akan tenggelam Bentuk tanah liat yang akan terapung

AKOMODASI: Siswa berbakat dapat ditantang untuk mengeksplorasi konsep berat jenis. Berikan mereka besi segi empat yang tipis dengan ukuran 2 cm 2 cm dan dengan ketebalan 1 cm. Perlu diingat bahwa dimensi akan membuatnya relatif lebih mudah untuk menentukan volumenya (panjang x lebar x tebal atau tinggi). Agar besi segi empat tenggelam di air, berikan mereka ukuran yang sama dangan bahan yang mempunyai berat jenis yang lebih rendah dan akan mengapung, seperti styrofoam. Tanya anak-anak mengapa dengan volume dan luas yang sama styrofoam bisa mengapung dan besi tenggelam. Biarkan anak-anak mencoba untuk menjelaskan sifat-sifatnya. Arahkan mereka untuk menentukan volume dan masa masing-masing benda, dan mengenali masa per volume unit berbeda. Kemudian minta anak-anak membandingkan itu dengan air yang mempunyai masa yang sama per unit volume. Identifikasi perbandingan ini sebagai berat jenis. Sediakan diagram bahan-bahan dan berat jenis relatif mereka terhadap berat jenis air dan minta anak-anak untuk menentukan bahan bahan mana saja yang akan mengapung di air. e. Pengaturan dan organisasi ruang kelas 1) Pembagian Materi Untuk membagikan materi secara efektif, anda harus menggunakan teknik yang sesuai dengan seting kelas anda. Sebagai contoh, dua atau tiga anak dapat diminta untuk membagikan materi kepada semua kelompok. Teknik yang lain adalah dengan cara menyuruh salah satu anak dari setiap kelompok untuk maju ke depan dan mengambil materi yang dibutuhkan untuk kemudian dibagikan pada kelompoknya masing-masing. Hindari semua anak maju ke depan untuk mendapatkan bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan. 2) Menyediakan Ruang Kerja Anda harus menyediakan ruang kerja yang luas dan nyaman agar anak bisa berinteraksi dan beraktivitas dengan baik. 3) Memberikan Arahan yang Jelas Jika kegiatan ilmu pengetahuan alam yang akan dilakukan oleh anak-anak memerlukan prosedur atau material yang belum dimengerti anak, maka guru harus memberikan gambaran prosedur yang akan dilakukan. Kecuali, jika tujuan dari kegiatan tersebut adalah menemukan

cara bagaimana cara menggunakan alat atau materi tersebut. Dengan beberapa menit untuk menjelaskan bagaimana cara menggunakan material dan peralatan dengan tepat, guru akan membuat proses penemuan menjadi lebih menyenangkan.