BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

Transkripsi:

38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan the post test only control group design. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (Completely randomized design) dan rancangan acak sederhana. (+) 0 1 S R X 1 X 2 X 3 0 2 0 3 0 4 X 4 0 5 Gambar 6. Desain penelitian the post test only control group design. 63,64

39 Keterangan: S R : Sample : Randomisasi (+) : Kelompok hewan coba kontrol positif tanpa pemberian MC X 1 X 2 X 3 X 4 : Kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 10mg/dL : Kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 20mg/dL : Kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 40mg/dL : Kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 80mg/dL O 1 : Hasil pengamatan kelompok hewan coba kontrol positif tanpa pemberian MC O 2 : Hasil pengamatan kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 10mg/dL O 3 : Hasil pengamatan kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 20mg/dL O 4 : Hasil pengamatan kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 40mg/dL O 5 : Hasil pengamatan kelompok hewan coba dengan pemberian MC sebanyak 80mg/dL

40 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian : 1. Pemeliharaan dan intervensi terhadap hewan coba dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT-UGM) Bidang Layanan Penelitian dan Pengembangan Hewan Percobaan. Pemeliharaan semenjak masa seleksi sampai perlakuan berlangsung dalam waktu 48 hari 2. Pemeriksaan mikroalbuminuria dilakukan di Laboratorium GAKI Fakultas Kedokteran Uniersitas Diponegoro. 3. Ekspresi VEGF secara imunohistokimia dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RS dr. Sardjito UGM Yogyakarta. 4. Penelitian telah dilakukan bulan Nopember 2010 Maret 2011. 4.3. Populasi dan sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Populasi penelitian adalah tikus strain Sprague Dawley, jenis kelamin jantan, berat badan 150-250 gram. Tikus ini merupakan jenis tikus inbreed diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian terpadu (LPPT UGM) bidang layanan pra klinik dan pengembangan hewan percobaan.

41 4.3.2. Sampel Penelitian Tikus dibagi secara random dalam 5 kelompok yaitu : Tikus yang digunakan pada masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 6 ekor, sehingga jumlah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor. Kelompok 1 : kelompok kontrol (+) kelompok tikus dengan induksi STZ tanpa pemberian MC. Kelompok 2 s/d 5 : kelompok tikus yang diinduksi STZ dan diberi dosis bervariasi ekstrak Morinda citrifolia L. Dengan menggunakan tehnik pencuplikan (simple random sampling) dicuplik sebanyak 6 ekor. Penetapan perlakuan terhadap sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan table random. 4.4. Kriteria sampel Kriteria inklusi: Umur 12 16 minggu Jenis kelamin jantan Berat badan : 150 250 gr Kondisi sehat dan tidak ada kelainan anatomik Kadar glukosa darah normal (80 120mg/dl)

42 Kriteria eksklusi : Tikus mengalami diare selama penelitian, aktivitas terlihat abnormal Kadar glukosa darah tikus tidak normal Tikus gagal menjadi tikus DN setelah diinduksi STZ. Tikus mati selama perlakuan 4.5. Variabel Penelitian 4.5.1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak mengkudu ( Morinda citrifolia L.) 4.5.2. Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah mikroalbuminuria. 4.5.3. Variabel perantara Variabel perantara dalam penelitian ini adalah ekspresi VEGF.

43 4.6. Definisi Operasional NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA UKUR SATUAN SKALA 1 Pemberian mengkudu Mengkudu diberikan dalam bentuk ekstrak mengkudu dengan volume 10 mg/dl, 20 mg/dl, 40 mg/dl, dan 80 mg/dl yang diberikan secara sonde Penentuan dosis mengkudu untuk tikus berpedoman dosis yang biasa dikonsumsi manusia dan telah disesuaikan dengan penelitian pendahuluan. mg/dl Nominal 2 Mikroalbuminuria (MAU) Kadar ekskresi albumin dalam urin antara 30-300 mg/24 jam atau 20-200 µg/menit pada tikus DM Perubahan pada penelitian dengan ELISA MAU akhir diukur metode mg/dl Nominal 3 Ekspresi VEGF mesangial ginjal Gambaran VEGF pada sel mesangial ginjal tikus DN yang diperoleh dengan pengecatan imunohistokimia Ekspresi VEGF pada akhir penelitian dengan pembacaan skoring preparat imunohistokimia dengan metode indeks sklerosis skoring Nominal

44 4.7. Alur Penelitian 30 ekor tikus Sprague Dawley jantan Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi 6 ekor tikus (+) 6 ekor tikus X 1 6 ekor tikus X 2 6 ekor tikus X 3 6 ekor tikus X 4 Induksi STZ 40mg/kg BB selama 8 minggu Kelompok kontrol (+) Kelompok MC 10mg/dL (X1) Kelompok MC 20 mg/dl (X2) Kelompok MC 40mg/dL (X3) Kelompok MC 80mg/dL (X4) 2 minggu Kadar mikroalbuminuria, ekspresi VEGF ginjal ANALISIS DATA Gambar 7. Bagan alur penelitian

45 4.8. Alat dan Bahan 1) Pemeliharaan dan pemberian perlakuan adalah kandang metabolik; kandang individual hewan dan sonde lambung. 2) Pemeriksaan kadar gula darah, MAU, VEGF adalah spektrofotometer, sentrifuge, hooter, cooler, tabung reaksi, pipet Ependorf dan pipet hematokrit. 3) Streptozotocin cat.#572201 dari Calbiochem R. 4) Bahan: serum darah tikus percobaan di ukur diawal penelitian sebelum pemberian mengkudu untuk menentukan keberhasilan STZ dalam peningkatan kadar gula darah dan mikroalbuminuria. 5) Pakan standar rodentia PAR_G BR II diperoleh dari LPPT UGM bidang layanan penelitian pra klinik dan pengembangan hewan percobaan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, terdiri dari: jagung, bungkil kedelai, wheat pollard, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung daging, tepung beras, tapioka, minyak kelapa, dan minyak ikan premix. 6) Reagen kit : gula darah, mikroalbuminuria, VEGF. 7) Reagen imunohistokimia: Pengecatan jaringan sel ginjal.

46 4.9. Prosedur Perlakuan: 4.9.1. Pemeliharaan hewan tikus percobaan : Pemeliharaan tikus percobaan dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian terpadu (LPPT UGM) dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Tikus dipelihara dalam ruangan yang berventilasi cukup, dikandangkan secara individual dalam kandang metabolik. 2. Suhu ruangan berkisar 28 32 0 C. 3. Makanan dan minuman diberikan ad libitum dalam bentuk pellet dan pakan tikus. 4. Kesehatan tikus, setiap hari dilakukan pembersihan kandang. 5. Penerangan diatur dengan siklus 12 jam terang dan 12 jam gelap (siklus terang dimulai jam 06.00 pagi s/d 18.00 petang.) 4.9.2. Perlakuan pemberian Streptozotocin (STZ) : Tikus menjadi hiperglikemia, diperlakukan: 1. Berat badan tikus Sprague Dawley jantan ditimbang. 2. Tikus yang terpilih dilakukan aklimatisasi untuk penyesuaian iklim dan keadaan lingkungan barunya. 3. Hewan dipuasakan 10 12 jam, diperiksa kadar gula darah. 4. Tikus dikelompokkan, diinduksi STZ 40 mg/kg BB dilarutkan dalam 10 mm sodium sitrat, ph 4,5; dengan cat.#572201 dari Calbiochem R.

47 5. Lakukan randomisasi dan dikelompokkan sesuai dengan perlakuan dan dilakukan uji kadar gula darah, MAU dan VEGF. 6. Tikus menjadi nefropati diabetes setelah minggu ke 8. 7. Tikus dipelihara sampai minggu ke 10 dan diperiksa (post test only) kadar gula darah, MAU dan ekspresi VEGF ginjal secara imunohistokimia. 4.9.3. Prosedur pemberian pakan Tiga puluh ekor tikus diadaptasikan terdahulu selama 1 minggu diberi makan standar PAR_G BR II dan air ad libitum. Selanjutnya di induksi STZ, kemudian diukur kadar glukosa darah hingga ditemukan tikus hiperglikemia dan mikroalbuminuria. Tikus dibagi secara acak menjadi 5 kelompok: 1 kelompok kontrol positif diberikan STZ dan 4 kelompok perlakuan STZ diberi ekstrak mengkudu dengan berbagai dosis antara lain: 10mg/dL; 20mg/dL; 40mg/dL; 80mg/dL 4.10. Tehnik Pengumpulan Data Tiga puluh tikus jantan galur Sprague Dawley umur 12 minggu, berat badan 150-250gram, dilakukan randomisasi, diaklitimasi di laboratorium dengan dikandangkan secara individual dan diadaptasikan dengan diberi pakan standar PAR-G BR II cara ad libitum, kemudian diinduksi STZ 40mg/kg STZ dalam 0,1 N Citrat buffer sampai ph 4,3. (22) dan dibiarkan terjadi hiperglikemia dan mikroalbuminuria (kelompok kontrol DN).

48 Tikus dibagi secara acak menjadi 5 kelompok, terdiri dari 1 kelompok kontrol positif dan 4 kelompok perlakuan yang terdiri subkelompok, tikus diberi pakan TLKT dan diberi Morinda citrifolia, L selama 2 minggu, ambil sampel darah tikus melalui plexus retroorbitalis sebanyak 2 ml. Untuk menentukan ekspresi ginjal secara imunohistokimia, sel ginjal tikus disacrified, ginjal diproses. 4.11. Pengolahan dan Analisis Data Data hasil penelitian yaitu kadar mikroalbuminuria, ekspresi VEGF ginjal setelah terkumpul dilakukan cleaning, coding dan tabulasi selanjutnya di entry ke dalam komputer. a.analisis deskriptif Analisis dilakukan secara univariat dengan menghitung nilai mean, median, dan simpang baku terhadap kadar gula darah, mikroalbuminuria, ekspresi VEGF ginjal/perbaikan yang selanjutnya disajikan dalam tabel grafik boxplot. b. Analisis analitik Analisis data meliputi analisis deskriptif yaitu nilai rerata, standar deviasi (SD), dan grafik. Analisis analitik menggunakan uji beda. Data dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-wilk test. Data tidak normal dilakukan transformasi data, kemudian dilakukan uji beda one way anova dan Kruskal-Wallis. Perbedaan antara mikroalbuminuria, ekspresi VEGF sesudah

49 pemberian Morinda citrifolia diukur dengan menggunakan t-paired test. Uji perbedaan kadar mikroalbuminuria, ekspresi VEGF ginjal diuji dengan uji Mann-Whitney. Korelasi mikroalbuminuria dan ekspresi VEGF diuji dengan korelasi Spearman. Seluruh analisis dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas pengolah dan penyaji program statistical product and service solution (SPSS) for windows release yang ada di fakultas kedokteran UNDIP. 4.12. Etika Penelitian Ethical clearance diajukan melalui Komite Etik Penelitian Kedokteran Universitas Diponegoro di Semarang untuk memperoleh ijin menggunakan hewan coba sebelum penelitian dimulai. Penelitian ini merupakan penelitian dengan ketua tim penelitian dr. Indranila KS, Sp.PK (K) yang meneliti tentang pengaruh pemberian Morinda citrifolia terhadap fungsi ginjal nefropati diabetes pada tikus Sprague dawley yang diinduksi STZ dengan kajian VEGF, TGF-, NO, dan ekspansi mesangial. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pemberian Morinda citrifolia dapat memperbaiki ginjal tikus Diabetes Nefropati.