PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DETERMINAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Crowther, D Corporate Social Responsibility. Guler Aras & Ventus Publishing ApS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN HIGH PROFILE DI BEI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL. Andreas dan Chrystina Lawer

BAB V PENUTUP. mengenai pengaruh Size, Profitabilitas, Leverage dan Umur Perusahaan terhadap

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DETERMINAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA RINGKASAN

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) KAITANNYA DENGAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN. Sri Trisnaningsih ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Nurika Restuningdiah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia periode , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGARUH ENVIRONMENTAL DISCLOSURE

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan CSR di Indonesia secara implementatif, masih banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini. 1. Rima Haryati dan Shiddiq Nur Rahardjo (2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

Seftian Mega Rachman Susi Handayani. Universitas Negeri Surabaya, Jl. Ketintang Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat setelah terjadi

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Prosiding Akuntansi ISSN:

Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun )

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu tentang Corporate Governance dan penerapannya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai suatu konsep UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah Good

BAB III METODE PENELITIAN

Muhammad Yusuf ABSTRACT. Keywords: corporate social responsibility, company size, profitability, age, leverage, liquidity, public ownership ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-12

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Dan Ukuran Dewan Komisaris Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial, dan lingkungan yang berlaku bagi perseroan yang. untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

PENDAHULUAN Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak ya

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bisnis seperti sebuah perusahaan juga ikut terpengaruh dalam pertumbuhan

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK

DESRIR MIFTAH, ZAINAL ARIFIN Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

KINERJA LINGKUNGAN DAN KINERJA EKONOMI PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kebijakan social dan kinerja lingkungan secara simultan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

Transkripsi:

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Citra Indah Merina Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Palembang Sur-el: citraindah@binadarma.ac.id Abstract: One of the frequently requested information to be disclosed by the company today is the information about Corporate Social Responsibility (CSR). The demand by the stakeholders to provide transparent and accountable information and implement good corporate governance is increasingly forcing companies to provide more information about social activities. This research indicates that in testing simultaneously, environmental performance, profitability, financial leverage, and company size can only affect the corporate social responsibility disclosure in 64.9%, while the remaining balance in 35.1% is influenced by other variables. In a partial test, there is only one variable, company size, which influences significantly on the corporate social responsibility disclosure. Keywords: Corporate Social Responsibility Disclosure, Environmental Performance, Profitability, Financial Leverage, and Company Size. Abstrak: Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan oleh perusahaan saat ini adalah informasi tentang Corporate Social Responsibility (CSR). Permintaan stakeholders untuk memberikan informasi yang transparan dan akuntabel dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang kegiatan sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengujian secara simultan, kinerja lingkungan, profitabilitas, financial leverage, dan ukuran perusahaan hanya dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebesar 64,9 %, sementara sisanya sebesar 35,1 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Dalam pengujian parsial, hanya ada satu variabel, yaitu ukuran perusahaan, yang mempengaruhi secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kata Kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Kinerja Lingkungan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Ukuran Perusahaan. 1. PENDAHULUAN Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Adanya informasi yang lengkap, akurat serta tepat waktu memungkinkan investor untuk melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan oleh perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Tuntutan agar perusahaan memberikan informasi yang transparan, akuntabel dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup tenteram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan terhadap... (Citra Indah Merina) 45

makanan dapat terpenuhi. Tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri dapat digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non-keuangan berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya, yang dapat dibuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial terpisah (Guthrie dan Mathews, 1985 dalam Sembiring, 2005). Sebagai tanggapan atas tuntutan masyarakat kepada perusahaan yang semakin besar maka muncullah konsep akuntansi baru yang disebut Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility Accounting/SRA) yang bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam melaporkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholders dan bondholders sementara pihak yang lain sering diabaikan dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik. Di dalam SRA perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat. Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Pengimplementasian SRA pada perusahaan disebut juga tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Owen (2005) mengatakan bahwa kasus Enron di Amerika telah menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan perhatian yang besar terhadap pelaporan sustainability dan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan kompetitif nampak menjadi kekuatan yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi sosial. Meskipun fenomena pengungkapan tanggung jawab sosial ini telah muncul lebih dari dua dekade namun penelitian tentang praktek pengungkapan tanggung jawab sosial sepertinya terpusat di Amerika Serikat, United Kingdom, dan Australia (Hackston dan Milne, 1996). Hanya sedikit penelitian yang dilakukan di negara lain seperti Kanada, Jerman, Jepang, Selandia Baru, Malaysia, Indonesia dan Singapura. Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan keanekaragaman hasil. Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan laba merupakan hal sulit untuk dipahami. Misalnya Belkaoui dan Karpik (1989), Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan antara variabel tersebut, sedangkan Freedman dan Jaggi (1988) serta Donovan dan Gibson (2000) menemukan hubungan yang negatif dari variabel tersebut. Pada sisi lain beberapa penelitian yang disebutkan dalam Hackston dan Milne (1996) seperti Bowman dan Haire (1976) serta Preston (1978) menemukan hubungan yang signifikan, sedangkan Gray et al., (2001) menemukan hubungan yang bervariasi setiap tahun untuk kedua variabel tersebut. 46 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 45-54

Hubungan antara leverage dan Peraturan Menteri BUMN No. 4 Tahun 2007. pengungkapan sosial (CSR) juga menunjukkan Meski demikian, tingkat pelaporan dan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989) menemukan hubungan yang negatif signifikan antara kedua variabel tersebut. Robert (1992) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) menemukan pengungkapan CSR di Indonesia masih relatif rendah karena belum terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR (Mirfazli dan Nurdiono, 2007) hubungan yang positif antara kedua variabel sehingga masing-masing perusahaan tersebut. Keanekaragaman hasil tersebut menafsirkan sendiri bagaimana format pelaporan sebagian disebabkan karena model yang CSR. dikembangkan merupakan model yang sangat Berdasarkan uraian di atas, penulis sederhana dan pengukuran yang digunakan juga mencoba untuk mengkaji lebih jauh mengenai tidak konsisten (Belkaoui dan Karpik, 1989). pengaruh kinerja lingkungan dan kinerja Dalam penelitian yang menguji hubungan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan keuangan (profitabilitas, financial leverage, dan ukuran perusahaan) terhadap pengungkapan CSR juga menunjukkan hasil yang tidak Corporate Social Responsibility (CSR) konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Pava dan Krausz (1996) menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan dalam pengujian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan antara environmental disclosure pengaruh kinerja lingkungan dan kinerja dengan environmental performance. Pattern keuangan terhadap pengungkapan Corporate (2002) menemukan hubungan yang negatif Social Responsibility (CSR) perusahaan antara environmental disclosure dalam annual report dengan kinerja lingkungan. Akan tetapi manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Suratno dkk (2006) menyatakan bahwa Penelitian ini diharapkan dapat environmental performance berpengaruh secara memberikan informasi serta bahan kajian kepada positif signifikan terhadap environmental pada akademisi mengenai pengaruh kinerja disclosure. Jika dihubungkan dengan regulasi, lingkungan dan kinerja keuangan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), antara lain Undang-Undang No. 40 serta dapat digunakan baik oleh investor maupun calon investor sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi di pasar modal. Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dijabarkan lebih jauh dalam Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan terhadap... (Citra Indah Merina) 47

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi pada menganalisis pengaruh kinerja lingkungan dan kinerja keuangan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2012-2013. 2.2 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2.2.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah: 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama periode 2012 2013. 2) Perusahaan tersebut telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). 3) Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan serta menyerahkan laporan tahunannya tersebut kepada BAPEPAM dan telah mempublikasikannya berturut-turut. 4) Informasi pengungkapan sosial diungkapkan pada laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas maka diperoleh sampel sebanyak 30 (tiga puluh) perusahaan. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan yang menyangkut ketersediaan data, perbedaan karakteristik, dan sensitivitas terhadap kejadian. 2.2.2 Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan yang dibahas, untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan dari variabel yang diamati dan untuk mengidentifikasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda. 2.3 Model Pengujian Hipotesis Analisis regresi bertujuan untuk mencari adanya hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Model pengujian hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 48 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 45-54

CSDI = α + β 1 RANK + β 2 ROA +β 3 LEV + Keterangan: β 4 Size + (1) CSDI = Jumlah informasi sosial yang RANK ROA LEV SIZE diungkapkan; = Peringkat PROPER; = Return on Asset; = Financial Leverage; = Ukuran Perusahaan. 2.3.1 Definisi Operasional Variabel 2.3.1.1 Variabel Independen 1) Peringkat PROPER (RANK) Kinerja lingkungan perusahaan (environmental performance) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja lingkungan ini diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima (5) warna seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Kriteria Peringkat PROPER Peringkat Keterangan Emas Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Hijau Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui Lanjutan tabel 1. pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik. Biru Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan. Merah Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hitam Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi. Sumber: Laporan Hasil Penilaian PROPER Kinerja lingkungan perusahaan diukur dengan memberi skor untuk masing-masing warna, yaitu: Emas: Sangat sangat baik, skor = 5; Hijau: Sangat baik, skor = 4; Biru: Baik, skor = 3; Merah: Buruk, skor = 2; Hitam: Sangat buruk, skor = 1. 2) Profitabilitas (ROA) Return on Asset (ROA) digunakan sebagai proksi dari profitabilitas. ROA diperoleh dengan cara membagi total laba bersih perusahaan dengan total aktiva. 3) Financial Leverage (LEV) Financial Leverage diukur dengan rasio hutang/ekuitas. 4) Ukuran Perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan terhadap... (Citra Indah Merina) 49

2.3.1.2 Variabel Dependen (CSDI) Variabel dependen dalam penelitian ini ialah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Pengungkapan sosial perusahaan (social disclosure) adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Untuk mengukur social disclosure ini digunakan CSD Index yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan sampel atas pengungkapan sosial yang dilakukannya, dimana instrumen pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 79 item pengungkapan (mengacu pada indikator GRI/Global Reporting Initiatives). Pendekatan untuk menghitung Corporate Social Disclosure Index (CSDI) menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSDI). Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut: CSDI j = X ij...(2) n j Keterangan: CSDI j = Corporate Social Disclosure Index n j perusahaan j = jumlah item yang harus diungkapkan, (n j = 79) X ij = jumlah item yang diungkapkan : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Sebelum dilakukan analisis statistik terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis yang merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi agar analisis regresi dapat dilakukan, baik untuk keperluan prediksi maupun untuk pengujian hipotesis yaitu uji normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Berdasarkan uji asumsi klasik diperoleh hasil bahwa data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas, tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi, serta tidak terjadi heteroskedastisitas dari model tersebut. 3.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistik menggunakan aplikasi SPSS, maka berikut ini adalah uraian analisis untuk perhitungan statistik tersebut. 3.2.1 Pengujian Hipotesis secara Parsial Untuk melihat apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, peneliti menggunakan uji t yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi t hitung dengan nilai alpha yang ditetapkan sebesar 0,05. Dari sini diperoleh persamaan regresi yaitu: Y = -0,506 + 0,012 X 1 + 0,001 X 2 + 0,001 X 3 + 0,020X 4 (3) Dalam pengujian secara simultan, ditemukan bahwa variabel-variabel independen (Proper Rank, ROA, LEV, dan SIZE) hanya mampu mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 64,9%, sedangkan sisanya sebesar 35,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar variabel yang digunakan. Hal ini menunjukkan perlu adanya 50 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 45-54

penelitian lanjutan dengan menambahkan Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel lain sebagai penduga pengungkapan kinerja lingkungan (PROPER Rank) tidak tanggung jawab sosial perusahaan. berpengaruh secara signifikan terhadap Dalam pengujian secara parsial, hanya pengungkapan sosial perusahaan. Kinerja satu variabel saja yaitu SIZE yang berpengaruh lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk secara signifikan terhadap pengungkapan (2006) adalah kinerja perusahaan dalam tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan variabel-variabel lainnya (Proper Rank, ROA, dan LEV) tidak memiliki pengaruh signifikan menciptakan lingkungan yang baik. Kinerja lingkungan perusahaan dapat diukur melalui PROPER. Program Penilaian Peringkat Kinerja terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Bukti bahwa pengungkapan tanggung Hidup (PROPER) merupakan salah satu jawab sosial dipengaruhi oleh SIZE (ukuran perusahaan) telah ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan agency theory yang menyatakan bahwa semakin besar instrumen kebijakan yang dikembangkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk mendorong penaatan dan kepedulian perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini suatu perusahaan maka biaya keagenan yang berarti bahwa tinggi rendahnya kinerja muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi lingkungan perusahaan tidak akan biaya keagenan tersebut, perusahaan akan mempengaruhi keluasan pengungkapan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Teori ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Lang dan Lundholm (1993) tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini nampak tidak sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa pelaku lingkungan yang baik yang menyatakan bahwa tingkat keluasan percaya bahwa dengan mengungkapkan kinerja informasi dalam kebijakan pengungkapan mereka berarti menggambarkan good news bagi perusahaan akan meningkat seiring dengan pelaku pasar. Oleh karena itu, perusahaan meningkatnya ukuran perusahaan. Perusahaan dengan kinerja lingkungan (environmental yang berukuran lebih besar cenderung memiliki tuntutan publik akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran kecil. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan performance) yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan dengan kinerja lingkungan yang lebih buruk. Suratno (SIZE) yang diproksi dengan total aktiva dkk. (2006) juga menyatakan bahwa menunjukkan hasil yang positif signifikan environmental performance berpengaruh secara terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial positif signifikan terhadap environmental perusahaan. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan maka semakin luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuat perusahaan. disclosure. Profitabilitas perusahaan (ROA) dalam penelitian juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan hipotesis, dimana ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan terhadap... (Citra Indah Merina) 51

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini tidak berhasil mendukung teori legitimasi, dimana menurut teori ini adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan (misalnya dalam lingkup sosial) sehingga investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Hasil ini mungkin sesuai dengan pendapat Kokubu et al. (2001) dalam Zuhroh dan Sukmawati (2003) bahwa political visibility perusahaan tergantung pada ukurannya bukan pada profitabilitasnya. Ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya tercermin dalam tingkat leverage. Dalam penelitian ini, leverage yang diproksi dengan rasio hutang terhadap modal sendiri menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini tidak mendukung teori keagenan yang memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut Schipper (dalam Marwata, 2001) dan Meek, et al. (dalam Fitriany, 2001), tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Hasil ini mungkin sesuai dengan pendapat Kokubu et al. (2001) dalam Zuhroh dan Sukmawati (2003) dimana dalam penelitiannya di Jepang menyatakan bahwa perusahaan di Jepang secara tradisional mempunyai hubungan yang baik dengan bank, walaupun mempunyai suatu derajat ketergantungan yang tinggi terhadap hutang. Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap hutang ini juga terjadi di Indonesia, dimana tanpa adanya hubungan yang baik dengan pihak debtholders (pemberi pinjaman seperti bank dan lembaga keuangan lainnya) maka hal ini akan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut bahwa dalam pengujian secara simultan, ditemukan bahwa kinerja lingkungan dan kinerja keuangan (Proper Rank, ROA, LEV, dan SIZE) hanya mampu mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial (CSDI) sebesar 64,9%, sedangkan sisanya sebesar 35,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar variabel yang digunakan. Namun dalam pengujian secara parsial, hanya satu variabel saja yaitu SIZE yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun variabel-variabel lainnya (Proper Rank, ROA, dan LEV) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan simpulan tersebut maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, antara lain perlu adanya penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel lain sebagai penduga pengungkapan tanggung jawab sosial 52 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 45-54

perusahaan, peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas periode penelitian, dimana dalam penelitian ini hanya menggunakan satu periode pengamatan karena periode penelitian yang lebih panjang akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih mendekati kondisi sebenarnya. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya menggunakan sektor lain selain manufaktur sebagai objek penelitian. Selain itu, item-item yang harus diungkapkan dalam laporan tanggung jawab sosial perusahaan belum diatur di Indonesia, sehingga untuk menghitung indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan masih mengacu pada aturan dari luar negeri. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu memikirkan adanya suatu aturan yang mengatur mengenai item-item pengungkapan tanggung jawab sosial yang harus dibuat perusahaan sesuai dengan sektor industrinya, sehingga pengungkapan tersebut menjadi pengungkapan wajib (mandatory disclosure). Aturan tersebut juga diharapkan memberikan sanksi bagi perusahaan terbuka yang tidak mengungkapkan Corporate Social Disclosure (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaannya dalam laporan tahunan. Dengan demikian perusahaan akan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan. DAFTAR RUJUKAN Belkaoui, A. & Karpik, P.G. 1989. Determinants of the Corporate Decision to Disclose Social Information. Accounting, Auditing & Accountability Journal 2 (1): 36-51. Donovan, Gary & Gibson, Kathy. 2000. Environmental Disclosure in the Corporate Annual Report: A Longitudinal Australian Study. Paper for Presentation in the 6th Interdisciplinary Environmental Association Conference. Montreal, Canada. Fitriany. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV. 30-31 Agustus. Bandung. Freedman, M. & Jaggi. M. 1988. An Analysis of the Association between Pollution Disclosure and Economic Performance. Accounting, Auditing & Accountability Journal 1 (2): 43-58. Gray, R., Javad, M., Power, David M., & Sinclair C. Donald. 2001. Social and Environmental Disclosure, and Corporate Characteristic: A Research Note and Extension. Journal of Business Finance and Accounting 28 (3) :327-356. Hackston, David & Milne, Marcus J. 1996. Some Determinants of Social And Environmental Disclosures In New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal 9 (1): 77-108. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Volume 3 No. 4: 305-360. Lang & Lundholm. 1993. Corporate Social Responsibility and Socially Responsible Investing. Journal of Business Ethics 70: 165-174. Marwata. 2001. Hubungan antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV, Bandung. Mirfazli, Edwin & Nurdiono. 2007. Evaluasi Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan dalam Kelompok Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan terhadap... (Citra Indah Merina) 53

Aneka Industri yang Go Publik di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 12 (1): 1-11. Owen, David. 2005. CSR after Enron: A Role for The Academic Accounting Profession?. Working Paper. Social Science Research Network. Pattern, D.M. 2002. Intra-Industry Environmental Disclosures in Response to The Alaskan Oil Spill: A Note on Legitimacy Theory. Accounting, Organizations and Society 17 (5): 471-5. Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004). Simposium Nasional Akuntansi IX. Agustus, 23-26. Padang. Zuhroh, Diana & Sukmawati, I Putu Pande Heri. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi Investor (Studi Kasus pada Perusahaan- Perusahaan High Profile di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi VI. 16-17 Oktober. Surabaya. Pava, M. & Krausz, J. 1996. The Association between Corporate Social Responsibility and Financial Performance: The Paradox of Social Cost. Journal of Business Ethics 15 (3) : 321-357. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 67. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 106. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756. Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, September 15-16. Suratno, I. B., Darsono & Mutmainah, Siti. 2006. Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di 54 Jurnal Ilmiah MBiA Vol.14 No.1, April 2015: 45-54