Himatusujanah * Faizah Betty Rahayuningsih **

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PELAKSANAAN PROTAB PERAWATAN LUKA DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RUMAH SAKIT

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. Sulastri, S.Kep., M.Kes.

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Nosokomial, yang saat ini disebut sebagai. dengan jumlah pasien dari jumlah pasien berisiko 160.

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui insisi pada dinding perut dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA OPERASI SECTIO CAESAREA DI SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

Kata Kunci : Sectio Caesarea, Infeksi, Protap Perawatan Luka.

Oleh : Rahayu Setyowati

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

PERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

GAMBARAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG RA, RB, ICU,CVCU, RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN LUKA DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi V). Jakarta: Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI SEKSIO CESAREA

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diindonesia merupakan angka tertinggi di bandingkan dengan negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Sohimah 1* Johariyah 2. Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

HUBUNGAN PERAN BIDAN DENGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PERAWATAN LUKA POST SECTIO CAESARE DI RUANG NIFAS BLUD RSUD KOTA LANGSA 2015

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OP SECTIO CAESAREA DI RSUD DR. SOEWONDO KENDAL

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN POST-OP SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PELAKSANAAN PROTAP PERAWATAN LUKA DENGAN KEJADIAN INFEKSI LUKA POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG MAWAR I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Himatusujanah * Faizah Betty Rahayuningsih ** Abstract Backgraund: Indonesian country have the most negatif dateless accidently, special to infection of wound patient post section caesarea. At Cipto Mangunkusumo Jakarta hospital in 1990 year be present dateless infection of wound 12% is unadulterated surgical operation and contamination. Dr Sardjito hospital infection of wound 15%, dr Soetomo Surabaya hospital hospital infection of wound 20%. Dr Moewardi Surakarta hospital infection of wound 13%. Underlying Theory: Section caesarea is fetus be born used slice on partition stomach and partition of womb. Wound of treatment is efforts to clean, medication and shut up using sterile technique. Methode: This my research using cross-sectional method,using chi value is 5% and df value is 2. Research Result: Result are significant (p) value is 0.001 < 0.05 can be to talk Ho to depart. Degree of obedient implementation permanent wound programme with infection of wound patient post section caesarea in Mawar I room Moewardi Surakarta hospital is to be connected. Conclusion: Result are obedient degree implementation permanent programme is good that is 26 (60.5%),less that is 8 (18.6%) and infection accidently that is 9 (20.9%). Suggestion: Dear university student, if you are interest to be research this topic be obtained more than sample. Keyword : section caesarea,wound of treatment and infection of wound * Himatusujanah : Mahasiswa Jurusan S1 Keperawatan FIK UMS ** Faizah Betty Rahayuningsih Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS PENDAHULUAN Berdasarkan data yang kami peroleh di Indonesia terjadi peningkatan angka section caesrea disertai kejadian post sectio caesarea. Sekitar 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh operasi. RSUP dr. Sardjito tahun 2000 kejadian post sectio caesarea adalah 15%. RSUD dr Soetomo Surabaya tahun 2001 angka kejadian 20%. RSUD DR. Moewardi Surakarta kejadian post sectio caesarea tahun 2006 sebesar 13%. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan khusus. Tujuan umum: mengetahui hubungan tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dengan kejadian post sectio caesarea di ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta. Tujuan khusus: mengetahui tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka post sectio caesarea di ruang Mawar I RSUD DR Moewardi Surakarta, mengetahui kejadian infeksi luka post sectio caesarea di ruang Mawar I RSUD DR Moewardi Surakarta, mengetahui gambaran kejadian pada hari ke 3, hari ke 6 dan hari ke 7 post sectio caesarea di ruang Mawar I RSUD DR Moewardi Surakarta dan mengetahui hubungan tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dengan kejadian infeksi post sectio caesarea di ruang Mawar IRSUD DR. Moewardi Surakarta. Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian yang berjudul Hubungan Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan Luka dengan Kejadian Infeksi Luka Post SC (Sectio Caesarea) belum ada penelitian terdahulu, namun terdapat beberapa penelitian mengenai sectio caesarea sebagai berikut: Evaluasi Penerapan Teknik Aseptik dan Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap ( Himatusujanah dan Faizah Betty) 175

Cuci Tangan dengan Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea di RSUP dr Sardjito, oleh Onggang (2001). Sebagai hasilnya 3 perawat (5.2%) mengetahui teknik dan mampu menerapkan teknik aseptik dan cuci tangan sedangkan 55 perawat (94.8%) tidak mampu menerapkan teknik aseptik dan cuci tangan, sedangkan kejadian infeksinya 15% dan Efektivitas Perawatan Luka Pertama Pada Pasien Post Sectio Caesarea dengan Rawat Inap 3 hari dan 5 Hari Pasca Sectio Caesarea di RS Bethesda Lempuyangwangi, oleh Khrisnamurti (2003). Menggunakan rancangan cohort prospektif, sebagai hasilnya perawatan luka pertama pada hari ke-3 dan hari ke-5 pasca sectio caesarea memiliki efektivitas yang sama. METODE PENELITIAN Jenis penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan (Notoatmodjo, 2002). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional, karena data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dan diukur dalam sekali waktu/ sekaligus pada suatu saat (Notoatmojdo, 2002). Penelitian cross-sectional dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji dengan menggunakan teori yang ada (Nursalam, 2003). Populasi untuk variabel bebas adalah semua perawat dan bidan yang melakukan perawatan luka post sectio caesarea di ruang Mawar I sebesar 23 dan populasi untuk variabel terikat adalah semua pasien post sectio caesarea di ruang Mawar I. Sedangkan pengertian populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian, atau objek yang diteliti (Notoatmojo, 2002). Sampel untuk perawat dan bidan adalah total sampling, sebesar 23 responden dan sampel pasien dengan metode sequential sampling dengan menggunakan rumus Lemeshow sebesar 43 responden. Pengertian sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiarto, 2001). Instrumen penelitian menggunakan observasi dibantu dengan lembar observasi perawatan luka berdasarkan SOP Rumah Sakit dan lembar observasi kejadian pasien post sectio caesarea berdasarkan Wiknjosastro (2000). Observer dalam penelitian adalah peneliti. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Perawat dan bidan Tabel 1. Distribusi karakteristik responden (perawat dan bidan) berdasarkan umur Umur N Persentase 25 30 tahun 10 43.48 31 35 tahun 5 21.74 36 40 tahun 5 21.74 41 45 tahun 3 13.04 Total 23 100.00 Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat dan bidan di ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi berumur 25 30 tahun, sehingga sesuai dengan pendapat Wiknjosastro (2000) bahwa batas maksimal usia produktif seorang wanita adalah 30 tahun. Usia tersebut membuat seseorang lebih terbuka dan leih mudah menerima nilai-nilai baru yang dianggap relevan dengan kebutuhan belajarnya, Zega (1999). Tabel 2. Distribusi karakteristik responden (perawat dan bidan) berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan N Persentase SPK 1 4.35 D3 19 82.61 D4 2 8.70 S1 1 4.35 Total 23 100.00 Berdasarkan tabel 2 menampilkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan D3. Tabel 3. Distribusi karakteristik responden (pasien) berdasarkan umur Umur N Persentase 30 tahun 26 60.5 31 35 tahun 9 20.9 36 40 tahun 7 16.3 > 40 tahun 1 2.3 0 176 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.4, Desember 2008 :175-180

Berdasarkan tabel 3 karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan sebagian besar responden berumur 30 tahun, yaitu sebanyak 26 (60.5%) dan yang paling sedikit adalah pada usia > 40 tahun, yaitu sebanyak 1 (2.3%). Hal ini menunjukkan bahwa para respoden memilih usia 30 tahun sebagai masa reproduksi. Senada dengan pendapat Wiknjosastro (2000) yang menyebutkan bahwa usia 20 30 tahun adalah masa reproduksi sehat, sehingga perempuan yang hamil dan melahirkan diatas 30 tahun dianggap sebagai kehamilan beresiko tinggi karena pada usia tersebut terdapat peningkatan beberapa penyakit penyulit untuk persalinan dan post partum. Tabel 4. Tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka Tingkat kepatuhan pelaksanaan protab Berdasarkan tabel 4 diatas dari 23 perawat dan bidan yang melakukan perawatan luka kepada pasien post sectio caesarea sebesar 43 responden, sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan pelaksanaan protap baik. Tabel 5. Kejadian post sectio caesarea Kejadian N Persentase Infeksi 9 20.9 Tidak infeksi 34 79.1 Total 43 100,0 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 43 responden yang dilibatkan dalam penelitian ini terdapat kejadian infeksi sebesar 9 (20.9%). Fenomena di ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta ini, mungkin disebabkan tidak dilakukannya 1 set peralatan steril untuk 1 pasien. N Persenta se Baik 26 60.5 Sedang 9 20.9 Kurang 8 18.6 Tabel 6. Gambaran kejadian hari ke - 3 post sectio caesarea Kejadian N Persentase Infeksi 3 7.0 Tidak 43 93.0 infeksi Tabel 7. Gambaran kejadian hari ke 6 post sectio caesarea Kejadian N Persentase Infeksi 7 16.3 Tidak infeksi 36 83.7 Tabel 7. Gambaran kejadian hari ke - 7 post sectio caesarea Kejadian N Persentase Infeksi 9 20.9 Tidak infeksi 34 79.1 Berdasarkan tabel 5, 6 dan 7 tersebut diatas dapat di simpulkan dari 43 responden yang dilibatkan dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden mengalami infeksi pada hari ke 7 post SC. Tabel. 8 Hubungan tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dengan kejadian Tingkat Kejadian infeksi kepatuhan Infeksi Tidak infeksi Baik 1 2.3% Kurang 8 18.6% Total 9 20.9% 25 58.1% 9 20.9% 34 79.1% Total 26 60.5% 17 39.5% 43 100.0% Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap ( Himatusujanah dan Faizah Betty) 177

Tabel 9. Hubungan tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dengan kejadian infeksi luka post sectio caesarea Berdasarkan tabel 8 dan 9 tersebut diatas didapatkan df = 1 sehingga nilai χ 2 tabel sebesar 3.841 dan menggunakan alpha 0.05. Hasil uji Chi Square menurut tabel 9 didapatkan nilai p sebesar 0.001 < 0.05 sehingga dapat dikatakan Ho ditolak. Sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dengan kejadian post sectio caesarea di Ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta. Senada dengan penelitian Onggang (2001) mengenai Evaluasi Penerapan Teknik Aseptik dan Cuci Tangan Dengan Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea di RSUP dr Sardjito, sebagai hasilnya 3 perawat (5.2%) mengetahui teknik dan mampu menerapkan sedangkan 55 perawat (94.8%) tidak mampu menerapkan, sedangkan kejadian infeksinya 15%. Hasil penelitian ini juga menguatkan beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya post sectio caesarea. Menurut Harmono (2002), beberapa hal yang berperan dalam terjadinya post sectio caesarea adalah: (1) Mikroorganisme penyebab, yaitu mikroorganisme penyebab dapat dari golongan gram positif dan gram negatif, kuman anaerob, jamur dan virus, dan infeksi yang terjadi dapat berupa infeksi kulit, pada jaringan yang dalam, septicemia dan endokarditis/abses; (2) Usia, Usia tua dimana metabolisme tubuh menurun, berpengaruh terhadap pembentukan kolagen, penurunan elastisitas dan tegangan permukaan kulit, hal ini diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata operasi pada orang tua meningkat dengan pertambahan usia; (3) Status nutrisi, hal ini berkaitan dengan proses penyembuhan yang memang memerlukan zat-zat metabolisme seperti protein, vitamin C dan A, karbohidrat, lemak dan cairan; (4) Kondisi pengobatan, hal ini berkaitan dengan penyakit penyerta yang memerlukan metabolisme ekstra yang dapat mengurangi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada penyembuhan luka, tranfusi darah pada anemia tidak efektif terhadap penyembuhan 178 Tingkat kepatuhan pelaksanaan Protap perawatan luka dengan kejadian Sig 0.001 luka, dan penyakit diabetes biasanya rentan terhadap infeksi; (5) Tipe luka, dimana luka yang yang terbuka lebih lama sembuh daripada yang dijahit, dan jahitan luka dapat mencegah pergerakan luka pada kulit dan konstriksi kulit; (6) Sirkulasi darah, dimana area luka yang dekat dengan pusat sirkulasi darah lebih cepat sembuh daripada daerah distal; (7) Pergerakan, dimana luka pada daerah dengan mobilisasi tinggi maka peradangan akan lama dan menghambat penyembuhan; (8) Suhu luka, dimana selama perawatan luka diusahakan perubahan suhu luka kurang lebih 12 o C dan 40 menit kemudian sudah tercapai suhu tinggi; (9) Kekeringan luka, yang mana kekeringan permukaan kulit menyebabkan kehilangan jaringan, menambah dalamnya luka dan lambatnya penyembuhan; serta (10) Penyakit penyerta, dimana orang dengan diabeter millitus merupakan stres tambahan yang dalam kondisi dioperasi dapat menyebabkan kegagalan dalam kontrol insulin. Menurut Schwartz (1989), faktor yang mempengaruhi resiko adalah:1.faktor sistemik terdiri dari: a) Usia, usia tua dimana metabolisme tubuh menurun, berpengaruh terhadap pembentukan kolagen, penurunan elastisitas dan tegangan permukaan kulit, b) Status nutrisi, c) Kondisi pengobatan, d) Penyakit penyerta memerlukan metabolisme ekstra yang dapat mengurangi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada penyembuhan luka, transfusi darah pada anemi tidak efektif terhadap penyembuhan luka. Penyakit diabetes biasanya rentan terhadap infeksi, dimana terjadi pengurangan kemampuan fagositosis dan gerakan kemotaksis neutrofil, 2. Faktor local terdiri dari: a) Infeksi luka, infeksi dapat menjadi penyulit penyembuhan luka, dimana berlanjut menjadi infeksi sistemik, b) Tipe luka, penting mengetahui anatomi posisi perluasan dari luka. Luka yang terbuka lebih lama sembuh daripada yang di jahit (penyembuhan sekunder). Jahitan luka dapat mencegah pergerakan luka pada kulit dan konstriksi kulit, c) Korpus alenium pada luka, benda asing pada luka dapat dari trauma maupun saat perawatan luka, seperti debu, jaringan nekrosis, tulang, benang jahit bisa memperpanjang peradangan dan penyebaran bakteri, d) Sirkulasi darah, penyembuhan luka memerlukan zat metabolik dan suplai darah. Area luka yang dekat dengan pusat sirkulasi darah lebih cepat sembuh daripada daerah distal dan e) Pergerakan, luka pada daerah dengan mobiisasi tinggi maka peradangan akan lama dan menghambat penyembuhan. Menurut Riza (2007), faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya post sectio caesarea Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.4, Desember 2008 :175-180

diantaranya: (1) Safe staffing perawat, staffing merupakan situasi dimana jumlah dan kualifikasi perawat untuk memenuhi kebutuhan klien yang komplek dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan, safe staffing tidak hanya berarti jumlah dan jenis tenaga keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien, tetapi meliputi: beban kerja, lingkungan kerja, kompleksitas pasien, tingkat keterampilan staf, kombinasi tenaga keperawatan, efisien dana dan keterkaitannya dengan hasil pada pasien dan perawat, bahkan mencakup elemen keselamatan pasien; (2) Ketersediaan sarana prasarana, ini terkait dengan keselamatan pasien dan akan menunjang tindakan pelayanan kesehatan di dalam institusi tersebut; (3) Tingkat sterilitas, hal ini kaitannya dengan penanganan alat dan cairan pada pasien post operasi wajib menggunakan prinsip steril; (4) Pencegahan penularan infeksi, hal ini disebabkan oleh adanya jarak yang terlalu dekat dengan pasien lain serta rumah sakit merupakan suatu depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Responden (perawat dan bidan) di ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan pelaksanaan protap baik, yakni sebesar 26 (60.5%). Sedangkan perawat dan bidan yang memiliki tingkat kepatuhan pelaksanaan protap kurang, yakni sebesar 8 (18.6%). 2. Responden (pasien) post sectio caesarea di Ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta terdapat kejadian infeksi sebesar 9 (20.9%). 3. Responden (pasien) post sectio caesarea di Ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta sebagian besar mengalami infeksi pada hari ke 7 post SC, yakni sebesar 9 (20.9%) dan yang paling kecil responden mengalami infeksi pada hari ke 3 post SC, yakni sebesar 3 (7.0%). 4. Ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dengan kejadian post sectio caesarea di Ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta. Saran Bagi Rumah Sakit: meningkatkan pendidikan kepada segenap karyawan khususnya perawat dan bidan. Bagi Institusi Pendidikan: Kepada peneliti/mahasiswa yang tertarik untuk meneliti pada masalah ini, maka disarankan untuk mengambil sampel yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, s., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi VI, Rineka Cipta Ajdie., 2007, Section caesarea, http//www.journal. unair.ac.id, Jakarta, 8 Januari 2007 Anonim., rsu muwardi-9k, http//www.jawatengah.go.id/instansi.php?dir=, 8 Februari 2007 Cunningham, G. F., MacDonald, P.C., Grand, N. F., 1997, Obstetri Williams, edisi 19, Jakarta, EGC Departemen Kesehatan RI., 1999, Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta. Grace, V.,J., 2007, Journal Dexa Medika, http///www.dexamedixa.com, 8 Januari 2007 Hacker, N. F., Moore, J. G, 2001, Essensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2, Jakarta, Hipokrates Harmono, s., 2002, Faktor-faktor resiko Infeksi Luka Operasi Pada Pasien Pasca Bedah Dewasa di Unit Bedah RSUP DR Sardjito Yogjakarta, Yogyakarta, UGM Idexx., 2003, Phase of Wound Healing, http//www.idexx.com, 8 Juni 2007 Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap ( Himatusujanah dan Faizah Betty) 179

Irmanthea., 2007, definisi luka adalah rusaknya, http//www.irmanthea.blogspot.com/2007/07/ l, 30 Maret 2007 Kozier, B., Erb, G., Blas, k., 1995, Fundamental of Nursing ; Concepts Process Practise, California, Addison-Wesley Publishing Company Khrisnamurti., 2003, Efektivitas Perawatan Luka Pertama Pada Pasien dengan Lama Rawat inap 3 hari dan 5 hari Pasca Sectio caesarea di RS Betesda Lempuyangwangi, UGM Lemeshow.,1997, Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press Lagiono, 2000, Keterpaduan Peranan Dokter Kecil dan Ibu Rumah Tangga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Tegalrejo Kotamadya, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogjakarta. Martius., G., 1997, Bedah Kebidanan,edisi 12, Jakarta, EGC Notoatmodjo., S, 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta Nursalam., 2003, Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian, Salemba Medika, Jakarta. Oxorn., 2003, Patologi dan Fisiologi Persalinan, Essentia Medika. Onggang, 2001, Evaluasi Penerapan Teknik Aseptik dan Cuci Tangan dengan Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea di RSUP dr Sardjito Yogjakarta, UGM Pusorowati, 1998, Huungan Durasi Hospitalisasi Pre Operasi dan Kejadian Infeksi Nosokomial Luka Operasi di RSUP dr Sardjito Yogjakarta, UGM Riza., 2007, safe staffing dalam pelayanan-kesehatan html, http//www.nursingbrainriza.blogspot.com/2007/11/, 30 Februari 2007 Sabiston, D., 1994, Buku Ajar Bedah, volume 1 dan 2, Jakarta, EGC Sjamsuhidrajat., 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta Sugiarto., 2001, Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Suliyanto.,2007, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, http//www.metodologipenelitian.com, 30 Januari 2007 Utomo, D., 1999, Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Bersih dan Terkontaminasi di IRD RSIA Malang, MABBI XIII, Jakarta Wiknjosastro., 2000, Ilmu Bedah Kebidanan Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Zega, 1999, Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogjakarta 180 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No.4, Desember 2008 :175-180