LAPORAN PENELITIAN HIBAH NON KOMPETITIF FK UNLAM

dokumen-dokumen yang mirip
Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan. berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

MUHAMMAD PRABU ARYANDA J

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2013 telah tersedia Puskesmas, sekitar Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, tentunya banyak menghadapi masalah kesehatan masyarakat (Rihardi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. jamur, atau parasit (Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani M; 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini, telah membawa banyak perbaikan di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelayanan..., Wildan Pahlevi, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih berat dibandingkan dengan pohon yang berdiri dan tumbuh di lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA 1-3 TAHUN DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

LAMPIRAN 1 : Tabel. Usia Anak

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Hasil studi Bank Dunia tahun 2001 menunjukkan bahwa masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA PABELAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA II

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. prioritasnya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Untuk memenuhi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna jasa rumah sakit itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN HIBAH NON KOMPETITIF FK UNLAM PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA DINDING ABDOMEN DAN VENA BESAR (LEHER) DALAM PENURUNAN SUHU TUBUH PADA KLIEN FEBRIS DI RUANG RAWAT INAP RSUD BANJARBARU Eka Santi, S.Kep, Ns NIP 19780615 200812 2 001 (Ketua) Rismia Agustina, S. Kep, Ns, M. Kep (Anggota) Naya Ernawati, S.Kep, Ns (Anggota) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2012

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.... 2 DAFTAR ISI.... 3 ABSTRAK... 4 BAB I PENDAHULUAN... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8 BAB III METODE PENELITIAN... 25 BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 30 BAB V SIMPULAN DAN SARAN...... 35 DAFTAR PUSTAKA... 36 REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN... 38 LAMPIRAN... 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompres panas dan dingin merupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh (5). Sesuai dengan reseptor suhu tubuh bagian dalam, maka penurunan suhu tubuh dengan pendinginan dapat dilakukan pada bagian hypotalamus, medula spinalis, organ dalam abdomen dan di sekitar vena-vena besar (4). Selama ini yang sering dijumpai dalam perawatan pada klien dengan peningkatan suhu dilakukan hanya dengan pemberian kompres pada daerah tubuh yang memiliki aliran vena besar, seperti leher, ketiak (Axila) dan inguinal (lipatan paha). Dimana sebelumnya, dilakukan dengan pemberian kompres pada daerah dahi/kepala (11). Organ intra abdomen merupakan reseptor yang lebih peka terhadap suhu dingin (4). Sedangkan daerah vena besar, dirasakan cukup efektif karena adanya proses vasodilatasi dengan pemberian kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh. Di Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru sesuai hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada tanggal 15 20 Desember 2011 di Ruang Rawat Inap Anak, dari 20 orang perawat, 51% perawat menjawab selama ini memberikan kompres pada daerah ketiak/leher sebagai daerah vena besar dan 49% perawat memberikan di daerah dahi/kepala dengan alasan daerah reseptor hypothalamus. Pemberian kompres pada daerah leher, ketiak dan lipat paha mempunyai pengaruh yang baik dalam menurunkan suhu tubuh karena ditempat-tempat itulah terdapat pembuluh darah besar yang akan membantu mengalirkan darah. Sedangkan kompres

pada daerah dahi kurang mempunyai pengaruh yang besar dalam menurunkan suhu tubuh karena tidak memiliki pembuluh darah besar. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai perbandingan antara pemberian kompres hangat dan dingin (12). Hasil penelitian tersebut kompres hangat lebih efektif daripada pemberian kompres dingin. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan kompres hangat sebagai perlakuan. Kompres hangat diberikan kepada pasien anak yang mengalami febris, untuk lokasi kompres hangat diberikan pada daerah abdominal dan vena besar (leher) sebagai upaya untuk menurunkan suhu tubuh. Perlakuan ini diberikan pada organ intra abdomen karena merupakan reseptor suhu yang lebih sensitif. Kandungan jaringan lemak pada daerah abdomen sangat mempengaruhi proses konduksi panas dari dalam ke permukaan kulit (4). Dengan dilakukannya penelitian ini nantinya diharapkan dapat diketahui kompres pada daerah dinding abdomen pada pasien anak yang mengalami febris apakah lebih efektif dibandingkan dengan pemberian kompres pada daerah vena besar/leher yang selama ini dilakukan. 1.2 Perumusan Masalah Apakah pemberian kompres hangat yang diberikan pada dinding abdomen lebih efektif dibandingkan pemberian kompres pada vena besar (leher) dalam penurunan suhu tubuh pada pasien anak dengan febris?

1.3 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat pada dinding abdomen dan vena besar (leher) dalam penurunan suhu tubuh pada pasien anak dengan febris di Ruang Rawat Inap RSUD Banjarbaru. 1.4 Tujuan Khusus 1. Mengukur derajat penurunan suhu tubuh pada kelompok kontrol yang tidak diberi kompres hangat. 2. Mengukur derajat penurunan suhu tubuh pada kelompok yang diberi kompres hangat pada dinding abdomen. 3. Mengukur derajat penurunan suhu tubuh pada kelompok yang diberi kompres hangat pada vena besar (leher). 4. Menganalisis perbandingan efektifitas kompres hangat pada dinding abdomen dan vena besar (leher) dalam penurunan suhu tubuh.

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT IbM OPTIMALISASI PERAN KELUARGA DALAM MEMBERIKAN PERAWATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI RUMAH Oleh: Herawati, S. Kep., Ns, M. Kep Naya Ernawati, S. Kep., Ns (KETUA) (ANGGOTA) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2013

DAFTAR ISI Halaman judul... Lembar pengesahan... Kata Pengantar... Daftar isi... i ii iii iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Analisis Situasi... 1 B. Tinjauan Pustaka... 2 C. Permasalahan Mitra... 5 D. Solusi Yang Ditawarkan... 6 BAB II METODE KEGIATAN... 7 A. Khalayak Sasaran... 7 B. Metode Kegiatan... 7 C. Langkah Kegiatan... 7 DAFTAR PUSTAKA... 8

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Di negara berkembang, jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015 2050. Indonesia berada di urutan keempat, setelah China, India, Jepang. Penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tahun 2005 berjumlah 18,2 juta orang atau 8,2%, tahun 2007 penduduk lansia berjumlah 18,7 juta (8,42%), tahun 2010 meningkat menjadi 9,77%, dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi dua kali lipat berjumlah 28,8 juta (11,34%) (1). Sekitar 10% orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun dan 50% pada usia yang lebih dari 85 tahun akan mengalami gangguan kognitif, dimana akan dijumpai gangguan yang ringan sampai terjadinya demensia (2). Penurunan kognitif dan lansia umumnya dianggap sebagai salah satu hal yang paling ditakuti seiring bertambahnya usia (3). Hal yang sering terlihat pada penurunan fungsi kognitif adalah berupa penurunan daya ingat. Fungsi kognitif yang mengalami penurunan dapat menjadi mild cognitive impairment (prodroma demensia), yang kemudian menjadi demensia. Para pakar menyatakan bahwa demensia dapat didiagnosa sebelumnya, dapat dihambat, dicegah, bahkan dapat diobati jika tahapannya sudah dikenali. Oleh karena itu, kemampuan kognitif lansia perlu diamati untuk mengenali keadaan yang dapat berkembang menjadi prademensia (4).. Risiko penurunan fungsi kognitif mengancam kemandirian kualitas hidup lansia yang merupakan tantangan untuk sistem perawatan kesehatan (7). Berdasarkan penelitian Noorkamelia (2012) yang meneliti masalah hubungan fungsi kognitif dengan kualitas hidup lansia didapatkan hasil terdapat hubungan antara fungsi kognitif dengan kualitas hidup lansia. Berdasarkan penelitian Muhlisoh (2012) yang

meneliti masalah hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansa didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia. Berdasarkan data dari Dinkes Banjarbaru didapatkan kunjungan lansia dari periode Januari-Desember 2011 ada sebanyak 8975, kunjungan lansia dengan kelainan mental emosi sebanyak 933, dan kelainan pada tingkat kemandirian sebanyak 1722. Pemilihan lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin karena berdasarkan data Dinkes Kota Banjarbaru, jumlah kunjungan lansia terbanyak urutan pertama berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin yaitu 1929 orang, kedua di Puskesmas Banjarbaru Utara dan Puskesmas Guntung Payung (8). Dari wawancara dengan petugas posyandu lansia dan beberapa keluarga di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin Banjarbaru didapatkan gambaran secara umum bahwa sebagian besar keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia menyebutkan bahwa lansia mengalami kesulitan dalam mengingat dan mudah lupa ketika meletakkan barang-barang di rumah. Untuk mencegah kondisi lebih lanjut dari kesulitan mengingat pada lansia yang akan mengancam kemandirian & kualitas hidup lansia maka perlu diberikan peningkatan pengetahuan untuk optimalisasi peran keluarga dalam pemberian perawatan fungsi kognitif pada lansia di rumah.

LAPORAN PENELITIAN HIBAH NON KOMPETITIF FK UNLAM HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT OLEH : Herawati, S. Kep., Ns, M. Kep Naya Ernawati, S. Kep., Ns (KETUA) (ANGGOTA) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT JULI, 2013

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.... 2 DAFTAR ISI.... 3 ABSTRAK... 4 BAB I PENDAHULUAN... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 BAB III METODE PENELITIAN... 22 BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 27 BAB V SIMPULAN DAN SARAN...... 33 DAFTAR PUSTAKA... 35 REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN... 37 LAMPIRAN... 38

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsekwensi dari pembangunan adalah pembaharuan diberbagai bidang, salah satunya dibidang pendidikan. Untuk mempercepat laju pembangunan diperlukan sumber daya manusia (human resource) yang handal. Dalam bidang pendidikan sumber daya manusia sangat diperlukan, karena merupakan ujung tombak pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia (1). Sumber daya manusia yang dihasilkan dari proses pendidikan salah satunya yaitu perawat. Perawat adalah tenaga medis yang paling sering berinteraksi dan mengetahui secara pasti kondisi pasien perlu ditingkatkan kualitasnya. Program S1 Ilmu Keperawatan (S1 Keperawatan) merupakan program pemerintah dalam hal ini Depertemen Pendidikan Nasional untuk meningkatkan kualitas perawat sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara professional (Professional Nursing). Mahasiswa yang masuk jenjang pendidikan SI Keperawatan pada mulanya termotivasi karena ingin menjadi seorang perawat. Keinginan yang besar untuk menjadi perawat tersebut menjadikan mereka mampu untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga memiliki IPK yang memuaskan. Namun perkembangan dewasa ini sangatlah berbeda, mereka yang memasuki pendidikan SI Keperawatan tidak lagi didasari atas adanya motivasi atau panggilan jiwa untuk menjadi perawat, akan tetapi lebih banyak berorientasi karena ingin secepatnya mendapatkan suatu pekerjaan atau karena dorongan orang tua (2). Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi

yang dimanifestasikan dengan adanya konsentrasi dalam menghadapi materi perkuliahan akan menghasilkan prestasi yang memuaskan (3). Motivasi memegang peranan yang penting dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dengan adanya motivasi diharapkan prestasi belajar mahasiswa juga meningkat (14). Berdasarkan penelitian sebelumnya Subhan (2003) yang meneliti masalah motivasi belajar dengan prestasi belajar didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi mahasiswa (3). Sedangkan hubungan motivasi untuk menjadi perawat dengan prestasi mahasiswa keperawatan PSIK UNLAM selama ini belum pernah diteliti. Berdasarkan data dokumentasi dari bagian administrasi akademik Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNLAM pada Bulan Maret 2013, nilai IPK rata rata mahasiswa angkatan 2010 adalah 2, 91, sedangkan jumlah mahasiswa dengan IPK dibawah rata-rata sebanyak 22 mahasiswa dari total 45 mahasiswa. Nilai rata-rata IPK mahasiwa angkatan 2011 adalah 2, 85, sedangkan jumlah mahasiswa angkatan 2011 dengan IPK dibawah rata-rata adalah 16 mahasiswa dari total 34 mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM pada Bulan Maret 2013 sebagian besar mahasiswa mengaku bahwa mereka masuk PSIK karena dorongan orang tua, dan masuk PSIK sebagi pilihan ke dua. Peneliti akan menggunakan angkatan 2011 sebagai responden penelitian dengan pertimbangan bahwa IPK rata rata mahasiswa angkatan 2011 dibawah rata-rata IPK mahasiswa angkatan 2010 dan berdasarkan hasil wawancara mahasiswa angkatan 2011 lebih menunjukkan jika mereka masuk PSIK bukan atas keinginan sendiri akan tetapi karena dorongan orang tua dan masuk PSIK sebagai pilihan kedua. Kurangnya motivasi merupakan salah satu penghambat untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan (1). Sehingga untuk menunjang keberhasilan prestasi belajar peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. 1.2 Perumusan Masalah Apakah ada hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. 1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. b. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi tingkat motivasi menjadi perawat Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. 2. Mengidentifikasi tingkat prestasi belajar Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. 3. Menganalisa hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.