Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Tahapan Penelitian Persiapan

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

STUDI PENYEBARAN MAKROZOOBENTHOS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI TELUK JAKARTA WAHYUNINGSIH

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI DANAU LIDO, BOGOR, JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

3. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan pengambilan sampel di Pulau Pramuka

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

III. MATERI DAN METODE

Gambar 3. Skema akuarium dengan sistem kanal (a) akuarium berkanal (b) akuarium tanpa sekat

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

DI DWERAN INTERTlDAk PBNTAI KAMAL

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI DAN LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN MANGROVE API-API

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

BAB 2 BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air -

3. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

3. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN KRONJO, KABUPATEN TANGERANG BANTEN DEDY FRIYANTO

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

3. METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

GEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. Pengambilan sedimen. Sedimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di hutan mangrove pesisir Desa Durian dan Desa Batu

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tangga 24 Agustus 5 Oktober 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

ANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

KEPADATAN DAN BIOMASSA LAMUN Thalassia hemprichii PADA BERBAGAI RASIO C:N:P SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

STUDI EKOLOGI KISTA DINOFLAGELLATA SPESIES PENYEBAB HAB (Harmful Algal Bloom) DI SEDIMEN PADA PERAIRAN TELUK JAKARTA. Oleh; Galih Kurniawan C

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Transkripsi:

3. METODOLOGI 3.1. Rancangan penelitian Penelitian yang dilakukan berupa percobaan lapangan dan laboratorium yang dirancang sesuai tujuan penelitian, yaitu mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos yang ada di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Penyajian hasil penelitian disajikan secara deskriptif. 3.2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Mei 2009 sampai Juli 2009. Proses identifikasi organisme serta analisis parameter fisika-kimia perairan dilaksanakan di Laboratorium Fisika-Kimia Perairan dan Laboratorium Biologi Mikro I, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Analisis tekstur sedimen dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Stasiun pengamatan terbagi menjadi empat stasiun. Lokasi Danau Lido dan stasiun pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, dan Lampiran 1. Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

13 1 2 3 4 Gambar 3. Danau Lido dan lokasi stasiun pengamatan. Stasiun 1 mewakili daerah Karamba Jaring Apung (KJA) dan saluran air keluar (outlet), stasiun 2 mewakili daerah tengah danau, stasiun 3 mewakili daerah non KJA, dan stasiun 4 mewakili saluran air masuk (inlet). 3.3. Variabel dan atau parameter serta pengukurannya Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah makrozoobenthos, kualitas air, dan tekstur sedimen. Teknik pengambilan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengambilan langsung contoh makrozoobenthos, kualitas air, dan tekstur sedimen beserta analisisnya selama penelitian berlangsung. Data sekunder berupa studi literatur yang menunjang datadata penelitian. 3.4. Metode pengumpulan data 3.4.1. Pengambilan contoh makrozoobenthos Pengambilan contoh makrozoobenthos dilakukan dengan menggunakan Peterson Grab (luas bukaan 13 cm x 26 cm) sebanyak tiga kali ulangan di tiap stasiun. Penelitian dilakukan selama empat kali pengamatan dengan selang waktu

14 dua minggu. Contoh makrozoobenthos yang telah diambil kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu diawetkan dengan mengunakan formalin 10%. Penanganan contoh makrozoobenthos secara umum dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu penyaringan, penyortiran, dan identifikasi. Proses penyaringan makrozoobenthos dilakukan di danau dengan menggunakan saringan halus. Sampel diletakkan di dalam wadah dan dilakukan penyaringan menggunakan saringan dengan mesh size 0,5 mm 2 sampai makrozoobenthos dan serasah bersih dari substrat. Setelah itu, sampel diawetkan dengan formalin 10% dan diberi larutan pewarna rose bengal untuk membedakan antara makrozoobenthos dengan serasah. Tahapan penyortiran dilakukan di laboratorium dimana makrozoobenthos dipisahkan dari serasah-serasah hasil penyaringan dengan menggunakan pinset dan baki sebagai wadah penampung hasil saringan. Makrozoobenthos hasil penyortiran disimpan dalam botol sampel untuk selanjutnya diidentifikasi. Proses identifikasi dilakukan di laboratorium dengan menggunakan buku identifikasi dan alat bantu mikroskop stereo. Setiap organisme yang ditemukan dihitung jumlahnya untuk setiap ulangan. 3.4.2. Analisis tekstur substrat Sebanyak 50 gr contoh substrat basah diambil, kemudian dikeringkan pada oven bersuhu 105 0 C selama 5-7 jam, kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot total. Contoh substrat basah diambil lagi sebanyak 50 gr, kemudian dipisahkan menurut bagian-bagian terkecil berdasarkan pada ukuran butiran. Pemisahan butiran dilakukan dengan menyaring contoh substrat dengan menggunakan saringan bertingkat 3. Setelah itu, masing-masing diberikan persentase berdasarkan berat total. Untuk menentukan tipe substratnya digunakan segitiga Millar. Melalui analisis dengan menggunakan segitiga Millar ini dapat diketahui tipe substrat berdasarkan persentase pasir, debu, dan liat (Millar dan Turk 1951). 3.4.3. Pengambilan contoh parameter kualitas air Pengambilan contoh air dilakukan sebanyak tiga ulangan di tiap stasiun pengamatan. Penelitian dilakukan selama empat kali pengamatan dengan selang waktu dua minggu. Contoh air diambil dengan menggunakan Van Dorn Water Sampler di dekat dasar perairan. Parameter lingkungan yang dianalisis meliputi

15 suhu, kekeruhan, kedalaman, TSS, TDS, ph, DO, BOD, dan COD. Parameter kualitas air ini dianalisis di Laboratorium Fisika-Kimia Perairan, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pengukuran parameter kualitas perairan di Danau Lido dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pengukuran parameter kualitas air Parameter Satuan Metode Lokasi Sumber Fisika Suhu 0 C - In situ Kekeruhan NTU - Lab TSS mg/l Gravimetrik Lab TDS mg/l Gravimetrik Lab Kimia ph mg/l - In situ DO mg/l Winkler In situ BOD mg/l Winkler In situ dan Lab COD mg/l Potassium Dichromate Lab APHA (1995) 3.5. Analisis Data 3.5.1. Komposisi Jenis Makrozoobenthos Komposisi jenis makrozoobenthos pada suatu lingkungan perairan cenderung menunjukkan kekayaan jenis makrozoobenthos pada perairan tersebut. Komposisi jenis tiap stasiun dinyatakan dalam persentase sebagai perbandingan antara jumlah individu masing-masing jenis makrozoobenthos yang dijumpai pada masing-masing stasiun 3.5.2. Kepadatan Makrozoobenthos Kepadatan makrozoobenthos didefinisikan sebagai jumlah individu makrozoobenthos per satuan luas (m 2 ). Contoh makrozoobenthos yang telah diidentifikasi dihitung kepadatannya dengan menggunakan rumus (Brower dan Zar 1992) :

16 Keterangan: K = Kepadatan makrozoobenthos (individu/m 2 ) a = Jumlah makrozoobenthos yang ditemukan (individu) b = Luas bukaan Peterson Grab (13 cm x 26 cm) 10000 = Konversi dari cm 2 ke m 2 3.5.3. Analisis kandungan C-organik sedimen Penentuan persentase C-organik yang dilakukan mengacu pada Sudjadi (1971), dimana tahap-tahapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Analisis ini dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. 3.5.4. Analisis tipe substrat Tipe substrat dianalisis berdasarkan perbandingan pasir, liat dan debu. Pembagian kelompok tipe substrat dapat dilihat menggunakan panduan Segitiga Millar seperti pada Gambar 3. Gambar 4. Tipe substrat berdasarkan perbandingan pasir, liat dan debu (Millar dan Turk 1951). Langkah-langkah penentuan tipe substrat: 1. Menentukan komposisi dari masing-masing fraksi substrat. Misalnya, fraksi pasir 45%, debu 30% dan liat 25%. 2. Menarik garis lurus pada sisi persentase pasir dititik 40% sejajar dengan sisi persentase debu, tarik garis lurus pada sisi persentase debu di titik 30% sejajar dengan sisi persentase liat, dan tarik garis lurus pada sisi persentase liat 25% sejajar dengan sisi persentase pasir.

17 3. Hasil perpotongan ketiga titik tersebut menentukan tekstur substrat tersebut pada tekstur lempung liat. 3.5.5. Analisis komponen utama (Principal Component Analysis, PCA) Analisis komponen utama dapat memberikan suatu gambaran yang lebih mudah dibaca atau diinterpretasikan pada struktur data dengan hanya menarik informasi penting. Analisis komponen utama memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama penggunaan analisis komponen utama di antaranya adalah: 1. Mempelajari suatu matriks data dari sudut pandang kemiripan antar individu atau hubungan antar variabel. 2. Mengekstraksi informasi penting yang terdapat dalam suatu tabel atau matriks data yang benar. 3. Menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan interpretasi. Bentuk data yang umumnya dianalisis dengan menggunakan Analisis Komponen Utama adalah matriks yang terdiri dari n individu (baris) dan p variabel (kolom) (Bengen 2000). 3.5.6. Indeks Similaritas Analisis similaritas antar stasiun dari kepadatan dan komposisi makrozoobenthos yang ditemukan antar pengamatan dilakukan dengan menggunakan software Minitab 15 dan disajikan dalam bentuk dendrogram. Analisis kelompok atau klasifikasi (automatic cluster analysis) dimaksimalkan untuk mengelompokkan unit-unit statistik ke dalam kelompok yang homogen dari sejumlah variabel atau karakter (Bengen 2000). Kesamaan antar stasiun dilihat berdasarkan jarak Euclidean. Rumus jarak Euclidean yaitu: d (i,j) = Keterangan: d(i,j) = Jarak Euclidean antara pengamatan i dan j Xij = Kepadatan kelas makrozoobenthos ke-i untuk sampling ke-j Xkj = Kepadatan kelas makrozoobenthos ke-j untuk sampling ke-k