tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi Jurnal

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTANSI BEBAN DAN AKUNTANSI BELANJA

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

AKUNTANSI TRANSFER (Aplikasi pada SAPD PPKD)

Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar. tedi last 02/17

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 02 AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA. potensi jasa dalam periode pelaporan yang. pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG

RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Struktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

SISTEM AKUNTANSI PPKD

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

AKUNTANSI KEWAJIBAN (Aplikasi pada SAPD SKPD Dan PPKD)

SISTEM AKUNTANSIPPKD

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA DAN TRANSFER

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI KEWAJIBAN

RALAT MODUL Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca

BAB V AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BAB XIII SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

B U P A T I K U N I N G A N

AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH YANG TIDAK MELALUI RKUD

BAB IV SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN

SISTEM AKUNTANSI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

SISTEM AKUNTANSI PPKD

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 12 AKUNTANSI ASET LAINNYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 04 AKUNTANSI PEMBIAYAAN

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

2) Dokumen yang Digunakan. Dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

PROSEDUR AKUNTANSI PEMDA

MODUL AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH YANG TIDAK MELALUI REKENING KAS UMUM DAERAH (RKUD)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

AKUNTANSI PERSEDIAAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 06 AKUNTANSI PIUTANG. A. UMUM 1. Definisi Piutang merupakan salah satu aset yang cukup penting bagi Pemerintah Provinsi

BERITA DAERAH KOTA BIMA WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BIMA

BAB 7 AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PATI, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2O16 TENTANG

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 03 AKUNTANSI TRANSFER

BAB XII SISTEM AKUNTANSI ASET LAINNYA

BAB XI AKUNTANSI DANA CADANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SERANG

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GAMBARAN UMUM MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 11 AKUNTANSI DANA CADANGAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN

PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2015

BUPATI JAYAPURA PROVINSI PAPUA

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI TRANSFER KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

Akuntansi Satuan Kerja

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI TRANSFER KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PENDAPATAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN

I. PENDAHULUAN.

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BAB VI SISTEM AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL. Dasar Hukum LATAR BELAKANG 08/08/2014 DAFTAR ISI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TUJUAN RUANG LINGKUP JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BAB XIV AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN

KONSEP DAN SIKLUS AKUNTANSI

RK PPKD (belanja)/ Bila Bendahara pengeluaran memotong/memungut pajak: Bila Bendahara pengeluaran menyetor pajak yg dipungut di atas ke Kas Negara:

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

Transkripsi:

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi Jurnal

KEBIJAKAN AKUNTANSI Perbedaan Belanja dan Beban

Lanjutan : Klasifikasi Beban/Belanja Dan Kewenangan Pencatatannya :

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA Belanja : semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/ Bendahara Umum Daerah yang mengurangi SAL dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja pada LRA diklasifikasi menurut : 1. Klasifikasi ekonomi (misal : Klasifikasi ekonomi pada pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja tak terduga). 2. Klasifikasi organisasi (misal : belanja sekretariat DPRD, belanja sekretariat daerah, belanja dinas).

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA Pengakuan Belanja : 1. Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD. 2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD. 3. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA Pengukuran dan penilaian Belanja : 1.Belanja diukur berdasarkan jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum Daerah dan atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto. 2.Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada LRA berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung.

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA Penyajian Belanja pada LRA

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BELANJA Pengungkapan Belanja dalam CaLK meliputi informasi : 1. Rincian belanja per SKPD. 2. Penjelasan atas unsur-unsur belanja yang disajikan dalam laporan keuangan lembar muka. 3. Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya target realisasi belanja daerah. 4. Informasi lainnya yang dianggap perlu.

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN BEBAN Beban : penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran, atau konsumsi aset, atau timbulnya kewajiban. Beban pada LO diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis beban), misalnya : beban operasi- LO (beban pegawai, beban barang dan jasa, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban penyusutan dan amortisasi, beban bantuan sosial, beban penyisihan piutang, dll).

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN Beban diakui pada saat : 1. Timbulnya kewajiban, yaitu saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah (misal : tagihan rekening telepon dan rekening listrik). 2. Terjadinya konsumsi aset, yaitu saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah (misal : pengadaan barang/jasa). 3. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, yaitu saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu (misal : penyusutan atau amortisasi).

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN Beban diakui berdasarkan : 1. Metode pendekatan Beban, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau konsumsi segera mungkin. 2. Metode pendekatan Aset, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga. Pengukuran Dan Penilaian Beban : 1. Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan. 2. Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item).

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN Penyajian Beban pada LO :

lanjutan : KEBIJAKAN AKUNTANSI - BEBAN Pengungkapan beban pada CaLK meliputi informasi : 1. Rincian beban per SKPD. 2. Penjelasan unsur-unsur beban yang disajikan dalam laporan keuangan lembar muka. 3. Informasi lainnya yang dianggap perlu.

PEMBUKUAN BEBAN DAN BELANJA PADA SAPD PPKD Dalam hal penatausahaan belanja dan beban, PPKD memiliki kewenangan untuk menatausahakan : 1. Beban dan Belanja Operasi-LO, yaitu : (1) Beban dan Belanja Bunga (dari pinjaman/obligasi) ; (2) Beban dan Belanja Subsidi ; (3) Beban dan Belanja Hibah (dalam bentuk uang), dan ; (4) Beban dan Belanja Bantuan Sosial (dalam bentuk uang). 2. Beban dan Belanja Transfer 3. Defisit Non Operasional 4. Beban Luar Biasa dan Belanja Tidak Terduga

lanjutan : PEMBUKUAN Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain : Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan Bendahara Pengeluaran PPKD. PPK-PPKD melaksanakan Fungsi Akuntansi PPKD dengan tugas sebagai berikut: 1. Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti-bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca; 2. Melakukan posting kedalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek); 3. Menyusun Laporan Keuangan (LRA, LO, LP-SAL, LAK, LPE, Neraca dan CaLK. Bendahara Pengeluaran PPKD, yang bertugas : 1. Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja kedalam buku kas umum PPKD; 2. Membuat SPJ atas beban dan belanja.

lanjutan : PEMBUKUAN Dokumen yang diperlukan sbg dasar pencatatan pada SAPD PPKD : :

lanjutan : PEMBUKUAN Jurnal Standar. Pencatatan dalam bentuk jurnal, dilakukan dengan memperhatikan kebijakan akuntansi sesuai dengan transaksinya, yaitu : 1. Beban (Basis Akuntansi Akrual), diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk membayar sejumlah dana, dengan cara mengakui utang. 2. Belanja (Basis Akuntansi Kas), diakui pada saat terjadi pengeluaran dana dari kas daerah.

lanjutan : PEMBUKUAN Pencatatan beban dan belanja dilakukan sbb :

ILUSTRASI (Aplikasi pada SAPD PPKD) Contoh 1 : Beban/Belanja Bunga. Tgl 20 Juni 2015 PPKD Kota Gn Roay menerbitkan Bukti Memorial terkait pengakuan beban bunga kredit Smt I Rp 5.000.000,oo berdasarkan Perjanjian Kredit dengan Bank Japar No 007. Tgl 30 Juni 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS untuk belanja bunga utang, dan melakukan pembayaran kepada Bank Japar. Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :

lanjutan : ILUSTRASI Contoh 2 : Beban/Belanja Subsidi. Tgl 20 September 2015 Pemerintah Kota Gn Roay menerbitkan SK Walikota mengenai Pemberian Subsidi kepada Lembaga Q sebesar Rp 50.000.000,oo. Tgl 15 Oktober 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS dan melakukan pembayaran pemberian subsidi kepada Lembaga Q. Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :

lanjutan : ILUSTRASI Contoh 3 : Beban/Belanja Hibah. Tgl 15 September 2015 Pemerintah Kota Gn Roay menerbitkan SK penerima hibah daerah dan telah menandatangani NPHD kepada kelompok masyarakat dalam bentuk uang sebesar Rp75.000.000,oo. Tgl 05 Oktober 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS dan melakukan pembayaran sebesar Rp75.000.000,oo kepada penerima hibah. Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :

lanjutan : ILUSTRASI Contoh 4 : Beban/Belanja Transfer. Tgl 10 Januari 2015 Pemerintah Kota Gn Roay menerbitkan SK Walikota tttg Transfer Bantuan Keuangan ke Desa Rp 100.000.000,oo Tgl 25 Maret 2015 PPKD menerbitkan SP2D-LS sebesar Rp 100.000.000,oo dan dibayarkan kepada penerima bantuan keuangan. Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :

PEMBUKUAN BEBAN DAN BELANJA PADA SAPD SKPD Dalam hal penatausahaan belanja dan beban, SKPD memiliki kewenangan untuk menatausahakan : 1. Belanja/Beban Operasi, yaitu : (1) Beban/belanja Pegawai ; (2) Beban/belanja Barang dan Jasa ; (3) Beban/belanja Hibah (dalam bentuk barang/jasa) ; (4) Beban/belanja Bantuan Sosial (dalam bentuk barang/jasa) ; (5) Beban Penyusutan dan Amortisasi ; (6) Beban Penyisihan Piutang, dan ; (7) Beban/Belanja Lain-lain. 2. Belanja Modal

lanjutan pembukuan skpd : Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja : 1. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) yang memiliki tugas : a) Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal. b) Melakukan posting kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek). c) Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari LRA, LO, Neraca, LPE, dan CaLK. 2. Bendahara Pengeluaran SKPD yang memiliki tugas : a) Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja kedalam buku kas umum SKPD. b) Membuat SPJ atas beban dan belanja.

Lanjutan pembukuan skpd : Dokumen yang diperlukan sbg dasar pencatatan pada SAPD SKPD :

Lanjutan pembukuan skpd : JURNAL STANDAR Pencatatan dalam bentuk jurnal, dilakukan dengan memperhatikan kebijakan akuntansi sesuai dengan transaksinya, yaitu : 1. Beban (Basis Akuntansi Akrual), diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk membayar sejumlah dana, dengan cara mengakui utang. 2. Belanja (Basis Akuntansi Kas), diakui pada saat terjadi pengeluaran dana dari kas di Bendahara Pengeluaran.

Lanjutan pembukuan skpd : Berdasarkan sifat dan prosedur pengakuan beban dan belanja pada SAPD SKPD, pencatatan pada buku jurnal dilakukan sbb : 1) Beban/Belanja Pegawai :

Lanjutan pembukuan skpd : 2) Beban/Belanja Barang dan Jasa :

Lanjutan pembukuan skpd : 3) Beban/Belanja Hibah dan Bantuan Sosial (dlm bentuk barang) :

Lanjutan pembukuan skpd : 4) Beban Penyusutan Dan Amortisasi : 5) Beban Penyisihan Piutang :

ILUSTRASI (Aplikasi Pada SAPD SKPD) Contoh 1 : Tgl 01 Januari 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD Nyantong melakukan pembayaran atas Beban dan Belanja pegawai melalui mekanisme LS (dengan dokumen SP2D-LS) sebesar Rp50.000.000,oo langsung ditransfer ke rekening masing masing PNS. Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :

Lanjutan ilustrasi : Contoh 2 : Tgl 25 Nopember 2015 SKPD A membeli ATK Rp 10.000.000,oo dengan bukti BAST dari rekanan. Bendahara Pengeluaran belum melakukan Pembayaran. Tgl 20 Desember 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD A melakukan pembayaran dengan mekanisme SP2D LS. Tgl 31 Desember dilakukan stock opname dan diterbitkan bukti memorial yang menyatakan nilai persediaan yang masih ada Rp 1.500.000,oo Fungsi Akuntansi SKPD mencatat (berdasarkan Pendekatan Beban) :

Lanjutan ilustrasi : Contoh 3 : Tgl 22 Agustus 2015 SKPD A membeli barang yang akan dihibahkan kpd pihak ketiga sebesar Rp 40.000.000,oo. BAST dari rekanan telah diterima tetapi bendahara pengeluaran belum melakukan pembayaran. Barang tersebut langsung diserahkan ke penerima hibah bansos berdasarkan NPHD yg ditandatangani pejabat berwenang. Tgl 24 September 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD Nyantong melakukan pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme LS. Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :

Lanjutan ilustrasi : Contoh 4 : Tgl 31 Desember 2015, SKPD A membuat bukti memorial penyusutan aset tetap kendaraan dinas R4 dengan beban penyusutan per tahun Rp 10.000.000,oo. Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :

Lanjutan ilustrasi : Contoh 5 : Berdasarkan analisis umur piutang atas saldo piutang pajak Rp 375.000.000,oo, SKPD Nyantong menerbitkan bukti memorial penyisihan piutang tak tertagih dengan perhitungan sbb : Fungsi Akuntansi SKPD mencatat :

tedi.doc Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Th 2013